NovelToon NovelToon
Gadis Munafik Milik Elang

Gadis Munafik Milik Elang

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Diam-Diam Cinta / Romansa / Menikah dengan Musuhku
Popularitas:3.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: santi.santi

Arabella adalah gadis yang selalu mendapat julukan gadis apatis, gadis batu, gadis sombong, gadis angkuh dan masih banyak lagi julukan yang melekat padanya karena sikapnya yang antipati, dingin dan acuh tak acuh pada apapun disekitarnya.
Karena sikapnya itu membuat orang-orang di sekitarnya menjauh dan membencinya bahkan banyak yang mencacinya. Hal itu pula yang membuat seorang Elang Bahuwirya sangat membencinya.

Lalu apa jadinya jika Bella menjadikan sikapnya itu hanya sebagai topeng belaka. Topeng yang ia gunakan untuk menutupi segala luka di hatinya.

Dan bagaimana permainan takdir akan membawa Elang yang sangat membenci Bella malah saling terikat sebuah benang merah karena jebakan dari Bella.

"Walau di dunia ini hanya tersisa satu wanita, aku tetap tidak sudi mencintai gadis angkuh dan sombong sepertimu!!" ~Elang~


"Aku juga tidak mengharapkan itu!!" ~Arab

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32

"Mau apa kau kesini?" Bella sudah memasang wajah datarnya kembali.

"Ha ha tentu saja kau sudah tau tujuanku kemari anak b*doh!!" Wanita yang sudah keriput dengan bibirnya yang di lapisi pewarna bibir merah merona itu terlihat sangat meremehkan Bella.

"Katakan saja tidak usah banyak omong!!" Sela Dito.

"Kenapa memangnya? Kalian takut setelah rencana tak berguna kalian itu gagal?" Ucapan Mirna membuat tangan Bella terkepal kuat.

"Sampai kapanpun kalian tidak akan bisa menjebloskan ku ke dalam penjara!!" Ucap Mirna dengan senyuman liciknya.

"Akhirnya kau menunjukkan wajah aslimu Mirna. Sepertinya kau telah lelah dengan topeng mu itu. Selalu berpura-pura baik dan suci di hadapan orang lain" Bella mencoba tenang tak tersulut emosi.

"Yah, sepertinya aku sudah lelah harus bersikap baik dengan gadis s*alan sepertimu!!"

"Baguslah, kalau begitu aku sudah tidak perlu berpikir panjang lagi untuk menampung mu dan anak kesayangan mu di rumahku. Lagipula semua harta orang tuaku sudah jatuh ke tanganku!!" Kini Bella mulai melancarkan aksinya untuk tidak terlihat lemah di harapan p*mn*nuh orang tuanya.

"Wooww aku takut sekali dengan ancaman mu!!" Mirna malah menertawakan Bella.

"Jangan kau pikir aku tidak tau pergerakan kalian selama ini. Kalau kalian tidak tau caranya menjadi penjahat yang sebenarnya maka kalian bisa belajar dariku. Terutama kau anak polisi t*lol yang suka ikut campur dengan urusan orang lain!!" Mirna menunjuk tepat di depan wajah Dito.

"Kau boleh senang dulu kali ini karena Santoso berhasil kabur. Tapi itu tidak akan membuatku menyerah untuk membalaskan dendam ku kepadamu!!" Balas Dito tak kalah sengit.

"Terserah kalian mau berbuat apa, lagipula kasus itu sidah terlalu lama. Tidak mungkin pengadilan mengabulkan penyelidikan kembali atas kasus itu!!" Mirna tersenyum remeh.

"Kau salah, masih ada waktu dua tahun lagi sebelum tuntutan itu kadaluwarsa!!" Mirna mengatupkan bibirnya kaku setelah mendengar Balasan menohok dari Bella. Matanya menajam dan giginya menggertak di dalam mulutnya.

"Kau pikir aku takut?? Sudah 10 tahun saja kalian belum menemukan bukti apapun, apalagi ini hanya tersisa 2 tahun. Maka bermimpilah saja kalian!! Atau aku yang akan mengirim kalian terlebih dahulu menghadap orang tua kalian di neraka!!"

