NovelToon NovelToon
Pemilik Hati Eliza

Pemilik Hati Eliza

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: erulia

Eliza yang belum move on dari mantan tunangannya-Aizel- menikah karena dijebak oleh Raiyan yang merupakan ipar tiri Aizel , sedangkan Raiyan yang awalnya memiliki kesepakatan dengan adik tirinya yaitu Ardini, sengaja melanggar kesepakatan itu demi membalas dendam pada Ardini.

"Kesepakatan Kita hanya sebatas kau membuat nya jatuh cinta, lalu meninggalkannya setelah Aku dan Aizel menikah, Kau melanggar kesepakatan Kita Raiyan. " ~Ardini

"Tapi di surat perjanjian itu juga tidak ada larangan kalau Aku mau menikahinya."
~ Raiyan

akankah kisahnya berakhir indah? akankah Eliza kembali pada Aizel setelah mengetahui semua fakta yang selama ini Raiyan sembunyikan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon erulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 Tawaran menjadi Bintang Iklan

Aroma sup ayam dan suwir tongkol yang menggoda membuat Eliza tersenyum puas, ia segera naik ke atas untuk mengajak Raiyan sarapan, tapi sebelum itu tak lupa ia membersihkan diri.

Tampak Raiyan sedang di balkon kamar, Eliza memanyunkan bibir setelah mengintip Raiyan yang kembali menyesap rokok.

"Aku akan mandi, nanti Kita sarapan bersama,ya?" ujar Eliza yang hanya menyembulkan kepalanya di pintu.

"Baiklah, Aku akan menunggumu." Eliza bergegas mandi dan memakai baju, lalu memoles wajahnya dengan make up tipis, baru setelah itu mengajak Raiyan turun sarapan, waktu menunjukkan pukul 07.50 kala itu.

"Apa Kau sedang banyak masalah sekarang?" tanya Eliza sambil mengambilkan nasi dan lauk pauk untuk Raiyan.

"Kenapa tiba-tiba Kau bertanya begitu?"

"Kau jadi lebih sering merokok, tak seperti biasanya, Kupikir Kau sedang banyak masalah." ujar Eliza lagi.

"Hanya masalah perusahaan,ternyata tidak mudah mengembalikan kepercayaan masyarakat, mereka tahu Ardini tak lagi duduk di perusahaan,tapi sepertinya mereka sudah krisis kepercayaan pada nama besar perusahaan, sekarang Aku sedang memikirkan cara untuk mengembalikan keadaan." jawab Raiyan panjang lebar, ia menelan ludah tak sabar untuk menyantap hidangan di depannya.

"Selamat makan." ucapnya sebelum menyuap ke mulut, lalu mengacungkan kedua jempol pada Eliza, lengkungan indah terbentuk di bibir Eliza.

"Oh begitu, sayangnya Aku tidak bisa membantumu, semoga Kau segera menemukan jalan keluarnya, ya." Raiyan mengangguk singkat, sebenarnya dia memiliki ide untuk memperbaiki citra perusahaan melalui Eliza hanya saja dirinya butuh dukungan yang kuat agar Eliza tak berani menolak permintaan nya kali ini.

"Tapi Kau tahu bukan? Rokok bisa membunuhmu perlahan, tidak lucu kalau Aku jadi janda di tinggal mati suami, lagi pula lihatlah asap mu itu menguar ke seluruh ruangan." ujar Eliza memberi nasihat.

"Baiklah, Aku akan mulai berhenti merokok agar Kau tidak menjanda di usia muda." wajah Eliza kembali merona, seakan Raiyan tak ingin bercerai darinya dan hanya kematian yang boleh memisahkan mereka.

"Ta-tapi maksudku suatu saat nanti Aku tetap akan menjadi janda kalau Kita harus berpisah, Aku hanya memberimu waktu tiga bulan, sampai terbukti Aku tidak hamil, mungkin saat itu statusku akan menjadi janda." sambung Eliza meralat ucapannya.

"Aku tidak ingin berpisah." jawaban singkat Raiyan membuat Eliza tak bisa berkata-kata, ucapannya terdengar seperti perintah yang tak bisa di bantah, sedangkan Raiyan mengatakan hal itu begitu saja tanpa tahu akan di bawa kemana pernikahan mereka yang secara tiba-tiba itu.

