NovelToon NovelToon
Pelabuhan Cinta Sang Pangeran Es

Pelabuhan Cinta Sang Pangeran Es

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Suami ideal
Popularitas:24.6k
Nilai: 5
Nama Author: Marica

Season kedua dari Batas Kesabaran Seorang Istri.

Galen Haidar Bramantyo, anak pertama dari pasangan Elgar dan Aluna. Sudah tumbuh menjadi pemuda yang sangat tampan. Ia mewarisi semua ketampanan dari ayahnya.

Namun ketampanan juga kekayaan dari keluarganya tidak sanggup menaklukkan hati seorang gadis. Teman masa kecilnya, Safira. Cintanya bertepuk sebelah tangan, karena Safira hanya menganggap dirinya hanya sebatas adik. Padahal umur mereka hanya terpaut beberapa bulan saja. Hal itu berhasil membuat Galen patah hati, hingga membuatnya tidak mau lagi mengenal kata cinta.

Adakan seorang gadis yang mampu menata hati si pangeran es itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kakak Suka Aku Gak?

Lucyana masih terisak di tepi kolam, dikelilingi oleh Galen dan yang lainnya. Gadis itu masih syok karena kejadian sebelumnya. Sudah beberapa kali Lucyana mengusap air matanya, tetapi air mata itu belum mau berhenti juga. Gadis itu tidak bisa membayangkan bagaimana jika tidak ada yang datang menolongnya tadi.

Sebenarnya Lucyana handal dalam berenang, tetapi karena keadaan kakinya yang sakit dan kram membuat Lucyana kesulitan untuk berenang.

"Ayo bangun! Ganti seragammu!" Galen berdiri lebih dulu lantas mengulurkan tangan untuk membantu Lucyana berdiri.

Lucyana mendongak mempertemukan pandangannya dengan Galen. Setelah itu menerima uluran tangan laki-laki itu sembari mengusap air matanya. Ringisan kecil muncul di bibir Lucyana saat kakinya yang sakit berpijak pada lantai.

"Ssst," ringis Lucyana.

Melihat itu Galen membungkuk, mengangkat tubuh Lucyana, membawa gadis itu keluar dari area kolam renang.

Jam pelajaran sudah akan dimulai, hanya ada beberapa siswa yang masih berada di luar kelas. Mungkin karena jam pelajaran mereka kosong.

Galen tidak memperdulikan apapun, ia berjalan menuju ruangan kesehatan dangan Lucyana masih ia bopong, melewati koridor yang lumayan panjang. Beberapa orang yang melihatnya terutama pada gadis memelik kegirangan, melihat bagaimana idola mereka semakin tampan saat basah. Bahkan aura gelap yang Galen selalu tunjukkan tidak membuat ketampanan laki-laki luntur.

Namun sekian detik kemudian mereka baru sadar jika Galen sedang membopong seseorang. Ada rasa iri bercampur heran melihat Lucyana diperlakukan begitu manis oleh Galen. Padahal selama ini mereka mengenal Galen bukanlah orang yang mudah untuk peduli dengan orang asing.

Apa yang sedang terjadi?

Itu si Ana, 'kan?

Seneng banget ya bisa digendong sama babang Galen

Eh tapi kenapa baju mereka basah ya?

Alah paling si anak baru itu pura-pura kecebur, biar bisa ditolongin sama babang Galen.

Dan segudang perkataan buruk yang ditujukan untuk Lucyana.

Lucyana mendengarnya, meskipun samar-samar, tetapi gadis itu tidak peduli. Tubuhnya sudah sangat lelah, tidak ada daya lagi meskipun hanya sekedar untuk berucap satu kata. Gadis itu mengeratkan tangannya yang melingkar di leher Galen, masih menyembunyikan wajahnya di leher leher laki-laki itu. Tubuhnya bergetar karena masih terisak. Dan itu dirasakan oleh Galen.

"Gantiin bajunya!" perintah Galen pada petugas yang ada di ruangan kesehatan. Suaranya yang tegas membuat orang itu tidak bisa membantah.

"I-ya!" jawabnya gugup.

Galen langsung ke luar bersama teman-temannya, berjalan dengan angkuh, tanpa melihat siapapun. Auranya sudah seperti ingin melenyapkan seseorang.

Di tempat lain Lucyana sedang berganti seragam di ruangan kesehatan. Masih terisak dan syok dengan kejadian beberapa saat yang lalu.

BRAK

"Ana!"

Lucyana dan satu petugas di ruangan kesehatan itu menoleh. Dua pasang mata itu melihat Arabella berdiri di ambang pintu.

"Lo beneran dikerjain nenek lampir lagi?" tanya Arabella sembari berjalan ke dekat Lucyana. "Lo beneran diceburin ke kolam?" tanya Arabella lagi.

Lucyana mengangguk, "Kaki aku tiba-tiba kram tadi. Untung ada kakak Galen yang bantuin aku keluar dari air."

"Terus sekarang kondisi lo gimana?" Arabella memegang kedua pundak Lucyana, menggerakan ke kanan dan kiri, memeriksa kondisi sahabatnya.

