Mayra begitu bahagia dijodohkan dengan pria pilihannya, akan tetapi harapannya dicintai harus pupus dan kandas. Rayyan Atmadja sangat membenci Mayra namun dirinya enggan untuk melepaskan.
Apakah Mayra mampu mempertahankan dan membuat Rayyan mencintainya atau Mayra lama-lama menjadi bosan lalu meninggalkan pria pilihannya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mami Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 - Pura-pura Baik
"Mama!"
Citra dan Mayra menoleh ke arah suara.
"Mama ke sini kenapa tidak mengabariku?" Rayyan menghampiri 2 wanita yang disayanginya.
"Mama ingin memberikan kalian kejutan," ujar Citra berbohong. "Mama ke sini juga ingin mengobrol dengan istri dan putramu," lanjutnya agar Rayyan tidak curiga.
"Oh," ucap Rayyan singkat.
"Bukankah kamu sudah ke kantor?" tanya Citra.
"Ada yang ketinggalan, makanya aku balik lagi ke rumah," jawab Rayyan.
"Kalau begitu, Mama pulang, ya!" pamit Citra.
"Kenapa buru-buru, Ma?" tanya Rayyan.
"Mama memiliki janji dengan teman sekolah," jawab Citra beralasan.
Citra pun pulang, sebelumnya ia berpura-pura memasang wajah bersahabat ketika berhadapan dengan Mayra.
"Apa saja yang dibicarakan Mama kepadamu?" tanya Rayyan.
"Dia bertanya kabar aku dan Rama," jawab Mayra berbohong.
"Syukurlah kalau memang begitu," ucap Rayyan.
-
Citra tiba dikediamannya sejam kemudian, sesampainya ternyata suaminya juga berada di rumah.
"Dari mana kamu?"
"Aku tadi ke rumah temanku."
"Jangan bohong, Citra!"
"Aku memang ke sana, Mas!"
"Aku mengikuti mobil kamu!"
Citra menelan salivanya, ia tak menyangka suaminya membuntutinya.
"Apa yang kamu lakukan di sana?"
"Tidak ada."
"Kamu pasti ingin menyakiti perasaan Mayra dan Rama lagi, 'kan?" tuding Tio.
"Astaga, Mas. Kenapa menuduhku seperti itu?"
"Kamu itu sangat membenci Mayra, jadi aku tak percaya jika kamu semudah itu begitu luluh dan sadar!"
"Ya ampun, Mas. Kenapa selalu berprasangka buruk padaku?"
"Kamu tadi ke rumah Rayyan, 'kan?" tanya Tio lagi.
"Aduh, bagaimana ini?" batin Citra, ia bingung harus mencari jawaban yang masuk akal.
"Citra!"
"Iya, Mas!"
"Kenapa kamu ke sana?"
"Aku ingin bertemu dengan menantu dan cucuku."
"Kamu tidak menyakiti mereka, 'kan?"
"Mana mungkin, Mas. Aku hanya ingin menyapa mereka," Citra beralasan.
"Jika aku menemukan kamu berbohong, maka aku tidak mengizinkanmu kamu liburan bulan depan!" ancam Tio.
"Kenapa begitu, Mas?"
"Aku melakukannya agar kamu mendengar ucapan aku!" tegas Tio.
***
Sebulan berlalu....
Citra selalu memberikan berbagai alasan jika diajak bertemu atau mengunjungi keluarga Rayyan dan Tio tak memaksanya. Pria paruh baya itu berharap istrinya segera berubah dan menerima Mayra dan Rama.
"Dia tak datang lagi?" tanya Oma Salsa ketika mereka berkumpul di rumah wanita lansia itu.
"Dia memiliki janji dengan teman semasa kuliahnya, Ma." Jawab Tio karena memang Citra beralasan begitu.
Oma Salsa menghela napas.
"Kemungkinan nanti ulang tahunnya Rama dia akan datang," ucap Tio berjanji agar Rayyan tak kecewa dengan sikap ibunya.
"Ya sudah kalau begitu, ayo sekarang kita makan!" ajak Oma Salsa.
Kelimanya menikmati hidangan dengan begitu lahap sampai Rama terus memuji masakan yang disajikan.
Selesai makan siang bersama, mereka mengobrol bersama di taman rumah. Rama berlari ke sana kemari dan Rayyan dengan sabar mengikutinya.
Selang 2 jam kemudian, Rayyan dan keluarga kecilnya pamit pulang. Di perjalanan menuju rumah, Mayra berkata, "Mas, Mama Citra mungkin masih membenciku."
"Mama Citra tidak membencimu, dia memang begitu sangat sibuk. Banyak sekali kegiatannya diluar sampai aku juga bingung," ujar Rayyan.
"Setiap acara yang kita buat atau Oma Salsa laksanakan dia tak pernah hadir," ucap Mayra.
"Kemungkinan saja dia memang lagi sibuk," kata Rayyan.
"Semoga saja nanti ketika acaranya Rama, Mama Citra bersedia datang," harap Mayra.
"Nanti aku akan bicara padanya," janji Rayyan.
***
Esok harinya, Rayyan menemui ibunya yang sedang menikmati waktu santainya dengan menyeruput teh.
Rayyan duduk berhadapan dengan sang ibu, "Mama!"
"Hei, Rayyan!" Citra meletakkan cangkir teh ke atas meja.
"Apa Mama memiliki waktu akhir Minggu ini?"
"Hmm, sepertinya ada."
"Mama bisa 'kan hadir ke acara ulang tahunnya Rama."
Citra diam sejenak.
"Ma, datang, ya!" mohon Rayyan.
Citra mengangguk mengiyakan.
"Terima kasih, Ma!" Rayyan tersenyum senang.
Setelah mengobrol 30 menit dengan ibunya, Rayyan pamit berangkat ke kantor. Sementara Citra tampak berdecak kesal karena dirinya sangat malas bertemu Mayra dan Rama.
"Aku harus cari alasan apa, ya?" Citra berusaha berpikir.
Salam kenal
Terus semangat berkarya
Jangan lupa mampir ya 💜