NovelToon NovelToon
Pendekar Dewa Abadi

Pendekar Dewa Abadi

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / Fantasi Timur
Popularitas:26.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: adicipto

Ho Chen ditakdirkan memiliki kekuatan di atas alam Dewa, dia berguru kepada Feng Ying yang menjadi legenda di masa lalu.

Namun untuk mencapai kekuatan tersebut tidaklah mudah.

Dengan berlatih di bawah bimbingan Feng Ying, Ho Chen telah berhasil menjadi pendekar hebat di usia yang masih muda.

Pada saat itulah gurunya memberi ujian untuk pergi berpetualang, petualangan yang akan memulai semuanya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adicipto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Liu Wei

Saat ini sakte Darah Iblis melakukan pertemuan dengan semua ketua kelompok. Sakte Darah iblis berbeda dengan sakte lain, mereka membagi beberapa kelompok, kelompok pengintai, Kelompok strategi, dan kelompok pembunuh. Sakte Darah iblis di pimpin oleh Wei Heng.

“Bagaimana sekarang? Apa kita perlu meminta bantuan sakte yang lain?" tanya salah satu ketua kelompok.

“Jangan dulu terburu buru ketua, kita masih harus menunggu dan memastikannya," tetua kelompok yang lain menjawab.

Mereka telah mengirim beberapa orang yang ahli menyusup. Tujuan mereka adalah desa Air Tebing.

Setelah satu tahun mereka baru bertindak untuk menyelidiki Feng Ying. Awalnya mereka tidak mau mengambil resiko. Mereka merasa selain Feng Ying, masih ada anggota lain di belakangnya.

Saat sedang berdiskusi, seseorang masuk menggunakan jubah hitam dan topeng hitam.

“Ketua Heng, para anggota pengintai sudah memberi kabar. Desa itu kosong dan tidak ada seorang pun di sana,"

“Kalau memang demikian biarlah, tapi ingat kelompok siapapun yang bertemu dengan orang yang memakai jubah yang sama, segera habisi,"

Wei Heng sudah tidak mau mengambil resiko lebih jauh. Bertemu di manapun dengan Feng Ying maka akan langsung di bunuh, termasuk Ho Chen yang memakai jubah yang sama.

“Lapor ketua, kelompok pengintai 2 menemukan orang yang memakai jubah tersebut. Dia bersama pendekar Jian Heeng dari Bukit Halilintar,"

“Bukit Halilintar? Apa dia menuju kesana?" Wei Heeng penasaran.

“Benar ketua. Namun orang yang memakai jubah putih itu masih anak kecil,"

“Kalian tidak salah lihat? Jelas-jelas pria tua yang memakai jubah itu, kenapa bisa anak kecil?" Protes salah satu tetua kelompok.

“Maaf! Kami sudah berulang kali memastikan nya, dan kami yakin informasi itu benar,"

“Sepertinya memang ada hubungannya dengan sakte Bukit Halilintar! Saudara Tuoli aku serahkan sisanya padamu, awasi anak itu,"

“ Aku mengerti tetua Heng!"

Tuoli adalah salah satu ketua kelompok strategi dan terkenal sangat cerdik. Kalau sekte Darah iblis sedang terjebak masalah yang sulit, maka Tuoli adalah solusinya.

***

“Adik kita sudah sampai, inilah sakte kami,"

Setelah menempuh perjalanan selama tiga hari, akhirnya mereka tiba di sakte Bukit Halilintar.

Ho Chen berdecak kagum, menurutnya ini bukan sakte, melainkan mirip kota. Banyak bangunan besar dan megah.

“Eh, lihat senior Rui sudah datang,"

“Senior Rui sudah tiba,"

Tiba-tiba beberapa gadis berseru dan berteriak, Ho Chen yang berjalan bersama pun juga merasa bingung.

Jie Rui berjalan dengan sedikit membusungkan dada. Jian Heeng menggelengkan kepala, sedangkan Ho Chen masih kebingungan.

Tiba-tiba seorang gadis kecil berumur 7 tahunan datang menyapa.

“ Guru Heeng, senior Rui selamat datang kembali! Dan..! Ini siapa guru?"

