NovelToon NovelToon
Widuri

Widuri

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Kaa_Zee

Widuri memilih kabur dari rumah, pergi jauh dari keluarga kakeknya yang tiba tiba menjodohkannya dengan sesosok pria yang bahkan tidak dia kenal.
Akibat perbuatannya itu sang kakek murka, tidak hanya menarik uang sakunya yang fantastis, sang kakek juga memblokir kartu kredit, mobil bahkan kartu kartu sakti penunjang hidup dan modal foya foya yang selama ini Widuri nikmati.
Akankah Widuri menyerah ataukah bersikeras pada pendiriannya yang justru membuatnya semakin terjerumus masalah??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kaa_Zee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.31

Widuri menolehkan kepala dengan manik mendelik tajam, bisa-bisanya Marcel bicara seenteng itu padahal dia juga ikut berpartisipasi.

"Memangnya kau tidak suka, kau juga terlihat menikmati ciuman tadi!"

"Astaga, apa kau tidak tahu malu bicara seperti itu?"

"Kenapa harus malu, aku tidak malu ... Lagi pula bukan aku saja yang melakukannya, memang... Aku pemilik ide tapi kau juga punya kontribusi besar saat ciuman itu terjadi. Kalau tidak mau, hal itu tidak akan terjadi!" terang Widuri panjang lebar, jelas sekali dia tidak bersalah.

"Ingat ya, dimana-mana itu ada penggagas ada eksekutor!" tekannya lagi menunjuk diri sendiri lalu beralih menunjuk Marcel sebagai eksekutor semata-mata hanya untuk mengingatkan jika hal ini ada andil dari kedua belah pihak.

"Ya ya terserah kau saja, yang pasti aku melakukannya karena diancam!"

Widuri tergelak kencang, "Diancam? Oohh... Lucu sekali, padahal kau sangat menikmatinya!" Tak lama lalu tersenyum dengan memicingkan kedua matanya, "Jujur saja kalau kau menyukaiku, kau bahkan memanggilku dengan kata sayang tadi." cicitnya lebih pelan.

Marcel diam tak lagi menjawab, membuat Widuri terus menggerutu namun juga senyuman itu tak hilang dibibirnya terlebih mengingat apa yang baru saja terjadi.

"Jangan pernah membayangkannya lagi!" celetuk Marcel seolah tahu apa yang tengah Widuri lamunkan.

"Tidak, untuk apa aku membayangkan sesuatu yang seharusnya tidak terjadi, bahkan kau tidak menyukainya! Benar begitu?" kilah Widuri sekaligus menyindir

Marcel diam, ia hanya mengangguk-anggukan kepalanya saja. Tak lama mobil berhenti di gedung apartemen dimana Widuri tinggal.

"Kau ...?" tanyanya pada Marcel. "Kau tahu kalau aku tinggal disini, dari mana kau tahu kalau aku tinggal ditempat Ferdy yang lama?"

Marcel berdecak, jelas dia tahu dengan sangat mudah jika berkaitan dengan Widuri.

"Argh... Aku lupa kalau Ferdy bekerja untukmu!" lanjut Widuri lagi, dia mengepalkan tangan, "Dasar tidak bisa dipercaya. Bukankah dia sendiri yang mengatakan kalau dia akan membantu tanpa sepengetahuan bosnya!" gumam Widuri pelan.

"Tunggu apa lagi. Turunlah!"

Widuri kembali berdecak, harus berapa kali lagi dia berurusan dengan Marcel yang memiliki sikap yang menyebalkan. Selain dingin, ucapannya pun kasar. Tapi entahlah, walau begitu Widuri terus berurusan dengan pria itu.

"Ayo turun!"

Widuri kembali berdecak, dia membuka pintu mobil dengan kasar dan menutupnya dengan kasar pula. Dan Marcel langsung melesatkan kendaraannya tanpa banyak kata lagi.

"Sialan ... Selalu saja seenaknya!"

