NovelToon NovelToon
Pelangi Berselimut Awan

Pelangi Berselimut Awan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Badboy / Perjodohan / Cintamanis / Patahhati
Popularitas:36.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Kolom langit

Siapkan kanebo kering untuk menyeka air mata!

"Aku kecewa karena suamiku sendiri berniat menjandakan aku demi membahagiakan wanita lain."

Pelangi Faranisa, seorang gadis taat agama yang dijodohkan dengan pria brutal. Di malam resepsi pernikahan, ia dipermalukan oleh suaminya sendiri yang pergi tanpa permisi dan lebih memilih mabuk-mabukan.

Pemberontak, pembangkang, pembuat onar dan pemabuk berat. Itulah gambaran sosok Awan Wisnu Dewanto.

"Kamu tidak usah terlalu percaya diri! Aku tidak akan pernah tertarik denganmu, meskipun kamu tidak memakai apa-apa di hadapanku!" ~ Awan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tersadar?

Ayah Fery berdiri meninggalkan tempat duduknya ketika melihat Zidan keluar dari sebuah ruangan dengan lengan kemeja tergulung hingga batas sikut. Ujung jari telunjuk kirinya tampak menekan kapas kecil di lipatan lengan kanan. 

Ia menepuk pundak pemuda itu. “Zidan, terima kasih untuk bantuan kamu, Nak. Ini sangat berarti bagi Om.” 

Zidan tersenyum tulus, seolah tiada beban di wajahnya. “Tidak apa-apa, Om. Saya ikhlas.”

“Om tidak tahu harus bagaimana untuk membalas kebaikan kamu.” 

“Kalau Om dan keluarga mau membalas, tolong perlakukan kakak saya dengan baik saja. Itu sudah cukup.” Zidan melirik pelangi yang masih setia berdiri di depan jendela kaca dengan tatapan mengarah ke dalam ruangan. “Dia memang terlihat kuat di luar, tapi di dalam sangat rapuh.” 

Ayah Fery menundukkan kepala. Garis sedih wajahnya sudah cukup untuk menggambarkan rasa bersalah dan malu yang teramat. Bagaimana pun juga, dirinyalah yang merasa bertanggungjawab untuk sikap buruk anak dan istrinya terhadap menantu mereka. 

“Zidan, maafkan tante atas semua perkataan tante. Tante sadar itu sangat melukai perasaan kamu dan orang tua kamu, terutama Pelangi,” lirih Bu Sofie penuh sesal.

“Tidak apa-apa, Tante. Saya juga minta maaf.” 

Bu Sofie tertunduk, kebaikan Zidan dan kesabaran Pelangi telah membuka mata hatinya. Ia lalu melangkah mendekati Pelangi. Lalu, tanpa mengucapkan sepatah katapun memeluk menantunya.

Isak tangis pun kembali memenuhi ruangan itu. "Maafkan ibu, Pelangi! Ibu banyak salah sama kamu."

...........

Awan terbaring tak sadarkan diri dengan beberapa alat medis yang melekat pada tubuhnya. Hati Pelangi bagai tersayat melihat kondisi sang suami yang terbalut perban di beberapa bagian tubuhnya, akibat luka yang ditimbulkan dari kecelakaan tadi. Sudah beberapa jam pula, ia tak beranjak sedikit pun dari sisinya. Ayah Fery sudah memintanya untuk pulang dan beristirahat, tetapi Pelangi menolak dan memilih menunggu suaminya tersadar. 

Sedangkan Ibu sofie sudah pulang setelah beberapa kali Ayah fery membujuknya. Menangis selama berjam-jam akibat syok membuat tubuh wanita itu menjadi lemah dan membutuhkan banyak istirahat. 

Pelangi meraih jemari dan mencium punggung tangan suaminya. Matanya berkaca-kaca menatap kulit putih dengan beberapa luka goresan kecil di sekitar lengan. 

“Syafakallah, Hubby!” bisiknya dengan lembut, lalu merebahkan kepalanya di bantal yang sama. 

Baru saja matanya terpejam, sayup-sayup terdengar suara lembut Zidan menyapa. “Kak, aku antar pulang saja, ya. Kakak istirahat, biar aku yang jaga Kak Awan di sini.”

Pelangi mendongak menatap adiknya. “Kakak mau menunggu Mas Awan. Kamu saja yang pulang, bukannya kamu besok ada kuliah? Kamu kan juga harus kerja.” 

“Iya, sih. Tapi tidak apa-apa.” 

Pelangi meraih jemari adiknya. “Dek, terima kasih untuk bantuan kamu. Maafkan suami dan mertua kakak kalau ada lisan yang membuat kamu sakit hati.” 

