Dia meninggalkan kemewahan demi untuk hidup sederhana. bekerja sebagai pengantar makanan di restoran miliknya sendiri.
Dan dia juga menyembunyikan identitasnya sebagai anak dan cucu orang terkaya nomor 1 di negara ini.
Dia adalah Aleta Quenbi Elvina seorang gadis genius multitalenta.
"Ngapain kamu ngikutin aku terus?" tanya Aleta.
"Karena aku suka kamu," jawab Ars to the point.
Penasaran dengan kisah mereka? baca yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 5
Aleta mendongak menatap wajah tampan ayahnya. Lalu berpindah memeluk sang bunda.
"Ayah tidak melarang kamu untuk hidup bebas di luar sana. Tapi sekarang ayah akan terapkan buat kamu, kalau kamu tidak pulang seminggu sekali maka ayah tidak izinkan kamu tinggal diluar lagi," tegas Ram. Meskipun perkataannya lembut tapi terdengar sangat tegas. Sehingga kedua anaknya segan dengan sang ayah.
"Bunda," rengek Aleta.
"Apa yang dikatakan ayah benar sayang, jadi patuhi lah," ucap Cahaya dengan lembut sambil mengelus rambut panjang Aleta.
"Baiklah, Ale akan pulang seminggu sekali," jawabnya kemudian.
"Ale mau kekamar Al dulu, ada perlu yang ingin dibicarakan," kata Aleta. Kemudian ia pergi meninggalkan pasangan suami istri itu didalam kamarnya.
"Yuk sayang, kita kekamar saja," ajak Ram.
"Aku mau menyiapkan makan malam, tadi sudah selesai memasak tetapi Mommy dan Daddy tidak mau makan malam disini, katanya ingin makan diluar," jawab Cahaya.
"Ya sudah, habis makan malam kita ...." Ram tidak melanjutkan kata-katanya hanya kode saja, itupun sudah membuat Cahaya mengerti.
Braak... pintu kamar Aldebaran dibuka dengan kasar, masuklah si pembuat onar, siapa lagi kalau bukan Aleta yang bar bar.
Terlihat Aldebaran baru selesai mandi, beruntung ia sudah mengenakan pakaian lengkap. Tapi rambutnya masih basah dan handuk kecil masih menempel diatas kepalanya.
"Dek, kalau masuk ketuk pintu dulu. Biar bagaimanapun ini kamar cowok dan kita bukan anak kecil lagi," tegur Aldebaran. Tapi yang ditegur malah cuek-cuek saja.
"Aku mau ngomong," katanya.
"Ngomong aja kenapa sih? Biasanya juga to the point," tanya Aldebaran.
"Kamu tau perusahaan Ars company?" tanya Aleta.
"Tau, kenapa? Naksir sama pemiliknya? Tampan loh," tanya Aldebaran.
"Nama itu rasanya tidak asing bagiku," jawab Aleta.
"Kamu lupa atau pura-pura lupa?" tanya Aldebaran.
"Maksudmu?" tanya Aleta balik.
Ars itu, atau lebih tepatnya Arshaka pemilik perusahaan itu orang yang sama yang kita tolong 12 tahun lalu," jawab Aldebaran.
"Oh my God, pantas saja sewaktu aku mengantar makanan merasa sangat familiar dengan nama itu," kata Aleta.
"Hah," Aldebaran menghela nafas.
"Memang kamu tidak tahu?" tanya Aldebaran.
"Aku tidak pernah mencari tahu tentang dia, dan aku tidak pernah menyangka kalau dia bisa sukses sekarang," jawab Aleta.
"Dia ada bekerjasama dengan perusahaan ku, bahkan dengan perusahaan lain keluarga Henderson juga," kata Aldebaran.
"Kamu tau, dek? Dia itu incaran para wanita, tapi dia tidak pernah pacaran sama sekali dan selalu menolak setiap wanita yang ingin dekat dengannya," ucap Aldebaran panjang lebar.
"Kok bisa?" tanya Aleta.
"Katanya dia sedang mencari seseorang, tapi datanya tidak bisa ditembus," jawab Aldebaran.
"Kok kamu bisa tau?" tanya Aleta.
"Asisten pribadinya cerita, karena dia seorang yang pendiam," jawab Aldebaran.
"Masa sih, pertemuan bisnis membicarakan hal pribadi," kata Aleta.
"Setelah urusan bisnis selesai, kita kadang ngobrol," jawab Aldebaran.
"Hahaha, gak salah? Abangku yang dingin ini bisa ngobrol?" tanya Aleta.
"Sudah keluar sana," usir Aldebaran.
Aleta pun segera keluar sebelum Abangnya mengamuk. Aleta turun kebawah dan menuju dapur.
"Bunda masak apa?" tanyanya.
"Masak ayam penyet kesukaanmu," jawab Cahaya.
"Aku mau makan, lapar," kata Aleta kemudian.
"Tunggu ayah dan Abangmu dulu," kata Cahaya.
