Niana Lestari,gadis berusia 18 th terpaksa harus menerima perjodohan yang dibuat oleh almarhum sang kakek dengan anak dari anak angkat sang kakek.
Irlan Pratama,laki-laki berumur 26 th adalah laki-laki yang dijodohkan untuk Niana.
Apa yang terjadi setelah pernikahan mereka?
Mengapa mereka harus bercerai di usia pernikahan yang masih 3 bulan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Les, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Ingin rasanya Nia menangis dipelukan orangtuanya,tapi dia harus bisa tegar didepan kedua orangtuanya agar orangtuanya bisa ikut menerima dengan perpisahan Nia dan Irlan.
Waktu menunjukkan pukul tujuh kurang sepuluh menit malam, yang ditunggu pun tiba.
Orangtua Irlan sampai terlebih dulu.
"Maaf..udah lama nunggu yah.?" Tanya Mami Nita kepada papa Niko dan mama Dena setelah turun dari mobil.
"Gak kok.." mama Dena menyahut.
"Halo cantik." Kini mami Nita beralih ke menantunya.
Nia mendekati mertuanya dan mencium tangan orangtua Irlan.
"Irlan masih di jalan,kejebak macet katanya." Papi Tian memberitahukan terlebih dulu posisi anaknya sebelum menantu dan besannya itu bertanya.
"Masuk dulu yuk." Ajak mama Dena kepada besannya.
Mereka duduk diruang tamu sambil menunggu kedatangan Irlan.
Surti dan Sukma datang membawa minuman dan beberapa cemilan ke ruang tamu untuk disajikan kepada besan majikannya itu.
"Jadi sebenarnya ini kenapa,kok mami-papi disuruh ngumpul disini?" Tanya mami Nita ke Nia sambil mengucapkan terima kasih kepada Surti dan Sukma.
"Pengen aja mi,kan udah lama dua keluarga gak ngumpul kayak gini" jawab Nia.
"Terakhir ngumpul waktu mami sama papi dateng mau ngbahas pernikahan aku sama kak Irlan." Lanjutnya.
"Iya juga yah Nit,padahal sebelum anak-anak nikah kita sering ngumpul bareng. Yah walaupun cuma kita berempat." Timpal Mama Dena.
Mami Nita mengangguk.
"Apa kalian mau kasih kabar gembira untuk kami?" Kali ini papi Tian yang bertanya.
Nia hanya menjawab dengan senyuman.
"Ikh jadi makin penasaran,jangan main teka-teki akh kita disini udah pada tua-tua Nia,otak udah gak sanggup lagi main tebak-tebakan.." mama Dena gemas dengan sikap anaknya.
Nia yang mendengar ocehan mamanya tertawa terbahak-bahak.
"Nanti aja,biar kak Irlan yang ngomong." Lanjut Nia.
Para orangtua terbagi menjadi dua kubu,mama Dena dan mami Nita duduk berdua di sofa panjang asik bergibah.
Sedangkan para suami mereka duduk di sofa panjang yang satunya asik membicarakan perusahaan.
Hanya Nia yang duduk di single sofa sambil memainkan hp nya menunggu kedatangan suaminya.
Setengah jam berlalu,yang ditunggu-tunggu pun tiba.
"Malam pah,mah..Maaf Irlan telat,jalanan macet banget soalnya." Sambil mencium tangan mertuanya kemudian beralih ke tangan orang tuanya.
Nia mendekat ke arah suaminya memberikan senyum termanisnya dan mencium tangan suaminya.
"Kita makan malam dulu yuk mi-pi.." ajak Nia kepada mertuanya.
Mertuanya mengangguk setuju,apalagi ini sudah jam makan malam.
"Ayo kak.." Nia menggandeng tangan suaminya sampai ke ruang makan.
"Ini semua Nia yang masak loh Nit..menu kesukaan kalian semua yang dimasaknya." Ujar mama Dena saat mereka sudah di meja makan.
"Waah...kok papa cemburu yah" protes papa Niko. Membuat semua orang yang ada di meja makan tertawa,kecuali Irlan yang hanya menampilkan senyumannya saja.
Para istri melayani suami mereka masing-masing,begitupun Nia yang tetap setia melayani Irlan di meja makan.
Bersandiwara didepan para orangtua,menyembunyikan kepedihan mendalam.
Membuat empat pasang mata yang berada di meja makan itu pasti tidak akan menyangka bahwa anak-menantu mereka akan membawa kabar buruk sepanjang sejarah keluarga mereka.
Mereka makan dalam suasana yang hangat,obrolan-obrolan ringan menemani mereka menyelesaikan menu yang sudah dimasak oleh Nia.
Setelah makan para lelaki berpindah tempat ke ruang keluarga.
Sedangkan para wanita membersihkan meja makan dan mencuci piring kotornya.
