" Maaf Al, kita nggak bisa lanjutin hubungan kita ini."
Sakit hati Alna, tiba-tiba diputuskan oleh sang tunangan yang merupakan seorang tentara. Tanpa ada alasan yang jelas, hubungan yang sudah berjalan 3 tahun itu pupus begitu saja.
Sebenarnya Alna bukan lah korban "Hallo Dek!", karena dia juga merupakan seorang tentara. Ia dan Bimo berada di kesatuan yang sama.
Untuk mengobati sakit hatinya, Alna mengusulkan dirinya sendiri untuk pergi melakukan tugas sebagai seorang dokter di sarang mafia besar yang disinyalir mendanai perang. Tapi siapa sangka sang mafia malah jatuh cinta kepada Alna.
" Aku akan terus mengejarmu meskipun kau menolak ku. Aku bahkan rela membuang semua ini asalkan kau mau menerimaku." Ahmed Yusuf Subrata.
" Tapi aku adalah orang yang ingin menangkap mu." Alna Gyantika Kalingga
Bagaimana kisah cinta Mayor Alna?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tentara dan Mafia 05
Dubai
Sudah beberapa hari mereka sampai di sana. Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa Yusuf memiliki identitas lain selain sebagai pimpinan Black Hunter, yakni CEO dari AYS Oli, sebuah perusahaan kilang minyak yang namanya termasuk dalam jajaran perusahan besar di negara itu.
AYS Oil juga memiliki gedung bertingkat sebagai kantor mereka, dimana Ted bertindak sebagai asisten pribadinya. Sedangakan Gly, dia khusus menjadi seorang pengawal.
" Bagaimana, apa sudah ada dokter yang melamar? Sudah seminggu kita di sini."Tanya Yusuf kepada sang asisten.
" Sayangnya belum Bos."
Yusuf membuang nafasnya kasar. Dia sebenarnya tidak peduli dengan adanya dokter atau tidak. Namun orang-orang yang ada di rumahnya saja yang terlalu ribut terutama Aathirah. Wanita berusia lebih dari setengah abad yang merupakan pengasuhnya sejak kecil.
" Ameh Aathirah pasti akan marah kalau dokternya tidak segera ada. Hmm, naikkan jumlah gajinya saja Ted biar ada yang tertarik. Ameh kalau marah lebih lebih ketimbang musuh kita."
Ted dan Gly tertawa. Mereka berdua tahu kalau Yusuf meskipun memiliki wajah yang tampan namun memiliki sisi yang sedikit kejam ketika berhadapan dengan musuh. Namun di depan Ameh Aathirah, dia tak ubahnya seperti kucing yang penakut.
Bukan tanpa alasan, Ameh Aatirah adalah pengasuh Yusuf, konon Ameh sudah ada sejak Yusuf masih dalam kandungan. Tepatnya Ameh dibawa oleh ayah Yusuf yang berasal dari Indonesia.
" Jadi, sekarang apa yang harus ku lakuan, Ted?"
" Biasa lah Bos, bertemu dengan klien. Aah iya nanti malam ada acara gala diner. Itu tuh anak dari Abdullah Samed bertunangan."
Yusuf mengiyakan dengan malas, entah mengapa dia sama sekali tidak tertarik dengan semua pesta itu. Mungkin dulu saat usianya masih awal 20 tahunan dia sangat bersemangat dengan adanya pesta. Tapi sekarang sudah tidak lagi. Dia bahkan enggan untuk sekedar setor muka. Yusuf enggan jika didatangi oleh para wanita, itu lah alasan utamanya.
Yusuf kembali lagi berkutat dengan pekerjaannya. Ya dua sisi pekerjaan yang berbeda. Bak dua mata uang logam yang memiliki gambar.
Di satu sisi Yusuf adalah seorang pengusaha muda yang dibilang sukses, namun di sisi lain dia merupakan seorang ketua Black Hunter yang juga ditakuti. Beberapa dari mereka di dunia hitam mengatakan bahwa Yusuf adalah seorang psikopat. Padahal dia bukanlah seorang yang seperti itu.
" Aku mau pulang, pekerjaan sudah aman kan?"
" Iya Bos, udah. Ehmmm Bos ada sesuatu."
Yusuf mengerutkan keningnya. Ted dari tadi sudah ada di sana namun baru sekarang anak buahnya itu ingin bicara serius. Tentu Yusuf yang tadinya sudah bangkit dari tempat duduknya kini kembali lagi duduk.
" Ada apa?"
" Kita dicurigai, Bos. Kita oleh Intelejen dicurigai soal perang di wilayah itu."
" He??? Lha gila apa. Ya memang sih uangku itu banyak, dan ya aku memang bergerak di dunia hitam. Tapi buat apa aku melakukan itu. Menyusahkan diri sendiri namanya."