Marcel melajukan mobilnya menuju suatu tempat setelah menghubungi seseorang, dia melirik jam dipergelangan tangannya sesaat saat tiba di tujuan. Sebuah tempat hiburan yang cukup terkenal.

Ferdy baru saja keluar dari klub, dengan tergopoh-gopoh dia mencari keberadaan atasannya itu.

"Pak...," katanya dengan menundukan kepala tepat didepan jendela mobil.

Aneh sekali jika atasannya itu menghubunginya dan bertanya soal keberadaannya, pria itu tidak pernah sekalipun masuk ke tempat hiburan seperti ini. Selain tidak minum alkohol, dia juga tidak merokok.

Marcel keluar dari mobil, dilihatnya penampilan Ferdy yang berantakan dan bau alkohol menyeruak menusuk hidung.

Ferdy menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, tak menyangka panggilan datang saat jam kerja sudah selesai.

"Apa perlu aku reservasi tempat pak?"

Bugh!

Tanpa banyak kata Marcel justru mendaratkan pukulan tepat di wajah Ferdy, pria yang tengah mabuk itu langsung tersungkur saking tidak siapnya menerima serangan tak terduga.

"Sekali lagi kau membantunya seperti tadi, aku akan memecatmu!" sentak Marcel menunjuk wajahnya dengan marah,

Ferdy memegangi rahangnya yang sakit, rasanya seperti hampir patah. Dia segera bangkit dengan cepat, bahkan merasa langsung sadar dari mabuknya.

"Maafkan aku Pak, aku ti----,"

Marcel kembali membuka pintu mobil tanpa ingin mendengar satu pun penjelasan Ferdy, sedetik kemudian ia kembali menoleh ke arahnya.

"Itu juga berlaku untuk keluargamu. Tutup gedung serta usaha kampungan itu atau aku yang akan menghancurkannya sendiri!" ucapnya lagi dengan sadis. "Dan jangan pernah mempertemukannya dengan pria manapun! Kau mengerti?" katanya.

Setelah mengatakan hal tersebut, Marcel kembali masuk ke dalam mobil dan kembali melesat meninggalkan Ferdy yang bahkan belum sempat menjawabnya.

Ferdy yang merasa terancam dengan peringatan dari atasannya tersebut segera menghubungi Martha.

Martha kaget saat Ferdy mengajaknya bertemu dipagi hari. Dia yang tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi hanya melongo mendengar Ferdy bicara.

"Jangan lakukan hal itu lagi, terlebih pada Widuri!"

"Apa yang terjadi. Bukankah kemarin kau juga mengancamku untuk mencarikan Nona itu jodoh. Kenapa sekarang aku tidak boleh melakukannya, gedung itu juga aku sewa dengan uangku sendiri untuk usaha ini. Mana mungkin aku menutupnya begitu saja!"

"Oh ayolah Bibi, patuhi saja perintahku. Aku akan mengganti semua kerugiannya. Bibi cari gedung lain saja, kalau perlu yang jauh." terang Ferdy.

Martha terlihat marah, namun ia juga merasa kasihan melihat Ferdy dengan luka memar di wajahnya. Dirinya sama sekali tidak memiliki kuasa penuh bahkan tidak bisa melakukan apa-apa jika Ferdy sudah bicara. Itu artinya ada sangkut pautnya dengan Marcel.

"Beri Bibi satu minggu untuk mengosongkan gedung itu." ucap Martha pada akhirnya mengalah.

Ferdy mengangguk, satu lagi masalahnya selesai. Dia tidak habis fikir kalau Marcel tahu secepat itu, apa jangan-jangan pria itu memiliki orang kepercayaan yang lain selain dirinya.

Tak berselang lama Widuri datang, ia langsung menyambangi meja dimana Ferdy dan juga Martha tengah duduk. Wajahnya muram durjana dan terlihat lesu.

