Nayla Kamil
18Tahun..
Tok.. tok.. tok..
"Permisi Tuan..bisa tolong berikan bunga ini untuk Tuan yang ada di belakang."
Reymon sanjaya
31 Tahun
"Dasar wanita aneh"bergumam sambil tersenyum tipis.
Siapa yang menyangka pertemuan yang tidak di sengaja itu menjadi awal mula Nayla terjebak dalam cinta yang aneh menurutnya.
perbedaan usia,tahta,harta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31- Yang paling berharga
Saat Rey dan Nayla sedang menikmati kebersamaan mereka, dirumah, Ibu Nay tengah berhadapan dengan Perempuan cantik yang tak sedikitpun berubah dari 10 tahun lalu ketika mereka bertemu,masih cantik dengan tatapan angkuh kearah Ibu Nay.
Di dalam kamar Bima sedang menghubungi Nayla namun tak pernah tersambung.
Kembali ke ruang tamu yang masih diisi keheningan, "Apa anda masih mengingat saya, Bu Santi" Tanya Ratih suaranya terdengar lembut namun Ibu Nay tak menemukan sedikitpun keramahan di dalamnya.
"Tentu saja,wajah anda bahkan tak berubah,dan saya tidak akan lupa dengan kejadian dimana anda memutar haluan kesalahan anak anda menjadi kesalahan suamiku"
"Baiklah saya tak suka basa basi" Ratih menghela nafasnya "Sebenarnya apa yang kalian inginkan?"
"Apa maksud anda"
"Apa anda sedang merencanakan balas dendam terhadap anak saya,hingga meminta anak anda menjerat anak saya"
Ibu Nay terperangah apa maksudnya, "Saya tidak mengerti bu Ratih"
Ratih terkekeh "Anda yang bersiasat anda yang tidak mengerti"
"Anak anda mendekati Anak saya Rey,untuk membalas dendam atas apa yang saya dan daddy Rey pada kalian bukan"
Ibu Nay terlonjak "Apa maksudmu Rey.. anak mu dan dia .. dia pemuda yang menyebabkan suamiku meninggal"
"Saya tau apa yang kami lakukan memang salah,tapi Rey tak mengetahui ini jadi jangan menganggu anak ku"kata Ratih ucapan itu malah terdengar seperti ancaman. "Saya sudah selesai terimakasih atas waktunya, dan saya tau anda sudah mengerti dengan semua perkataan saya" Ratih beranjak di ikuti ajudannya dari belakang.
Tiba tiba langkah Ratih terhenti ketika ibu Nay berkata "Ternyata bukan cuma wajah anda yang tak berubah,tapi sifat anda juga tak berubah"
Ratih berbalik "Ya tentu, dan jangan lupa nyonya Santi, kekuasaan kami juga masih sama" Ratih pergi tanpa menoleh lagi.
Ibu Nay sudah berderai air mata tentu saja dia ingat ketika Ratih dan suaminya datang dan mengancamnya agar tutup mulut,dan dalam sekejap status suaminya sebagai korban menjadi tersangka.
Dibalik tembok Bima mengepalkan tangannya lelaki remaja ini tentu mengerti kesedihan Ibunya,bahkan dulu dirinya harus kehilangan kasih sayang ayahnya di usianya yang baru 5 tahun.
_______
Rey mengajak Nay kebutik untuk memilih baju, Rey akan mengajaknya makan malam bersama Orang tuanya,entah keputusannya benar atau tidak namun Rey sungguh tak ingin menikah dengan anak dari tuan Raksa yang sama sekali tak dicintainya.
Rey tau rencana orang tuannya yang berniat menjodohkannya dengan anak tuan Raksa dengan dalih kesepakatan bisnis.
"Kenapa gak pulang aja sih,baju disini mahal ih Rey" bisik Nayla.
"Gak keburu sayang acaranya keburu mulai"
"Tapi beneran gak papa emang aku ikut,itu acara keluarga kamu loh"
"Dan kamu orang yang penting bagi ku maka dari itu kamu harus ikut"
Nay tak bisa mengelak lagi dia pasrah dan mencoba baju yang terlebih dulu di pilihnya,setelahnya Nay dirias oleh MUA yang sudah Rey pesan.
Nay sungguh cantik Rey tak berkedip beberapa saat,Nay juga menatap Rey yang terlihat gagah dengan toxedo nya.
"Tampannya pacarku" Rey mendekat lalu mendekap pinggang Nay.
"Cantiknya pacarku" Rey membalas godaan Nay "Ayo kita sudah terlambat" Nay mengangguk.
Mereka tiba di sebuah Restoran yang sudah di pesan Daddy Rey, Nay sudah tegang mereka bahkan belum keluar dari dalam mobil. "Ingat yang ku katakan,apapun yang terjadi tetap percaya padaku"
Nay hanya mengangguk ketika mengingat tadi Rey yang berkata.
Flashback..
"Aku minta yang paling berharga"
Nay menyilangkan tangannya di dada "Pikiran mesum" Rey mencubit pipi Nay.
"Aku ingin kepercayaanmu untuk ku bukankah kepercayaan sangat berharga"
Nay nyengir "Aku pikir apa"
"Tapi kalo kamu mau ayo" ajak Rey.
"Apa sih"Nay menunduk malu.
Rey menganggkat dagu Nay hingga melihat kearahnya "Dengar sayang apapun yang terjadi percayalah padaku bahwa kamu adalah yang paling berharga untukku,dan kamu segalanya"
"Apapun yang terjadi jangan pernah lepaskan tanganku" Rey mengangkat tangannya yang kini sedang mengenggam tangan Nay. "Kau percaya padaku"