"Dasar nenek lampir!!" Cetus Mita karena terlalu kesal melihat orang tidak tau malu di depannya.

"Diam kau b*bu!!" Mirna menatap Mita tajam.

"Aku tidak akan pernah membuat itu terjadi. Aku yang akan lebih dulu membuatmu membusuk di penjara!!" Ucap Bella dengan penuh penekanan.

"Oh ya? Silahkan saja jika kau berani!!" Mirna berjalan mendekat ke Arah Bella hingga memegang pundak wanita cantik itu.

Mirna mendekatkan bibirnya ke telinga Bella. Membisikkan sesuatu yang membuat Bella memejamkan matanya karena menahan amarahnya. Tangan Bella mengepal hingga kuku jarinya melukai telapak tangannya.

"Kau pikirkan lagi tawaranku!! Aku yakin kau tidak mungkin mengorbankan orang-orang yang kau cintai lagi demi ambisi mu itu kan Bella sayang?" Mirna berucap lembut dengan menyentuh dagu Bella untuk menatapnya.

Bella menepis dengan keras tangan kotor itu. Sungguh rasanya ingin menancapkan gunting kain yang ada di depannya tepat ke jantung Mirna jika saja tidak ada hukum di negara ini.

"Pikirkan baik-baik sebelum aku mulai menunjukkan kepadamu hadiah-hadiah kecil yang sangat menyenangkan untuk mereka" Mirna mulai meninggalkan ruangan Bella dengan tiga orang yang hanya terdiam tanpa sepatah katapun mencegah kepergiannya.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang Mit? Aku tidak tau lagi? Aku lemah saat ini. Aku akui itu!!" Bella terduduk dengan lemas.

"Tenang Bell, kita pasti dapat jalan keluarnya. Kita tidak bisa lemah hanya dengan ancamannya!!" Ucap Dito gusar.

"Tapi Dit, kamu tau kan semengerikan apa dia? Dia bisa saja melenyapkan kita saat ini juga. Ancamannya tidak main-main Dit!!"

Bella menatap Dito penuh dengan ketakutan. Baru kali ini Bella selemah ini. Hanya karena mendengar ancaman Mirna. Lain halnya jika yang ingin di cekakakan Mirna adalah Bella, maka Bella akan pasrah dan menerima. Tapi jika Mirna mengancam orang-orang yang dicintainya sebagai sasarannya maka Bella tidak bisa berbuat apa-apa selain menurut.

"Lalu sekarang kamu menyerah begitu saja Bell, setelah selama ini kita berjuang bersama!!" Dito mulai putus asa dengan keputusan Bella.

"Saat ini hanya itu yang bisa kulakukan Dit!! Aku mohon mengertilah, dan aku minta kamu jangan bertindak gegabah Dit, pentingkan keselamatan kamu!!"

"Benar apa yang dikatakan Bella Dit, jangan berpikiran sempit demi keselamatan kamu" Ucap Mita memperingati Dito yabg sangat ambisius dengan tujuannya itu.

"Aku tidak tau masih bisa mengendalikan diriku atau tidak. Yang jelas saat ini rasanya ingin sekali m*mb*nuhnya!!" Dito lebih memilih meninggalkan Bella dan Mita setelah mengucapkan kekesalannya.

Bella melipat tangannya di meja, menundukkan kepalanya di antara kedua tangannya. Pikirannya saat ini sudah buntu, hanya menyerahkan menjadi jalan satu-satunya tapi bagaimana dengan keadilan yang selama ini dia perjuangkan.

Mita memeluk Bella dari samping, justru Mita lah yang tak bisa menahan air matanya. Gadis itu sudah sesenggukan di pundak Bella. Mita tau apa hang di rasakan sahabatnya itu, dia tau sejauh apa perjuangan gadis sebatang kata itu.

Mita lah saksi dari penderitaannya selama ini. Dia juga yatim piatu hidup sendirian dari kecil. Tapi dia tidak semenderita Bella yang harus berjuang melawan orang-orang kejam di sekitarnya.

"Aku butuh menenangkan diri Mit, aku pergi dulu!!" Mita langsung menghapus air matanya.

"Tapi apa tidak berbahaya di luar sana Bell?" Mita berusaha mencegah kepergian Bella.

