Aksa, pria dewasa yang sudah matang dan mapan harus dihadapkan dengan ancaman sang Ayah
yang sudah sangat lelah dengan kelakuannya yang selalu bergonta-ganti wanita.
mampukah Aksa menutup luka lamanya. dan membuka hati untuk wanita yang dijodohkan oleh orang tuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon najwatirta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jala Ikan
"hari ini berangkatnya sama aku aja, kita kan sekantor sekarang". aksa melirik karin yang sudah rapi dengan setelan jas dan celana panjangnya. penampilannya membuat karin terlibat lebih dewasa.
"iya om". karin melanjutkan sarapannya. senyum terus mengembang dari bibir mungilnya mengingat hari ini adalah hari pertamanya magang.
"pa, liat deh mereka serasi ya". mama erin kegirangan melihat aksa dan karin baru saja berpamitan kepadanya dan berangkat bersama.
"iya ma".
"kenapa gak kita kasih tau aja pa kalo kita mau jodohin mereka, aksa pasti senang".
"jangan dulu ma, biarkan mereka dekat dulu. lagian kalo mama ngomong sama aksa kalo dia bakal kita jodohin sama karin bahaya ma".
"bahaya? kenapa bahaya pa?", tanya mama erin bingung
"bisa bisa aksa ngotot minta dinikahkan sekarang juga". mama erin melotot mendengar jawaban absurd suaminya itu.
"waahh tuan muda sama neng karin cocok banget". bi ijah yang baru saja mengantarkan kopi ke pos satpam menggoda aksa dan karin yang berpapasan dengannya.
"bener bi?", tanya aksa.
"ya elah masak bibi boong sih tuan".
entah kenapa karena bi ijah menggodanya pipi karin tiba tiba terasa panas sudah bisa ia pastikan semburat merah tercetak jelas disana.
"cie ciee... ada chibi maruko chan". goda bi ijah yang melihat semburat merah di kedua pipi karin
"apaan sih bi". karin memegangi kedua pipinya.
aksa yang melihat karin malu justru ia yang merasa salah tingkah.
"udah om, ayo berangkat!". aksa mengangguk dan mengikuti karin dari belakang.
"tuan digandeng dong, masak tangan neng karin dianggurin", teriak bi ijah.
karin segera berlari kecil ke dalam mobil sedangkan aksa tersenyum puas sambil mengacungkan jempolnya ke arah bi ijah.
"sukses terus tuan, jangan sampek lolos". ucap bi ijah sebelum akhirnya aksa melajukan mobilnya.
kecanggungan di dalam mobilpun tidak bisa dihindari, karena gojlokan bi ijah sukses membuat karin sangat malu.
"hem". aksa mencoba menghilangkan kecanggungan diantara mereka.
"om, kalo kita di kantor pura-pura gak kenal yah."
aksa mengerutkan keningnya, "kenapa?".
"aku gak enak aja, aku pengen magang dengan tenang, biarin gak ada yang tau kalo aku kenal sama pimpinan mereka. aku takut disangka yang enggak enggak".
"oke. tapi kalo kamu kesulitan atau butuh sesuatu kamu harus ngomong sama aku".
"oke".
sampailah mereka di sebuah gedung pencakar langit, gedung yang tinggi menjulang berlantai tiga puluh dengan nama Hudaverdi company diatasnya.
seperti biasa, aksa akan selalu menjadi perhatian karyawannya. ketampanannya sukses membuat semua orang berdecak kagum saat melihatnya.
"nyet, udah lo urusin yang gue suruh?"
"udah. bucin banget lo".
aksa tersenyum puas karena sudah menyediakan tempat kerja yang nyaman untuk karin. tadi sebelum berangkat ke kantor, aksa meminta riko untuk menata meja kerja dengan baik. semua yang ada di meja karin harus baru, tidak terkecuali.
karena permintaan aksa yang dadakan, membuat riko harus mencari toko furniture yang buka pagi sekali.
"nyet, jangan lupa antar camilan sekalian ke meja karin".
"eh buaya darat, lo pikir karin mau camping? dia juga bakalan risih kalo lo lebay kek gini". setelah dipikir ucapan riko ada benarnya, aksa juga tidak mau karin sampai illfeel kepadanya.
'ting'
notifikasi pesan masuk ke ponsel aksa.
