Jangan Panggil Aku Om!

Jangan Panggil Aku Om!

Aksa Brixton Hudaverdi

"Aksa!!! berhentilah bertingkah bodoh! kamu hanya membuang waktu, pikiran dan tenaga karena terlalu larut dengan masa lalu".

Riko membantu Aksa berdiri, karena terlalu banyak minum dan berjalan sempoyongan.

"Hahahahaha... kau tau apa? kau tidak akan pernah mengerti!!! tidak akan pernah!!! hahahaha" tunjuk Aksa dengan intonasi tinggi dan masih berjalan sempoyongan.

"Aksa.. aku mengenalmu dari kita kecil, aku tau kamu kecewa, sakit hati dan frustasi, tapi kamu jangan sampai menyakiti diri kamu sendiri." Riko yang sudah kualahan karena tidak kuat memapah Aksapun mendudukkan Aksa di sudut Bar.

----------------------------///------------------------------------

ya, Dia Aksa Brixton Hudaverdi, seorang CEO tampan, badan tegap dan gagah. Yang memilih bermain-main dengan wanita, bergonta-ganti kaum hawa karena kekecewaan yang mendalam kepada mantan kekasihnya. Bagaimana tidak, CEO tampan yang dulunya pria dingin dan arrogant itu bisa melunak dan bersikap lembut sejak kehadiran Jasmine, mantan kekasihnya. Namun Jasmine, wanita cantik, berambut pirang, kulit seputih susu, bola mata coklat, bulu mata lentik, hidung bangir dan senyum yang semanis madu itu tega meninggalkan Aksa...

(ditinggal pas sayang-sayange... 😁😁😁)

Aksa dan Jasmine adalah teman semasa kuliah, di fakultas yang sama. Aksa yang dulunya dingin, tidak mudah bergaul dengan siapapun, kecuali Riko yang kini menjadi asistennya. Berubah menjadi sosok yang humble dan mudah berteman, semenjak dia dekat dengan Jasmine. Jasmine yang memang menaruh hati terhadap Aksa pun selalu menemani setia menemani Aksa di kampus.

"Aksa, habis ngampus kamu mau kemana?",

Jasmine yang langsung menaruk bokongnya disamping tempat duduk Aksa.

"Aku.. emmm... tidak ada. kenapa Jas? ada sesuatu yang ingin kau lakukan?", Aksa bertanya masih dengan memainkan ponselnya

"Bagaimana, kalau kita ke toko buku. aku ingin mencari refrensi untuk tugas tadi. kamu mau kan nemenin aku?", Jasmine menoleh ke arah Aksa yang masih sibuk dengan ponselnya.

"baiklah.. aku akan menemanimu", Aksa menaruh ponselnya ke saku dan berjalan menuju tempat parkir.

"oke .. terimakasih", Jasmine menyusul Aksa kegirangan.

"Riko, kau pulanglah lebih dulu, aku akan mengantar Jasmine ke toko buku." Aksa mengabari Riko yang biasanya pulang bersama Aksa, karena Riko adalah saudara jauh Aksa yang berkuliah di daerah Aksa dan tinggal di rumah Aksa.

"Aksa..", Jasmine melirik Aksa, yang sedang berada di balik kemudi

"katakanlah Jas," Aksa seolah mengerti ada hal yang ingin Jasmine sampaikan sedari tadi.

"uuummm apa kau tidak ingin memiliki kekasih?".

"Entahlah... aku sepertinya tidak memiliki waktu untuk memikirkan hal itu. kau tau kan, aku tidak pernah dekat dengan perempuan, kecuali kamu. ya walaupun kita hanya berteman. aku belum pernah berpikiran kearah sana. memangnya kenapa?".

Jasmine hanya diam mematung, dia bingung apa yang harus dia katakan. Jasmine menyukai Aksa, bahkan mungkin bisa dibilang kalau Jasmine mulai mencintainya. Aksa yang dingin, tidak pernah dekat dengan perempuan manapun, hanya Jasmine teman perempuannya, karena orang tua mereka berteman. Jasmine yang berniat ingin mengutarakan isi hatinyapun dibuat terdiam dengan jawaban Aksa. rasa ingin memiliki pria itupun sangat besar.

'bagaimana aku mengutarakannya' batin Jasmine. aku takut ketika aku mengutarakan perasaanku, dia akan menjauh dan ilfill. haruskah aku memendamnya? tidak, aku harus mengatakannya.