"Aku sudah pasrah dengan hidupku Mit!!" Ucap Bella dengan lirih.

"Aku pergi dulu!!"

Baru saja Bella akan keluar dari ruangannya, Rayan sudah lebih dulu membuka pintu itu dari luar.

"Yan?"

"Hay Bell, mau jalan bareng aku nggak?" Tanya Rayan dengan senyuman lebar.

"Boleh, tapi cari tempat yang tepat untuk menenangkan diri" Bagaikan ketiban durian, Rayan tentu saja sangat senang karena Bella dengan sangat mudah di ajak keluar.

"Beres, yuk!!" Rayan menyingkir memberikan jalan untuk Bella. Baru Rayan mengikuti wanita yang ditaksirnya itu dari belakang.

"Seandainya saja pria yang kau sukai itu Rayan, pasti kamu bisa bahagia bersamanya Bell. Tapi tidak ada yang bisa mengubah hati seseorang selain Tuhan" Gumam Mita setelah melihat Rayan yang begitu perhatian dengan Bella.

***

Rayan membawa Bella ke sebuah taman dengan kolam yang cukup besar di depan mereka. Suara air mancur yang gemericik membuat susana tenang, di tambah hari yang sudah gelap membuat taman menjadi sangat sepi.

Bella duduk di samping Rayan di sebuah bangku besi yang cukup untuk dua orang, dan sedari tadi Bella masih terus diam, belum mengeluarkan suaranya.

"Aku tau kamu sedang ada masalah Bell, tapi aku juga tidak memaksamu untuk bercerita, hanya menjadi temanmu di saat seperti ini juga aku sudah senang" Ucap Rayan memecah keheningan.

Bella tersenyum tipis, ternyata kali ini wajah datarnya sudah tidak bisa menyembunyikan kecemasannya lagi.

"Apa begitu terlihat jelas?"

"Sangat" Jawab Rayan menatap mata Bella yang terlihat lesu.

"Kalau begitu, apa boleh kau meminjam pundak mu sebentar saja?"

"Asal bisa meringankan beban di hatimu aku tidak keberatan" Rayan memberikan senyuman yang membuatnya terlihat sangat tampan. Jika saja hati Bella masih kosong pastinya akan mudah jatuh cinta pada Rayan.

Bella berlahan menjatuhkan kepalanya di bahu sebelah kanan milik Rayan. Memejamkan matanya menikmati udara malam dan kesunyian di sekitarnya.

"Yan, seandainya ada seseorang yang memberimu pilihan, antara memperjuangkan keadilan orang yang sangat berjasa sekaligus orang yang sangat kamu sayangi namun orang itu sudah pergi dari dunia ini, atau keselamatan orang-orang yang kau cintai saat ini, kamu akan memilih yang mana?" Tanya Bella tanpa membuka matanya.

Rayan berpikir sejenak. Memberikan jeda sedikit lama sebelum Rayan menyuarakan pendapatnya.

"Tentu pilihan yang sangat berat, tapi aku juga punya jawaban. Bukan berarti aku tidak menyayangi orang yang sudah berjasa dalam hidupku tapi mereka sudah pergi jauh. Masalah keadilan jika di tuntut di dunia ini tidak akan pernah adil dan seimbang. Berbeda dengan keadilan dari Tuhan" Bella mengangkat kepalanya untuk mendengarkan jawaban Rayan selanjutnya.

"Tapi aku lebih memilih melindungi yang ada di sekitarku saat ini sebelum terjadi kesalahan seperti sebelumnya yang membuatku harus berjuang menuntut keadilan. Belum lagi jika nanti perjuanganku itu sia-sia dan sama sekali tidak berakhir dengan adil"

"Jadi itu jawabanku jika kamu menginginkan jawaban dariku"

"Hemm, aku sudah puas dengan jawabanmu. Terimakasih banyak sudah menemaniku. Tapi sepertinya aku harus pulang" Bella beranjak meninggalkan Rayan.

"Biar aku antar, tidak mungkin kan kita kembali ke butik untuk mengambil mobilmu?" Rayan sudah mensejajarkan langkahnya dengan Bella.

"Baiklah kalau kamu memaksa" Canda Bella membuat Rayan tertawa lebar.

