Cerita ini mengisahkan hubungan antara Narendra ibrahim putra dari zein dan kimmy. dengan dr cantik bernama RAISHA putri cahyani, putri dari pasangan Syarief dan cahaya.
hubungan mereka berawal dari sebuah kecelakaan yang membuat Rendra lumpuh, kesempatan sembuhnya cuma 20%. Raisha harus bertanggung jawab dan menikah dengan Rendra.
Baca kisah mereka disini.
❤️❤️❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilham Dzaki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 35
Raisha penasaran, bagaimana bisa dua orang kaki tangan Rendra itu bisa sampai di Rumah sakit tepat waktu dan juga penasaran tentang keadaan Salman, dan dimana dia sekarang.
"Pak James, bagaimana anda tahu kalau saya di ruang prof Steven tadi?" tanya Raisha.
" Anda lupa siapa suami anda nona, si narsis Narendra itu punya seribu mata dan telinga, jadi dia akan tahu dimana anda berada saat ini ." jawab James.
"Jadi kalian membuntuti saya?" tanya Raisha.
"Tidak nona, tapi orang orang kami yang bertugas mengawal anda yang sudah melapor." jawab James lagi.
Raisha baru ngeh, kalau selama ini ada orang yang mengawasi dia selama ini.
"Maaf nona, bukannya tuan Rendra tidak percaya pada anda tapi beliau khawatir, karena nyawa anda rawan bahaya, jadi saya mohon anda pura pura saja tidak tahu, kalau anda protes bisa bisa mereka tidak sembunyi lagi tapi ada di samping anda." ucap James dengan suara lirih.
Raisha mengangguk faham, benar apa yang di katakan James, kalau dia protes maka si narsis akan menjadi.
James, Rocky dan Raisha kembali ke rumah, sementara mobil Raisha di bawa oleh pengawal.
Begitu sampai di rumah, James dan Rocky pamit, karena pekerjaan mereka juga sudah habis.
"Nona kami undur diri dulu, masih ada pekerjaan lain yang hrus kami lakukan."
"Oke hati hati pak James pak Rocky semoga hari kalian menyenangkan." Raisha menyemangati kedua pemuda kepercayaan Rendra.
Raisha segera masuk ke rumah mencari Rendra yang tidak ada di kamarnya.
"Pengawal, dimana tuan?" tanya Raisha.
" Di ruang kerja nyonya." jawab Pengawal.
"Beliau sudah makan siang?" tanya Raisha lagi.
"Belum nyonya, masih menunggu anda." jawab Tegas pengawal tersebut.
Raisha segera menuju ruangan yang di sebut ruang kerja tadi, dan membukanya lebar, Raisha takjub melihat ruang kerja Rendra yang full komputer serta ada layar besar sebagai monitor kontrolnya.
"Assalamualaikum bu dokter." sambut Rendra.
"Eh, waalaikumsalam, maaf lupa memberi salam dulu, mas Rendra lagi ngapain?" tanya Raisha.
"Lihat Mantan tunanganmu ,dia bermain seru dengan Celsea dan maya" Rendra memberi kode untuk mendekat dan dia menekan sebuah tombol mouse layar lebar itu menyala, disana terpampang jelas wajah Salman yang berlari ketakutan menghindari dua kucing betina Rendra.
"Itu, Dr Salman sedang bermain kejar kejaran dengan Celsea." tunjuk Rendra.
Di sana terlihat Salman sangat ketakutan, wajahnya pucat, keringat bercucuran dengan deras.Salman yang takut kucing akan terus berlari ketika kedua kucing itu mendekat, begitu seterusnya.
"Haha lucu sekali, termyata Salman suka sekali dengan kucing, haha, dia sampai berkeringat dingin menghindari siapa namanya tadi mas, celsea dan maya?" tanya Raisha. Rendra mengangguk mereka senang melihat balasan yang lucu tapi sangat menyakitkan untuk Salman. Dokter lebay itu tidak perlu di pukul ,di cambuk atau disiksa dengan kekerasan, cukup de beri mainan saja.
"Kamu ini ada ada saja ulahnya, tapi dimana itu mereka, sepertinya di sebuah kamar atau se?" tanya Raisha, sambil mengamati ruangan tersebut.
"Itu kandang celsea, ibu dan anak itu sangat suka bermain, jadi mereka sangat senang mendapat mainan baru." jawab Rendra
"Mas Rendra sudah makan?" tanya Raisha.