Tidak berapa lama Ram dengan Aldebaran pun datang, keduanya langsung duduk dikursi meja makan.
Mereka makan berempat, biasanya cuma makan berdua kalau Aldebaran sibuk dan sering pulang larut.
Setelah selesai makan, mereka mengobrol sebentar diruang keluarga. Biasanya pasangan suami istri itu langsung masuk kedalam kamar. Tapi kali ini ada Aleta dan Aldebaran juga tidak sibuk hari ini.
"Ingat kata ayah! Kalau tidak patuh ayah tidak akan izinkan kamu," ancam Ram lagi.
"Baik ayah," jawab Aleta.
Pukul 9 malam mereka semua masuk kedalam kamar masing-masing. Aleta membaringkan tubuhnya diatas ranjang, tidak lama ponselnya pun berdering.
"Halo!" jawab Aleta tanpa melihat nama pemanggil nya.
"Ale...!" Terdengar suara teriakan memanggil namanya. Aleta segera menjauhkan ponselnya.
"Woy kira-kira dong. Jangan berteriak ditelinga orang," ucap Aleta.
"Maaf, aku saking senangnya," ucap suara dari seberang telepon.
Ya yang menelpon adalah Qirani, saat ini mereka sedang berada di luar negeri. mereka satu keluarga liburan ke negara kincir angin.
"Kamu ada dimana?" tanya Qirani.
"Dirumah," jawab Aleta.
"Iya, rumah yang mana, rumah ayah atau rumahmu?" tanyanya lagi.
"Rumah ayah, tadi dijemput Al di restoran," jawab Aleta.
"Kami lagi liburan loh, satu keluarga," kata Qirani.
"Ale...!" Quenni berteriak memanggil Aleta.
"Telinga ku sakit tau gak?" tanya Aleta.
"Maaf, maaf. Aku terlalu senang," jawab Quenni.
"Kapan kalian pulang?" tanya Aleta.
"Seminggu lagi," jawab keduanya serentak.
"Sudah dulu ya, aku mau tidur," kata Aleta.
"Oke, bye, bye," kata keduanya serentak.
Aleta menghela nafas, entah kenapa setelah ia besar lebih suka menjalani hidup sederhana. Meskipun uangnya berlimpah, jarang sekali ia gunakan untuk berbelanja barang-barang mewah. Yang ada uangnya itu ia gunakan untuk membantu orang yang dalam kesusahan.
Aleta pun akhirnya tertidur, jujur ia merasa sangat lelah hari ini. Aldebaran membuka sedikit pintu kamar Aleta. Dilihatnya sang adik sudah tertidur, iapun mengurungkan niatnya untuk masuk kedalam kamar sang adik.
Pagi hari...
Aleta diantar kembali ke restoran oleh Aldebaran. Setelah selesai sarapan tentunya. Sang bunda sebenarnya masih ingin bersama sang putri, tapi Aleta harus bekerja. Cahaya juga tidak bisa melarang keinginan anaknya itu. Selama masih dijalan yang benar.
"Aku langsung ke kantor ya," kata Aldebaran setelah Aleta keluar dari mobil. Hal itu dilihat oleh Ars yang ternyata sudah lebih dulu datang ke restoran tersebut.
Semalaman Ars berpikir dan menetapkan hatinya untuk mengejar gadis pengantar makanan. Ars bertekad, selama janur kuning belum terpasang didepan rumah selama itu pula ia akan berjuang.
Aldebaran tidak melihat Ars yang sedang berada didalam mobil memperhatikan Aleta yang keluar dari mobil Aldebaran. Setelah Aldebaran pergi barulah Ars keluar dari mobil.
"Hei...!" panggil Ars.
Aleta menoleh, matanya menelisik kesegala arah kalau-kalau bukan dia yang dipanggil. Merasa tidak ada orang lain Aleta pun bertanya.
"Kamu memanggilku?" tanya Aleta.
"Ya!" jawab Ars singkat.
"Ada apa ya?" tanya Aleta.
"Mmm, itu ... Anu, itu," ucap Ars gugup. Entah kenapa jantungnya tiba-tiba berdetak lebih cepat saat berhadapan langsung dengan Aleta.
"Aku ingin pesan makanan untuk nanti siang, aku ingin kamu yang antar," ucap Ars kemudian.
"Oke, ada lagi?" tanya Aleta. Ars menggeleng.
"Tidak ada," jawabnya.
Aleta pun masuk kedalam restoran. Dan diikuti oleh Ars. Aleta yang menyadari kalau ia diikuti pun menghentikan langkahnya.
"Mengapa kamu mengikutiku?" tanya Aleta.
"Aku suka kamu," jawab Ars to the point.
Aleta menghentikan langkahnya dan menatap wajah Ars secara intens.
.
.
.
ada aja tingkahnya 🤣🤣
ini kedua x nya aq kesini, saking sukanya dg karakter Aleta dan Ars /Grin//Grin/
suksess y thor...