"Aku sudah baik-baik saja. Jangan khawatir," ucap Lucyana.

"Perlu dikasih pelajaran tuh nenek lampir," geram Arabella.

"Jangan, Ra. Ini hanya kecelakaan kok. Tadi kalau kaki aku gak kram juga gak sampai kaya gini," larang Lucyana. "Lagian kalau kita terus balas dan dia nanti balas lagi, terus seperti itu gak akan kelar-kelar, Ra," sambung Lucyana.

"Iya, sih," imbuh Arabella. "Tapi jika sekali lagi lo diapa-apain sama dia, lihat saja gak akan gue ampuni tuh orang," ucap Arabella kesal.

Senyuman membingkai di wajah Lucyana, ia merasa senang bertemu dengan Arabella. "Makasih ya, Ra. Kamu mau udah baik sama aku."

Arabella mengangguk juga tersenyum sebelum memeluk Lucyana.

"Kamu sebaiknya kembali ke kelas," ucap Lucyana seraya menarik diri dari pelukan itu.

"Terus lo?"

"Aku ingin istirahat sebentar di sini."

"Gak mau ditemenin?"

Lucyana menggeleng, "Gak apa, Ra. Kamu ke kelas saja."

"Baiklah. Sampai jumpa." Arabella melambaikan tangannya pada Lucyana sebelum meninggalkan ruangan istirahat.

Lucyana duduk sendirian di ruangan kesehatan itu. Pandangan melihat ke sekeliling ruangan itu. Helaan napas berat keluar dari mulut Lucyana sebelum gadis itu merebahkan tubuhnya.

BRAK

Pintu kembali terbuka, Lucyana menoleh dengan tubuh setengah menegak bertumpu pada kedua sikunya. Ada Galen di sana. Pintu kembali ditutup setelah Galen masuk.

"Kak Galen," gumam Lucyana lantas kembali menegakkan tubuhnya.

Lucyana masih terus memerhatikan Galen yang sedang berjalan ke dekatnya. "Kakak ngapain di sini?"

Galen tidak menjawab tetapi duduk di kursi yang ada di dekat tempat tidur.

"Kakak bolos lagi?" tanya Lucyana lagi tidak peduli Galen mau menjawabnya atau tidak.

"Pulang, gue antar!" ucap Galen.

Eh?

Kening Lucyana mengernyit mendengar perkataan Galen.

"Gak, Kak. Aku cuma mau istirahat sebentar saja di sini," tolak Lucyana. "Nanti kalau sudah enakkan aku masuk ke kelas," sambung Lucyana dibalas anggukkan Galen.

Tidak ada lagi obrolan, Galen duduk bersandar dengan satu kaki berada di atas pangkuannya. Matanya fokus pada ponsel di tangannya.

"Ngapain liatin terus? Istirahat!" Galen menunjuk tempat tidur dengan matanya.

"Eh, iya," balas Lucyana kikuk.

Lucyana merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Sesekali melirik ke arah Galen. Susana berubah canggung lantaran hanya ada mereka berdua di ruangan itu. Mata Lucyana bergerak random, memainkan jari-jarinya untuk mengurangi kegugupannya.

"Kak"

"Apa"

"Emmm, makasih ya tadi sudah nolongin aku"

"Hmmm"

Lucyana diam memikirkan bagaimana untuk mengurangi kegugupannya.

"Kenapa gak balik ke kelas?" tanya Lucyana setelah lama diam.

Galen melirik malas ke arah Lucyana, tidak berminat untuk menjawab pertanyaan gadis yang ada di depannya.

Lucyana yang melihat ekspresi Galen sedikit ngeri, lebih baik diam saja dan membiarkan laki-laki itu melakukan apapun yang dia inginkan. Lucyana lantas menarik selimut, menutupi tubuhnya sampai batas selimut lantas mengubah posisi tidurnya menjadi miring membelakangi Galen.

-

-

-

Malam harinya Lucyana sedang berkutat dengan buku pelajarannya. Wajahnya terlihat sangat frustrasi. Ada tugas matematika yang harus diselesaikan. Namun semakin lama Lucyana membaca soal itu, justru ia semakin bingung.

"Kenapa sih susah sekali!" Lucyana mengacak-acak rambutnya.

Gadis itu semakin frustrasi mengingat tugas itu harus diselesaikan malam itu juga. "Apa aku minta tolong sama Arabella?" pikir Lucyana.

Gadis itu lantas mengambil ponselnya mengirim pesan pada Arabella, tetapi sampai setengah jam tidak ada balasan, membuat lucyana semakin frustrasi. Sampai ia berpikir untuk meminta bantuan pada Galen. Meskipun sempat ragu, tetapi membayangkan amukan guru mapel itu membuat Lucyana menghilangkan keraguan itu. Lucyana lantas mengirim pesan pada Galen.

Tidak sampai lima menit Galen membalas pesannya. "Setengah jam lagi aku sampai."

Melihat pesan itu Lucyana pada akhirnya bisa menarik napas lega.

