NovelToon NovelToon
SAFFIYA

SAFFIYA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Nikahmuda / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:927
Nilai: 5
Nama Author: Miss_Fey

SAFFIYA RAY & RAYAN ADITNYA. Kisah gadis cantik yang mengejar cinta pria duda tampan, yang merupakan dosennya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss_Fey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

********

Satu bulan berlalu, Saffiya mulai menjalankan aktifitasnya sebagaimana biasa. hari-harinya sibuk dengan berbagaimacam tugas kuliah.

Sering kali ia menghabiskan waktunya diperpustakaan bersama tumpukan buku-buku, walaupun kehidupanya penuh dengan air mata.

Saffiya tidak penah sekalipun melupakan statusnya yang masih seorang pelajar.

Sekitar pukul 10 malam, barulah ia pulang keapartemenya.

Sambil membawa beberapa buku ditanganya, Saffiya naik menuju unitnya.

" Hah.. kenapa harus hari ini sih! " gumam Saffiya kesal karena hari ini adalah hari dimana LIFT sedang dalam pengecekan rutin selama 2 hari.

Sehingga seluruh penghuni apartemen diharuskan untuk menggunakan tangga darurat.

Dengan langkah malas, gadis itu mulai menaiki satu persatu anak tangga.

" Sial banget sih! " gumam Saffiya sembari berusaha untuk naik.

" Huufff... " gumam Saffiya sembari duduk sebentar, karena merasa kakinya mulai pegal setelah menaiki anak tangga sampai kelantai 4.

Tiba-tiba Rayan datang dari bawah karena baru juga sampai dari tempat kerjanya.

" Pak! " sapa Saffiya yang langsung berdiri.

" Kamu kenapa? " tanya Rayan bingung.

" Nggak, cuma capek aja naik tangga. " jawab Saffiya.

" Sini biar saya bantu. " ucap Rayan yang menawarkan bantuan.

" Nggak usah pak, saya bisa bawa sendiri kok. " jawab Saffiya tidak enak.

Rayan langsung mengambil buku buku itu dari tangan Saffiya, kemudian berjalan naik menuju lantai enam.

Saffiya pun mengikutinya dari belakang sambil merasa tidak enak.

Setibanya di lantai enam, Rayan langsung memberikan buku-buku kembali tepat berada didepan pintu apartemen Saffiya.

" Terima kasih pak. " ucap Saffiya merasa tidak enak.

" Sama-sama. " jawab Rayan dan berlalu pergi masuk kedalam apartemenya.

Dengan cepat Saffiya pun masuk, karena masih harus membersihkan tubuhnya sebelum lanjut belajar.

***

Keesokan harinya, ia tiba di kampus sekitar pukul 8 pagi untuk menyerahkan tugasnya pada Rayan.

Namun karena datang terlalu pagi, Saffiya memutuskan untuk mengisi perutnya sejenak di kantin kampus.

Ketika sedang asyik menikmati sarapnya, tiba tiba salah satu temanya Sandra datang menghampirinya.

" Saffiya! " sapa gadis itu ikut duduk di dekatnya.

" Hy. " jawab Saffiya.

" Kamu udah serain tugas pak Rayan belum? " tanya Sandra.

" Belum, setelah ini baru aku serain. " jawab Saffiya.

" Aku sama yang lain udah, pak Rayan ada di ruanganya. kayaknya bentar lagi mau keluar, karena hari ini dia cuma mau ambil laporan tugas kita. " ucap Sandra.

" Hah? " jawab Saffiya kaget.

Dengan cepat ia menghabiskan makananya kemudian segera menuju keruangan Rayan.

Sebelum masuk ia merapikan sebentar penampilanya karena sedikit berantakan ketika lari tadi.

TOK...TOK...TOK....

" Masuk. " jawab Rayan dari dalam.

Saffiya pun masuk dan berdiri didepan meja kerja Rayan.

" Duduk. " ucap Rayan mempersilahkanya.

Saffiya duduk dan segera mengeluarkan tugas laporanya dari dalam ransel.

" Ini pak laporan saya. " ucap Saffiya yang meletakan didepan pria itu.