Sambil tersenyum, Zidan menggeleng pelan. Menarik sebuah kursi dan duduk di sisi kakaknya. Ia menghela napas panjang setelahnya. “Bukan aku, tapi Kakak. Kakak yang paling banyak merasa sakit di sini.” 

“Seperti kata kamu, ini adalah bentuk kecintaan Allah kepada kakak.” 

Zidan mengangguk dengan senyuman. “Tetaplah istiqomah, Kak. Agar tetap bersujud saat yang lain angkuh, agar tetap teguh di saat yang lain runtuh, dan agar tetap tegar di saat yang lain rapuh.”  

“Insyaa Allah.”

Zidan mengeratkan genggaman tangannya. “Begitu Kak Awan sembuh nanti, kita ajak dia hijrah sama-sama. Kalau setelah itu dia masih memilih yang bathil dan mencampakkan yang haq, maka Kakak juga masih punya pilihan yang lain.” 

........ ...

Pelangi masih terlelap ketika sayup-sayup mendengar suara lenguhan lemah. Perlahan, kedua matanya terbuka. Ia langsung bangkit ketika menyadari suaminya telah siuman.

Mata Awan masih terpejam rapat, diiringi lenguhan yang lemah dari bibirnya. “Aah ... sakit sekali,” lirihnya.

Tangannya bahkan tak kuasa bergerak untuk menyentuh kaki yang terasa nyeri. Hanya jemarinya yang terlihat bergerak lemah.

“Mas Awan sudah sadar?” Tangan Pelangi gemetar, begitu juga dengan suaranya. Ingin menyentuh tubuh suaminya, namun takut Awan akan semakin kesakitan.

"Tunggu sebentar, aku panggil dokter."

Awan hanya merespon dengan mengerjapkan matanya. Naluri Pelangi membawa dirinya untuk segera berlari keluar untuk memanggil perawat yang berjaga.

........ ...

Pelangi berdiri di sudut ruangan dengan jari-jari saling meremas. Ia belum berani mendekat dan hanya menatap suaminya yang sedang diperiksa oleh beberapa dokter.

Ayah Fery, Ibu Sofie, serta Ayah Ahmad dan Ibu Humairah juga sudah berada di ruangan yang sama. Mereka langsung menuju rumah sakit begitu mendengar kabar Awan telah siuman. 

Sesekali terdengar suara Awan melenguh dan itu membuat mata Pelangi terpejam. Ia pun merasakan kesakitan yang sama setiap kali mendengar suaminya meringis. 

Bola mata Awan berputar menatap satu-persatu orang yang berada di ruangan itu. Tampak seperti mencari sesuatu.

"Ibu ..." Tangan Awan bergerak seolah meminta Bu Sofie mendekat, sehingga ia perlahan melangkah maju dan menyambut uluran tangan putranya.

"Kamu kenapa, Wan?"

Lenguhan kembali terdengar, membuat Bu Sofie melirik dokter-dokter itu. “Dokter, tolong lakukan sesuatu untuk mengurangi sakitnya.” 

"Sabar, Bu. Dokter pasti memberikan yang terbaik untuk Awan," bujuk Ayah Fery.

"Bu ...."

"Iya, Awan. Ibu dengar, Nak."

Awan menatap Bu Sofie, dengan kedua alis yang saling bertaut menyiratkan rasa sakit, lalu berbisik, "Bu ... tolong panggilkan Priska ke mari!"

............

1
hany
Luar biasa
Fitriatul Ilmi
daun woy daun bukan salam kayak gitu😂
Fitriatul Ilmi
dasar bledeg gludug😠
Fitriatul Ilmi
lancar emosinya juga. meskipun cuma bisa sibatin doang😂
Fitriatul Ilmi
gengsi dia mau muji😁
Nabila Al Adibah
Luar biasa
Maryami
ya Allah baru tau cara ksh bintang
Maryami
srmangat terus
Maryami
smg makin sukses thor, walau ebdingnya egk diharapkan kek gini , gantung🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏
Maryami
nanggung tamatnya🙏🙏🙏🙏🙏🙏
Maryami
ya Allah thor, lg seru dah habis😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
Maryami
jodoh, rezeki, maut, itu rahasia ilahi rabbi
Maryami
jodoh udah diatur tania,
Maryami
👍👍👍👍👍👍💞💞💞💞🤭💪💪💪🦾🦾🦾🦾🦾🦾🦾🦾
Maryami
ya Allah ,diejstra part makin seru
Maryami
zizan yg a eh atau tania yg egk nyadar
Maryami
bandar korma nyadar , kembali kejakan lurus
Maryami
ha ha ha,dibandar korma, 😂😂😂😂😂😂🤣🤣🤣🤣🤣🥰🥰🥰🥰🥰
Maryami
👍👍👍👍👍👍💞💞💞💞💞💞💞akhir semua bahagia😅😅😅😅
Maryami
udh tamat sekarang thor?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!