***

Sementara di sebuah rumah yang cukup besar dan mewah, seorang suami sedang geram menunggu kepulangan istrinya. Dirinya di penuhi amarah hanya karena sebuah foto yang menunjukkan adegan romantis di dalamnya.

Dia tidak tau siapa yang mengirim foto itu tapi hal itu sungguh membuat hatinya terasa seperti terbakar. Bagaimana tidak, di dalam foto itu istrinya sedang duduk bersandar pada bahu seorang pria yang tak lain adalah sahabat suaminya itu sendiri, menikmati indahnya suasana malam di sebuah taman.

Suara deru mobil tiba di halaman rumah Elang, suara mobil yang cukup Elang kenal. Samar-samar juga terdengar suara percakapan yang di akhiri dengan suara mobil yang mulai menjauh.

Ketukan yang berasal dari sepatu dan lantai yang saling beradu mulai mendekat. Elang masih diam di posisinya dengan matanya yang tajam menjuru kepada pintu yang sebentar lagi terbuka.

"Sudah puas bermesraannya Nyonya Elang??" Baru saja penghuni lain di rumah itu membuka pintu tapi sudah di sambut dengan Elang berwujud singa.

-

-

-

-

-

Kira-kira apa yang akan terjadi pada Bella setelah ini ya?

Tunggu updatenya besok ya?

Semoga kalian suka, happy reading😘

1
retiijmg retiijmg
greget sm elang gak tak tek tak tek gitu😀🤦‍♀️
retiijmg retiijmg
gak rela klo bella trs sm elang.
smoga bella ,dito n mita gak diapa2in mak lampir
retiijmg retiijmg
rasanya klo elang sm bella lanjut kecewa n sedih mending bella buat org lain yg lbh tulus mampu menghargai bella dg kata2 yg baik bukan kaya2 yg pedes
retiijmg retiijmg
salut sama bella. tangguh,kuat,tegas,galak,ketus,teguh pendirian tdk mudah ditindas..
retiijmg retiijmg
sebel bngt sm elang. mau2nya dibodohi marissa. huuuh
retiijmg retiijmg
knp elang gak nyeledikin sendiri?
byk juga ya yg menginginkan nyawa bella.
seprtinya dr kel angkatnya yg tdk terima klo warisan jatuh ke bella semua
retiijmg retiijmg
la nanya kok ke marissa, wong marissa jahat.
jgn2 donor ke elang ya atau ke nadia ya.
nadia pasti tahu siapa yg mengincar nyawa bella
retiijmg retiijmg
kata2 pedas & intimidasi seperti apapun tidak membuat bella lemah krn uda mati rasa akibat srg di bully sm marissa n temen2nya.
justru nanti elang yg bakal bucin akut
retiijmg retiijmg
bella uda mati rasa denger omongan pedas dr elang..
sepertinya bella menyelidiki sebab kematian ortunya..
Euis Julianta
Luar biasa
echa purin
👍🏻👍🏻
Taryumi 2003
lho yg menyelinap ke rmh sakit dan cabut selang ventilator nya Bella waktu kritis siapa.. bukannya marisa..
Taryumi 2003
maunya Bella kali elang harus tetep lembut, tidak berubah sikap , biarpun Bella mengajuin gugatan..
tetep aja bell.. siapa yg ga sewot tau atu dikirim surat cerai..
Taryumi 2003
sebener mau bella apa ya.. elang udh minta maaf mengenai perkataan cerai itu.. Bella ga sadar ya klo selama ini udh bikin elang emosi dan akhirnya elang bicara kasar sama Bella..ditanya kadang diem aja , sekali jwb, jwbannya ga enak..
Taryumi 2003
mungkin kurir nganter surat cerai..
Taryumi 2003
aduuuh . spot jantung mulu akhir akhir ini
Taryumi 2003
palingan bela mulai sadar...
Taryumi 2003
kenong apaan tuh Thor..
Taryumi 2003
mungkin reaksi Bella atas kata kata elang..
Taryumi 2003
utk cari bukti kejahatan mereka, cuma elang harapan satu satunya..
mangkanya hati hati Lang jgn sampe ketauan..bersikap lah biasa aja..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!