Rayan langsung mengambilnya kemudian mulai memeriksa lembar perlembar, Saffiya terlihat gugup ketika pria itu mulai memeriksa laporanya.

15 menit berlalu, Rayan masih belum selesai memeriksa laporan tugas Saffiya, terlihat ada beberapa halaman yang sudah di tandai olehnya, dan hal itu membuat Saffiya tambah gugup.

Setengah jam kemudian akhirnya Rayan selesai.

" Gimana pak? apa masih banyak yang kurang? " tanya Saffiya penasaran.

Rayan tidak menjawabnya, malah mengambil beberapa lembar tisu dan diberikan pada  gadis itu.

" Ada sisa makanan dibibir kamu. " ucap Rayan.

Seketika Saffiya langsung menutup mulutnya dan mengambil tisu yang diberikan Rayan.

Ia memalingkan wajahnya kesamping, sedikit menunduk dan mulai membersihkan bibirnya sambil memegang ponsel sebagai kaca.

" Untuk laporanmu sudah bagus, hanya ada beberapa halaman saja yang masih kurang. selanjutnya tolong diperbaiki setelah itu kembalikan kepada saya. " jawab Rayan.

" Terima kasih pak, kalau begitu saya permisi. " jawab Saffiya yang langsung mengambil laporanya, kemudian dengan cepat keluar karena merasa sangat malu.

Rayan langsung tersenyum melihat tingkah lucu gadis itu.

Saffiya berlari menuju toilet untuk memeriksa apa masih ada sisa makanan diwajahnya itu.

" Memalukan banget! " gerutunya kesal.

" Masih ada nggak sih? " gumam Saffiya yang melihat wajahnya di depan cermin.

Ia membersihkan sisa-sisa makanan yang masih ada sedikit dipipinya, saking buru-burunya. Saffiya sampai lupa mengecek wajahnya sebelum masuk keruangan Rayan tadi.

Setelah selesai ia pun keluar menuju parkiran, hari ini Saffiya memutuskan untuk berkunjung kerumah utama karena ingin mengambil beberapa barangnya.

Sesampainya disana, keadaan rumah sangat sepi, hanya ada satpan dan beberapa pekerja yang ditugaskan untuk membersihkan rumah dan halaman setiap dua hari sekali.

Saffiya masuk menuju kamarnya yang berada dilantai dua, kemudian ia masuk kedalam ruang gantinya mengambil beberapa rok yang ingin digunakan.

Setelah selesai ia pun keluar, ketika ingin berjalan turun kebawah. Saffiya melewati ruang kerja orang tuanya.

Karena merasa rindu dengan mereka, ia masuk kedalam ingin melihat lihat sebentar.

Diruangan itu terdapat beberapa foto keluarga mereka, terlihat Saffiya tersenyum lebar berada dipangkuan sanga ayah ketika ia masih berumur 5 tahun.

Ia tidak mengingat kapan foto itu dibuat, karena orang tuanya sering kali tidak punya waktu luang untuknya.

" Kalian jahat. " batin Saffiya sambil menahan air matanya.

Kemudian ia keluar berlari menuju motornya, dengan cepat Saffiya melajukannya tanpa arah dan tujuan.

Tiba-tiba ia melihat sepasang lansia yang sedang berteduh dibawah pohon bersama dagangan mereka, mereka terlihat sedang bercanda ria dengan senyuman tulus terukir dibibir keduanya, walaupun dengan kehidupan yang serba kekurangan.

Saffiya menghentikan motornya dipinggir jalan kemudian turun menghampiri mereka.

" Assalamu'alaikum Kek Nek. " sapa Saffiya yang ikut duduk bersama mereka.

" Waalaikum'salam Neng. " jawab mereka tersenyum ramah.

" Kakek sama Nenek jualan apa? " tanya Saffiya tersenyum manis.

" Jualan kerupuk Neng. " jawab mereka yang mulai membuka dagangan itu untuk diperlihatkan pada Saffiya.

" Wah enak nih, Saffiya mau beli dong. " ucap Saffiya yang mulai melihat lihat.

" Silahkan neng, pilih aja mau yang mana. " jawab sang Nenek.