"Kalian kenapa?" tanyanya saat melihat dua orang yang duduk itu tampak lebih lesu darinya. "Wajahmu kenapa Ferdy?" tanyanya lagi seraya mendudukkan bokong di kursi.

Ferdy mengusap wajahnya yang memar, mengingat kejadian semalam yang mengagetkan.

Widuri memandang Ferdy yang masih tidak menjawab, lalu memandang Martha yang juga terlihat menghela nafas berat.

"Pasti ada hubungannya dengan Marcel si tukang seenaknya! Aku akan menemuinya....!" ucap Widuri dengan kembali bangkit dari kursi.

Namun Martha dan Ferdy menahannya pergi.

"Jangan... Jangan lakukan itu!"

"Kenapa. Aku paling tidak suka orang bertindak seenak jidat. Apa masalahnya katakan padaku... Aku akan bicara padanya, jangan takut kehilangan pekerjaan, kalau kalian takut dipecat. Bekerja denganku saja nanti!" seloroh Widuri dengan sekali tarikan nafas. Begitu percaya diri walau kenyataannya nasib perusahaan yang akan menjadi warisannya pun belum jelas. "Dasar penindasan, aku tahu bukan hanya gaji kalian yang selalu dipotong bukan?" katanya lagi emosi dan siap pergi

Ferdy kembali mencekalnya, bahkan Martha menarik tas selempangnya hingga dia tidak bisa bergerak.

"Widuri sudahlah, kita tidak bisa berbuat apa-apa!" kata Ferdy, ditambah anggukan dari Martha.

"Kenapa? Kalian juga manusia sama sepertinya, tidak perlu takut! Apa dia sudah tahu tentang rahasia kita?"

Ferdy menghela nafas berat, menatap Widuri dengan sendu lalu menatap Martha yang kembali menganggukkan kepalanya.

"Kurasa benar, maka dari itu dia melakukan hal ini semata-mata karena kau, Widuri!"

1
Dian Ferdiana
semangat kaa zee buat up lagi ya
Zєє wallupattma: /Sob//Sob//Sob/semangat kak
total 1 replies
lina
buat s reno nyesel dong k.
Zєє wallupattma: dahlah/Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
lina
update yg bnyk np
Tutuk Isnawati
lanjut thor
Zєє wallupattma: Ditunggu ya kak, makasih/Heart/
total 1 replies
lina
makanya jodohkan 🤣🤣
Zєє wallupattma: hooh kak/Joyful/
total 1 replies
lina
ini lagi ngancem apa lgi ngingetin y? 🤣🤣 untung ora anfal itu s kake
lina
aihs dikit kali kau update k. crazy lah k.
lina
jgn langsung and ye ka! basmi tuh s reno m kk sepupunya. sadarin napa jd org bener.
Zєє wallupattma: wkwkwkwk iya kak
total 1 replies
lina
bego lah marsel kalo biarin widuri pergi 🤣
Zєє wallupattma: huhuhuhuhu.... kasian
total 1 replies
lina
cieeeee bilang bae udah widuri d rumah. ternak cebong m marcel
lina
sebegitu cintanya m widuri.
lina: gengsi nyatain cinta 🤣
Zєє wallupattma: bingung sendiri dia juga/Facepalm/
total 2 replies
lina
kurng bnyk update nya k
lina
nyatu nih dialog widi m marsel
Zєє wallupattma: apaan yang nyatu/Grin/
total 1 replies
lina
bisa jd. bisa jadi. kn u ogah m widi. 🤣🤣 nyesel tuh
lina
jebakan widuri
lina
dasar marsel
lina
gengsi u gede 🤣🤣
lina
udah apa. kasih tau bae tuh s bibi jlk. nene lampir
Tutuk Isnawati
lanjut up thor
Zєє wallupattma: Ditunggu ya kak.
total 1 replies
Tutuk Isnawati
Luar biasa
Zєє wallupattma: Makasih akak sudah mampir... terus dukung othor yaa ♥
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!