“Aku perkenalkan adik Chen, dia adik seperguruan ku Liu Wei. Wei'er ini Ho Chen dia saudara angkat ku!"

“Kalian bawalah Ho Chen ke kediamanku. Aku akan pergi untuk menemui ketua sakte.

“Baik guru," jawab mereka serempak.

Ho Chen pergi ke rumah Jian Heeng bersama Jie Rui dan Liu Wei, sedangkan Jian Heeng pergi ke rumah ketua sakte.

“Jian Heeng memberi hormat pada ketua," Jian Heeng membungkuk.

“Saudara Heeng, kamu baru tiba sebaiknya istirahat dulu, dan datanglah besok,"

“Terima kasih atas kebaikan ketua, namun sebaiknya saya menyampaikan sekarang,"

Jian Heeng tidak mau menunda lagi, dan segera menyampaikan hasil misinya, sekaligus menceritakan tentang Ho Chen.

Saat Jian Heeng menceritakan latar belakang Ho Chen, wajah Kang Jian menjadi serius.

“Saudara Heeng, bisakah kamu membawa Ho Chen ini besok kesini?"

Kang Jian sudah tidak sabar untuk melihatnya langsung. Namun dia sadar, baik Jian Heeng maupun Ho Chen, mereka sama sama masih lelah setelah berjalan beberapa hari.

“Tentu Ketua, besok pagi saya akan mengajaknya menemui ketua! Kalau begitu saya pamit dulu,"

“Hahahahaha...! Baiklah saudara Heeng, silahkan," Kang Jian mengijinkan Jian Heeng untuk pulang.

Setelah berpamitan Jian Heeng langsung berjalan menuju rumahnya, jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah Kang Jian.

Sesampainya di rumah dia melihat Ho Chen, Jie Rui dan Liu Wei sedang mengobrol, mereka terlihat sangat akrab.

Malam itu mereka berempat makan malam, selesai makan malam, Ho Chen pamit istirahat. Ho Chen benar benar terlihat sangat kelelahan, Jian Heeng, Jie Rui, dan Liu Wei, juga pergi beristirahat.

Malam berlalu begitu saja, saat pagi sudah menjelang, terdengar kicauan burung bernyanyi menyambut sang mentari pagi.

Ho Chen berdiri di bawah pohon, dia bisa merasakan udara yang sangat sejuk dan segar. Terbayang saat masih tinggal di desanya sendiri.

“Saudara chen, kamu sedang apa disini?" Ho Chen menoleh dan melihat Liu Wei datang menghampirinya.

Liu Wei bangun pagi-pagi sekali, tidak seperti biasanya! Liu Wei berpakaian sangat anggun dan pergi mencari Ho Chen. Jian Heeng juga heran dan bahkan timbul tanda tanya di pikirannya. “Apa yang terjadi dengan Wei'er?"  pikir Jian Heeng.

“Nona Wei, selamat pagi!” sapa Ho Chen.

“Saudara Chen tidak perlu memanggilku Nona! Panggil saja aku saudari Wei, Atau Wei'er." Liu berkata dengan tersipu malu.

“ Eh..?" Ho Chen kaget dan bingung.

Wei'er adalah sebuah sebutan untuk orang yang disayangi dan spesial bagi orang tersebut, seperti orang tua menyayangi anaknya, seorang kakak yang menyangi adiknya. Intinya orang yang di panggil disematkan kalimat ('er) di akhir namanya itu adalah orang yang sangat spesial.

“ Baik saudari Wei!"

“ Adik Chen, Wei'er! guru mengajak kita sarapan sekarang," Jie Rui muncul setelahnya.

Jie Rui bingung melihat penampilan Liu Wei yang terlihat berbeda dari biasanya. Dia menatap dari atas sampai bawah.

“Senior, apa ada yang salah?" Liu Wei melihat gaunnya dan mencari letak kesalahannya.

“Hiihihi...! Tidak ada!" Jie Rui langsung tertawa kecil. Dia bisa mengerti sikap adik seperguruannya.

“ Adik Chen kalau sudah besar nanti pasti menjadi rebutan para gadis!" Batin Jie Rui dan mereka segera pergi sarapan bersama.