" Belum, tapi pengennya sih makan kamu, tapi belum bisa, kita makan siang dulu ya dan istirahat, kamu juga tidur, nanti malam kejadian semalam akan terulang lagi, dan kita butuh tenaga extra." ucap Rendra
"Ayo, tadi aku lihat koki rumah sudah memasak beberapa menu." Raisha mendorong kursi roda Rendra ke ruang makan pasangan itu menikmati moment makan siang berdua saja.
"Sayang, kenapa muka kamu kok kelihatan susah?
"Enggak tuh siapa yang susah." Heran Raisha.
"Susah untuk di lupakan, hehe."
"Mulai gombalnya."
"Kok gombal sih, kain yang bersih banyak lho, kenapa harus gombal, kan kotor berminyak." Sintingnya mulai lagi.
" Iya, karena gombal itu perlu di cuci, seperti otak mas Rendra yang perlu di laundry." Bales Raisha.
"Hehe, memang pinter istriku ini, apa kamu ini seorang pesulap bu dokter?" tanya Rendra sambil menghabiskan suapan terakhir dipiring dia.
"Bukan." jawab singkat Raisha.
"Tapi kenapa begitu melihat wajahmu, semua orang menghilang entah kemana."
"Oh ya, aku memang bukan pesulap tuan tapi hantu, jadi mereka kabur melihatku kecuali kalau kita sama sama hantu hehe." Raisha mencoba mematahkan gombalan Rendra.
"Oh Hantu, pantas saja kamu selalu gentayangan dimanapun aku berada." Rendra masih bisa menjawabnya.
"Ampun deh ampun, nyerah aku mas." akhirnya Raisha menyerah kalau soal ini.
" Bhahaha, ah gak asyik segitu sudah menyerah, ya sudah ayo kita tidur saja, biar fresh lagi, aku tidak mau nanti kamu jatuh sakit." Rendra mengajak Raisha untuk istirahat saja.
Setelah membereskan meja makan ,Raisha membawa Rendra ke kamar mereka. membatu ke kamar mandi gosok gigi dan cuci muka, barulah membantu memindahkan tubuh Rendra ke kasur.
Rendra memiringkan badannya menghadap ke Raisha.
" Buka saja jilbabnya, tidak ada siapa siapa di sini, supaya suami tampanmu ini bisa dengan leluasa melihat setiap keindahan yang Allah berikan untukku!" Rendra meminta istrinya membuka jilbabnya supaya tidak gerah, tapi gerah bagaimana, ruangannya saja full AC.
Rendra juga menepuk nepuk kasur yang masih kosong di sebelahnya.
"Sini, tidur disini di dekatku." Dengan malu malu Raisha naik ke ranjang, dan berbaring di samping Rendra, mereka sekarang saling berhadapan, Raisha memandangi wajah rupawan yang berada di hadapannya tersebut, baru kali ini dia memandangnya begitu jelas, tanpa ada cacat sedikitpun, Luka di dahinya tertutup oleh Poninya.
"Bagaimana tampan kan suami mu ini?" Pertanyaan Rendra membuyarkan lamunan Raisha dan dia mengalihkan pandangannya ke atas, merubah posisi tidurnya menjadi terlentang.
"Pandanglah sepuasnya istriku, karena bintang ini adalah milik Rembulan, Kau rembulannya dan aku bintangnya, aku akan menghiasi malam bersama dirimu di langir yang gelap."
"Enggak ah, malu." jawab Raisha
"Tapi aku belum puas memandang dirimu, sebenarnya bedak apa yang kamu gunakan sayang, sehingga aku sulit sekali menghapus kecantikan itu." mulai menggombal. Raisha malah menutup Mukanya dengan kedua tangannya.
Rendra menggeser tubuhnya mendekati Raisha, kini dia bersandar di tepi ranjang, memainkan Rambut Raisha dan sesekali usil menoel noel hidung dan pipi Raisha, menggelitik telinga Raisha hingga gadis di sampingnya terkikik geli.
Dengan gemes akhirnya membalas menggelitik Rendra. Jadi mereka saling menggelitik dan tertawa cekikikan, melupakan niat awal yang akan tidur siang.
Ujung ujungnya dahi Raisha membentur dahi Rendra.
Tawa tadi jadi berhenti, dan suasana berubah menjadi romantis, dari tatapan mata hingga akhirnya saling adu saliva.
Raisha tidur di lengan Rendra dan mereka kini saling tertidur dengan posisi saling berpelukan.