NovelToon NovelToon
Cinta Ugal Ugalan Mas Kades

Cinta Ugal Ugalan Mas Kades

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Dokter Genius / Cinta pada Pandangan Pertama / Suami ideal / Istri ideal
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Fernanda Syafira

Arunika Nrityabhumi adalah gadis cantik berusia dua puluh tujuh tahun. Ia berprofesi sebagai dokter di salah satu rumah sakit besar yang ada di kotanya.
Gadis cantik itu sedang di paksa menikah oleh papanya melalu perjodohan yang di buat oleh sang papa. Akhirnya, ia pun memilih untuk melakukan tugas pengabdian di sebuah desa terpencil untuk menghindari perjodohan itu.
Abimanyu Rakasiwi adalah seorang pria tampan berusia dua puluh delapan tahun yang digadang - gadang menjadi penerus kepala desa yang masih menganut sistem trah atau keturunan. Ia sendiri adalah pria yang cerdas, santun dan ramah. Abi, sempat bekerja di kota sebelum diminta pulang oleh keluarganya guna meneruskan jabatan bapaknya sebagai Kepala Desa.
Bagaimana interaksi antara Abi dan Runi?
Akankah keduanya menjalin hubungan spesial?
Bisakah Runi menghindari perjodohan dan mampukah Abi mengemban tugas turun temurun yang di wariskan padanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fernanda Syafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28. Wejangan

"Telimakasih bulik. Mila tuka mainan dan bonetana." Seru Mira.

"Sama - sama anak cantik." Jawab Runi.

"Repot - repot to, Run, pake bawain hadiah segala. Terima kasih banyak." Kata Wulan yang menerima hadiah untuk ia dan calon bayinya.

"Sama - sama, mbak. Runi gak repot kok." Jawab Runi.

Tak hanya Wulan dan Almira. Pak Karto, bu Lastri dan Ica pun kebagian oleh - oleh dari Runi.

"Mbak, aku gak di kasih to?" Tanya Agil dengan wajah memelas.

"Ada! Besok atau lusa, sampe punyamu. Ribet kalau mbak bawa sekaligus." Jawab Runi.

"Beneran, mbak? Besar berarti punyaku?" Tanya Agil.

"Ya lihat aja besok, Gil." Jawab Runi.

"Jelas gak bisa tidur aku ini." Ujar Agil yang kegirangan.

"Bu, niki wonten titipan saking papa lan mama Runi. Piyambake pun nitipake salam kagem bapak lan ibu. (Bu, ini ada titipan dari papa dan mama Runi. Beliau juga menitipkan salam untuk bapak dan ibu.)" Kata Abi sembari memberikan papper bag yang tadi di berikan oleh mama Hanum.

"Waalaikumsalam. Njih, matur suwun. Tulung sampekne kanggo papa lan mamamu yo, nduk. (Ya, terimakasih. Tolong sampaikan untuk papa dan mamamu ya, nduk.)" Kata pak Karto.

"Duh gusti, kok repot - repot to nduk. Terima kasih banyak." Kata bu Lastri.

"Iya pak, bu. Nanti Runi sampaikan ke papa dan mama." jawab Runi.

"Piye, Mas? Lancar? (Gimana, mas? Lancar?)" Tanya pak Karto.

"Alhamdulillah, sukses pak!." Jawab Abi sembari mengangkat tangan Runi, menunjukkan gelang dan cincin yang ia pakaikan pada Runi.

"Alhamdulillah!" Seru pak Karto, bu Lastri, Wulan dan Agil bersamaan.

"Selamat ya, Mas! Masku otw rabi!" Seru Agil yang memeluk erat leher Abi dari belakang.

"Urung sido rabi, modiaar Masmu tok tekek gulune koyok ngono kuwi, Gil! (Belum jadi menikah, mati Masmu kamu cekek lehernya seperti itu, Gil!)" Komentar pak Karto. Sementara Abi hanya bisa memukul mukul lengan Agil agar menyingkirkan tangannya dari lehernya.

"Ee maaf, maaf, kelewat bahagia aku, Mas. Mau punya donatur double!" Kata Agil.

"Wani njaluki genduk, tak sunat nganti pok manuk mu! (Berani mintain genduk, tak sunat burungmu sampai ke pangkalnya)" Omel pak Karto yang membuat mereka semua tertawa.

...****************...