Bagaimanapun niat awalnya hanya memanfaatkan Eliza, lalu mungkinkah pernikahan ini akan selesai begitu Raiyan mendapatkan kembali haknya? Atau pernikahan ini tetap berlanjut walaupun tidak ada perasaan saling cinta? Raiyan tak tahu, akan lebih bagus kalau mereka berpisah secara baik-baik, semua tergantung Raiyan kapan ia akan mengakhiri kebohongannya pada Eliza, bahwa malam itu dirinya tak melakukan apapun pada Eliza, dia hanya masuk ke kamar Eliza dan tidur di sebelahnya.

Setelah menyelesaikan makan mereka meluncur menuju rumah sakit tempat Oma di rawat. Di mobil tak banyak yang mereka bicarakan, Karena tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Sebenarnya Raiyan ingin menanyakan sesuatu pada Eliza, tapi ia ragu kalau jawaban Eliza justru akan membuatnya merasa bersalah, namun jika tidak di tanyakan dia tentu akan merasa semakin bersalah.

"Tentang ucapanmu semalam, apa kah itu serius?" ucap Raiyan membuka pembicaraan, sedangkan Eliza mengerutkan kening mengingat ucapan mana yang Raiyan maksud.

"Jawabanmu pada Aizel semalam, apakah benar bahwa sekarang Aku pemilik hatimu?" Raiyan mencuri pandang pada Eliza yang terdiam sejenak.

"Aku sudah kehabisan cara untuk menyadarkan iparmu itu, padahal dia tahu sudah banyak dampak yang dibuatnya setelah mengejar-ngejar ku, sebelumnya Aku hampir mati, lalu sekarang Oma juga kena dampaknya." Eliza mencoba memberikan jawaban yang paling masuk akal, tanpa harus mengakui perasaan yang sebenarnya.

"Oh, begitu..." Meskipun Raiyan yakin dirinya tak memiliki rasa pada Eliza, namun entah kenapa jawaban Eliza membuat hatinya tak puas,padahal seharusnya ia bersyukur karena dengan begitu ia tak perlu bertanggungjawab jika Eliza sudah jatuh cinta padanya.

"Iya, Kau benar, harusnya Aizel sadar akan hal itu. Oh ya, sampai sekarang Kita masih belum tahu kemana perginya pria yang menenggelamkan mu waktu di kelas renang, jadi kita tak punya bukti yang kuat untuk menuduh Ardini, tapi tenang saja, meskipun begitu Ardini sudah mendapatkan balasan yang setimpal, walaupun bagiku itu tak sebanding dengan kejahatan nya padamu." Eliza hanya mengangguk setuju, tatapannya lurus ke depan, bersyukur Raiyan benar-benar berusaha melindungi dirinya.

Bagitu hampir sampai di ruangan Oma, Eliza menghentikan langkahnya dan mundur beberapa langkah sebelum memasuki lorong rumah sakit, Raiyan yang menyaksikan perubahan sikap Eliza sontak ikut berhenti.

"Kenapa?" tanya Raiyan lalu mengikuti arah pandangan Eliza yang menatap Ardini di depan ruangan Oma.

"Kau saja yang masuk, bawa ini juga untuk Oma." Eliza menyerahkan tempat bekal pada Raiyan yang isinya sup ayam kesukaan Oma.

"Kau takut?" Raiyan dapat melihat sorot mata Eliza yang meredup, tak hanya Ardini yang ada di sana, tapi juga ada Aizel dan mama Rania.

"Aku tak ingin terjadi keributan, pergilah, Aku akan menunggu di tempat lain, ya?" mohon Eliza yang akhirnya di setujui Raiyan.

Raiyan berjalan mendekat ke ruangan oma dan dapat ia sadari netra Aizel seakan mencari keberadaan Eliza setelah langkah kaki Raiyan mendekat.

"Dimana perempuan itu?" tukas Ardini tanpa basa-basi.

"Dia tak ikut." jawab Raiyan singkat lalu masuk tanpa permisi.

Di ruang rawat inap itu hanya ada oma dan papa, Raiyan mendekat lalu meletakkan kotak bekal di atas nakas.

"Mana istrimu?" tanya Oma Dengan suara pelan tapi terdengar cukup jelas.

"Dia tak ikut masuk karena ada Ardini, tapi nanti setelah Ardini pulang Eliza akan menjenguk Oma, oh ya, Eliza membuatkan sup ayam untuk Oma." Raiyan memegang tangan Oma sambil memijitnya pelan.

