Rangga adalah seorang pemuda yang mendapatkan warisan sepasang mata sakti. mata sakti mampu menembus benda apapun, juga memberikan kemampuan medis dan ilmu beladiri.
Namun untuk mendapatkan mata sakti itu, Rangga menjadi bisu selama 5 tahun. tanpa di duga dia menikahi seorang wanita yang sangat cantik. Namun istrinya tidak mencintainya sama sekali.
Namun dirinya selalu di rendahkan oleh keluarga istrinya karena bisu dan tidak berguna.
Setelah 5 tahun berlalu, Rangga akan menggunakan mata saktinya untuk merubah takdirnya dan mendapatkan hati istrinya.
Bagaimana kelanjutannya bisa di baca di novel ini ya !!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 19 AKU AKAN MENJAGAMU
Bastian memandang Miranda dan mulai berkata kepadanya.
"Nona, ayah anda ini telah berhutang kepada ku 3 milyar, jadi bagaimana menurutmu?" ujar Bastian bertanya kepada Miranda.
"Tuan Bastian, aku telah membawa uangnya, bisakah anda lepaskan ayahku?" jawab Miranda.
"Hehe... tidak perlu terburu-buru," ujar Bastian.
"Tadi dia berhutang 3 milyar, tapi itu hanyalah pokoknya saja, aku meminjamkan uang juga tidak semudah itu," sambung Bastian.
"Maksudnya bagaimana?" tanya Miranda.
"Nona Miranda bisa membawa pergi ayah nona, jika membayar bunganya 3 milyar, jadi nona harus memberikan uang senilai 6 milyar," jawab Bastian.
"Apa?" sontak saja Miranda terkejut mendengarnya.
"Ini benar-benar tidak masuk akal, jika memang bunga, juga tidak sebesar itu," ujar Miranda.
"Terserah nona mau membayarnya atau tidak, atau nona ingin kehilangan ayah anda," sambung Bastian.
"Tuan Bastian, bukankah sebelumnya anda mengatakan bahwa pinjaman ku tidak berbunga," ujar Joni yang juga terkejut.
"Lalu kenapa sekarang anda meminta bunga, jika tahu demikian, aku tidak akan meminjam," sambung Joni.
"Diam!" balas Bastian membentak Joni.
"Tidak ada hakmu untuk bicara, aku tidak segan-segan untuk menghajar mu lagi," sambung Bastian.
Seketika Joni juga langsung diam karena takut kepada Bastian. Joni kembali khawatir, uang 6 milyar adalah uang yang besar, entah Miranda mempunyai uang sebanyak itu atau tidak.
Sementara itu Miranda tampak diam saja dan bingung harus bagaimana. 3 milyar dari perusahaan adalah perputaran modal pembuatan kosmetik di perusahaannya. Sebelumnya uang yang di berikan oleh Rangga di gunakan untuk membayar semua hutang perusahaan di bank.
Perusahaannya baru saja stabil, jika dia kembali menggunakan uang perusahaan 3 milyar, pasti perusahaannya kembali dalam kondisi sulit.
Joni adalah ayahnya, sedangkan di perusahaan nya ada banyak karyawan yang menggantungkan hidup di perusahaannya. Di tambah lagi tampaknya Bastian jelas sedang mempersulitnya.
"Bagaimana nona, apakah uangnya sudah ada?" tanya Bastian.
"Tuan Bastian, 6 milyar terlalu besar, bisakah anda menguranginya?" tanya balik Miranda.
"Haha... aku Bastian tidak mengenal istilah tawar menawar," jawab Bastian.
"Namun, aku bisa memberikan solusi lain untuk nona, jika nona setuju aku bisa menghilangkan bunga nya, atau jika aku puas nona juga tidak perlu membayar sepeserpun," sambung Bastian.
Mata Bastian terus menatap Miranda dengan mesum, namun Miranda tidak menyadari itu. Dari awal Bastian memang sudah menargetkan Miranda.
Sebelumnya Bastian mendengar bahwa Joni memiliki putri yang cantik. Namun Bastian tidak menyangka bahwa ternyata putrinya sangat cantik sekali. Hal itu yang membuat Bastian harus bisa tidur dengannya.
"Maksud tuan Bastian bagaimana?" tanya Miranda.
"Haha... gampang saja, aku juga langsung terus terang saja," jawab Bastian.
"Nona sangat cantik, cukup temani aku tidur malam ini, setelah pagi aku akan melepaskan ayah nona" sambung Bastian.
"Bagaimana?" tanya Bastian.
"Apa?" Miranda seketika kaget dengan perkataan Bastian ini.
"Tuan Bastian, aku tidak menyangka anda begitu tidak tahu malu," ujar Miranda dengan marah.
"Terima kasih atas pujiannya, sekarang terserah nona saja, jika tidak mau, maka aku tidak yakin ayah anda akan bertahan sampai besok," balas Bastian mengancam.
Miranda tampak diam saja tertunduk, tangannya mengepal keras. Rangga yang ada di sana juga mulai geram dengan Bastian. Rangga hendak melakukan sesuatu, namun terhenti karena Joni yang berteriak tiba-tiba.
"Tidak boleh," teriak Joni.
"Miranda, kamu pergilah, jangan pikirkan ayah," ujar Joni kepada Miranda.
