NovelToon NovelToon
Cinta Suami Amnesia

Cinta Suami Amnesia

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Penyesalan Suami / Suami amnesia
Popularitas:11.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mama eNdut

Anara Bella seorang gadis yang mandiri dan baik hati. Ia tak sengaja di pertemukan dengan seorang pria amnesia yang tengah mengalami kecelakaan, pertemuan itu malah menghantarkan mereka pada suatu ikatan pernikahan yang tidak terduga. Mereka mulai membangun kehidupan bersama, dan Anara mulai mengembangkan perasaan cinta terhadap Alvian.
Di saat rasa cinta tumbuh di hati keduanya, pria itu mengalami kejadian yang membuat ingatan aslinya kembali, melupakan ingatan indah kebersamaannya dengan Anara dan hanya sedikit menyisakan kebencian untuk gadis itu.
Bagaimana bisa ada rasa benci?
Akankah Anara memperjuangkan cintanya?
Berhasil atau berakhir!
Mari kita lanjutkan cerita ini untuk menemukan jawabannya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama eNdut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pernyataan Mengejutkan

Lebih dari empat jam Vian tertidur. Pukul sebelas malam lelaki itu terbangun, tetapi karena kepalanya yang masih pusing ia memejamkan matanya, sayup-sayup ia mendengar suara dari luar.

"Beneran kan ini kamarnya, jangan sampai salah orang kita!".

"Iya, bener kok ini kamarnya".

Ceklek, pintu terbuka, terdengar langkah kaki memasuki ruangan Vian, dua orang laki-laki dan satu orang perempuan. Satu orang laki-laki memakai baju dokter, sebut saja Alex. Satu orang laki-laki memakai baju perawat, Doni dan satu perempuan memakai baju suster, Silvi, semua memakai masker. Mengetahui kedatangan ketiga orang itu, Vian sama sekali tak menimbulkan reaksi apapun seolah ia sedang tertidur, sebenarnya ia sudah curiga jika mereka bukan orang baik.

"Jadi ini orang yang mau disingkirkan si Bos?",gumam Alex.

"Kenapa enggak langsung dibunuh aja sih Lex?", tanya Doni.

"Mau gue juga langsung gue bunuh, beres, tapi si Bos mau main-main sama dia katanya , mungkin disiksa dulu, dibunuh secara perlahan. Udah jangan banyak omong, sekarang jaga di pintu sana",perintah Alex, tanpa menjawab Doni lalu berlalu menuju pintu.

"Udah lo siapkan suntikan biusnya", tanya Alex pada Silvi gadis yang berdiri disebelahnya.

"Iya sudah, ini", jawab Silvi sambil menyerahkan sebuah suntikan.

Seketika Vian membuka mata, mencoba menggerakkan tangannya menuju tombol di samping ranjangnya, tapi sayang pergerakan lelaki itu di sadari oleh Alex. Tangan Vian di raih dan Alex mengunci pergerakan tangannya. Tak ingin menyia-nyiakan waktu, Alex lalu menyuntikkan obat bius itu ke lengan Vian. Pada saat itu juga Vian merasa tubuhnya mulai terasa lemas hingga akhirnya ia tak sadarkan diri. Melihat itu Silvi lalu mengambil sebuah kursi roda ,meminta Alex untuk segera mengangkat tubuh vian dan mendudukkannya disana.

"Bagaimana?", tanya Alex kepada Doni yang berjaga di depan pintu.

"Sepi, aman", jawab Doni sembari mengacungkan ibu jarinya.

Tak ada rintangan berarti yang menghalangi jalan mereka mengeluarkan Vian dari Rumah Sakit. Di depan Rumah Sakit tersebut, terlihat sebuah mobil hitam telah menunggu dan tanpa menunggu lama mereka masuk ke dalam mobil tersebut. Alex menyerahkan tali kepada Doni untuk mengikat tangan Vian, mobil pun melaju pergi dari halaman Rumah Sakit. Tanpa mereka sadari anak buah Agam melihat dan mengikutinya.

Sementara itu, di kediaman Agam, setelah menemani sang istri hingga tertidur, Agam lalu pergi keruangan pribadinya, duduk di meja kerjanya sembari memeriksa ponselnya, membaca sebuah pesan yang dikirim oleh Johan. Tak lama ponselnya berdering, ia bergegas mengangkatnya.

"Selamat malam Tuan". Agam menjauhkan ponsel dari telinganya ketika mendengar suara keras Ferdi, salah satu bawahannya yang ia tugaskan di Rumah Sakit untuk menjaga putranya.

"Bisa kau pelankan sedikit suaramu".

"Maafkan saya Tuan, tapi ini keadaan darurat Tuan".

"Apa maksudmu?".

"Waktu saya tinggal ke kamar mandi semua baik-baik saja Tuan, tapi setelah saya kembali, saya menjumpai Riko dalam keadaan pingsan Tuan, saya bergegas masuk tapi saya tak menjumpai Tuan Muda , kamar Tuan Muda kosong, saya bertanya kepada pihak Rumah Sakit tak ada yang mengetahuinya, mencoba cek cctv, tetapi cctv mati Tuan, saya sudah mencoba menghubungi Bos Johan tapi tidak terhubung. Mohon maafkan kami Tuan, karena kelalaian kami Tuan Muda hilang Tuan".

