NovelToon NovelToon
Balasan Buat Suami Selingkuh

Balasan Buat Suami Selingkuh

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ratna

Menikah dengan pria idaman adalah dambaan tiap wanita. Adelia menikah dengan kekasihnya bernama Adrian. Di mata Adelia Adrian adalah laki-laki yang baik, taat beragama, perhatian sekaligus mapan. Namun ternyata, setelah suaminya mapan justru selingkuh dengan sekretarisnya. Apakah Adelia mampu bertahan atau justru melangkah pergi meninggalkan suaminya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Maafkan Aku

"Ibu maafkan Adelia." Adelia tak mampu menghentikan tangisnya. Setelah berhasil menemukan ibunya, Adelia membawa Bu Marni ke apartemennya. Ia tidak tega membiarkan ibunya pergi tanpa penjelasan darinya.

"Sejak kapan, Nduk?" tanya Bu Marni.

"Sejak kapan ini semua terjadi? Kenapa kau tidak pernah bercerita pada ibu," tukas Marni. Wanita paruh baya itu hanya bisa menahan perih di hatinya. Ia kasihan dengan nasib putrinya.

"Sudah lama, Bu. Maaf, Adel takut bercerita kalau sampai terdengar oleh ayah. Adel takut kesehatan ayah akan semakin memburuk," terang Adelia.

"Lalu ... kau memutuskan menahannya sendirian?" tanya Bu Marni.

"Maaf ... Bu." Adelia merasa bersalah karena tidak pernah bercerita pada ibunya.

Bu Marni langsung merengkuh tubuh Adelia ke dalam pelukannya. Keduanya pun menangis menumpahkan rasa. "Maafkan ibu, ibu tidak tahu kalau rumah tanggamu seperti itu."

"Aku juga minta maaf karena tidak bisa mempertahankan rumah tanggaku."

"Ceraikan saja, Nduk."

"Ibu tidak ingin kamu menderita lebih lama. Sudah cukup kamu menahannya sendirian selama ini. Sekarang saatnya, kamu bangkit dan melawan semua perlakuannya."

"Tapi .... Bu, bagaimana dengan kesehatan ayah?"

"Tidak usah kau khawatirkan soal itu, aku akan bicara pada ayahmu pelan-pelan. Dia pasti akan mengerti, lagi pula ayahmu tidak akan suka bila putrinya di madu suaminya," rwrang Bu Marni.

"Boleh ibu bertanya, Nduk?" Wajah Bu Marni terlihat serius.

"Ya, bu ada apa?"

"Apa kamu masih mencintai suamimu?" tanya Bu Marni.

"Entahlah, Bu. Yang kurasakan saat ini hanyalah kebencian karena pengkhianatannya," tutur Adelia.

"Ibu takut kamu masih mencintainya, karena hubungan kalian terjalin sangat lama. Bila suatu ketika dia memohon untuk kembali, aku takut kamu akan luluh padanya," kata Bu Marni.

"Tidak akan, Bu. Adel, sangat membencinya," jawab Adel tegas.

Namun entah mengapa Bu Marni belum bisa mempercayai perkataan putrinya seratus persen. Karena ia tahu jalinan asmara putrinya dengan Adrian cukup lama. Batas antara benci dan cinta itu tipis. Wanita bisa sangat membenci karena adanya perasaan cinta yang besar.

"Ya sudah, kalau begitu ibu mau pulang dulu. Kasihan kalau ayahmu di tinggal lama. Setidaknya, ibu sudah mendengar penjelasan langsung darimu. Nanti, kalau waktunya tepat ibu akan menyampaikannya pada ayahmu."

"Kalau begitu, Adel anter pulang Bu."

"Tidak usah, ibu bisa pulang sendiri. Kamu jaga dirimu di sini. Kamu tinggal di sini, apa bayarnya tidak mahal Nduk?" tanya Bu Marni. Ia menatap ke sekeliling ruangan apartemen putrinya.

"Alhamdulillah, aku sudah dapat pekerjaan lumayan Bu. Jadi, bisa bayar apartemen ini dan mengirimi ibu uang untuk berobat ayah," terang Adelia.

"Maaf, Nduk. Sebenarnya ibu merasa tidak enak membebankannya padamu. Tapi, kondisi bapakmu memang tidak di perbolehkan untuk bekerja," tutur Bu Marni. Ia merasa memberi beban terlalu banyak pada putrinya.

"Sudahlah, Bu. Anggap saja ini wujud baktiku pada kalian."

Adelia pun akhirnya mengantarkan Bu Marni sampai mendapatkan taksinya. Ia sudah membayar taksinya hingga sampai ke tujuan. Bu Marni merasa beruntung mendapatkan putri yang baik seperti Adelia.

Setelah Bu Marni pergi Adelia bermaksud untuk kembali ke apartemennya. Namun, ia sangat terkejut karena tiba-tiba Adrian muncul. Entah darimana datangnya lelaki itu bisa tahu apartemennya.

