NovelToon NovelToon
Pengasuh Cantik Milik Sang Presdir

Pengasuh Cantik Milik Sang Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Jeju Oranye

Bagaimana jadinya jika seorang gadis manja harus menjadi pengasuh 3 anak CEO nakal yang tiba-tiba sangat lengket padanya?

Rosetta, seorang gadis cantik yang berusia 19 tahun, adalah putri seorang bupati yang memiliki keinginan untuk menjalani hidupnya sendiri. Namun ayahnya telah membuat keputusan sepihak untuk menjodohkan Rosetta dengan seorang pria tuatua bernama tuan Bramasta, yang memiliki usia dan penampilan yang tidak menarik. Rosetta sangat enggan dengan keputusan ini dan merasa bahwa ayahnya hanya menggunakan dia sebagai alat untuk meningkatkan karir politiknya.

Hingga puncaknya Rosetta memutuskan untuk kabur dari rumah. Di sisi lain ada Zein arga Mahatma, seorang bussiness man dan single parents yang memiliki tiga anak dengan kenakalan di atas rata-rata. Karena kebadungan anak- anaknya juga tak ada yang sanggup untuk menjadi pelayan di rumah nya.

Dalam pelarian nya, takdir mempertemukan Rosetta dan ketiga anak Zein yang nakal, bagaimana kah kelanjutannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter : 06

Rosetta hampir saja keceplosan berteriak jika saja dia tidak segera menyadari nya dan buru- buru tutup mulut.

"Haish, apa yang baru saja ku lihat ini?" Rosetta masih menutup matanya tapi sedikit mengintip. Pandangannya merasa ternodai dengan apa yang dia lihat di depan sana. Kaki yang sangat besar dengan bulu- bulu lebat itu sekarang terlihat sedang mondar-mandir, hanya itu yang bisa Rosetta lihat dari bawah kolong ranjang ini. Padahal kan dia ingin melihat lebih banyak-- eh?

Rosetta dengan refleks mengetuk jidatnya. "Ck, dasar otak kotor ini, emang harus di bersihkan!" dia jadi menggerutu sendiri.

"Oke fyuhh. " dia membuang napas panjang berusaha menghindari pemandangan kaki yang masih mondar-mandir itu, yang pertanda jika si pemilik kamar masih ada di sini.

"Rosetta, ayo pikirkan cara untuk keluar dari tempat ini, " monolognya dengan berpikir keras. Sambil berharap Alvaro dan Alaska segera menemukan solusi. Beberapa detik kemudian, terdengar suara pintu terbuka dan terlihat dua anak kembar itu di ambang pintu.

"Papa sepertinya sedang mandi. " seru Alvaro menyapu ke sekeliling, merasa lega melihat ayah mereka tak ada. "Ayo, ini kesempatan kita, " katanya yang mendapatkan anggukan dari Alaska, keduanya kemudian menyebar untuk mencari keberadaan Rosetta.

"Kak Sissy, kau di mana? " panggil Alaska dengan suara yang di buat sepelan mungkin agar tak ketahuan.

Tak lama kemudian terlihat Rosetta merangkak keluar dari kolong ranjang. "Aku di sini. " bisiknya, sambil mengedarkan pandangannya untuk memastikan Zein tidak mendengar. Alvaro dan Alaska menghampiri nya dengan sigap.

"Jadi apa rencananya sekarang?" tanya Alaska bertanya dengan nada serius.

"Yang penting kita keluar dulu dari sini, " kata Alvaro dengan suara yang mulai panik. Pasalnya pintu kamar mandi yang berada di pojok kamar terlihat akan terbuka.

"Baiklah, ayo! " seru Alaska, keduanya kompak menarik Rosetta untuk kabur. Namun sayangnya pintu kamar mandi dengan lebih dulu terbuka daripada kaki mereka yang baru beberapa kali melangkah, alhasil belum sempat keluar dari pintu, keberadaan mereka sudah lebih dulu di ketahui oleh Zein yang baru keluar dari kamar mandi dengan hanya ada handuk yang melilit pinggangnya.

