NovelToon NovelToon
Hijrah Raya Dan Gus Bilal

Hijrah Raya Dan Gus Bilal

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Pernikahan Kilat / Diam-Diam Cinta / Persahabatan / Romansa / Bad Boy
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: sha whimsy

" Kamu adalah alasan kenapa aku mengubah diriku, Gus. Dan sekarang, kamu malah mau meninggalkan aku sendirian?" ujar Raya, matanya penuh dengan rasa kecewa dan emosi yang sulit disembunyikan.

Gus Bilal menatapnya dengan lembut, tapi tegas. "Raya, hijrah itu bukan soal aku atau orang lain," ucapnya dengan suara dalam. "Jangan hijrah karena ciptaan-Nya, tetapi hijrahlah karena Pencipta-Nya."

Raya terdiam, tetapi air matanya mulai mengalir. "Tapi kamu yang memotivasi aku, Gus. Tanpa kamu..."

"Ingatlah, Raya," Bilal memotong ucapannya dengan lembut, "Jika hijrahmu hanya karena ciptaan-Nya, suatu saat kau akan goyah. Ketika alasan itu lenyap, kau pun bisa kehilangan arah."

Raya mengusap air matanya, berusaha memahami. "Jadi, aku harus kuat... walau tanpa kamu?"

Gus Bilal tersenyum tipis. "Hijrah itu perjalanan pribadi, Raya. Aku hanya perantara. Tapi tujuanmu harus lebih besar dari sekadar manusia. Tujuanmu harus selalu kembali kepada-Nya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sha whimsy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cinta Terbelah Dua

Hariscandra Altar adalah seorang pengusaha sukses di kota besar. Kesibukan kariernya sering kali menjauhkan dirinya dari keluarga, meskipun di rumah ia memiliki seorang istri yang penuh kasih, Clarissa, dan seorang putri kecil berusia dua tahun, Naila Syahda. Pernikahan mereka adalah hasil perjodohan, namun Clarissa tulus dalam perasaannya. Di sisi lain, hati Hariscandra masih tersisa cinta untuk seseorang dari masa lalunya.

Dalam sebuah perjalanan dinas ke desa, Hariscandra tanpa sengaja bertemu dengan Triana, kekasih semasa SMA yang tidak pernah sepenuhnya ia lupakan. Pertemuan itu menyulut kembali perasaan yang sudah lama terkubur. Dalam perbincangan mereka, Hariscandra memilih untuk merahasiakan pernikahannya. Ia membiarkan Triana percaya bahwa dirinya masih lajang, dan perasaan lama itu kembali berkembang menjadi ikatan yang lebih dalam.

Dengan alasan pekerjaan, Hariscandra mulai sering menghabiskan waktu di desa. Ia berbohong pada Clarissa bahwa pekerjaannya semakin menuntut, dan Clarissa, meskipun merasa ada yang berubah, tetap mendukungnya. Hariscandra dan Triana akhirnya menikah, dan setahun kemudian, lahirlah anak pertama mereka, seorang putri bernama Raya Altaresha. Tiga tahun kemudian, anak kedua mereka, Rian Attarfan, lahir melengkapi keluarga mereka di desa. Hariscandra menjaga rahasia ini selama bertahun-tahun, menjalani dua kehidupan yang terpisah antara kota dan desa, antara keluarga Clarissa dan keluarga Triana.

Namun, kebohongan tidak bisa bertahan selamanya. Setelah sepuluh tahun hidup dalam dua dunia, Clarissa, yang selalu mendukung dan mengasihi Hariscandra, merencanakan sebuah kejutan untuk ulang tahunnya. Ia ingin menyusul Hariscandra ke desa. Clarissa yakin bahwa inilah saat yang tepat untuk menunjukkan betapa ia menghargai suaminya, meskipun kadang merasa jarak di antara mereka semakin lebar.

Namun, sesampainya di desa, Clarissa melihat sebuah pemandangan yang menghancurkan hatinya. Ia melihat Hariscandra bersama seorang wanita dan dua anak, hidup seperti sebuah keluarga yang utuh. Saat itu, semua kebohongan Hariscandra terbongkar. Clarissa merasa dikhianati, dan tidak tahu harus melakukan apa. Hariscandra, yang tidak pernah membayangkan kejutan dari Clarissa ini, terperangkap dalam kebohongan yang selama ini ia bangun.