" Saffiya mau yang ini Nek. " jawab Saffiya yang mengambil sebungkus kerupuk rasa balado, kemudian mulai membukanya.

" Enak Nek. " ucap Saffiya yang mulai memakanya.

Kedua lansia itu terlihat sangat senang.

" Nenek sama Kakek udah lama ya jualan? " tanya Saffiya.

" Udah lebih dari 10 tahun neng, semenjak anak kami meninggal. " jawab sanga Nenek.

" Kalau boleh tau, Nenek sama Kakek tinggal dimana? " tanya Saffiya penasaran.

" Kami tinggal dikontrakan dekat sini neng. " jawab Nenek itu.

" Oh, terus ini semua nenek sama kakek yang buat ya? " tanya Saffiya tentang dagangan mereka itu.

" Nggak neng, kakek cuma ambil sama orang terus disuru jual. " jawab kakek.

" Terus kalau bukan punya kakek, dapat uangnya dari mana? " tanya Saffiya yang mulai sedih.

" Kakek cuma jualin aja, terus dikasih upah sesuai berapa jumlah yang terjual. " jawab kakek sambil tersenyum.

" Biasa sehari berapa kek kalau habis semua? " tanya Saffiya lagi.

" Paling-paling kalau habis semua, sehari kakek dapat 50 ribu. " jawab kaket itu yang tetap mensyukurinya.

Seketika hati Saffiya seperti ditusuk oleh sesuatu ketika mendengarkan penjelasan sang kakek, hidup dijaman yang semuanya serba uang, membuatnya kaget bagaimana bisa mereka hidup dengan upah seperti itu.

" Terus dengan upah segitu, apa cukup kek? " tanya Saffiya.

" Ya di cukup cukupin neng, mau bagaimana lagi. " jawab kakek tersenyum.

Saffiya tidak bisa menahan air matanya lagi mendengar kehidupan dua lansia itu, diumur mereka yang sudah tidak muda lagi. mereka tetap masih harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Tiba-tiba ponsel saffiya bergetar, terlihat nama Meyra muncul dilayar ponselnya.

" Ada apa Mey? " jawab Saffiya.

" Kamu dimana? temenin aku bentar buat cari sepatu. " ajak Meyra.

" Oh ya udah, bentar lagi aku pulang. " jawab Saffiya.

Kemudian mematikan panggilanya.

" Kek Nek, Saffiya pulang dulu, ini ada sedikit rejeki buat kakek sama nek. " ucap Saffiya yang memberikan sejumlah uang cukup banyak kepada kedua lansia itu.

" Ini kebanyakan Neng, kakek nggak bisa terima. " jawab kakek itu yang baru pertama kali memegang uang sebanyak itu.

" Nggak apa-apa, anggap aja ini dari cucuk kakek sama nenek. nama aku Saffiya, nanti kalau ada waktu Saffiya pasti berkunjung lagi kesini. " jawab Saffiya tersenyum manis.

" Tapi neng. " ucap sang nenek yang tidak percaya dengan jumlah uang yang ia lihat.

" Saffiya pamit dulu, semoga kakek sama nenek sehat-sehat. terima kasih karena sudah berbagi cerita dengan Saffiya. " pamit Saffiya.

" Terima kasih neng, semoga neng diberikan kesehatan dan kemurahan rejeki. " jawab sang nenek yang memegang tangan gadis itu sambil menahan tangisnya.

" Iya aminn... Saffiya pamit kek Nek. " jawab Saffiya.

Kemudian ia menuju motornya dan pergi sambil melambaikan tangan kepada kakek dan nenek dengan tersenyum manisnya.

Kedua lansia itu terlihat sangat senang, begitu pun dengan Saffiya.

Ini kali pertamanya ia berbagi dengan seseorang, karena selama ini Saffiya hanya sibuk dengan dunianya sendiri.

Sesampainya diapartemen Saffiya berpapasan dengan Rayan ketika ingin masuk kedalam lift.

" Sore pak! " sapa Saffiya.

Rayan hanya mengangguk sedikit kemudian masuk kedalam lift.