"Mbak Runi.... Mbak! Paket sudah datang. Ini punyaku ya?" Seru Agil sambil berlari membawa sebuah kardus yang cukup besar di tangannya.

Runi yang baru pulang dari balai kesehatan bersama Ica, langsung di hadang oleh calon adik iparnya itu.

"Mas Agil kenapa sih! Tunggu dulu kan bisa, kalo aku jatuh gimana? Udah tau aku baru bisa naik motor!" Omel Ica yang masih berada di atas motornya.

"Iih cerewet banget sih kamu!" Jawab Agil sembari mencapit bibir Ica.

"Kok gak kamu buka, Gil?" Tanya Runi.

"Nunggu mbak aja. Takut kalo ternyata bukan punyaku, hehe." Jawab Agil.

"Yaudah di buka. Itu punyamu, kok." Titah Runi.

"Opo sih Mas, isine? (Apa sih Mas, isinya?)" Tanya Ica kepo.

"Kepo kamu! Kamu gak di bawain oleh - oleh, kan?" Ledek Agil.

"Aku? Nih, lihat!" Ujar Ica memamerkan headphone pada Agil.

"Waaahh waaahhhh....." Seru Agil saat melihat isi kardusnya.

"Waahhh makasih mbak." Seru Agil sambil menunjukkan spakbor depan dan belakang motor trail yang memang sedang ia incar.

"I love you full, aku cinta padamu selamanya mbak Runi........" Seru Agil yang kegirangan.

PPLOOOKKK!!!!

Abi memukul kepala Agil menggunakan kertas berkas yang ia bawa.

"Kamu mau nikung calon istri Masmu? Nopo sampun waleh leh mu urip, le? (Apa kamu sudah bosan hidup, le?)" Tanya Abi yang tiba - tiba ada di belakang Agil.

"Adoohhh! Loro loh, Mas! Bubar utekku.(Sakit loh, Mas! berantakan otakku)" Keluh Agil sambil mengusap kepalanya.

"Lah utekmu ning sirah to? Tak kiro neng dengkul! (Lah, otakmu di kepala to? Tak kira di lutut)" Ledek Abi.

"Mbak, lihat dan dengar sendiri to? gimana jahatnya Mas Abi? Padahal maksudku, sayang sama Mbak Runi sebagai kakak. Ee Masku kok cemburu buta." Kata Agil yang membuat Runi dan Ica tertawa.

"Preeetttt! Sayang kalo pas lagi ada maunya saja!" Tukas Abi.

"Tuh ya gitu. Mas tuh mbok ya gak usah suudzon saja sama adeknya. Positif thinking, Mas, biar pikiran dan hidup tuh ayem. Jangan suka ngamuk, jangan cemburu, jangan suka suudzon." Ceramah Agil.

"Gak pantes blass omongan sama polahmu, Gil!" Sergah Abi.

"Mas Agil! Sumpah gak pantes blaaassss kalo Mas Agil yang ngomong gitu." Kekeh Ica.

"Tu, dengar kan? Ica saja bilang gitu!" Kata Abi.

"Mbak Runi, gak mau belain aku, Mbak?" Tanya Agil yang mencari teman.

"Gak boleh!" Jawab Abi cepat.

"Maaf ya, gil. Gak boleh tu sama Mas. Mbak nurut apa kata calon bojo." Jawab Runi sambil tertawa.

"Jahatnya, mbak Runi. Padahal yang sering ngajak mbak main itu, aku lho. Tak ajak offroad, tak ajak main di sawah, di kali, tak ajak mancing mbarang. Lupa ta, mbak? Aku yang sering menghibur mbak, bukan Mas Abi." Kata Agil memulai dramanya.

"Ya itu, kamu tuh cuma di jadikan pelarian karna mbakmu tuh selalu kesepian kalo gak ada Mas." Ujar Abi.

"Duh alah emang kalian sama - sama jahat, hanya memanfaatkan keberadaanku saja! Emang cuma trail yang setia sama aku!" Kata Agil pura - pura sedih sembari memeluk spakbor barunya. Membuat Ica dan Runi semakin terbahak - bahak melihat ekspresinya.

"Sudah sudah sana, gak usah kebanyakan drama. Pasang saja itu spakbor barumu, dari pada ribut sama Mas Abi." Titah Runi.

