Di dunia yang dikuasai oleh kekuatan, Xiao Tian menolak tunduk pada takdir. Berasal dari alam bawah, ia bertekad menembus batas eksistensi dan mencapai Primordial, puncak kekuatan yang bahkan para dewa tak mampu menggapai.
Namun, jalannya dipenuhi pertempuran, rahasia kuno, dan konspirasi antara alam bawah, alam atas, dan jurang kematian. Dengan musuh di setiap langkah dan sahabat yang berubah menjadi lawan, mampukah Xiao Tian melawan takdir dan melampaui segalanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tian Xuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26: Permainan Kematian Memasuki Babak Baru
Wu Tao dan Meng Ruyan masih bertarung sengit, ilusi yang diciptakan Xiao Tian sepenuhnya menguasai pikiran Wu Tao. Setiap serangan yang dilepaskannya diarahkan kepada Meng Ruyan dengan penuh kebencian.
"Iblis sialan! Kau pikir aku tidak tahu rencanamu?!" Wu Tao meraung, matanya merah dipenuhi amarah.
"Wu Tao! Sadarlah! Aku bukan musuhmu!" Meng Ruyan menghindari serangan tombak Wu Tao dengan gesit, tapi setiap kali ia berusaha mundur, Wu Tao semakin menggila.
Xiao Tian berdiri di atas reruntuhan tinggi, memperhatikan mereka bertarung dari kejauhan. Dari sudut bibirnya, senyum tipis terlihat.
"Ilusi ini bekerja lebih baik dari yang kuduga."
Saat pertarungan mencapai puncaknya, jebakan kedua mulai aktif. Wu Tao yang dalam kondisi mengamuk melangkah lebih jauh ke dalam perangkap Pemangsa Jiwa. Begitu kakinya menyentuh simbol di tanah, seketika tubuhnya berhenti bergerak.
"A-Apa ini?!" Wu Tao menatap ke bawah dengan ketakutan. Energi spiritualnya mulai tersedot keluar, tubuhnya melemah dalam sekejap.
Meng Ruyan yang baru saja berhasil menangkis serangannya juga menyadari sesuatu yang aneh. Ia melihat Wu Tao mulai bergetar, kulitnya pucat pasi.
"Sial! Ini formasi penyerap jiwa!" Meng Ruyan buru-buru mencoba menarik Wu Tao keluar, tapi tepat saat itu, reruntuhan di atas mereka runtuh akibat jebakan terakhir yang sudah disiapkan Xiao Tian.
"ARGHHH!"
Batu-batu besar menghantam tubuh Wu Tao yang tak berdaya, menimbunnya dalam sekejap.
Xiao Tian menghela napas pelan. "Satu lagi sudah tumbang."
Sementara itu, Meng Ruyan berhasil menghindari reruntuhan dengan melompat ke samping. Nafasnya terengah-engah, keringat dingin membasahi wajahnya.
Ia sadar—ini bukan kecelakaan.
"Seseorang menjebak kami..." gumamnya dengan suara gemetar.
Namun, sebelum ia bisa berpikir lebih jauh, sebuah suara langkah kaki mendekat.
Lu Qian muncul dari balik reruntuhan, ekspresinya penuh kecurigaan.
"Meng Ruyan, apa yang terjadi di sini?"
Meng Ruyan menatapnya dengan mata liar. "Ada yang menjebak kita! Wu Tao... dia sudah mati!"
Lu Qian menyipitkan matanya. "Menjebak kita? Siapa yang cukup licik untuk melakukan itu?"
Meng Ruyan menoleh ke arah Xiao Tian yang berdiri jauh di atas reruntuhan. Ia baru sadar bahwa sejak badai terjadi, Xiao Tian hampir tidak berbicara atau melakukan apa pun.
"Dia..." Meng Ruyan menunjuk ke arahnya. "Kita membawanya ke sini untuk membantu membuka gerbang tersegel. Tapi bagaimana kalau sejak awal dia hanya memanfaatkan kita?!"
Lu Qian menatap Xiao Tian, dan sesaat kemudian, dia tersenyum dingin.
"Hm... menarik."
Xiao Tian membalas tatapannya dengan ekspresi tenang, seolah semua yang terjadi hanyalah sebuah kebetulan belaka.
Namun, dalam hati, ia tahu bahwa permainan ini baru saja dimulai.
Gerbang Tersegel, Pintu Menuju Warisan Dewa Kuno
Setelah beberapa jam bergerak, Xiao Tian akhirnya tiba di depan sebuah gerbang raksasa yang tertutup rapat.
Dinding gerbang itu diukir dengan simbol-simbol kuno yang bersinar samar, dan di bagian tengahnya terdapat cekungan berbentuk tangan.
"Jadi ini tempatnya..."
Ia menyentuh cekungan itu dengan tangannya, dan tiba-tiba—
BOOM!
Sebuah tekanan spiritual besar meledak, menyebabkan tanah bergetar.
Dari dalam gerbang, suara bergema.
"Yang memiliki darah sejati, buktikan kelayakanmu."
Xiao Tian menyipitkan mata. "Darah sejati? Apakah ini ada hubungannya dengan garis keturunanku?"
Namun sebelum ia bisa bereaksi lebih jauh, suara langkah kaki terdengar dari belakang.
Lu Qian dan Meng Ruyan akhirnya sampai di gerbang.
"Xiao Tian!" suara Lu Qian bergema. "Permainanmu sudah berakhir."
Xiao Tian menoleh dengan ekspresi santai.
"Oh? Permainan apa?"
Meng Ruyan menggertakkan giginya. "Jangan pura-pura bodoh! Kau telah menjebak kami! Wu Tao mati, dan aku yakin ini semua ulahmu!"
Xiao Tian hanya tersenyum tipis. "Dan kalian punya bukti?"
Lu Qian terkekeh. "Aku tidak butuh bukti. Aku hanya perlu membunuhmu."
Dalam sekejap, dia mengangkat tangannya. Sebuah pedang hitam melayang di udara, dipenuhi dengan energi tajam yang menggetarkan udara di sekitarnya.
Meng Ruyan juga mengangkat tombaknya, matanya dipenuhi niat membunuh.
"Kau mungkin bisa membunuh Wu Tao dengan licik, tapi sekarang kami berdua ada di sini. Kau tidak bisa menang melawan kami!"
Xiao Tian menatap mereka berdua dengan tatapan kosong.
Lalu, dia menghela napas panjang.
"Kalian membuatku bosan."
Tiba-tiba, tubuhnya dipenuhi aura hitam pekat. Pedang Pemurni Darah di punggungnya mulai bergetar, seolah bersemangat untuk merasakan pertumpahan darah.
Matanya berubah menjadi merah gelap, aura iblis yang menakutkan menyelimuti dirinya.
"Jika kalian berpikir bisa membunuhku begitu saja..."
Dia mengangkat tangannya, dan dalam sekejap—
"Cobalah kalau bisa."
BOOM!
Gelombang energi iblis meledak, menerjang mereka berdua seperti badai yang ganas!
Pertarungan sejati akhirnya dimulai.