Di titik ini, Hariscandra harus menghadapi kenyataan bahwa dirinya telah menyakiti dua wanita yang sama-sama mencintainya. Kehidupan yang ia bangun di atas kebohongan mulai hancur, meninggalkan luka yang mungkin sulit untuk sembuh. Hariscandra harus memilih: mengakhiri salah satu dari dua kehidupannya atau menghadapi konsekuensi dari kebohongan yang telah ia lakukan selama ini.

Clarissa duduk di hadapan Hariscandra, dengan mata yang berkaca-kaca dan hati yang penuh luka. Setelah semua kebohongan yang terungkap, ia akhirnya memberikan suaminya dua pilihan: bercerai dan tidak pernah bertemu Naila lagi, atau mempertahankan pernikahan mereka dengan syarat Hariscandra harus jujur kepada Triana dan anak-anak mereka di desa.

Hariscandra terdiam, merasakan kepedihan dari kedua pilihan yang Clarissa ajukan. Dalam hatinya, ia sangat menyayangi Naila, putrinya yang berharga dan polos, yang tidak tahu sedikit pun tentang kegelapan di balik kehidupan ayahnya. Naila adalah alasan Hariscandra ingin mempertahankan rumah tangganya di kota. Ia tidak bisa membayangkan hidup tanpa putrinya, dan ia tahu bahwa jika Naila tahu tentang sisi kelam dirinya, ia mungkin akan membencinya seperti yang sudah terjadi dengan Raya.

Raya, putrinya yang berusia 10 tahun di desa, sudah mendengar semuanya. Walaupun usianya masih muda, Raya cukup pintar untuk menyadari kenyataan pahit tentang ayahnya. Saat melihat kekecewaan dan kemarahan di mata putrinya itu, Hariscandra merasa hatinya hancur. Ia tidak sanggup jika harus mengalami hal yang sama dengan Naila.

Setelah berhari-hari bergulat dengan perasaannya, Hariscandra akhirnya mengambil keputusan yang menyakitkan namun dirasa paling benar. Ia memilih untuk meninggalkan Triana dan keluarganya di desa. Ia tidak ingin menambah luka dalam hati Raya atau memperburuk kebencian putrinya terhadap dirinya. Meninggalkan Triana berarti melepaskan cinta lamanya, tapi baginya, menjaga agar Naila tidak tahu tentang kesalahannya adalah pengorbanan yang ia siap untuk lakukan.

Hariscandra kembali ke kota dan menemui Clarissa. Ia menjelaskan bahwa ia akan sepenuhnya melepaskan keluarga yang ia bangun bersama Triana dan berusaha memperbaiki hidupnya bersama Clarissa dan Naila. Clarissa hanya menatap Hariscandra dengan dingin, hatinya masih dipenuhi luka yang belum sembuh. Meski menerima keputusan Hariscandra, ia tetap menjaga jarak, sulit untuk benar-benar kembali mempercayai suaminya setelah apa yang ia alami.

Di desa, Triana merasa hancur ketika Hariscandra pergi tanpa penjelasan panjang. Ia hanya meninggalkan pesan singkat, meminta maaf dan mengatakan bahwa ia tidak bisa terus menjalani kehidupan ini. Triana merasa kehilangan dan kesedihan yang mendalam, terutama ketika melihat kedua anaknya, terutama Raya, yang kini memahami bahwa ayahnya telah meninggalkan mereka.

Seiring waktu, Hariscandra berusaha menebus kesalahan-kesalahannya. Meski ia tetap bersama Clarissa dan Naila, rasa bersalah terus menghantui dirinya, terutama setiap kali memikirkan Raya dan Rian yang tumbuh tanpa kehadirannya. Ia belajar bahwa kebahagiaan yang dibangun di atas kebohongan hanya akan berujung pada kehancuran, dan luka yang ia tinggalkan mungkin tak akan pernah sembuh sepenuhnya.

Namun, bagi Hariscandra, hidup bersama penyesalan ini adalah hukuman yang pantas ia terima.

Dua bulan setelah kepergian Hariscandra, Triana masih hidup dalam kesedihan dan kebingungan. Setiap hari ia bertanya-tanya mengapa Hariscandra meninggalkannya begitu saja tanpa penjelasan. Kehilangan itu menyisakan luka dalam di hatinya, dan anak-anaknya, terutama Raya, juga masih berusaha menerima kenyataan pahit tentang ayah mereka.

Hingga suatu hari, seorang tamu tak terduga datang ke rumah Triana. Clarissa, istri pertama Hariscandra, muncul di depan pintu. Triana menatapnya dengan perasaan campur aduk, antara bingung dan curiga. Ia tak pernah menduga akan bertemu langsung dengan istri sah Hariscandra—wanita yang selama ini ia kira tidak pernah ada.