"Adelia," ucapnya.

"Mas ... mas, kok bisa ada di sini?" tanya Adelia gugup.

"Kebetulan tadi aku lewat, sengaja keluar mencari udara. Malah melihat kamu di depan apartemen ini," terang  Adrian.

"Oh, kalau begitu aku masuk dulu," pamit Adelia.

"Del, tunggu dulu. Aku pingin cerita banyak hal. Aku dan Salsa ada masalah," kata Adrian.

"Maaf, Mas. Itu urusan rumah tangga Mas. Aku tidak mau ikut campur," balas Adelia.

"Tapi, kamu istriku juga. Setidaknya, dengarkan ceritaku dulu," kata Adrian sedikit memelas.

"Sebentar lagi kita bercerai, jadi kita sudah tidak ada urusan sama sekali," balas Adelia.

"Tunggu." Adrian menarik tangan Adelia.

"Mas, tolong lepaskan."

"Kalau tidak, aku akan berteriak," ancam Adelia.

"Jangan, baik aku tidak akan menyentuhmu. Aku hanya ingin mengatakan tadi ibu datang ke rumahku," terang Adrian.

"Ya, aku tahu. Ibu tadi dari sini menceritakan semuanya. Aku mohon, tolong dengan sangat jangan ganggu aku lagi. Aku juga tidak akan mengganggu hubunganmu dengan Salsa," ungkap Adelia.

"Apa karena lelaki itu, kau bertekad menceraikanku?" tanya Adrian.

"Mas, apa kamu tidak tahu aku pergi karena sakitnya kamu selingkuhin. Jadi, tolong deh jangan cari alasan lain," tandas Adelia jengkel.

"Tapi, aku menyesal sayang. Kumohon tarik gugatanmu itu, kita mulai lagi dari awal," bujuk Adelia.

"Gampang ya, Mas kamu berkata gitu. Hatiku sakit waktu kamu selingkuhin, apa kamu pernah mikir sedalam itu, Mas?"

"Iya aku tahu, Mas memang salah sama kamu. Sekarang Mas sudah menyesal, ayolah sayang. Maafin, Mas," bujuk Adrian.

"Tidak bisa Mas, sakitnya saja masih terasa hingga sekarang. Aku tidak bisa membayangkan hidup bersama denganmu, Mas," lanjut Adelia.

"Ya, sudah kalau tidak ada urusan lagi aku mau masuk ke dalam," pamit Adelia.

"Eh, jangan pergi_"

Terlambat Adelia mengabaikan permintaan Adrian. Ia sudah cukup lelah menghadapi tingkah pria itu. Sebenarnya, ia berusaha untuk menguatkan dirinya.

Tok ... tok ... tok

Sebuah ketukan pintu membuat Adelia sedikit takut untuk membukakan pintunya. Ia takut suaminya akan kembali lagi.

"Adelia, kau di dalam?" Terdengar suara pria yang sangat familiar baginya.

Bukan Adrian, melainkan Arga. Langsung saja Adelia membuka pintu untuk pria tampan itu.

"Kok lama buka pintunya?" tanya Arga.

"Aku kira tadi Mas Adrian yang datang jadi aku takut buka pintunya," terang Adelia.

"Oh, apa dia baru kemari?" tanya Arga.

"Iya, tapi cuma di bawah tadi. Aku tidak mengajaknya masuk."

"Oh, baguslah," sahut Arga.

"Kok bagus?" tanya Adelia tak mengerti.

"Maksudku, bagus dia nggak masuk. Jadi, tidak bisa macam-macam sama kamu," ucap Arga. Padahal di hatinya ia memendam rasa cemburunya.

Arga tahu status Adelia masih istri sah Adrian untuk sekarang ini. Tidak menutup kemungkinan lelaki itu akan kembali mengejar Adelia mengingat perekonomian Adrian sekarang bangkrut.

"Sepertinya kakiku kesemutan kalau berdiri lama-lama," ucap Arga.

"Oh, maaf. Silahkan, masuk," ucap Adelia. Arga pun masuk sambil meletakkan bawaannya.

"Kok, enggak di kantor?" tanya Adelia.

"Iya nih, abis pacarku mau di ambil orang. Jadi, aku harus siap siaga," goda Arga.

"Apaan sih," kata Adelia.

"Makan nih, sengaja aku bawakan takut dari kantor tadi kamu kelaparan," ucap Arga.

"Perasaan tadi kita kan baru makan bersama. Masa makan lagi?"

"Ya, tidak apa-apa, kamu kan butuh tenaga yang banyak untuk berperang melawan suamimu itu," kelakar Arga.

"Ih, enggak lucu deh." Namun pada akhirnya Adelia di buat tertawa karena perkataan Arga. Pria tampan itu lagi-lagi terpesona dengan tawa manis wanita di depannya.

---Bersambung---

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!