Belum kering luka hatinya setelah kehilangan kedua orangtuanya dalam waktu berdekatan, Baby Aurora, seorang gadis remaja berusia 19tahun harus dihadapkan pada perjodohan dengan pria yang sama sekali tidak disukainya.
Galak, kasar dan pemarah, itulah sosok Damar Bimasakti di mata Baby.
Sedangkan dalam pandangan Damar, Baby hanyalah barang mentah di mana ia akan keracunan jika memakannya.
Akankah dua karakter yang bagai air dan minyak ini menyatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JPB 32
"Bunda ... mau pulang ke rumah ibu. Nggak mau tinggal di sini, nggak kuat sama Mas Damar, Bunda. Mas Damar jahat." Baby menyeka air matanya yang lagi-lagi berurai. Selama sarapan, ia terus menangis.
"Jangan, Nak. Siapa yang akan jaga kamu di sana. Kamu tenang ya, nanti kalau Damar pulang, bunda yang tegur."
Melihat Baby begitu sedih, kemarahan Bunda Yasmin semakin berlipat. Entah akan seperti apa nanti jika Damar kembali ke rumah. Yang pasti ia harus bersiap menerima amukan bundanya.
"Ya sudah, Nak. Habiskan dulu sarapannya. Nanti bunda belikan salep di apotek, biar bekas merah di badan kamu cepat hilang."
Selepas sarapan, Baby kembali tertidur di kamar Bunda Yasmin. Kelelahan setelah kejadian semalam membuat tubuhnya agak demam.
🌼
Mobil yang dikendarai Damar memasuki halaman kantor. Saat baru akan turun, bersamaan dengan Ryu yang juga baru tiba. Seketika ekspresi wajahnya berubah, ada gurat kemarahan yang tertahan.
"Turun!" ucapnya sambil mengetuk jendela mobil milik Ryu.
Ryu yang belum menyadari arti sikap Damar pun segera turun dari mobil dengan santai. "Kamu kenapa pagi-pagi suruh aku ke kantor?"
"Apa maksud kamu mengirim pesan seperti itu?"
Ryu menghela napas panjang, ia baru menyadari Damar sedang cemburu. "Oh, jadi karena itu?"
"Kamu pikir karena apa? Ingat ya, Baby itu istriku, sudah sewajarnya aku keberatan kalau ada laki-laki lain yang membawanya pergi."
Mendengar ucapan Damar membuat Ryu terkekeh, yang mana semakin memicu kemarahan Damar.
"Kamu ngaku suaminya, tapi kamu tidak bisa bersikap layaknya suami. Kamu bisanya hanya marah-marah. Apa seperti itu yang kamu sebut suami?"
"Dan kamu anggap dirimu apa?"
Bugh!
Kepalan tinju Damar mendarat mulus di wajah Ryu hingga mundur beberapa langkah. Ia mengusap wajahnya yang terasa kebas.
Damar lalu menarik kerah kemeja dan menghadiahinya pukulan di perut. Bahkan Damar tak lagi peduli akibat yang mungkin dapat terjadi jika memukuli Ryu, yang merupakan anak pemilik stasiun TV tempatnya bekerja.
Pimpinan perusahaan bisa saja memecatnya saat itu juga.
"Ayo balas!" teriak Damar.
"Aku malas berurusan dengan orang yang tidak bisa mengontrol emosinya. Kayak kamu!" balas Ryu.
Damar melepas cengkeramannya dari kerah kemeja Ryu. Mendorongnya dengan kasar.
"Aku peringatkan, kalau kamu hanya bisa membuat Baby sedih, maka aku akan merebutnya da--"
Bugh Bugh Bugh
Tak tahan dengan ucapan Ryu, Damar menyerang bertubi-tubi. Kali ini tanpa ampun.
Beberapa petugas keamanan yang baru menyadari adanya keributan segera berlari mendekat.
Menyadari beberapa petugas keamanan sedang berlari ke arah mereka, Damar pun mendorong Ryu hingga terbentur di mobilnya.
"Aku bisa tahan setelah melihat kelakuan kamu dengan Tria di apartemen dan berpura-pura menganggap bahwa laki-laki itu adalah orang lain dan bukan kamu!"
Suara lantang Damar bagaikan sambaran petir bagi Ryu. Seketika bola matanya membeliak. Seluruh tubuhnya terasa meremang.
"A-apa? Apa maksud kamu, Mar?"
Damar terkekeh seolah menyindir. "Kamu bilang lagi keluar negeri, padahal tinggal di hotel berdua sama Tria kan?"
Deg! Ryu mematung.
"Kamu tahu Ryu, aku menganggap kamu lebih dari saudara karena kita sudah bersama sejak kecil. Kamu tega melakukan semua ini, di belakangku tidur dengan Tria. Tapi aku dan bunda berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Kamu tahu kenapa, karena aku merasa tidak punya ikatan apa-apa dengan Tria selain status pacar. Tapi dengan Baby beda ... dia istriku. Jadi tolong ... jauhi dia!"
"Ma- Mar ..."
"Sampai sekarang aku masih bisa menganggap mu teman dan berpura-pura tidak tahu apa-apa tentang kamu dan Tria. Tapi kalau urusannya menyangkut Baby, semuanya berbeda."
Setelah mengucapkan kalimat itu, Damar berlalu tanpa mempedulikan apapun. Tinggallah Ryu mematung menatap kepergian Damar. Wajahnya terlihat memucat.
Damar duduk bersandar di mobil. Ia teringat kembali ketika mendapati Ryu dan Tria tanpa busana di apartemen.
Bukanlah hal yang mudah baginya untuk berpura-pura tidak tahu selama ini.
🌼
biarpun bab nya pendek tp cerita nya g bikin nanggung..cerita tetap berkaitan dgn apik, biasa nya klo bab pendek cerita suka kluar jalur dn suka loncat2 g jelas..d sini g ada loncat cerita tanpa bisa d mengerti aq, smua nya terkonsep..
skalipun d sini ada tokoh dr cerita lain tp aq bisa menikmati nya tanpa hrs membaca cerita sebelum nya..benar2 cantik nih cerita, qta g d bikin emosi tingkat dewa, g ada pelakor2an..pokok nya mantaaaap 👍👍👍👍..dn d sini tdk menceritakan seorang CEO kaya raya yg punya kuasa at seorang dokter kaya raya, tp d sini menceritakan seorang jurnalis yg memperjuangkan keadilan..benar2 lain dr pada yg lain!!!
TOP deh bwt ka CHICHA..makasih ka cerita nya, aq benar2 menikmati nya...🙏❤️🤌⚘️⚘️⚘️⚘️⚘️⚘️⚘️⚘️⚘️⚘️
emg Damar suka asal niiih,,kaya nya ngegeser tuh otak nya gara2 liat Baby kesakitan mo ngelahirin..😅
jangan jangaaaaaan,,ooh tidaaak!!!!! 🙈🙈
ternyata Tria yg kamu agung2kan ternyata g lebih dr wanita murahan dn licik!!!
kamu salah mencari lawan Tria, Baby ini kan biasa demo jd g bakalan takut melawan kamu..😅
dn kamu Ryu,,kamu orang yg benar2 amanah memegang janji..👍😍
ternyata kamu lakukan hal2 yg bikin Damar emosi tingkat dewa tuh agar Damar menjauhi Tria???
knapa g terus terang aj Ry,,kasian liat nya kamu d hajar habis2an ma Damar dn d jauhi Damar....🥺