Rosetta tercengang, melihat tubuh atletis yang polos tanpa busana itu tampak seksy dengan masih ada tetes- tetes air yang menempel. Saking terpana nya dia sampai berhenti melangkah dan malah diam seperti batu di tempat. Sementara Alvaro dan Alaska yang sudah bisa menebak mereka ketahuan, tidak berani menoleh.

"What the--? apa yang kau lakukan di sini gadis aneh? " Zein yang berang menyadari keberadaan nya, menatap sinis.

Rosetta bukannya panik malah nyengir seperti orang tak waras, haish dia baru saja memandangi kesempurnaan Tuhan di depan mata, tentu saja yang bening- bening seperti ini tidak bisa terlewat kan.

"Hai ganteng. " Rosetta malah menyapa, tanpa di sadari nya dari lubang hidungnya sudah keluar darah segar. Dia mimisan. Mimisan karena melihat roti sobek di depan mata.

Gedubrak!

Setelah nya Rosetta tak merasakan apa- apa lagi karena dia pingsan.

...----------------...

Hampir tengah malam dan Rosetta baru bisa bangun dari pingsannya setelah ia merasakan tepukan pelan di pipinya, dan pertama dia lihat adalah wajah Chiara yang panik.

"Atee Sissy! " bocah itu langsung memeluk nya, Rosetta merasakan kepalanya sedikit berdenyut tapi tak urung dia membalas pelukan bocah imut itu.

Rosetta memicingkan matanya, berusaha menyesuaikan diri dengan cahaya yang tampak terlalu terang untuk nya. "apa yang terjadi? aku di mana? " tanyanya dengan suara serak. Berusaha mengingat kejadian aneh sebelum pingsan.

"Selamat datang kembali ke dunia nyata, kak Sissy. " Alvaro menyindir meski dengan nada yang tidak sepenuhnya serius. "Kau pingsan setelah melihat tubuh atletis papa kami tadi, " ujarnya lalu dia dan Alaska sama- sama menahan tawa.

Rosetta menggerutu, mengingat kembali detik-detik menjelang kejatuhannya. Dia merasa sangat malu dan anak-anak ini juga usil sekali menggoda nya.

Tak lama kemudian sosok tinggi, tegap itu datang. Alaska, Alvaro dan Chiara buru- buru berdiri begitupun dengan Rosetta.

Zein tampak santai dengan memakai piyama tidurnya. Rosetta baru menyadari pria itu memiliki baju tidur yang sama dengan anak-anak nya, haish betapa lucunya itu.

Tetapi bayangan lucu itu seketika lenyap begitu mata Rosetta bertubrukan dengan iris gelap Zein yang tengah melayangkan tatapan tajam padanya, pria itu bersidekap dada.

"Hei gadis aneh, kenapa kau bisa ada di dalam kamar ku hah? " Zein langsung bertanya to the point, begitulah dirinya yang tak suka basa- basi.

Rosetta yang semula menunduk mulai mengangkat wajah tapi sambil nyengir. "Hehehe janganlah marah om, kita damai aja ya? "

"Aku butuh penjelasan, bukan perdamaian! " suara Zein naik oktaf.

Rosetta tersentak lalu akhirnya menjawab serius. "Baiklah, aku... di bawah oleh mereka. Anak- anak mu yang membawa ku kesini. "

Zein langsung menoleh kepada ketiga anaknya. "Benarkah begitu?! "

Chiara gegas menghampiri dengan wajah memelas nya. "Papa tolong jangan pisahkan kami dengan atee Sissy. "

Alvaro dan Alaska juga mengangguk. "Dia baik kok. "

Zein mulai berpikir, anak- anaknya begitu keras mempertahankan gadis aneh ini, dia mereka terlihat sangat nurut padanya. Zein jadi memiliki sebuah ide.