Yusuf terhenyak, bagaimana bisa dia masuk daftar orang yanh dicurigai. Selama ini dia memang mengembangkan tentara bayaran, namun tidak sekalipun dia menggunakan orang-orangnya dalam sebuah perang apalagi perang yang melibatkan kerugian banyak.
Ia tidak habis pikir kenapa dirinya bisa terseret di sini. Dia sungguh-sungguh bermain dengan bersih tanpa menyenggol nama sebuah negara.
" Duuuh ini akan jadi sesuatu yang merepotkan. Haah pengen pulang, pengen tidur. Kamu urus lah itu Ted. Cari tahu bagaimana namaku bisa ikut keseret begitu. Gly, ayo pulang."
" Siap Bos!"
Ted dan Gly menjawab bersamaan. Jika Ted harus tinggal untuk melakukan tugasnya maka Gly mengikuti bosnya pulang. Mereka berdua sama-sama ahli dalam memegang senjata, namun mereka juga memiliki kemampuan lain, terutama Ted.
Ted adalah orang yang kompeten dalam mengurus urusan perusahaan dan juga segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan di AYSOil. Dari mulai mengurus klien hingga segala hal yang berhubungan dengan AYSOil, intinya dia asisten yang sangat bisa diandalkan.
Jika Yusuf tengah enggan berurusan dengan perusahaan, maka Ted lah yang akan digunakan tangan dan matanya. Kepercayaan Yusuf kepada Ted sudah berada di level tertinggi. Ia bahkan bisa mempercayakan nyawanya ditangan pria itu.
" Tuan sudah pulang, duduk dulu saya akan periksa suhu tubuh dan luka yang habis operasi."
" Oh Ameh ku yang cantik. Aku ini tidak apa-apa. Jangan terlalu khawatir seperti ini."
Degh!
Tatapan mata mematikan diberikan oleh Ameh Aathirah. Wanita paruh baya itu satu-satunya yang mampu membuat Yusuf tidak berkutik dan pasrah.
Hihihih
Gly terkekeh pelan melihat Yusuf yang seperti itu. Bos Black Hunter yang ditakuti karena terkenal sebagai seorang psikopat, bersikap layaknya kucing imut di depan seorang wanita paruh baya.
" Kau menertawakan aku, Gly? Lari kelilingi mansion 10 kali."
" Apa? Yaaah Bos, panas nih."
" 20x."
Aaaah
Gly menghentakkan kakinya sambil berlalu dari hadapan Yusuf. Ia sebenarnya sudah menduga akan mendapat hukuman seperti ini namun tetap saja dia suka meledek tuannya.
" 39,2. Anda demam Tuan. Dan luka ini kembali berdarah. Haaah. Mari kembali ke kamar dan istirahat, Anda harus minum obat dan juga mengobati luka ini."
" Maaf Ameh."
Hanya itu yang bisa Yusuf katakan. Sedangkan Aatirah juga tidak bisa bicara banyak. Setiap hari baginya seperti berpacu dengan waktu. Sudah 30 tahun namun Aatirah selalu takut setiap melihat Yusuf terluka.
" Jika tidak ingin mengurangi masa hidup Ameh mu ini, tolong lebih aware terhadap tubuhmu. Kapan kalian akan menemukan dokter. Sudah seminggu lebih sejak dokter terakhir."
" Sabar ya Ameh cantik, nanti pasti ada kok. Terimakasih Ameh."
Aatirah hanya tersenyum. Gaya bicara dia saat di depan para pelayan yang lain dan saat hanya berdua saja dengan Yusuf memang berbeda.
Jika di depan para pelayan Aatirah akan menggunakan bahasa yang formal, namun saat hanya berdua maka dia akan bicara santai.
Padahal Yusuf selalu ingn Aatirah bicara santai dalam kondisi apapun.
" Tidak Tuan, saya hanyalah pengasuh Anda di depan orang-orang. Jadi saya akan bicara dengan hormat layaknya orang Anda."
Sperti itulah jawaban dari Aatirah kepada Yusuf saat diminta untuk bicara santai.
" Ameh, kenapa Ameh tidak pergi saja dari sini? Kenapa juga Ameh harus mengurus aku yang seperti ini."
" Jangan mulai lagi deh Suf. Sudah waktunya istirahat. Sekarang tidur dan jangan banyak bicara."
Aatirah meninggalkan kamar Yusuf setela mengobati luka dan juga memberi obat. Dia tersenyum sambil menutup pintu, senyum yang sama sekali tidak berubah meski sudah 30 tahun.
" Betapa besar hatimu, jika itu aku, aku pasti sudah pergi dan mencari kebahagiaan sendiri dari pada harus merawat anak dari pria yang sudah membohongimu."
TBC
kak alurnya berasa cepet deh
km salah lawan tuan yg km blng lemah itu hanya kamuflase saja