NovelToon NovelToon
Scandal Hubungan Rahasia

Scandal Hubungan Rahasia

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Trauma masa lalu / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Nonecis

Kesalahan yang terjadi pada dua manusia yang saling mencintai. Hubungan keduanya yang sudah tidak direstui. Mungkin karena tidak memiliki status sosial yang setara. Alina hanya gadis biasa yang duduk di bangku SMA dan menggunakan beasiswa dan sementara Fathan anak seorang pengusaha kaya raya dan juga seorang ibu yang bekerja dalam dunia entertainment.
Fathan dan Alina terjebak dalam hubungan gairah yang akhirnya menjadi skandal dan siapa yang dirugikan dalam hal itu.
Alina harus menerima nasibnya yang masih duduk di bangku SMA dan mengandung akibat kesalahan fatal yang dia lakukan bersama dengan kakak kelasnya yang juga menjadi pacarnya.
Karena hubungan yang tidak direstui itu yang ternyata membawa Fathan pergi dari Alina.
Bagaimana Alina menjalani kehidupannya dengan janin yang ada di dalam kandungannya.
Lalu apakah mereka dipertemukan kembali?
Jangan lupa untuk mengikuti cerita Saya dari awal sampai akhir dan follow akun Instagram saya .
ainunnharahap12.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 30 Seperti Mengenali.

Alina memasuki mobilnya yang masih terparkir di depan Perusahaan itu.

"Aku tidak percaya. Jika akhirnya aku bertemu dengannya," batinnya yang masih memikirkan pertemuan dengan Fathan.

"Tetapi syukurlah dia tidak mengenaliku dan itu jauh lebih baik. Aku sangat berharap. Dia menolak hubungan kerja sama ini," ucapnya.

Dratt-drattt-drattt.

Ponselnya yang berdering yang membuat Alina melihat panggilan masuk itu. Alina menghela nafas melihat panggilan dari Monica. Tampak terpaksa dia mengangkat telpon itu.

"Apa kau sudah menyelesaikan masalah itu?" tanyanya dengan suara kertas sampai membuat Alina menjauhkan ponsel itu dari telinganya.

"Alina! Saya sedang berbicara dengan kamu. Kamu mendengar saya apa tidak hah!" suara Monica yang terdengar semakin keras.

"Iya-iya. Saya sudah minta maaf dan semuanya sudah beres," jawabnya dengan cepat.

"Baguslah kalau begitu. Ini pelajaran untuk kamu lain kali tidak mencari masalah. Kamu mengerti," ucap Monica mengingatkan.

"Kamu tidak mendengar saya?" tanya Monica tidak mendapatkan respon.

"Iya-iya," sahut Alina dengan terpaksa.

"Bagus kalau begitu," Alina lansung mematikan telpon itu tanpa pamitan.

"Siapa yang salah dan siapa yang minta maaf. Untung saja masalah ini selesai dan tidak ada yang perlu aku khawatirkan. Urusanku dengan orang itu juga selsai!" ucapnya merasa lega.

Ponselnya kembali berdering dan mengangkat begitu saja.

"Apalagi sih!" ucapnya dengan nada kesal.

"Apa-apaan menjawab telpon Mama dengan nada seperti itu," Alina mengerutkan dahi melihat panggilan masuk itu yang ternyata Ratih. Dia berpikiran jika itu Monica.

"Eh. Maaf, Mah!" ucap Alina.

"Maaf-maaf," sahut Ratih.

"Tadi Alina pikir bos Alina. Mama jangan langsung marah terus," ucap Alina.

"Lalu kalau bos kamu dan memang harus bicara sekasar itu hah!" Ratih langsung memberikan ceramahan yang membuat Alina menghela nafas.

"Kamu sebelum pulang, mampir ke supermarket. Mama sudah tulis apa-apa saja yang di beli," tegas Ratih.

"Iya-iya," jawab Alina.

Ratih yang tidak mengatakan apa-apa lagi langsung mematikan telpon itu

"Kenapa hanya karena salah bicara dan langsung di ceramahi," ucapnya kesal

"Baiklah jika harus kembali ke supermarket. Siapa tahu aku kembali ketemu Nada," Alina terlihat begitu senang jika harus kembali ke supermarket.

******

Ceklek.

Pintu rumah di buka dan Alina yang memasuki rumah dengan dua tangannya yang dipenuhi kantung plastik besar.

"Aku pulang!" ucap Alina.

"Mama!" sahut Keenan yang langsung menghampiri Alina.

"Mama pasti capek bukan! sini Alina bawa," anak pintar itu yang langsung mengangkat belanjaan Alina yang terlihat sangat berat.

"Pelan-pelan Keenan!" ucap Alina.

"Tenang Mama, Keenan kuat kok," sahut Keenan yang membuat Alina hanya tersenyum.

"Alina sekarang kamu bersih-bersih dan kita langsung makan malam," sahut Ratih.

"Iya Mah," sahut Alina dengan menganggukkan kepalanya yang langsung memasuki kamar.

