Update setiap hari jam 07:00
Aditiya Iskandar, seorang Menteri Pertahanan berusia 60 tahun, memiliki satu obsesi rahasia—game MMORPG di HP berjudul CLO. Selama enam bulan terakhir, ia mencuri waktu di sela-sela tugas kenegaraannya untuk bermain, bahkan sampai begadang demi event-item langka.
Namun, saat ia terbangun setelah membeli item di game, ia mendapati dirinya bukan lagi seorang pejabat tinggi, melainkan Nijar Nielson, seorang Bocil 13 tahun yang merupakan NPC pedagang toko kelontong di dunia game yang ia mainkan!
dalam tubuh boci
Bisakah Aditiya menemukan cara untuk kembali ke dunia nyata, atau harus menerima nasibnya sebagai penjual potion selamanya?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rodiat_Df, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ulang tahun yang berbeda
Makan Malam Misterius dan Kehebohan Jay
Di perjalanan pulang dari akademi, suasana sore di jalanan Kemiren terasa ramai dengan para siswa yang baru saja menyelesaikan pertandingan seleksi petarung. Nijar dan Reiner berjalan santai dengan pakaian yang sedikit berantakan setelah melewati beberapa pertandingan sengit.
Di samping mereka, Jay justru paling heboh sendiri, meskipun dia tidak ikut bertanding.
"Kalian lihat tadi?! Saat Reiner menjatuhkan lawannya hanya dengan satu serangan lurus?! Itu keren banget! Dan Nijar... astaga! Bagaimana kau bisa menahan serangan sebanyak itu?! Aku sampai gemetaran hanya melihatnya dari tribun!"
Jay melompat-lompat kegirangan sambil mengayunkan tangannya seperti sedang melakukan gerakan bertarung. Beberapa pejalan kaki menatapnya aneh, tetapi Jay sama sekali tidak peduli.
"Kalau saja aku ikut bertanding, mungkin aku bisa melakukan beberapa jurus rahasia! Hahaha!" katanya penuh percaya diri.
Reiner melirik Jay dengan tatapan malas.
"Jurus rahasia? Yang benar saja, Jay. Kau bahkan tidak bisa berdiri tegak setelah latihan."
Nijar tertawa kecil. "Lebih baik kau simpan energimu untuk makan malam nanti, Jay. Kakakku, Lizna, menyuruhku mengundang kalian untuk makan malam di rumahku."
Mata Jay langsung berbinar. "Makan malam?! Gratis?! Aku datang!"
Reiner menghela napas. "Tentu saja."
---
Sampai di Rumah Nijar
Saat mereka tiba di rumah Nijar, Lizna sudah menunggu di depan pintu dengan senyum lembut.
"Selamat datang. Terima kasih sudah mau datang." katanya ramah.
Jay, yang masih penuh semangat, langsung membungkuk berlebihan seperti seorang tamu kehormatan.
"Terima kasih sudah mengundang kami, Kakak Lizna! Aku sudah sangat lapar! Apakah makanannya sudah siap?!"
Lizna terkikik melihat tingkah Jay dan mengajak mereka masuk. Saat mereka berjalan ke ruang makan, mereka semua tiba-tiba terhenti.
Di meja makan sudah ada seseorang yang duduk dengan tenang, menikmati secangkir teh dengan elegan.
Sebastian Lucas.
Si murid misterius.
Anak dari saudagar kaya yang jarang berbicara dengan orang lain, selalu menyendiri, dan terkesan sangat sulit ditebak.
Jay langsung melompat mundur, hampir tersandung kursi. Wajahnya berubah drastis dari penuh semangat menjadi ketakutan.
"K-K-Kenapa dia ada di sini?!" bisiknya kepada Nijar.
Nijar mengangkat bahu. "Aku juga tidak tahu. Aku baru melihatnya di sini."
Reiner hanya mengangkat alis tanpa reaksi berlebihan. "Mungkin dia diundang oleh Lizna."
Sebastian tidak bereaksi terhadap kehebohan Jay. Dia hanya melirik mereka sekilas, lalu kembali menyeruput tehnya dengan santai.
Jay masih panik.
"Aku dengar orang-orang bilang dia itu misterius dan bisa membuat seseorang menghilang hanya dengan kata-katanya! Jangan menatap matanya terlalu lama!"
Reiner menepuk punggung Jay dengan ekspresi datar. "Kau terlalu banyak mendengar rumor bodoh, Jay."
Sementara itu, Lizna dengan tenang berkata, "Ayo duduk, kita mulai makannya."
Namun, sebelum mereka sempat duduk, Lizna tiba-tiba berkata sesuatu yang membuat Nijar membeku.
"Sebenarnya, aku mengundang kalian ke sini bukan hanya untuk makan malam biasa. Hari ini adalah hari ulang tahun Nijar."
Nijar tersentak. "...Apa?"
Jay langsung berseru. "Hari ulang tahun?! Nijar, kau tidak bilang apa-apa! Harusnya aku membawakan kado! Ah, atau setidaknya aku bisa membuat pesta lebih meriah! Kita butuh kembang api, balon, dan mungkin seekor kuda yang bisa menari!"