Di sana, Clarissa menjelaskan semuanya dengan tenang, meskipun hatinya masih terluka. Ia menceritakan bagaimana Hariscandra berbohong kepada mereka berdua selama bertahun-tahun, menjalani dua kehidupan yang terpisah, hingga kebohongan itu terbongkar. Clarissa juga menjelaskan bahwa kepergian Hariscandra dari kehidupan Triana adalah pilihan yang ia buat untuk melindungi Naila, putri mereka yang tumbuh di kota.

Triana tertegun. Meskipun ia terluka karena dikhianati, ia merasa sedikit lega mengetahui alasan di balik kepergian Hariscandra. Namun, rasa sakit dan kekecewaan yang ia rasakan tetap menggerogoti hatinya. Selama ini, ia telah hidup dalam bayangan kebohongan Hariscandra, dan kini ia harus membesarkan kedua anaknya sendirian, menghadapi dunia tanpa pria yang ia kira akan selalu ada di sisinya.

Di akhir pertemuan itu, Clarissa memandang Triana dengan penuh simpati. Meski mereka berdua sama-sama menjadi korban dari kebohongan Hariscandra, Clarissa tahu bahwa Triana harus menjalani kehidupan yang lebih sulit ke depannya. Sebelum pergi, Clarissa berkata pelan, "Kita sama-sama terluka, tapi sekarang saatnya kita bangkit dan melindungi anak-anak kita dari luka yang lebih dalam."

Triana hanya mengangguk pelan, air matanya mengalir. Ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan membesarkan Raya dan Rian dengan sebaik-baiknya, tanpa bergantung pada masa lalu atau bayangan Hariscandra. Ia akan memastikan bahwa anak-anaknya tumbuh dalam kebenaran, bukan kebohongan.

Di kota, Hariscandra menjalani hari-harinya dalam penyesalan. Meskipun ia tetap bersama Clarissa dan Naila, hatinya masih dihantui oleh keluarga yang ia tinggalkan di desa. Luka yang ia timbulkan di hati Triana, Raya, dan Rian adalah konsekuensi dari kesalahan yang harus ia tanggung sepanjang hidupnya.

Clarissa dan Triana mungkin tidak akan pernah melupakan apa yang terjadi, tapi keduanya akhirnya menemukan kekuatan untuk melangkah maju. Mereka belajar dari kebohongan Hariscandra untuk menjalani hidup dengan ketulusan dan kejujuran demi anak-anak mereka, yang pantas mendapatkan masa depan yang lebih baik.

Setelah kejadian itu, Triana memutuskan untuk memulai hidup baru sebagai seorang ibu rumah tangga dan pengusaha kue di rumahnya yang sederhana. Meski hatinya masih dipenuhi luka dan rasa kecewa, ia menemukan kekuatan dalam kedua anaknya, Raya dan Rian. Mereka menjadi alasan utama baginya untuk bangkit dan terus maju.

Dengan tekad kuat, Triana mulai merintis usaha kue rumahan. Awalnya, ia hanya menerima pesanan kecil-kecilan dari tetangga dan teman-teman dekat. Namun, seiring waktu, usaha kuenya semakin dikenal karena cita rasa dan kualitas yang ia pertahankan. Meski harus bekerja keras seorang diri, ia merasa bangga karena bisa membangun sesuatu yang sepenuhnya miliknya.

Di tengah kesibukannya, Triana juga tetap menjadi ibu yang penuh kasih bagi Raya dan Rian. Ia berusaha mengisi hidup mereka dengan kebahagiaan dan kepastian, bertekad memberikan masa depan yang lebih baik daripada masa lalu yang mereka alami. Raya, yang sempat merasa kecewa dan marah pada ayahnya, perlahan mulai menerima kenyataan dan belajar untuk fokus pada hal-hal positif yang ada di sekelilingnya.

Meski rumah mereka sederhana, ada kehangatan yang tak ternilai di dalamnya. Triana menyadari bahwa cinta dan ketulusan adalah hal yang paling penting dalam membesarkan anak-anaknya. Dengan usaha kuenya yang perlahan berkembang, ia berhasil menciptakan kehidupan yang mandiri dan penuh makna, jauh dari bayang-bayang masa lalu.

Di balik semua cobaan, Triana menemukan kekuatan dalam dirinya yang sebelumnya tak pernah ia sadari. Kini, ia menjalani hari-harinya dengan tenang, penuh rasa syukur, dan terus membesarkan usaha kuenya, berharap suatu hari nanti bisa memberikan kehidupan yang lebih baik bagi Raya dan Rian.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!