NovelToon NovelToon
EGO

EGO

Status: sedang berlangsung
Genre:Playboy / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa / Wanita Karir / Keluarga
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: si_orion

Maxwell, Daniel, Edric dan Vernon adalah keempat CEO yang suka menghambur - hamburkan uang demi mendapatkan kesenangan duniawi.

Bagi mereka uang bisa membuat mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan bahkan seorang wanita sekalipun akan bertekuk lutut di hadapan mereka berempat demi mendapatkan beberapa lembar uang.

Sampai suatu hari Maxwell yang bertemu dengan mantan calon istrinya, Daniel yang bertemu dengan dokter hewan, Edric yang bertemu dengan dokter yang bekerja di salah satu rumah sakitnya, dan Vernon yang bertemu dengan adik Maxwell yang seorang pramugari.

Harga diri keempat CEO merasa di rendahkan saat keempat wanita tersebut menolak secara terang terangan perasaan mereka.

Mau tidak mau Maxwell, Daniel, Edric dan Vernon melakukan rencana licik agar wanita incaran mereka masuk ke dalam kehidupan mereka berempat.

Tanpa tahu jika keempat wanita tersebut memang sengaja mendekati dan menargetkan mereka sejak awal, dan membuat keempat CEO tersebut menjadi budak cinta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon si_orion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 3

"Ups.." Chelsea mematung diambang pintu ketika dia melihat pemandangan indah didalamnya.

Tentu saja indah, dia melihat 4 pria tampan sedang berkumpul disana. Seharusnya Chelsea berdandan dahulu tadi jika tahu bahwa akan ada banyak pria tampan disini.

Eh, tapi Chelsea tak asing dengan pria tampan yang berdiri di dekat jendela. Pria itu, pria tanpa nama yang membuat lututnya melemas saat di lift tadi.

Chelsea menelan ludahnya akibat berhadapan dengan 4 pria tampan, apalagi dengan Austin Dexter si paman tua tampan yang menyebalkan, serta pria tanpa nama di lift itu.

"Selamat siang." dr. Ryan menyapa 5 pria tampan itu, Ryan Dario adalah senior Chelsea yang merupakan dokter kepercayaan keluarga Dexter.

"Selamat siang dokter Ryan." balas Austin.

"Oh iya, perkenalkan dia keponakanku, Chelsea Angela, sekaligus asistenku untuk melakukan perawatan tuan Austin." ucap Ryan memperkenalkan Chelsea.

"H-halo selamat siang." sapa Chelsea gugup.

"Oh jadi pasien yang kau maksud Austin Dexter adalah dia? Pasien tua menyebalkan yang cerewet dan kalau saat marah seperti wanita yang sedang PMS itu?" ucap Edric dengan wajah polos tanpa dosa.

Chelsea memelototkan matanya sambil menggigit bibir bawahnya gugup. Austin yang menjadi objek pembicaraan langsung menatap nyalang pada Chelsea.

"Wah dokter cerewet itu membicarakanku dibelakang rupanya." ucap Austin sinis.

"Tuan lift, a-apa yang kau bicarakan? Kenapa kau ada disini?" tanya Chelsea gugup.

"Paman menyebalkan dan cerewet ini adalah Kakakku, omong - omong." jawab Edric santai.

Astaga, Chelsea telah salah membuka mulut mereconnya. Seharusnya dia tak berbicara pada orang asing. Lihat, dia bahkan menjelekan pasiennya dihadapan adiknya. Oh my, pria lift tampan itu rupanya adik paman menyebalkan, pantas saja mereka sama gilanya.

"tuan lift, seharusnya kau mengucapkannya secara lengkap. Aku tak hanya mengatakan tuan Austin menyebalkan saja tapi aku juga menyebut dia paman tua tampan yang menyebalkan."

tambah Chelsea langsung tersadar bahwa dia tak seharusnya mengatakan itu.

"Maaf." cicit Chelsea menunduk dalam.

Ryan menghela nafasnya jengah dengan sikap keponakannya itu. "Tuan Dexter, maaf atas-"

"Tidak, tidak! Aku memaafkanmu hei dokter cerewet karena kau menyebutku tampan, meskipun kau menambahkan embel - embel tua diucapanmu." potong Austin.