" Nggak masuk? " tanya Rayan karena melihat Saffiya hanya diam saja.

" Nggak, bapak duluan aja saya mau kemini market bentar. " jawab Saffiya yang langsung pergi.

" Eh! " Rayan bingung melihat gadis itu seperti menghindarinya.

Saffiya berlari menuju mini market karena memang menghindari Rayan, ia masih merasa malu dengan kejadian diruang kerjanya.

Kemudian Saffiya meminta Meyra untuk turun kebawah karena ia menunggunya dimini market.

Malam menjelang, Mey dan Saffiya baru tiba diapartemen setelah keluar mencari beberapa pasang sepatu untuk dipakai Meyra kuliah.

Selama disini ia memang belum memiliki banyak barang.

" Capek banget!  " gumam Saffiya yang langsung merebahkan tubuhnya diatas ranjang.

Sementara Meyra masuk kedalam kamarnya langsung membersihkan tubuhnya.

Tiba-tiba bel pintu apartemen mereka berbunyi, dengan cepat Saffiya keluar melihat siapa yang datang.

" Iya. " jawab Saffiya membuka pintu.

Ternyata yang menekan bel itu adalah Rayan.

" Maaf, saya hanya ingin memberikan ini. " ucap Rayan yang memberikan Saffita satu buah kota berupa paket.

" Tadi ada kurir paket yang anterin kesini, tapi salah alamat ia meletakan didepan pintu apartemen saya. " jelas Rayan.

" Terima kasih pak. " jawab Saffiya.

Rayan langsung pergi masuk kembali kedalam apartemenya.

Ternyata itu paket yang berisi surat sertifikat rumah beserta kuncinya, Saffiya memang sengaja menyuruh seseorang untuk mengirimnya keapartemenya.

Keesokan harinya Saffiya kembali ketempat kakek dan nenek yang ia jumpai tempo hari, namun sesampainya disana kedua lansia itu tidak ada.

Saffiya turun motornya mencari disekitar tempat itu, namun tidak juga menemukan mereka.

Ia bertanya kebeberapa orang, namun mereka tidak mengetahui tempat tinggal kakek nenek itu.

Saffiya terlihat sedih karena tidak juga menemukan mereka.

" Kalian kemana sih? " gumam Saffiya yang masih menunggu mereka sambil duduk di atas motornya.

Ia ingin memberikan hadiah lagi untuk kedua lansia itu, berupa rumah yang memang Saffiya beli menggunakan uangnya sendiri.

Begitu mendengar cerita mereka, ia benar benar merasa sangat tersentuh. sehingga membuat Saffiya ingin memberikan apa yang  sedang mereka butuhnya di hari tua kini.

Siang menjelang Saffiya pergi menuju kampus, karena hari ini ia ada kelas.

Selama berada di dalam kelas, Saffiya masih saja kepikiran dengan kedua lansia itu.

Bahkan sampai kelas selesai, ia tidak fokus dengan materi yang di sampaikan dosen.

Begitu keluar kelas, Saffiya langsung berpapasan dengan Rayan.

" Saffiya! " panggil Rayan menghampirinya.

" Iya pak. " jawab Saffiya.

" Hari ini kamu ada kegiatan lain? " tanya Rayan.

" Nggak ada pak. " jawab Saffiya yang memang tidak ada kegiatan lainya selain kelas yang baru saja selesai.

" Baiklah, setelah ini bisa temani saya? " tanya Rayan lagi.

" Temani? temani kemana pak? " tanya Saffiya kaget.

" Hari ini saya ada kegiatan untuk mengajar anak-anak yang kurang beruntung, kalau kamu ada waktu bisa bantu saya untuk mengajar mereka hari ini. " jelas Rayan.

" Baik pak. " jawab Saffiya yang langsung setuju.

" Baiklah, satu jam lagi kita ketemu di parkiran. " ucap Rayang yang masih harus mengisi kelas.

" Baik pak. " jawab Saffiya.

Sesampainya diparkiran, Saffiya bingung apa harus ikut Rayan dengan motornya atau ia naik motor sendiri mengikuti Rayan dari belakang.

Tidak berselang lama, Rayan pun datang setelah selesai dengan kegiatanya.