"Ya, aku sudah mendengarnya, Vian di culik, sekarang Johan sedang mengikutinya, kamu urus saja Riko, setelah itu bergegaslah kalian menghadapku".

Ferdi menelan ludahnya kasar, ia tau jika sebuah hukuman sudah menantinya. Ferdi pun menutup teleponnya dengan perasaan yang campur aduk, namun ini adalah konsekuensinya karena lalai dalam pekerjaannya.

"Ternyata ada yang mau main-main dengan keluargaku", gumam Agam tersenyum sembari mengetuk-ngetuk meja dengan jari telunjuknya, senyuman yang sangat menakutkan bagi musuh-musuhnya. Senyuman yang sudah lama tak ia perlihatkan sekarang telah ia munculkan.

Malam itu, jalanan sepi dan gelap. Mobil yang dibawa Alex melaju dengan kecepatan sedang, membawa Vian yang masih tidak sadar. Alex, Doni, dan Silvi terlihat santai, tidak menyadari bahwa mereka sedang diikuti.

Tiba-tiba, mobil mereka dihadang oleh sebuah mobil lain. Mobil itu diparkir di tengah jalan, memblokir jalan mereka. Alex terkejut dan langsung menginjak rem, membuat mobil mereka berhenti secara mendadak.

Doni dan Silvi juga terkejut, mereka berdua langsung melihat ke sekeliling, mencari tahu apa yang terjadi. Alex langsung mengambil pistolnya dan siap untuk bertempur.

Namun, sebelum Alex bisa melakukan apa-apa, sebuah tembakan terdengar. Peluru itu terarah ke arah mobil mereka, membuat kaca mobil mereka pecah. Alex, Doni, dan Silvi langsung berlindung di balik mobil.

Terjadi baku tembak yang lumayan sengit. Alex, Doni, dan Silvi berusaha melawan, namun mereka tidak bisa mengalahkan lawan mereka. Anak buah Johan terlalu banyak dan terlalu kuat.

Tak butuh waktu lama, kelompok Alex dapat dilumpuhkan oleh anak buah Johan. Mereka semua terjatuh, tidak bisa bergerak lagi. Tapi, untungnya, tidak ada korban jiwa yang meninggal. Peluru yang ditembakkan ke kelompok Alex hanya peluru bius, membuat mereka semua pingsan.

"Lapor Bos, semua musuh telah dilumpuhkan," kata salah satu anak buah Johan melalui telepon.

"Bagus, urus mereka. Kalian tahu kan apa yang harus kalian lakukan?" jawab Johan.

"Kami mengerti Bos," jawab mereka serempak.

Sementara anak buahnya melakukan tugas yang ia perintahkan, dirinya sendiri akan mengurus Vian. Johan membuka pintu mobil lalu berusaha mengeluarkan Tuan Mudanya, dengan susah payah pria itu mengangkat Vian, memindahkannya ke dalam mobilnya, tak lupa ia juga membuka ikatan tali ditangan lelaki itu.

Johan pun melajukan mobil dengan kecepatan penuh. Di perjalanan Johan sesekali melirik ke kursi penumpang, dimana di sana Vian dibaringkan. Tanpa disadari Johan, Vian telah tersadar.

Vian yang mengira ia masih berada di tangan penjahat tadi segera bangkit dan mencoba merebut kendali stir mobil. Johan mencoba menjelaskan kepada Vian tapi lelaki itu tak mendengarkannya.

Perebutan stir kemudi itu membuat laju mobil tak terkendali, oleng ke kanan, ke kiri dan braaakkkk... mobil berakhir dengan menabrak pembatas jalan.

( Flash back off)

Tok...tok..tok.

"Assalamualaikum Neng Nara".

"Wa'alaikumsalam", jawab Nara dengan sedikit berteriak. Gadis itu bangkit dari duduknya dan berjalan membukakan pintu. Nara mengernyitkan dahi, tanda ia bingung atas kehadiran Pak Arya selaku Rt dan juga pemilik kontrakan yang ia tempati dan tiga orang lainya di depan pintu. Di tengah rasa bingungnya, Nara tetap mempersilahkan mereka untuk masuk. Terlihat Vian yang tengah menyenderkan badannya di sandaran kursi. Melihat beberapa orang masuk Vian mengangguk sopan pada mereka dan di balas anggukan juga oleh mereka.

"Silahkan duduk Pak, Bu", ucap Nara.

"Terimakasih Neng Nara, laki-laki ini siapa Neng?", tanya Pak Arya sambil mendudukkan diri di kursi.

"Oh iya, dia Vian Pak, sebelumnya saya minta maaf karena saya sudah lancang membawa seorang laki-laki masuk tanpa izin kemari, tetapi saya punya alasan mengapa saya membawanya kemari Pak, sebenarnya saya juga baru bertemu dengannya malam ini. Saya menolongnya dari orang jahat Pak, karena dia tidak mengingat apapun, bahkan nama dan alamat rumah pun tak ingat, jadi saya membawanya kemari, rencananya besok saya akan mengantarkannya ke kantor polisi untuk mencari informasi mengenai keluarganya Pak", penjelasan Nara diangguk i oleh Arya.