"Tapi kau memang tua paman." ceplos Chelsea polos.

teman - teman Edric yang hadir disana terkekeh bahkan hingga ketawa melihat tingkah Chelsea. Dokter cantik itu begitu polos dan menggemaskan.

Edric tersenyum dalam diam melihat Chelsea, hingga senyuman itu kemudian berubah menjadi sebuah seringaian.

“'i'll got you, babe.”

***

Daniel sedang tak memiliki kerjaan sekarang, sehingga dia bisa menghadiri pemeriksaan tahunan untuk hewan peliharaannya.

Daniel datang ketika briefing sedang dilakukan oleh tim medis khusus hewan. Daniel datang dengan wajah bersahabat, ramah dan tersenyum menyambut tim yang dia pekerjakan untuk menjaga kebun binatang mininya.

"Tuan Daniel, untuk pemeriksaan tahun ini akan dipimpin oleh dokter Veronica, karena dokter John sedang sakit." Ben selaku kepala penjaga kebun binatang mini milik Daniel.

Dokter cantik itu membungkuk sebentar pada Daniel lalu memperkenalkan diri. Sebenarnya itu tak perlu dilakukan, mengingat Dokter itu telah bekerja lumayan lama disana. Namun, dia tetap memperkenalkan diri karena ini adalah pertama kalinya mereka bertemu secara langsung. Sebab Daniel biasanya hanya bertemu dengan kepala penjaga maupun kepala dokter kebun binatang mininya itu.

Daniel mengangguk, dia baru tahu jika ada perempuan yang bekerja dengannya. Selama ini yang dia tahu hanya ada 15 orang pekerja pria yang bekerja di kebun binatangnya, sedangkan yang wanita adalah pembantu yang mengurus bagian rumah dan segala tetek bengeknya.

'Menarik, dokter hewan wanita, cantik, dan seksi.' gumam hati Daniel memperhatikan dokter Veronica dari atas sampai bawah.

Dia jadi membayangkan bagaimana membawa dokter hewan cantik itu bercinta di dalam kandang hewan peliharaannya, bukankah itu suatu hal yang menantang? Sial, hanya membayangkan saja tapi adik kecilnya sudah terbangun.

"Ekhm. Baiklah bisa kita mulai?" Daniel berdeham sambil merapikan jaketnya.

Tim pun mulai bergerak, jadwal pemeriksaan hari ini adalah untuk beruang dan harimau peliharaan Daniel. Mengingat dua hewan tersebut merupakan hewan endemik dan perlu pemeriksaan khusus, serta membutuhkan waktu yang lama.

Untuk yang pertama, mereka menuju kandang 2 ekor Beruang Asia Hitam yang Daniel beri nama Thunder untuk si jantan dan Zola untuk si betina.

Pemeriksaan berlangsung setelah Thunder dan Zoya diberi suntikan bius untuk memudahkan mereka melakukan pemeriksaan.

Dokter Veronica dengan sigap melakukan pemeriksaan terhadap Thunder dibantu oleh pekerja lainnya. Setelah Thunder selesai, mereka beralih kepada Zola.

Pemeriksaan untuk 2 ekor Beruang Asia Hitam telah selesai. Setelah istirahat dan melakukan persiapan kembali, tim kemudian beralih pada kandang 2 ekor Harimau Siberia yang Daniel beri nama Hoshi untuk si Jantan dan Woozi untuk yang betina.

Pemeriksan pertama dilakukan kepada Hoshi yang telah diberi obat bius terlebih dahulu. Setelahnya beralih pada Woozi.

Selama jalannya pemeriksaan, bukannya fokus pada hewan peliharaannya, Daniel justru malah terfokus pada dokter Veronica. Daniel terkagum - kagum melihat Veronica yang begitu teliti dan sigap dalam melakukan pemeriksaan terhadap hewan peliharaannya. Mungkin jika itu adalah hewan jinak seperti kucing atau anjing Daniel akan biasa saja, tapi hewan yang Veronica periksa adalah jenis hewan buas dan besar. Namun Veronica terlihat begitu tenang ketika memeriksa hewan-hewan endemik buasnya itu.

Wajah tenang Veronica saat memeriksa membuat jiwa Daniel tersentuh dan tertantang. Rasanya dia ingin melihat wajah cantik itu ketakutan. Sebab semenjak tadi, dia tak melihat ekspresi ketakutan dalam wajah Veronica bahkan ketika Hoshi mengaum dengan keras saat mereka datang.

