💮Warning mengandung unsur 21+ jadi bijak dalam memilih bacaan ya💮
Di tinggalkan oleh orang yang kita cintai tentu sangat berat. Apa lagi dengan hadirnya sesosok makhluk kecil yang di sebut anak. Gerry Ardana seorang pengusaha properti harus menelan kenyataan pahit karena istrinya mendadak meninggalkan dirinya setelah melahirkan putra pertama mereka. Sang istri tak terima melahirkan bayi prematur yang di diagnosa dokter memiliki kekurangan itu. Di sisi lain bayi yang diberi nama Zafa Ardana itu memiliki alergi terhadap susu sapi. Lalu bagaimana nasib baby Zafa? ikuti kisah selengkapnya.
S2. Menceritakan tentang kehidupan percintaan Didi, Aldo dan Arsen. (S2 ini gado-gado kisahnya. Jika suka silahkan lanjut, jika tidak tinggalkan othor disini tanpa kata" yang menyakitkan)
Plagian harap menjauh, kisah ini pure dari hasil Meres otak. Jadi jangan sekali sekali mencontek
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
🌼Selamat membaca🌼
Dian sudah membersihkan diri, ia langsung bergegas ke kamar kedua buah hatinya. Melihat bayi² montok itu tertidur membuat hati Dian tentram. Seminggu lagi mereka akan terbang ke New York untuk memastikan kondisi Zafa.
"Bik, tolong siapin alat Pumping Asi ya. Dian bersihin dulu dada Dian." Bik Esih pun menyiapkan semua peralatan Dian. Dengan telaten Dian mulai memijat area payu*dara sebelum melakukan Pumping.
Hampir 1 jam penuh Dian memompa ASI untuk kedua buah hatinya. 8 pack didapat Dian malam ini. Lumayan untuk persediaan.
Tak lama Dian mendengar rengekan baby Zafrina, ia segera mendekat dan mengangkat Zafrina. Namun alis Dian mengeryit kala suhu tubuh Zafrina tak seperti biasanya.
Dengan panik Dian mencari Termometer di kotak obat. Kedua pengasuh nampak bingung melihat Dian bergerak dengan panik.
"Ada apa non, apa ada yang salah dengan nona muda?" tanya Bik Esih.
"Bibi tau ga kalo Zafrina demam?" tanya Dian, dia mulai menempelkan termometer gun di kening Zafrina.
"Engga non, memang dari sore tadi Non Zafrina banyak tidur, tapi bibi pikir mungkin non Zafrina kecapekan karena dari siang non Zafrina guling² belajar tengkurap terlentang non."
Dian melihat angka yang ditunjukan termometer 38°c. Dian segera membawa Zafrina ke kamar.
"Mas, mas Gerry..!!" Dian mencari suaminya ke dalam kamar, terdengar gemericik air dari kamar mandi. Dian dengan tidak sabar mengetuk pintu kamar mandi.
Gerry keluar dengan berbalut handuk sebatas pinggang.
"Ada apa sayang?" tanya Gerry bingung melihat raut kecemasan di wajah istrinya.
"Mas, Zafrina demam. Kita ke rumah sakit ayo!" Mata Dian mulai terasa panas. Selama ini Zafrina hampir tidak pernah sakit. Bahkan ketika mendapatkan vaksin dia sama sekali tidak demam.
"Iya, kamu tenang ya. Sekarang kamu su*sui dia dulu. Mas ganti baju." Gerry pun dengan gerakan asal²an memakai pakaiannya.
Dian menyusui Zafrina. Air matanya tak tertahan lagi. Dia takut terjadi sesuatu pada putrinya.
"Bagaimana..? Gerry mendekat mencoba mengusap kening putrinya. Dia merasakan suhu tubuh putrinya memang sedikit demam.
Dian menggeleng lemah, menatap putrinya yang kembali terlelap.
"Aku panggil Arya biar kemari ya. Nanti kalo memang di perlukan penanganan lebih lanjut kita bawa ke rumah sakit." Ujar Gerry mencoba menenangkan Dian. Ia tak ingin istrinya pingsan lagi seperti kejadian pagi tadi.
Dian mengangguk dengan tatapan kosong. Ia terus menatap wajah putri cantiknya. Bahkan wajah Dian tampak sangat pucat.
Gerry segera mengambil ponselnya dan menghubungi Arya. Dia juga meminta Arya membawa seorang rekan yang berprofesi sebagai dokter anak di rumah sakit itu.
Gerry kembali menghampiri istrinya, ia menghapus air mata Dian dengan lembut.
"Percayalah, putri kita gadis yang kuat! apa kau sudah makan?" tanya Gerry, Dian menggeleng.
Gerry mendesah berat. Ia segera menghubungi kepala pelayan dengan memakai intercom di atas nakas. Gerry juga menghubungi sang mama untuk menemani dan membujuk Dian.
"Ada apa sayang?" nyonya Arini mendekati Dian yang masih diam menatap Zafrina. Perlahan dia menatap wajah sang mertua lalu menangis.
Nyonya Arini tau kecemasan yang Dian rasakan. perasaan seorang ibu memang sangat sensitif jika menyangkut anak²nya.