"Bagaimana perusahaan?" Oma menatap Raiyan lembut, tatapan yang tak pernah diberikannya pada Raiyan.

"Sebaiknya Oma jangan memikirkan perusahaan dulu, utamakan kesehatan, baru setelahnya memikirkan perusahaan." Papa membenarkan ucapan Raiyan.

Selagi hanya mereka bertiga di ruangan Itu, Raiyan mengusulkan ide pada papa dan Oma untuk memperbaiki citra perusahaan, yang mana keduanya langsung tersenyum lebar atas saran dari Raiyan.

Sementara di taman sekitar Rumah sakit, Eliza duduk sambil melihat beberapa anak kecil berlarian di sana. Tiba-tiba sebuah pesan masuk dari nomor tanpa nama, namun dari foto profilnya Eliza tahu itu pasti dari Ardini.

Ternyata Ardini mengirimkan sebuah video yang bisa dilihat sekali saja, Eliza yang cukup penasaran membuka video itu namun setelah nya Eliza tercengang sampai harus menutup mulutnya dengan sebelah tangan.

video itu menampilkan dua manusia yang sedang melakukan kegiatan panas, yang mana Aizel terlihat sangat tak sabar sedangkan Ardini tampak menikmati setiap momen bersama Aizel.

Matanya yang suci kini telah ternoda akibat ulah Ardini. dalam hati Eliza ia bersyukur karena kemarin-kemarin tak langsung mempercayai kata-kata manis Aizel.

Belum sempat Eliza menekan kembali hpnya Raiyan sudah datang mengajaknya masuk ke ruangan Oma, mereka berjalan beriringan dan Eliza bersyukur hanya ada papa dan Oma saja di dalam, Ardini, Aizel dan mamanya sudah tak tampak di sana.

"Terimakasih sudah membawakan makanan untuk Oma, makanan rumah sakit ini terasa hambar." ucap Oma sambil di suapi oleh papa Surya.

"Sama-sama, Oma, semoga Oma lekas sembuh ya." Eliza duduk di kursi sebelah ranjang.

"Eliza, sebagai istri, maukah Kau membantu Raiyan untuk mengembalikan citra perusahaan?" Eliza hanya menautkan kedua alis dan tersenyum kecil, merasa permintaan itu terlalu konyol untuk dirinya tak tak tahu menahu tentang perusahaan.

"Bukannya Aku tidak mau Oma, tapi Aku tak paham apapun tentang perusahaan, Aku hanya bisa membantu Raiyan dengan doa saja, Oma." Oma membalas dengan senyum lalu memegang tangan Eliza.

"Tenang saja, Kami sudah menemukan cara agar Kau bisa membantunya." ujar papa,p sedangkan Eliza cukup penasaran hal apa yang bisa dia lakukan untuk perusahaan.

"Jadilah bintang iklan untuk mempromosikan produk-produk Rings." Pinta Oma mantap,Eliza melihat ke arah Raiyan yang berdiri di sampingnya,menelisik mungkinkah ide konyol ini usulan darinya,namun Raiyan hanya mengedikkan bahunya.

"Tapi Aku tak yakin bisa membawa perubahan besar untuk perusahaan, Oma." Eliza mencoba menolak secara halus,

"Tidak masalah, Kita belum mencobanya dan untuk tahu ini akan berhasil atau tidak Kita harus mencobanya." balas Oma tersenyum pada Eliza kemudian Raiyan,wanita tua itu tak menerima penolakan.

Eliza hanya tersenyum kikuk, benar-benar tak bisa menolak, tak lama setelah itu derap kaki dan obrolan di luar semakin terdengar, Eliza membelalakkan bola matanya pada Raiyan, katanya tadi Ardini sudah pulang, tapi kenapa sekarang malah ada di depan pintu.

"Ternyata mereka sudah kembali, tadinya mereka ke kantin rumah sakit." ucap Oma seakan menjawab pertanyaan isyarat Eliza pada Raiyan.

1
Wayan Sucani
Gebrakan yg mantap
Mưa buồn
Masukin ke list favorite aku deh, seru banget pokoknya.
erulia: terimakasih sudah membaca novel ini,tunggu kelanjutannya ya kak
total 1 replies
Its_PurpleColor
Endingnya puas. 🎉
erulia: halo kak,masih banyak konflik yang seru di novel ini,tunggu kelanjutannya ya kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!