Lebih baik Joni mati dari pada harus mengorbankan putrinya. Sebelumnya Joni begitu takut, tapi dia sebagai ayah tidak bisa membiarkan putrinya yang harus menanggung perbuatannya.
"Brengsek, aku menyuruhmu untuk diam," marah Bastian kepada Joni.
"Tapi kamu malah tidak menganggap ucapanku," sambung Bastian.
Bastian langsung berdiri dan menghampiri Joni lali mengayunkan kaki kanannya ke tubuh Joni melakukan tendangan dengan keras.
"Buk," Bastian menendang tubuh bagian perut Joni.
Tendangan itu cukup keras hingga membuat Joni langsung tersungkur ke lantai sambil memegangi perutnya. Seketika Joni juga langsung terdiam tergeletak memegangi perutnya yang sakit.
Bastian kembali mengangkat kaki kanannya dan hendak melakukan tendangan lagi ke tubuh Joni.
"Hentikan!" teriak Miranda.
Miranda tidak bisa membiarkan ayahnya di pukuli terus. Ayahnya sudah tidak muda lagi, bila terus di pukuli seperti itu, tentu akan sangat berbahaya dan dapat mengancam hidupnya.
"Kamu jangan sakiti ayahku lagi, aku akan pergi untuk mengambil uang dan akan segera kembali ke sini," ujar Miranda.
Miranda hendak ke perusahaannya untuk mengambil uang lagi. Masalah yang terjadi di perusahaan nya, Miranda akan memikirkan solusinya nanti, yang terpenting adalah menyelamatkan ayahnya terlebih dahulu.
Miranda mulai melangkah menuju ke pintu keluar, namun tiba-tiba bawahan Bastian langsung menutup pintunya.
"Tuan Bastian, apa maksudnya ini?" tanya Miranda.
"Haha... kali ini aku sudah berubah pikiran," jawab Bastian.
"Aku sudah tidak tertarik dengan uang, aku putuskan, kamu hanya bisa tidur denganku," sambung Bastian.
"Dasar bajingan, kamu benar-benar brengsek," Sontak saja Miranda tampak begitu marah.
"Aku suka wanita yang pemarah, pasti akan sangat menarik di atas ranjang," ujar Bastian sudah tidak sabar.
"Viktor, tangkap wanita itu, ingin jangan sampai melukai kulitnya yang halus," perintah Bastian kepada bawahannya yang bernama Viktor.
Viktor dengan tubuh besar menyeramkan dengan bekas luka sayatan di pipinya mulai mendekati Miranda. Miranda juga mulai tampak panik dan ketakutan.
"Siapapun yang berani menyentuhnya, aku akan membunuhnya," ujar Rangga dengan tiba-tiba.
Rangga segera berdiri di depan Miranda untuk melindunginya.
"Miranda, kamu jangan khawatir, ada aku di sini, tidak akan ada yang bisa menyentuh mu," ujar Rangga kepada Miranda.
Rangga mulai mengusap kepala Miranda dengan lembut. Miranda seketika juga merasa begitu aneh dengan perasaannya. Kata-kata Rangga ini entah mengapa membuat dirinya yang sebelumnya ketakutan kini menjadi begitu tenang dan seolah Rangga akan selalu menjaganya.
"Bocah, siapa kamu, beraninya kamu ikut campur?" tanya Bastian dengan marah.
"Aku adalah suaminya," jawab Rangga.
"Jika ada yang beraninya menyentuhnya sedikit saja, aku akan mematahkan tangannya," sambung Rangga.
Bastian juga pernah mendengar bahwa putri dari Joni sudah menikah dan suaminya adalah seorang menantu yang tidak berguna.
"Haha... jadi kamu menantu yang tidak berguna itu," Bastian tertawa.
"Jadi langsung saja, aku mau tidur dengan istrimu, kamu hanya punya dua pilihan," ujar Bastian.
"Pertama kamu berikan istrimu dan pergi dari sini, kedua kamu tinggal di sini dan melihat aku bermain dengannya, haha..." sambung Bastian tertawa begitu lepas.
"Karena kamu telah menghina istriku, kini aku juga marah, hanya ada dua sarat jika kamu masih mau hidup," balas Rangga.
"Pertama lepaskan mertuaku dan minta maaf kepada istriku, kedua kamu tidak bisa membayangkan apa yang akan aku lakukan kepadamu jika kamu menolak," sambung Rangga.
Seketika Bastian juga langsung menjadi sangat marah. Dia yang mengancam Rangga sebelumnya, kini Rangga justru mengancamnya balik. Sebelumnya tidak ada orang yang pernah menantangnya seperti ini.
"Brengsek, kali ini bukan hanya menginginkan istrimu, tapi aku juga menginginkan nyawamu," ujar Bastian.
"Viktor, bunuh bocah itu!" perintah Bastian kepada bawahannya yang bernama Viktor.
Segera Viktor yang bertubuh besar juga mulai berjalan ke arah Rangga dan bersiap untuk menyerangnya.
"Viktor adalah bawahan terkuat ku, dia bahkan mampu mengalahkan 10 orang sekaligus, aku harus cepat membunuh bocah ini dan bermain dengan istrinya," pikir Bastian.
Di gas ken
Mumpung lagi seru
Tetap Semangat
Bukannya rangga?