'ting'
'ting'
"ish, mengganggu." aksa membuka layar pipih di tangannya. ternyata isi pesan dari clara yang meminta aksa menemaninya berbelanja.
aksa menyunggar rambutnya kasar, sungguh malas jika harus berurusan dengan perempuan ini, tapi mungkin ini waktu yang tepat untuk menjalankan aksinya.
aksa ingin memberitahu karin bahwa ia akan bertemu clara sore ini. namun satu hal yang dilupakannya, dia belum punya nomer karin.
drrrtt....drrrrt.... nomer baru tertera di layar ponsel karin. panggilan masuk pertama karin tolak namun nomer tadi tetap menelepon.
"halo"
"rin"
"iya, siapa?"
"ini aku".
"om aksa?", karin berbisik
"kenapa berbisik?"
"om lupa apa yang aku bilang tadi di mobil?"
"iya.. aku ingat. nanti sore clara mengajakku jalan. apa ini saatnya menjalankan rencana kita?".
"wah, kebetulan sekali. ayo kita coba rencana kita". ucap karin bersemangat dan membuat aksa tertawa sumbang dari seberang telepon.
"ingat, nanti kamu jangan sampai berpikiran macam-macam! apa yang aku lakukan nanti dengan clara itu hanya akting saja".
"om apaan sih. mikir apaan coba. udah aku tutup". setelah karin menutup teleponnya, aksa menggeleng gemas dengan tingkahnya.
"akhirnya selesai", Aksa merenggangkan ototnya yang seharian ini lelah dengan banyak perkerjaan. aksa melihat jam di tangannya sudah menunjukkan pukul lima sore.
aksa segera pergi menjemput clara ke tempat kerjanya. tampak clara memang sudah menunggunya sejak tadi.
sedangkan karin sudah berada di pusat perbelanjaan, karena karin merasa akan sangat membosankan jika harus mengintai **** date aksa dengan clara, karin memutuskan untuk mengajak akdhan, walaupun tidak mengatakan tujuannya asalnya.
'ting'
aku sedang mengantri di bioskop. isi pesan aksa.
"dhan kita nonton yuk", akdhan langsung sumringah mendengar ajakan karin.
karin mengedarkan padangannya ke seluruh tempat di pembelian tiket dan camilan, tapi tidak ada aksa disana. mungkin sudah di dalam pikirnya. tanpa menunggu lama karin dan akdhan masuk.
sekali lagi mengedarkan pandangannya ke seluruh bioskop namun tetap tidak ada hasilnya, aksa tidak ada disana. daripada mubazir terlanjur membeli tiket, akhirnya karin mengajak akdhan duduk di barisan depan.
ternyata film yang ditontonnya adalah film genre romantis. selama film berlangsung akdhan selalu melirik karin dari sudut matanya. saat karin tertawa lepas, akdhan menatap lekat karin. sesekali saat adegan lucu pukulan kecil karin mendarat di bahu akdhan.
akdhan mengambil ponselnya dan mengajak karin berfoto, berbagai pose mereka ambil, bergaya lebay sampai konyol.
'ting'
aku sudah selesai menonton, aku akan berbelanja di outlet VS.
karin melotot, pasalnya outlet itu adalah outlet yang menjual pakaian dalam wanita. tidak mungkin dia mengajak akdhan kesana.
karin pamit untuk pergi ke toilet dan meninggalkan akdhan sendirian di food curt. karin masuk ke outlet VS yang aksa katakan tadi.
benar disana dia melihat clara yang sedang asyik memilih pakaian dalam, sedangkan aksa duduk menunggu di sofa yang tersedia. karena merasa diikuti pelayan toko, karin iseng bertanya ukuran pakaian dalam yang sesuai dengannya.
"kak, coba ini. ini adalah produk terbaru kami", ucap salah satu pelayan kepada clara
"kami yakin suami kakak akan langsung tergoda", imbuhnya lagi. dan hal itu sukses membuat karin menoleh.
astaga! pakaian apa itu? seperti jala ikan. karin menggelengkan kepalanya. berada di outlet ini membuat kepala karin pusing, akhirnya karin memutuskan untuk keluar saja.
saat akan keluar, karin melewati aksa yang sedari tadi memperhatikannya. melalui isyarat mata karin mengatakan bahwa dia akan keluar terlebih dahulu.
'ting'
kau mau kemana? isi pesan aksa
kepalaku pusing melihat banyak jala ikan. balas karin
'ting'
pesan dari aksa lagi, namun kali ini pesan aksa sukses membuat karin berteriak.
apa kau tidak suka ini?kalau kau mau, aku akan membelikan sepuluh untukmu 💜. aksa mengirimi karin foto jala ikan berwarna pink dengan tanda lope lope ungu di akhir pesannya.
aaaaaaa... dasar om mesum!!!!!