"Kebetulan mbok iyem juga ijin cuti karena anaknya lahiran. Gadis aneh ini bisa jadi opsi, " ucapnya dalam hati. Mbok iyem adalah art yang masih bertahan karena anak- anaknya tak ada yang berani mengusik wanita tua itu awalnya zein juga menginginkan mbok iyem juga merawat anak- anaknya tapi mengingat umur sepuh wanita itu Zein akhirnya hanya menjadikannya pembantu saja yang pagi datang dan sorenya bisa pulang.

Dan yang menjadi masalah nya, mbok iyem ijin cuti karena anak perempuannya lahiran. Sebulan adalah waktu yang di minta mbok iyem. Sekarang kebetulan ada gadis ini, Satu-satunya orang di sukai oleh putra- putrinya. Dia yakin Alvaro, Alaska dan Chiara akan nurut jika di urus olehnya.

"Baiklah, kau ingin tinggal di sini? " Zein kemudian bertanya pada gadis itu.

"Tinggal di sini? " Rosetta tidak menyangka akan langsung di tawari untuk tinggal di rumah besar ini. "Tentu saja om, aku mau, " katanya dengan senyum ceria.

Zein mengangguk- angguk. " Oke, jika begitu kau harus menjadi pengasuh ketiga anak- anak ku. "

Rosetta tercengang untuk sesaat. "Pengasuh? " seumur- umur dia belum pernah di tawari kerja dan sekalinya di tawari menjadi seorang pengasuh. Namun melihat tatapan tajam Zein, Rosetta pun mengangguk saja.

"Baiklah, aku bisa kok jadi pengasuh hehehe. "

Zein manggut- manggut. "Oke bagus, selain jadi pengasuh kau juga harus menggantikan posisi mbok iyem yang ijin cuti dari sini. "

"Baiklah aku siap. " Rosetta terlihat sangat bersemangat.

Zein mengangguk lagi. " Oke dan untuk gajinya--"

"Om saja yang atur, yang terpenting aku bisa tinggal di sini. " Rosetta menjawab cepat membuat Zein tidak sempat melanjutkan kata- katanya.

Zein mengangguk pelan tapi mimik wajahnya terlihat tidak meyakinkan dan meragu. "Oke... kalau begitu bagaimana kalau 50 juta/ perbulan? "

*****

1
Dancingpoem
🥰🥰🥰🥰🥰
beybi T.Halim
awal yang memacu adrenalin ..,dengan anak2 yg luar biasa pintar 😊
Harwanti Jambi
Haha jodoh tak pernah salah jalan
Dancingpoem: betul 👍
total 1 replies
𝓖𝓒 ⃟👑Atdgies🦋
apa itu Zein, benih cinta kah/Shy/
Dancingpoem: hahahaha
total 1 replies
Iqlima Al Jazira
🤦🏼‍♀️🤦🏼‍♀️
Dancingpoem: hahaha/Joyful/
total 1 replies
tutiana
Luar biasa
Dancingpoem: terimakasih untuk rating 5 nya/Determined/
total 1 replies
Moh Rifti
up
Nikma: Permisi kakak Author ..

Halo kak reader, kalau berkenan boleh mampir novel aku juga ya 'Kesayangan Tuan Sempurna' ..
Terima kasih😊🙏
total 1 replies
Helen@Ellen@Lenz
lanjut thor biar seru 💪💪
Helen@Ellen@Lenz: iya pasti dong
Dancingpoem: siappp, smoga tetap setia ya ngikutin cerita nya/Smile/
total 2 replies
Moh Rifti
next
Moh Rifti
/Determined//Determined//Determined/
Moh Rifti
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Helen@Ellen@Lenz
sy doakan moga jln cerita yg authur buat moga sukses ya dan dilimpahi rezeki bt ceritanya
Dancingpoem: Aamiin MasyaAllah terharu sekali komentar nya kak, semoga kk juga sehat selalu ya sekeluarga Aamiin 🥺😇🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!