"Aksa.. misal ada seorang perempuan yang menyukaimu, bagaimana?", Jasmine gugup

"apa maksudmu? dia menyukaiku?", Aksa tersenyum smirk

"i iya.. apa kamu akan menerimanya?", Jasmine mulai takut untuk mendengar jawaban Aksa

"Entahlah Jas, aku takut malah melukainya. kamu tau kan, aku suka sibuk di perusahaan papa. aku takut tidak memiliki waktu untuk menyenangkannya, bahkan aku takut tidak punya waktu untuk mengabarinya sekalipun."

Jasmine memutar otak, bagaimana agar Aksa mengerti, bahwa Jasmine akan benar-benar mengerti dengan kesibukan Aksa. dan dia tidak akan terganggu dengan hal itu. tekad Jasmine sudah bulat untuk mengutarakan perasaannya.

"Aksa.. aku mencintaimu."

ciiiiiiiittttttttttttt

Aksa mengerem mobilnya seketika. dia menoleh ke arah Jasmine, menatapnya heran dan penuh tanda tanya.

"Aksa, aku bilang aku mencintaimu". Jasmine menatapa Aksa yang juga sedang menatapnya. jantung Jasmine benar-benar berdetak tak karuan saat ini, bagaimana mungkin dia dengan percaya dirinya mengutarakan perasaannya kepada Aksa. tapi sudahlah, dia benar-benar sudah tidak kuat memendam perasaannya selama ini terhadap Aksa

"Jas, jangan bercanda, aku tidak ingin melukaimu, aku tidak mau pertemanan kita berahir hanya karena perasaanmu itu."

"Tapi, aku sungguh-sungguh dengan perasaan ku Aksa, aku serius, aku sudah lama memiliki perasaan ini", mata Jasmine mulai mengembun, hatinya kalut, bagaimana kalau Aksa menolak cintanya, dan tidak mau lagi berteman dengannya.

"Jas.. please... aku",

belum selesai Aksa berbicara, Jasmine menarik tengkuknya dan mencium sekilas bibir Aksa.

Aksa yang kagetpun tidak bereaksi apa-apa dan hanya melototkan matanya.

"ssssttttt...." Jasmine menaruk telunjuknya di bibir Aksa, berharap agar laki-laki itu terdiam. karena Jasminepun kaget akan kelakuannya sendiri yang tiba-tiba mencium Aksa. ini pertama kali bagi Jasmine mencium laki-laki.

"bisakah kamu memberiku kesempatan, izinkan aku berusaha membuatmu jatuh cinta kepadaku Aksa..", Jasmine menatap mata Aksa

"Jas... tapi.. ," Aksa mencoba melepas tangan Jasmine yang masih menggegam tangannya. Sungguh Aksa tidak ingin memikirkan hal seperti ini, bagaimana mungkin dia memikirkan masalah cinta, sedangkan papanya selalu memberikan tugas perusahaan yang selalu membuat kepalanya pusing, belum juga tugas-tugas kuliahnya yang mulai menumpuk karena semester akhir. Aksa tidak pernah dekat dengan perempuan manapun kecuali Jasmine teman sedari dia kecil.

"please... aku mohon", Jasmine dengan rengekannya

"baiklah.. aku beri kamu satu kesempatan. sampai kita selesai kuliah. kalau sampai saat itu, aku belum bisa mencintaimu, maka lupakan perasaanmu, dan kita hanya akan berteman selamanya", Aksa yang sudah kehilangan akalpun memberikan Jasmine kesempatan, toh kalaupun dia benar-benar jatuh cinta kepada Jasmine itu tidak masalah pikirnya. Jasmine gadis baik, periang dan selalu ada untuk Aksa.

"yes... terimakasih sayang", Jasmine pun tersenyum. dia sangat bahagia karena Aksa mau memberinya kesempatan.

Jasmine bertekad akan membuat Aksa jatuh cinta dan nyaman saat bersamanya. senyum yang tak pudar dari wajahnya, membuat Aksa menahan senyumnya sambil menggelengkan kepalanya. Dia tidak habis pikir, Jasmine satu-satunya perempuan yang dekat dengannya, mengatakan bahwa dirinya mencintai Aksa. ya satu-satunya teman perempuan yang dia punya, satu-satunya teman yang mampu membuatnya banyak bicara. satu-satunya perempuan yang membuat dirinya nyaman. tapi, apa itu bisa dikatakan cinta? entahlah, Aksa tidak pernah merasakan apa itu cinta. dia hanya akan menunggu Jasmine membuktikan ucapannya. mungkin seiring berjalannya waktu cinta akan hadir dengan sendirinya, begitu pikir Aksa.

Aksapun melajukan mobilnya ke toko buku

Terpopuler

Comments

Siti Maryam

Siti Maryam

nyimak

2022-07-12

0

Nesa Satria

Nesa Satria

aq mampir

2022-07-12

0

Daud Hidayattullah

Daud Hidayattullah

pusing

2022-05-30

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!