Setelah 30 menit menunggu akhirnya Arya datang bersama seorang wanita muda berkerudung.
Lagi² Arya terkejut melihat Dian mendekap seorang bayi.
Gerry mengatakan pada dokter Nisa jika putrinya mengalami demam. Dokter Nisa meminta Dian meletakkan Zafrina agar lebih mudah di periksa.
Arya lalu mendekat ke arah Dian. Wajahnya bahkan lebih pucat dari saat Dian pingsan tadi siang.
Segera Arya mengeluarkan tensimeter dan memeriksa tekanan darah Dian. Dian bahkan sama sekali tak memandang Arya. Mata Dian tak lepas menatap wajah putrinya.
"Bagaimana kondisi putriku?" tanya Gerry pada dokter Nisa.
"Saya sudah memberikan obat untuk putri anda tuan. Jika hingga besok demamnya tidak berkurang atau semakin tinggi anda bisa membawa ke rumah sakit. Tetap perhatikan pemberian asi jangan sampai putri anda mengalami dehidrasi.
Arya memasang infus di tangan Dian. Namun wanita itu seolah mati rasa dia tetap terdiam semua menatap cemas pada Dian. Tak terkecuali Arya.
"Sayang.. " nyonya Arini mengusap puncak kepala Dian.
"Ya Bu..!"
"Kamu harus makan. Dari pagi kamu sama sekali belum makan." Arya dan Gerry sama² terkejut.
"Dari pagi..?" Gerry langsung bersuara dengan intonasi nada tinggi membuat Dian dan yang lain berjengkit kaget.
"Iya, pagi tadi bibi bilang kalo Dian sibuk membuatkan makan siang untuk mu sampai² dia melewatkan sarapannya."
Gerry menatap Dian dengan tatapan yang sulit diartikan. Arya mengepalkan tangannya. Ia benar² sudah tak memiliki kesempatan untuk mendapatkan Dian.
Dian yang tersadar dari lamunannya menatap jarum infus yang terpasang ditangannya.
"Kenapa aku di infus pak Arya?" tanya Dian bingung.
"Tekanan darah kamu rendah, tubuh kamu juga kekurangan nutrisi. Jika kamu memaksa untuk terus menyusui anakmu. Kondisimu bisa semakin drop."
Saat suasana di kamar Gerry riuh tiba² bi Yuni membawa Zafa yang sudah menangis kencang.
"Zafa kenapa bi?" tanya nyonya Arini.
"Saya juga bingung nyah, tadi pas bangun saya kasih dot seperti biasanya tapi den muda nolak. Saya udah cek popok nya juga masih kering. Saya bingung nyah. Tadi baju den muda udah saya ganti juga.
Arya semakin terkejut. Bayi mereka kembar? pikir Arya. Ia melirik Dian dan Gerry bergantian.
Semakin dipikirkan semakin menyakitkan.
Gerry melirik sekilas ke arah Arya. Hatinya semakin yakin jika pria satu ini menaruh perasaan besar pada istrinya.
"Sini bik, coba Dian susuin dulu." Wajah Arya langsung memerah mendengar Dian berkata dengan lugas tanpa Tedeng aling².
"Keluarlah, aku tidak ingin otak mesummu itu mencemari udara di kamar ini." Gerry segera menggiring Arya. Dokter tampan itu mengusap tengkuknya malu bukan main, ketahuan berpikiran mesum di depan rekannya dan Dian juga yang lainnya. Nisa tersenyum geli melihat rekan kerjanya di giring bagaikan narapidana.
Nisa memperhatikan gerak gerik Dian, sepertinya wanita itu sedikit kesusahan menyusui karna tangannya yang satu sedang di infus. Dengan dibantu oleh dokter Nisa, Dian mulai menyusui Zafa.
Tangis Zafa mulai mereda, berganti dengan rengekan kecil.
"Sayang, sambil mama suapi ya?" Nyonya Arini menyodorkan sendok ke mulut Dian. Mau tidak mau Dian membuka mulutnya.
"Lain kali jangan terlalu memforsir diri sendiri. Mama tidak mau kamu sampai sakit nak."
"Maafin Dian mah, Dian ga ada maksud. Dian cuma lupa karena terlalu bersemangat." Jawab Dian dengan wajah merasa bersalah.
"Nyonya, fase menyusui itu ibunya harus selalu terpenuhi kebutuhan nutrisinya. Karena kalo tidak bisa menyebabkan osteoporosis dini. Karena tubuh ibu tetap akan menghasilkan ASI dengan menyerap nutrisi dalam tubuh si ibu." Ujar dokter Nisa memberi pemahaman pada Dian. Wanita itu hanya mengangguk antusias.
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
Terima kasih sudah mampir
Love u all 😘😘
dengan perjanjian yg dibuat itu dimna apabila anaknya dian cewe dia tak mau mengakui dan kontrak berakhir itu sama aja udah talak,tapi talaknya berlaku pas dian sdh melahirkan... memang kadang banyak yg salah sangka dengan ini.. sama halnya nikah kontrak yg memiliki masa berlaku,apabila sampai masanya dan kedua pihak ingin melanjutkan pernikahan tersebut sebaiknya dilakukan akad nikah kembali... wallahi