" Ayo. " ajak Rayan.

" Iya. " jawab Saffiya yang langsung menuju motornya.

" Kita naik mobil saja, kebetulah saya bawa mobil hari ini. hari juga sudah mulai mendung,  jadi lebih aman kita naik mobil. " ucap Rayan.

" Baiklah. " jawab Saffiya canggung, kemudian langsung ikut masuk kedalam mobil pria itu.

Mereka pun masuk kedalam mobil dan segera pergi menuju tempat dimana Rayan biasa mengajar anak-anak jalanan itu.

Di tengah perjalanan tiba-tiba Saffiya menyuruh Rayan untuk berhenti sejenak.

" Pak, berhenti dulu sebentar. " pinta Saffiya.

" Ada apa? " tanya Rayan yang langsung meminggirkan mobilnya ketepi jalan.

saffiya langsung keluar menuju kemini market yang tidak jauh dari tempat mereka berhenti.

Setelah beberapa menit, ia keluar dengan berbagai macam cemilan dan minuman dikantong kresek.

" Saya mau bagiin buat anak-anak disana. " jawab Saffiya.

Rayan mengambilnya dan memasukkan semuanya kedalam bagasi mobil.

Mereka pun melanjutkan perjalanan hingga sampai ketempat yang dituju.

Terlihat anak-anak itu menyambut kedatangan mereka dengan sangat senang.

" Masuk semua, ada yang ingin kakak kenalin kekalian. " ucap Rayan.

Anak-anak itupun masuk semua kedalam ruangan yang terlihat biasa saja, namun sudah bisa dibilang layak untuk menjadi tempat belajar.

" Kakak punya teman baru yang akan berbagi ilmu dengan kita. " ucap Rayan sambil mempersilahkan Saffiya untuk memperkenalkan dirinya.

" Hy semua! nama kakak Saffiya Ray kalian panggil aja kak Saffiya Fiya atau Sasa, senyamannya kalian. hari ini kakak bawa sesuatu untuk kalian. " ucap Saffiya yang memperkenalkan dirinya.

" Terima kasih kakak Saffiya. " jawab anak-anak itu serentak karena merasa senang dengan kedatangan Saffiya.

Kemudian ia mulai membagikan cemilan dan minuman yang ia beli tadi, anak anak itu terlihat sangat senang.

Diam-diam Rayan memperhatikan Saffiya, ketika gadis itu tersenyum.

Saffiya terlihat sangat bahagia ketika berinteraksi bersama anak-anak disini.

Kelas pun dimulai, Saffiya mulai mengajarkan mereka dasar dari pelajaran matematika. Sementara Rayan ikut duduk bersama anak-anak memperhatikanya.

Sesekali mereka bercanda agar proses pembelajaran itu tidak membosankan.

Semua yang ada di sana tertawa ria, karena merasa kelas hari ini sangat menyenangkan

***

Sore menjelang, kegiatan mengajar mereka telah selesai.

Kini Rayan dan Saffiya sedang dalam perjalanan pulang menuju kampus, karena Saffiya meninggalkan motornya diparkiran kampus.

Ditengah perjalanan azan magrib berkumandang, Rayan menepikan mobil sebentar didekat masjid karena ingin sholat magrib.

" Maaf, saya sholat magrib dulu. " ucap Rayan yang keluar dari mobil.

Saffiya hanya diam saja memperhatikan pria itu masuk kedalam masjid, ingin rasanya ia ikut masuk kesana, namun fikirannya masih tidak yakin dan bingung.

Beberapa menit kemudian Rayan keluar setelah selesai dengan sholat magribnya, pria itu terlihat tiba-tiba sangat berbeda dimata Saffiya.

Sesampainya dikampus Rayan langsung mengantarnya menuju parkiran motor, tidak lupa ia mengucapkan terima kasih pada Saffiya.

" Terima kasih untuk hari ini, maaf kalau merepotkanmu. " ucap Rayan.

" Nggak kok pak, justru saya yang berterima kasih karena sudah memperkenalkan mereka. kegiatan hari ini menjadi pengalaman sekaligus pembelajaran bagi saya. " jawab Mey Saffiya yang merasa sangat senang.