Jian Heeng juga mengatakan kepada Ho Chen kalau ketua sakte ingin bertemu dan Ho Chen tidak menolaknya.

Selesai sarapan, Ho Chen dan Jian Heeng pergi untuk menemui Kang Jian. Namun mereka bukan kerumahnya, tapi menuju aula pertemuan.

Di aula pertemuan terlihat orang-orang sudah berkumpul, salah satunya Kang Jian.

Ketika Jian Heeng dan Ho Chen memasuki aula. Tatapan semua orang tertuju kepada Ho Chen.

“Hormat pada ketua," Jian Heeng dan Ho Chen sama sama membungkuk.

Kang Jian sampai lupa bernafas ketika melihat jubah Ho Chen, bukan hanya Kang Jian, tapi hampir seluruh orang yang hadir  disana.

“Baiklah saudara Heeng silahkan duduk!"

Setelah mengatur nafas Kang Jian mulai berbicara kepada Ho Chen.

“Saudara kecil! aku sudah mendengar semua tentang dirimu dari saudara Heeng. Kami semua ikut prihatin atas kejadian yang menimpa desa dan keluargamu,"

“Terima kasih ketua," Ho Chen hanya bisa  menjawab itu dengan wajah kembali sedih.

“Maafkan aku, aku tidak bermaksud menyinggung kembali masalah itu,"

Kang Jian merasa bersalah karena membuat Ho Chen kembali teringat akan peristiwa yang mungkin sudah dia ingin lupakan.

“Tidak apa-apa ketua," Jawab Ho Chen dengan tersenyum.

“Baiklah, aku mau bertanya. Namamu Ho Chen bukan? Bisa kamu ceritakan tentang asal usul gurumu.

Ho Chen lalu menceritakan sosok gurunya tersebut, sebenarnya Ho Chen yang lebih bingung, karna tiba-tiba mereka ingin tau sosok gurunya.

“Itulah sosok guruku. Sebelum pergi guru juga memberiku gelang ini,"

Kang Jian dan yang lainya belum selesai dari keterkejutannya kini kembali terkejut, yang lebih terkejut adalah Kang Jian, dia sampai gemetar melihat gelang Ho Chen.

“In-ini. Apa ben-benar!" Salah seorang sepuh sampai susah berkata kata.

Jian Heeng terkejut, sebelumnya dia tidak melihat kalau Ho Chen memiliki gelang. Tapi dia lebih terkejut melihat sikap orang orang sepuh yang hadir.

1
Roni Sakroni
terima kasih thour
Roni Sakroni
goblok lu
Roni Sakroni
pilih semuanya sajalah...
Feri Hermanto
ceritanya bagus
Roni Sakroni
punya milyaraykoin emas ngasih sumbangan cuma dua ribuan...
Roni Sakroni
ha....ha....ha... kena DECH luu......asmara....hayo jujur sajalah....
mirna
Luar biasa
Roni Sakroni
pendekar merendahkan wanita. tahu kakeknya orang sakti takut setengah mati. maka jadi orang jgn arogan
Roni Sakroni
lanjutkan
Roni Sakroni
memutuskan hubungan perasaan dgn orang terdekat...? jadi nda asyik ceritanya
Roni Sakroni
ternyata kang Jian punya watak yg jahat dan tidak bertanggung jawab pada wanita yg sudah ditidurinya sehingga menimbulkan dendam.
Roni Sakroni
bunuh saja jgn bikin musuh masa depan .......
Roni Sakroni
si ruy yg sombong kena batunya .....
Roni Sakroni
benar benar tidak berguna jagoannya nih
Roni Sakroni
jagoannya asyik bersembunyi....
Roni Sakroni
jagoannya masih bersembunyi ketakutan....
Roni Sakroni
ditunggu tunggu mlh pandang pandangan sama cewek
Roni Sakroni
selalu mengandalkan gurunya ....katanya bergelar pendekar muda dewa.
Roni Sakroni
kakek ye lu jgn sombong jadi orang tua... hormati yg muda juga.
Roni Sakroni
bnyk omong doang kamu Chen......mana bukti peningkatan kekuatan mu itu?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!