"Jadi seperti itu Neng ceritanya, sebenarnya tujuan kami kesini ingin meluruskan hal ini, Pak Sugeng dan Pak Herman tadi melihat neng Aya membawa seorang laki-laki masuk ke rumah, jadi beliau-beliau ini melaporkan ke saya, takutnya ada fitnah dan salah paham, akhirnya kami memutuskan kesini untuk mengkonfirmasinya", jelas Pak Arya.

"Mana ini pasangan mes*mnya?".

Tiba-tiba saja terdengar teriakan cukup keras dari salah satu warga yang tiba-tida datang. Nampak seorang ibu-ibu bertubuh gemuk tengah tersenyum sinis di ambang pintu. "Ohh... jadi mereka berdua ini yang tengah berbuat mes*m", ucap Bu Sri, perempuan bertubuh gemuk tadi.

"Maksud Bu Sri apa ya? Kami tidak berbuat apa yang Ibu tuduhkan di sini", sanggah Nara tak terima dengan tuduhan yang di lontarkan oleh Bu Sri.

"Halah, udah ketangkap basah juga, masih gak mau ngaku".

"Kalau orang salah mau ngaku penjara penuh Bu", sahut warga lainya. Terlihat beberapa warga mulai berdatangan.

"Astaga, kenapa bisa begini?", keluh Nara dalam hati. Terdengar sorakan-sorakan yang mulai memojokkannya

"Arak aja keliling kampung".

"Usir mereka dari sini".

"Nikahkan saja mereka, biar gak berbuat zina terus", dan masih banyak lagi ucapan-ucapan dari para warga. Nara tetap berusaha menyanggah tuduhan mereka, sedangkan Vian tengah tertunduk, sambil memegangi kepalanya.

"Mohon tenang semuanya, ini bisa dibicarakan baik-baik, lagian semua yang kalian tuduhkan itu tidak benar, Neng Nara sudah menceritakan kepada saya semua apa yang terjadi, jadi mohon tenang semuanya, ini hanya salah paham", Pak Arya mencoba menengahi perdebatan para warganya.

"Salah paham gimana Pak, ini ada foto kalau neng Nara tengah berpelukan dengan lelaki itu". Bu Sri tetap bersikukuh menyalahkan Nara. Bu Sri memang biangnya gosip di kampung tersebut, mulutnya nyinyir sangat.

"Astaga, Bu Sri dapat foto itu dari mana?", tanya Pak Arya, di mana Bu Indi? Bu Indi tengah mencoba menenangkan Nara dengan merangkulnya , dan satu tangannya mengelus-elus bahu gadis itu.

"Foto itu sudah jadi perbincangan hangat di grup chat kampung Pak, Bu Sri yang mengirimnya. Bu Sri bilang kalau suaminya sedang menggerebek pasangan mes*m ", jawab salah satu warga.

"Maaf ya Bapak-Bapak, Ibu-Ibu yang TERHORMAT, maaf sekali, apa kalian tidak bisa melihat orang yang telah kalian kabarkan mes*m ini sedang sakit? Apa iya, dengan kondisi dia yang seperti ini kita melakukan hal aneh-aneh? Itu foto saya sedang memapahnya, membantunya berjalan, bukan berpelukan", keluar suara tegas Nara dengan nada meninggi, ia sudah muak dengan semua tuduhan itu.

Dan benar saja, apa yang di ucapkan Nara membuat para warga mulai bimbang, memang terlihat jelas kondisi Vian yang memprihatinkan, kepala diperban, ada bekas memar di dekat mata, dan bekas merah ditangan akibat ikatan tali, apalagi ditambah dengan Vian yang selalu menunduk memegangi kepalanya. Tapi Bu Sri tidak mau kalah, ia terus mengeluarkan kata-kata nyinyirnya untuk memprovokasi warga, sebenarnya Bu Sri dan Nara tidak pernah terlibat masalah apapun, tapi dasarnya saja Bu Sri yang suka kehebohan, biangnya gosip, selalu mencari kesalahan orang, itulah kerjaan sampingannya.

"Sudahlah Pak, nikahkan saja mereka, dari pada nanti nambah dosanya", para warga yang terprovokasi mulai menyerang Nara Kembali.

“Ibu-ibu saya mohon, saya dan Vian tidak..”, belum selesai Nara mengucapkan kalimatnya, ucapannya terpotong oleh suara yang mengatakan hal yang sangat mengejutkan.

"KAMI AKAN MENIKAH".

1
WiwikAgus
bagus /Good/
Antok Antok
kelomang lukis jadi inget mainan jaman kecil dulu
Antok Antok
Menarik
Antok Antok
Semakin menarik... semoga novel ini berlanjut sampai tamat. dan banyak p mbacanya yang suka.... lanjut torrrrr
Antok Antok
Awal yang bagus, lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!