Benar kata Galen, setengah jam kemudian Galen sampai di apartemen yang Lucyana tinggali. Gadis itu langsung menarik Galen masuk, lantas menunjukkan soal matematika yang membuatnya pusing.

Tanpa protes ataupun menolak Galen memeriksa soal yang Lucyana berikan. Soal yang baginya sangat mudah, tetapi sangat sulit bagi Lucyana. Dengan sabar Galen membantu Lucyana, menerangkan rumus-rumusnya. Sampai dua jam dan gadis itu baru paham.

"Wah, terima kasih, Kak," seru Lucyana. "Kalau kaya gini aku mungkin bisa temenan sama mapel yang satu ini."

"Hmmm."

Lucyana lantas menoleh ke arah jam yang tergantung di dinding ruangan itu, waktu sudah menunjukkan hampir pukul sebelas malam. Gadis itu kembali menoleh ke arah Galen, tetapi justru dibuat salah tingkah karena Galen menatapnya.

"Emmm, Kak --" Lucyana langsung berdiri. "Aku buatin minum ya." Lucyana berjalan ke dapur untuk menghindar dari Galen.

Sampai di dapur Lucyana memegangi dadanya, degup jantungnya terasa sangat cepat. Beberapa kali Lucyana menarik napas terus membuangnya untuk menetralkan perasaan gugupnya. Setelah merasa lebih baik Lucyana mulai membuat minuman untuk mereka berdua, cokelat hangat. Namun Lucyana kesulitan untuk mengambil gelas di lemari kabinet.

Lucyana berjinjit, tetapi tetap tidak sampai. Ditambah kakinya yang masih merasa ngilu membuatnya kesusahan.

"Bisa minta tolong, 'kan?"

Lucyana mendongak melihat tangan kekar menjangkau gelas di lemari kabinet. Gadis itu lantas berbalik, membuat tatapannya bertemu dan terkunci dengan iris mata Galen. Sampai cukup lama tatapan mereka masih terkunci, hingga Galen berjalan maju tanpa memutus pandangan mereka. Lebih dulu meletakan gelas di atas meja dapur lantas meletakan kedua tangannya di samping kanan kiri Lucyana, mengungkungi gadis itu.

Dalam jarak yang begitu dekat membuat Lucyana kembali merasakan detak jantungnya berdetak lebih cepat.

"Kak, kenapa?" tanya Lucyana gugup.

"Lo lebih cantik kalau gak pake kacamata," ucap Galen membuat Lucyana menjadi salah tingkah.

"Kakak suka kalau aku gak pake kacamata?" tanya Lucyana.

"Hmm."

Jangan ditanya seberapa Lucyana gugup saat itu. Bahkan untuk bicara pun ia kesulitan. Sampai akhirnya sesuatu seperti mendorongnya untuk bicara, meskipun terbata-bata.

"Kak, bo-leh aku tanya?"

"Apa?"

"Kakak suka aku gak?"

"Maunya gimana?"

1
Siti Aisyah Aisyah
lanjut up lg thor
Neng Saripah
kalo bener ini ulah safira
abis kamu fir ga ada kata ampun lagi dari keluarga galen
Alevin
mg2 safira ketangkep, ich bnr2 pengin bejek2 masukin penjara
Alevin
thor yok update yok bisa yok bisa
Neng Saripah
mantap babang galen....aku padamu 🥰🥰
Alevin
tp blm ada cakar2an dr emaknya thor wkwkwk ngarep bgt aku tu
Alevin
sayang sekali ma author bs double up
Alevin
ayo thor again thor
pengin baca safiraaa di hujat emak dan netizen yg dsanaaa
Alevin
lagi thor lagii, pengin nyakar safira
pengin liat safira dimaki2 emak nya
Echa: siap 😁😁😁😁
total 1 replies
Shelvie Pandoju
akhirnya kesalahpahaman itu sudah terungkap.. jadi penasaran hukuman apa yang di berikan Galen sama Ana
Neng Saripah
kurang thor 🤭🤭🙏
Echa: 😁😁😁😁😁🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Siti Aisyah Aisyah
lanjut lg thor up ny
Alevin
shafiraaa..emak bapak lu baikny minta ampun
km kok hmmm nyebelin bgt
Alevin
astaga astaga nunggu nya seharian, bacanya 10 detik
yok thor bisa yok double up lagi
Echa: 😁😁😁😁😁, maaf maaf. insya Allah ya Kak
total 1 replies
Neng Saripah
walah...ternyata ulah shafira ini
jangan2 dia ngomong macem2 lagi sama ana
Alevin
ya ampun tiap episode 3x baca sembari nunggu update 🫣🫣
Echa: Terima kasih kakak😍😍😍😍
total 1 replies
Alevin
selalu sy tunggu tiap mnit update nya
tiap chapter minim 3x baca
soale nagih bgt
Echa: trima kasih Kakan 🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Alevin
setiap menit setiap jam ku buka agar segera up
Echa: Terima kasih Kakak 😍🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Shelvie Pandoju
sepertinya Ana slah paham mengenai Galen menduga Galen masih punya hubungan dengan Safira.
Echa: 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Siti Aisyah Aisyah
lanjut up lg dong thor.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!