"Sendiko dawuh, raden ayu. (Siap laksanakan, tuan putri.) Eh, mbak Runi, hari minggu nanti, mau ada kegiatan trail di tempat kemarin. Pesertanya dari mana - mana." Agil mengabarkan dengan sangat antusias.

"Serius? Waah Mau ikut dong, Gil!" Jawab Runi tak kalah antusias.

"Dek! Gak usah macem - macem, ya." Tegur Abi.

"Mas Abi... Boleh dong yaa, please...!" Pinta Runi.

"Enggak ya, sayang. Terlalu ramai kalau kamu ikut di situ. yang mendaftar saja perhari ini sudah ada lima puluh dua peserta. Masih ada tiga hari lagi untuk pendaftaran. Mas gak mau ya, nanti kalo sampe kamu jatuh kayak waktu itu." Tolak Abi.

"Mass... Ih Mas Abi, kan buat hiburan loh, Mas!" Rayu Runi dengan wajah memelas, sementara Abi hanya terdiam tak menanggapi Runi.

"Gara - gara kamu, Gil! Ngapain juga ngomong sama mbakmu!" Omel Abi.

"Dennggg..... Dengg.... Denggg.... Ambune Geger geden wes mak seng. (Aroma keributan besar sudah tercium.). Aku pulang dulu ya, mbak Runi, Mas Abi, Mas Agil." Ica melarikan diri, tak ingin ikut terseret dengan kejadian yang akan terjadi.

"Kan aku cuma cerita, Mas! Gak ngajaki mbak Runi." Agil membela diri.

"Gek ngopo to sakjane bocah - bocah iki. Ben dino kok mung arep gegeran wae! Mengko siji tak kirim neng Sabang, siji neng Merauke lha kapok! (Kenapa sih sebenarnya anak - anak ini. Tiap hari kok cuma mau ribut saja! Nanti satu tak kirim ke Sabang, satu ke Merauke baru kapok!)" Omel pak Karto yang keluar setelah mendengar suara keributan.

"Mas Abi lo, pak. Nyeneni aku wae kerjanane. (Mas Abi lo, pak. kerjaannya marahin aku saja.)" Adu Agil.

"Yo nak polahmu ra aneh - aneh, yo ora tak seneni to! (Kalau tingkahmu gak macam - macam, ya gak tak marahin to!)" Sergah Abi.

"Gek nggawe polah opo meneh to, Gil? Kowe ki juga kok senenge njaraki mamase to.! (Bikin polah -masalah- apa lagi to, Gil? Kamu juga kok senangnya menggoda mamasnya to!)" Tanya pak Karto.

"Aku cuma cerita sama mbak Runi, kalau minggu depan ada acara trail itu loh pak. Mas Abi kok malah nyalahin aku."

"Kalo Agil gak cerita kan, Runi gak merengek mau ikut gini, pak. Abi khawatir kalo nanti kenapa - kenapa. Pesertanya kan gak cuma sepuluh atau dua puluh orang. Walaupun hanya perkenalan trek, tapi tetep saja pasti ada yang kebut - kebutan." Kata Abi khawatir Sementara Runi hanya menunduk.

"Nang, kalau genduk punya potensi atau bakat itu harusnya di dukung, bukan di patahkan. Bapak tau sampean khawatir, tapi kan ini bukan yang pertama kali untuk genduk. Toh sampean juga bisa ngawasi to, nang? Kasihan genduk, kalau apa - apa yang dia suka sampean larang hanya karna sampean khawatir. Hal yang sama berlaku juga buat genduk. Genduk harus ngerti kalau Masmu ini orangnya khawatiran. Jadi, diskusikan dulu semuanya, apa yang genduk mau, berbahaya atau tidak. Walaupun kalian belum menikah, tapi gak ada salahnya to, kalau belajar saling mengerti dari sekarang? Jangan lupa, hubungan itu akan langgeng kalau pasangan saling mengalah dan mengerti dengan hati yang ikhlas, yang legowo. Jangan terlalu egois, jangan mau menang sendiri. Paham?" Ujar pak Karto yang memberi wejangan pada pasangan muda di hadapannya.

"Njih, pak." Jawab Abi dan Runi kompak.

1
Syakira
saya suka dengan cerita nya
Kiran Kiran
Gemesin!
Giselle Bustamante
Siapin tisu buat nangis 😭
Gadislpg: Gak bikin banyak air mata kok, kak ✌
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!