"Nenek! Keenan susun belanjaannya ya," suara Keenan yang yang begitu keras masih kedengaran ke kamar Alina.

Keenan memang anak yang sangat rapi, rajin, pintar dan pembersih dan suka membantu. Lihatlah Alina pulang dia langsung bergegas tanpa di suruh. Kelemahan Keenan hanya mencari barang yang susah di temukan. Karena memiliki kebiasaan mencari dengan buru-buru dan kebanyakan bertanya.

**

Alina yang berada di jalan mobil menyetir dengan fokus dengan Keenan yang berada di sampingnya. Sesekali karena melihat ke arah putranya yang terlihat menggambar. Hal itu membuat Aruna tersenyum dan kembali menatap lurus ke depan.

Dratt Dratttt Dratttt Dratttt Dratttt.

Suara ponsel Alina yang berdering membuat Alina yang langsung mengangkatnya.

"Iya Giselle ada apa?" tanya Alina.

"Alina kami beserta kru sudah sampai di lokasi sekolah untuk syuting series hari ini. Kamu langsung saja ke lokasi dan tidak perlu ke kantor lagi," ucap Giselle.

"Tapi aku harus menyerahkan beberapa laporan kepada bu Monica," ucap Alina.

"Bu Monica juga ada di ini. Jadi tidak perlu," ucap Giselle.

"Baiklah kalau begitu! Aku antar Keenan ke ke sekolah dulu, kamu kirim saja alamatnya," ucap Alina.

"Baiklah kalau begitu," sahut Giselle.

Alina yang langsung mematikan panggilan telepon tersebut.

"Huhhh! semua harus diburu-buru. Aku tidak tahu kenapa, Bu Monica harus membuat pekerjaanku semakin banyak," keluh Alina.

"Mama nanti akan menjemput Keenan pulang sekolah?" tanya Keenan.

"Nanti Mama telpon Bu guru Keenan. Apa Mama bisa menjemput atau tidak dan kalau tidak bisa Nenek nanti yang akan jemput," jawab Alina

"Baik Mah!" sahut Keenan yang kembali melanjutkan gambaran itu.

"Aku harus mengerjakan satu persatu pekerjaan ini. Aku kan di sibukkan banyak proyek dalam bulan ini. Tidak apa-apa, semuanya harus di syukuri," batinnya.

Dia melihat ke arah Keenan dan pasti yang menjadi semangat Alina adalah putra semata wayangnya yang menjadi dukungannya.

Sementara di sisi lain Fathan yang sedang berada di dalam mobil Alphard yang bersandar di jok mobil di bagian tengah yang sedang di kemudi oleh managernya Chiko yang sebentar-sebentar melihat dari kaca spion.

"Fathan bagaimana dengan tawaran dari rumah produksi picture tentang film itu?" tanya Chiko yang masih tetap melihat Fathan.

"Apa ada naskah yang bisa aku lihat?" tanya Fathan.

"Saya sudah menerimanya? Apa ingin di lihat?" Chiko

"Kalau begitu aku ingin melihat dulu," sahut Melvin.

"Baiklah!" Chiko yang terlihat membuka laci dan langsung memberikan print naskah kepada Fathan.

"Bisa di baca dulu naskahnya. Kamu bisa memikirkan, apakah tertarik atau justru tidak," ucap Chiko memberikan saran.

The Fire. Fathan yang pertama kali membaca judul naskah film yang kemungkinan akan dia bintangi.

Fathan juga melihat penulis dari film tersebut Alina Levina Citra, asisten sutradara dari film tersebut juga dengan nama yang sama dan juga penulis skenario film itu.

"Alina!" Fathan tiba-tiba kepikiran sesuatu.

"Nona Monica sangat berharap kamu bergabung dengan film mereka. Kita bisa bisa membicarakan kontraknya secepatnya jika kamu menyetujuinya. Tapi kamu benar-benar harus memikirkan matang-matang dan terlebih lagi kamu masih harus menyelesaikan series yang masih berjalan," sahut Chiko memberikan saran.

"Alina! Dia penulis skenario ini?" tanya Fathan.

"Setauku nona Alina asisten sutradara di Departemen rumah produksi picture. Tetapi aku juga sering mendengar dia juga menulis beberapa skenario dalam mini series drama," jawab Chiko.

"Apa kita tidak pernah bekerja sama dengan produksi house picture?" tanya Fathan.

"Kita pernah bekerja sama, mungkin 2 tahun yang lalu. Kamu lupa?" tanya Chiko.

"Tapi seingat ku sutradara dari film itu bukan seorang wanita?" ucap Melvin yang memang mengingat hal itu.

"Mungkin bukan nona Alina yang menyutradarai film itu. Karena di sana juga banyak yang bekerja," sahut Chiko.

"Begitu," sahut Fathan yang membuka naskah tersebut. Dia hanya merasa ada sesuatu dengan nama Alina yang tidak asing baginya dan bahkan jantungnya berdebar saat mendengar nama itu.

Bersambung......

1
mbok Darmi
viral kan saja video pertemuan ini saat andre maki2 biar lsg ancur itu karier nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!