" Kalau begitu saya permisi, hati-hati pulangnya. " ucap Rayan ingin pamit pergi.

" Pak! " panggil Saffiya tiba-tiba.

" Iya, ada apa? " jawab Rayan menoleh.

" Nanti kalau bapak ketempat anak-anak itu lagi, saya boleh ikut nggak? " tanya Saffiya penuh berharap.

" Beneran? kamu nggak apa-apa ikut lagi kesana? " tanya Rayan terlihat kaget.

" Iya, saya merasa senang ketemu mereka, setidaknya ilmu yang saya bagikan bisa berguna untuk mereka nanti. " jawab Saffiya.

" Baiklah, nanti saya akan hubungi kapan waktunya. " ucap Rayan.

" Iya pak. " jawab Saffiya.

Begitu ini pergi, tiba tiba Rayan teringat akan satu hal.

" Saffiya! boleh saya minta nomor kontakmu? biar bisa saya hubungi kapan lagi kira kesana. " tanya Rayan sambil mengeluarkan ponselnya.

" Bisa pak. " jawab Saffiya yang juga mengeluarkan ponselnya.

Kemudian ia memberikan kode QR whatsaapnya, agar Rayan bisa langsung mengSCANnya.

" Baiklah, nanti saya hubungi kapan waktunya. " ucap Rayan pamit.

Saffiya terlihat sangat senang, karena hari ini ia bisa sedekat itu dengan Rayan.

Walaupun saling bertetangga kedua orang itu seperti tidak saling kenal, terlebih lagi Rayan orangnya cuek seperti pria dingin dan bersikap tidak perduli.

Hal itu membuat Saffiya selalu merasa canggung ketika berpapasan denganya, namun hari ini ia bisa mengobrol santai seperti orang yang sudah kenal akrab.

Saffiya pulang keapartemenya dengan perasaan senang, sepanjang jalan itu bernyanyi kecil karena suasana harinya sedang bagus hari ini.

Sesampainya dirumah, ialangsung membersihkan tubuhnya.

Hari ini Meyra tidak pulang, karena ada acara reuni sekolah kursus memasakanya ketika masih SMA. sehingga gadis itu memilih tidur dirumah temannya, karena ingin menghabiskan waktu bersama mereka.

Setelah selesai dengan kegiatan mandinya, Saffiya merebahkan tubuhnya sebentar diatas ranjang sambil bermain ponsel.

Tiba-tiba Rayan mengirim beberapa fotonya, ketika ia sedang mengajar anak-anak jalanan itu.

Perasaanya tambah senang, akhirnya karena Rayan mengirimnya pesan secara pribadi walaupun itu bukan berupa chat.

" Aku tulis apa ya nomornya. " gumam Saffiya yang bingung harus menyimpan kontak Rayan dengan nama apa.

" Eee... bapak Rayan. " gumam lagi.

" Nggak-nggak, kelihatan tua banget. " gumamnya Saffiya kemudian menghapusnya.

" Mmm.... Dosen Prodi Bisnis. " lanjutnya lagi.

" Nggak-nggak, terlalu kaku. mmm.... Mas Rayan. " ucap Saffiya yang ingin menyimpannya dengan naman itu.

" Apa nggak terlalu aneh, secara kita kan nggak sedekat itu. aaa.. bingung. " gerutu  Saffiya yang menghapusnya lagi.

Kemudian ia melempar ponselnya keseblah  sambil membungkus tubuhnya dengan selimut.

" Oh iya! " gumam Saffiya mengingat sesuatu.

Ia mengambil kembali ponselnya, dan menulis lagi nama untuk kontak pria itu.

" Dosen Rayan Aditya " gumam Saffiya yang mantap menyimpanya dengan nama itu.

" Setidaknya masih ada nama lengkapnya. " gumam Saffiya tersenyum senang.

Kegiatan hari ini bersama Rayan, membuat gadis itu tidak henti hentinya tersenyum senang.

###NEXT###

Salam Hangat Dari Penuliss...

1
riez onetwo
Ga sabar lanjut baca!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!