Nijar masih berdiri kaku. Tanggal lahir? Ulang tahun?
Bagaimana mungkin dia tahu ulang tahunnya sendiri kalau dia sebenarnya bukan Nijar yang asli?
Di dalam kepalanya, ia masih merasa seperti Aditiya Iskandar, seorang Menteri Pertahanan yang entah bagaimana terjebak di tubuh NPC bocil ini.
Namun, melihat Lizna yang tersenyum lembut, Nijar tidak ingin membuat suasana canggung.
"Terima kasih, Kak." katanya pelan.
Lizna mengangguk. "Ayo makan. Ini malam spesial."
---
Suasana Makan Malam
Selama makan malam, Jay benar-benar menjadi pusat kehebohan.
"Nijar, kau harus punya keinginan ulang tahun! Mungkin menjadi lebih kuat? Atau mendapatkan sihir keren?! Atau... mungkin bisa mengalahkan Reiner dalam bertarung?! Hahaha!"
Reiner yang sedang mengunyah makanan melirik Jay tanpa ekspresi. "Kalau kau masih banyak bicara, aku bisa mengabulkan keinginan terakhir itu sekarang juga."
Jay langsung menutup mulutnya rapat-rapat.
Sementara itu, Sebastian Lucas masih tenang menikmati makanannya tanpa berkomentar banyak. Nijar masih penasaran kenapa dia ada di sini, tetapi memutuskan untuk tidak membahasnya.
Di tengah percakapan, Lizna berbicara dengan lembut, "Aku harap tahun ini menjadi tahun yang baik untukmu, Nijar."
Nijar menatapnya sebentar, lalu mengangguk.
"Terima kasih, Kak."
Doa Lizna yang Menghangatkan Hati
Suasana makan malam yang sebelumnya penuh canda tawa mulai berubah menjadi lebih tenang saat Lizna meletakkan sendoknya dan menatap Nijar dengan lembut. Semua orang di ruangan itu secara alami terdiam, seolah-olah mereka bisa merasakan bahwa Lizna ingin mengatakan sesuatu yang penting.
"Nijar... selama ini, aku selalu melihatmu sebagai adikku yang kuat, tetapi juga sendirian." Lizna menghela napas pelan, senyumnya lembut tetapi matanya penuh makna.
"Aku tidak tahu bagaimana perasaanmu, atau apa yang kau pikirkan tentang dirimu sendiri... tetapi aku tahu satu hal yang pasti."
Lizna menatap mata Nijar, membuatnya merasa seperti ada sesuatu yang berat menekan dadanya.
"Selama ini kau menjalani hidup seperti hanya mengikuti arus. Seolah-olah kau bukan bagian dari dunia ini. Tapi lihatlah sekarang, Nijar... kau punya teman-teman yang peduli padamu, yang ada di sisimu bukan karena kewajiban, tetapi karena mereka ingin bersamamu."
Nijar menelan ludah, merasa terdiam tanpa bisa berkata-kata.
Lizna melanjutkan dengan suara hangat, "Jadi, doaku untukmu di hari ini... adalah agar kau bisa menemukan kebahagiaan di jalan yang kau pilih sendiri. Aku ingin kau percaya bahwa kau tidak sendirian lagi. Aku ingin kau tahu bahwa aku dan mereka semua ada di sini untukmu. Apa pun yang terjadi, kau adalah adikku. Dan aku selalu berharap yang terbaik untukmu."
Ruangan menjadi sangat sunyi.
Bahkan Jay yang biasanya selalu ribut terdiam dengan mulut setengah terbuka. Reiner, meskipun terlihat tetap tenang, melirik Nijar dengan tatapan penuh arti. Bahkan Sebastian Lucas yang misterius sedikit mengangkat kepalanya seolah memperhatikan lebih dalam.
Nijar, yang selama ini merasa seperti orang asing dalam tubuh seorang anak, untuk pertama kalinya merasa benar-benar ada.
Bukan hanya sebagai Aditiya Iskandar, bukan hanya sebagai NPC, tetapi sebagai Nijar, seorang anak yang memiliki kakak dan teman-teman yang peduli padanya.
Dia menunduk sedikit, menahan sesuatu di dadanya yang sulit dijelaskan.
"Terima kasih... Kak." katanya dengan suara pelan tetapi tulus.
Lizna tersenyum, lalu menepuk kepalanya dengan lembut.
Jay yang merasa suasana terlalu serius akhirnya membuka suara. "Ehem! Itu adalah kata-kata yang sangat menyentuh! Tapi... bagaimana kalau kita lanjut makan sebelum makanannya dingin?!"
Semua orang pun tertawa kecil, membiarkan suasana hangat kembali memenuhi ruangan.
Malam itu, untuk pertama kalinya, Nijar merasa bahwa dunia ini bukan hanya sekadar tempat persinggahan... tetapi mungkin juga bisa menjadi rumahnya.