Setelah dapur dibersihkan para wanita menyusul para pria mereka di ruang keluarga sambil membawa kopi untuk mereka.
"Jadi apa sebenarnya yang mau kalian bicarakan?" Papi Tian membuka pembicaraan.
Nia dan Irlan duduk berhadapan di single sofa,sedangkan mama-papa Nia duduk sofa panjang disisi kanan dan papi-mami Irlan duduk di sofa panjang disisi kiri.
"Ehm..." Irlan berdehem sambil mengambil nafas panjang dan membuangnya kasar.
"Sebelumnya Irlan meminta maaf yang sedalam-dalamnya kepada mama dan papa karena sampai detik ini Irlan belum bisa jadi suami yang baik untuk Nia.." Irlan kembali mengambil nafas dan membuangnya kasar sebelum melanjutkan kata-katanya.
Para orangtua merasa aneh dengan kata-kata Irlan mereka mengernyitkan kening melihat gerak-gerik Irlan. Tak ada satupun dari para orangtua membuka suara mereka sebelum Irlan melanjutkan kata-katanya.
"Mah-pah.." melihat ke arah mertuanya
"Mi-Pi.." beralih melihat kedua orangtuanya.
"Irlan dan Nia memutuskan untuk mengakhiri pernikahan ini.." Irlan menundukkan wajahnya,tak sanggup melihat reaksi para orangtua.
Mama Dena,Papa Niko,Mami Nita,dan Papi Tian membelalakan mata mereka,tidak percaya dengan apa yang baru terucap dari mulut Irlan.
"Apa masalah kalian,sehingga kalian memutuskan mengakhiri pernikahan kalian?" Tanya papa Niko yang berusaha menahan emosinya.
Irlan masih menundukkan wajahnya.
"Apa karena wanita itu jadi kamu memilih untuk mengakhiri pernikahan kalian..??!" Kali ini mami Nita bersuara.
Mami Nita yang curiga kepada anaknya apalagi setelah tidak sengaja bertemu Melda di mall beberapa bulan lalu,menyuruh orang untuk membuntuti anaknya dan melaporkannya kepada mami Nita.
Sesuai kecurigaan mami Nita ternyata anaknya bermain belakang dengan Melda.
Mami Nita memberitahukan kepada suaminya tentang kelakuan Irlan.
Tapi Papi Tian menahan keinginan mami Nita yang ingin melabrak anaknya dan selingkuhannya itu. Papi Tian menyuruh mami Nita untuk memantau saja,karena itu masalah rumahtangga anak mereka. Biar mereka menyelesaikan masalah mereka sendiri agar mereka dewasa.
Papi Tian berpikir kalau anaknya sudah tidak memiliki perasaan apapun pada wanita itu dan hanya ingin menyelesaikan masalahnya dengan cinta lama anaknya itu.
Tapi hari ini mendengar kata-kata Irlan membuat papi Tian merasa bersalah karena tidak segera menyelamatkan anaknya dari wanita ular itu.
Irlan dan Nia kaget mendengar pertanyaan Mami Nita.
"JAWAB IRLAN!!!!!!" teriak mami Nita emosi.
Papa Niko dan mama Dena melihat ke arah Irlan,menanti jawaban Irlan.
Irlan mengangguk tanda membenarkan tuduhan maminya.
"Maaf" lirih Irlan.
Bugh....
Bogem mentah mendarat dipipi kiri Irlan dari Papa Niko
Bugh...
Papa niko kembali mendaratkan bogeman ke pipi kanan Irlan.
"Bre**sek kamu,tega kamu khianatin anak saya haaaaahh!!!!" Teriak papa Niko sambil menarik kerah baju Irlan.
Bugh..
Untuk yang ketiga kalinya papa Niko meninju Irlan.
Melihat menantunya dipukuli mama Dena menarik tangan suaminya untuk menjauh dari tubuh Irlan.
"Sudah pah...kita selesaikan masalah ini dengan kepala dingin.." mama Dena memeluk sambil mengusap-usap punggung suaminya.
Papa niko yang sudah sedikit tenang dibawa kembali duduk di sofa.
Nia hanya bisa melihat suaminya saat terkena bogem mentah. Walau merasa kasihan melihat sudut bibir Irlan yang berdarah tapi Nia sama sekali tak beranjak dari duduknya. Rasa sakit yang Irlan rasakan tidak akan sebanding dengan rasa sakit yang Nia rasakan saat ini.
"Tinggalkan wanita itu,jangan pernah berharap kamu bisa meninggalkan Nia demi wanita itu..!!!" Papi Tian menatap anaknya dengan geram. Ingin sekali ia ikut memberi bogeman,tapi tangannya selalu ditahan mami Nita.
"Gak bisa......"
btw, kunjungi juga karyaku ya😁🙏🏻