"Kalau dari perhitungan sejak mereka kawin, sepertinya Woozi sekarang tengah mengandung. Namun kami belum bisa memastikan berapa usia kandungannya. Kami akan kembali melakukan perhitungan untuk memastikan." ucap dokter Veronica setelah mereka selesai melakukan pemeriksaan terhadap Woozi.

"Wah, aku akan menjadi kakek rupanya. Congrats boy." ujar Daniel sambil melihat Hoshi yang masih terlihat lemas pasca di bius.

Veronica hanya mengulas senyum tipis, kemudian dia memberikan laporan lainnya kepada Daniel mengenai kondisi Thunder, Zola, Hoshi, dan Woozi.

Daniel mengangguk dan tersenyum mendengar penuturan Veronica. Matanya tak terlepas dari bibir plum Veronica yang bergerak ketika berbicara. Jiwa bajingan dalam diri Daniel sangat ingin menyerang bibir itu dengan kasar. Lalu ciumannya turun ke titik - titik tubuh hingga bagian bawah Veronica. Ah, bisa - bisanya dia berpikiran mesum kepada dokter cantik dan seksi didepannya itu.

"...untuk pemeriksaan satwa lainnya akan dilaksanakan minggu depan dengan hari yang sama dan pemeriksaan akan dipimpin kembali oleh dokter John." Veronica menutup laporannya pada Daniel.

Daniel kembali mengangguk. "Pemeriksaan minggu depan akan kembali dipimpin oleh dokter Veronica." putus Daniel sambil memasuki rumah besarnya.

Veronica dan tim yang mendengar itu hanya melongo. Padahal biasanya Daniel akan mengundur pemeriksaan jika bukan dipimpin oleh dokter John. Namun sekarang, selama pemeriksaan Daniel hanya diam bahkan sampai memenyuruh Veronica kembali yang memimpin pemeriksaan minggu depan.

"Bukankah tuan Daniel tak bisa percaya kepada dokter lain selain dokter John? Kenapa tiba-tiba dia berubah dan mengijinkan dokter Veronica untuk memeriksa hewan peliharaannya?" bisik salah satu anggota tim.

Ben sebagai kepala tim hanya mengedikkan bahunya. "Minggu depan kau bisa kan? Aku akan mengabari dokter John." ucap Ben.

"Minggu depan aku jadwal penelitian, bisakah kau berbicara dengan tuan Daniel? Aku mohon." pinta Veronica memelas, tapi Ben dengan wajah menyesalnya menggelengkan kepala.

"Maaf, tuan Daniel bukan orang yang mudah untuk dibujuk. Kecuali…." Ben menggantung ucapannya.

"Kecuali?" ulang Veronica.

"Kau sendiri yang membujuknya." jawab Ben.

Ya, Daniel memang bukanlah tipe orang yang mudah untuk dibujuk. Apalagi oleh pria, bahkan sahabat karib Daniel pun kesulitan untuk membujuk pria itu, apalagi itu adalah Ben yang hanya sekedar pegawainya saja.

"Kau bilang tuan Daniel adalah orang yang sulit dibujuk. Kau saja yang sudah dikenal dan dipercaya oleh dia tak didengar apalagi aku, dia bahkan sepertinya baru melihat aku sekarang." ujar Veronica.

Ben terkekeh. "Maksudku bujuk dengan plus plus. Dia pemain wanita, bisa saja kan dia mengabulkan keinginanmu setelah kau layani."

Veronica langsung memukul bahu Ben keras sambil memelototkan matanya. "Hei, aku bukan wanita murahan!"

"Sudahlah, datang saja minggu depan, daripada nanti kita kena marah berjamaah." ucap Ben menepuk bahu Veronica sambil berlalu menyusul pekerja lainnya.

Veronica berdecih, seharusnya dia menolak saat dokter John meminta dia untuk menggantikannya. Veronica pikir Daniel akan membatalkan pemeriksaan saat yang memimpin hari ini bukan dokter John. Tapi rupanya Daniel hanya mengangguk - anggukan kepala saja dan diam selama pemeriksaan, padahal menurut Ben biasanya Daniel selalu cerewet menanyakan kondisi satwa kesayangannya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!