zayn malik seorang mahasiswa di salah satu universitas ternama di kota bandung . lelaki yg kerap di panggil malik itu harus menikahi seorang gadis SMA yg masih suka main-main dan sulit di atur.
kalau bukan karena permintaan terakhir Sang ayah , gadis yg bernama zahartunnissa tidak akan menerima perjodohan dengan seorang lelaki yg tidak ia sukai.
akan kah keduanya sama-sama bertahan atas pernikahan ini?
gimana cerita selanjutnya? yuk baca kisah nya di novel ku ini ya, selamat membaca 🤗🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Masrifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 6
Zahra menginap sehari di rumah Elsa, malam ini ia kembali pulang bersama malik. Di perjalanan Zahra hanya melempar tatapan ke luar jendela.
Sepanjang perjalanan keduanya hening sampai tiba di rumah mereka, Zahra langsung masuk dan meloncat ke kasur menelengkupkan tubuhnya.
" Gue engga tau kalau gue bakalan jadi anak yatim kak"
"Ga ada yg tau soal masa depan, Zahra. "Malik menjawab seraya melepas jaket yg di kenankannya dan menyimpannya di kursi.
Zahra seketika mendongak
" Bener, gue aja ga tau kalau bakalan nikah sama lo, kak! "
Malik tidak menjawab, dia tengah melepas jam tangannya untuk pergi ke kamar mandi.
" Kak"
"Hmm"
" Jangan suka gue ya. Gue udah punya rival"
Malik terdiam sejenak, menyimpan jam tanganya di meja lalu menatap zahra.
" Lo engga takut, gimana kalau lo yg suka sama gue? "
Malik menaikan alisnya seraya tersenyum miring seakan begitu percaya diri jika zahra lah yg akan menyukainya.
" Suka sama lo itu, cuman di mimpi! "
" Semoga aja selamanya di mimpi, " Sahut malik seraya pergi ke kamar mandi.
" Dih, percaya diri banget! " Gerutu zahra.
Ketika malik keluar dari kamar mandi, ia melihat zahra sudah tidur di ranjang, tanpa membuka jaket, tanpa mencuci muka dan mencuci kaki. Malik pun menghela nafas kasar.
Zahra".. Panggilnya.
" Zahra... "
Zahra enggan bangun, hanya mengeliat lalu kembali tidur. Malik juga tidak mungkin membukakan jaket yang di kenakan gadis itu, takutnya malah jadi salah paham.
Jadi dia membiarkan zahra tidur saja, mungkin zahra juga kelelahan karena kemarin Kurang tidur.
***
Pukul setengah empat , malik yg tidur di sofa terbangun untuk melaksanakan sholat tahajjud seperti biasa, dia hendak membangunkan zahra
Zahra".. Panggilnya.
" Zahra... "
Zahra enggan bangun, hanya mengeliat lalu kembali tidur. Malik juga tidak mungkin membukakan jaket yang di kenakan gadis itu, takutnya malah jadi salah paham.
Jadi dia membiarkan zahra tidur saja, mungkin zahra juga kelelahan karena kemarin Kurang tidur.
***
Pukul setengah empat , malik yg tidur di sofa terbangun untuk melaksanakan sholat tahajjud seperti biasa, dia hendak membangunkan zahra.
Matanya tak sengaja mendapati celana zahra yang terlihat ada bercak darah di sana.
Dia belum pernah ada di situasi seperti ini, kalau malik membangunkan zahra untuk membersihkan celananya, mungkin zahra akan malu, tapi kalau membiarkan gadis itu tidur, takutnya malah semakin banyak.
Akhirnya malik pun kembali duduk di sofa dan mencoba menelpon aisyah sang ibu. Dia tahu jam setengah empat ibunya pasti sudah bangun.
" Assalamu'alaikum ma"
" Waalaikumsalam nak. Tumben jam segini nelpon, ada apa? "
"Ma, zahra lagi datang bulan, dia engga tau karena masih tidur, malik engga sengaja liat celananya tadi . Malik harus ngapain ya, ma? "
" Loh... " Aisyah tertawa
" Ya kamu bangunin lah. Ko, malah nanya mama".
" Ya malik engga enak, takutnya zahra malu sama malik, kalau malik bangunin. Gimana ya ma"
" Astaghfirullah. . "
Aisyah menggelengkan tak habis pikir seraya menahan senyumannya.
" Kalian sudah suami istri , engga perlu malu- malu segala".
"Gini aja deh, kamu bangunin Dia, suruh dia sholat tahajjud. Nah nanti kan dia ke kamar mandi, pasti dia ngerasa kok, kalau dia lagi datang bulan"
" Kalau langsung wudhu gimana? Kalau engga di kasih tau ya engga bakalan tau kan? "
" Malik.. Kami sebagai perempuan tau bedanya lagi data bulan sama engga. Perut serasa engga enak, terus aga gimana gitu yg di bawah, pokoknya beda lah, susah jelasin ke kamu. Udah bangunin sana , mama mau lanjutin tadarusan.udah ya, assalamu'alaikum
Malik menghela nafas
" Waalaikumsalam "
Lucu banget pasangan suami istri ini" Gumam aisyah seraya terkekeh.
Malik mengikuti saran dari ibunya, ia membangunkan zahra beberapa kali, menggoyang-goyangkan pundaknya sampai akhirnya zahra bangun wajah malas dan mengantuk.
" Ke kamar mandi dulu sana" Ucap malik kembali duduk di sofa.
" Hoaam" Zahra menguap, menggaruk kepalanya, mendengus kasar lalu berdiri.
Dan baru selangkah, dia langsung mematung di tempat dengan mata membulat sempurna
Kesadarannya langsung terisi penuh seratus persen ketika merasakan tidak enak di bagian tubuhnya yang bawah. Melihat itu malik menaikan alisnya, apa yang di katakan ibunya memang benar, perempuan tahu kalau dia tiba-tiba datang bulan.
" Kak" Zahra menoleh menatap malik.
" Ya? " Malik menaikan alisnya
zahra menelan salivanya susah payah membayangkan malik melihat darah di celananya. Betapa malunya kalau itu terjadi, Zahra harap jika benar datang bulan, semoga aja tidak sampai tembus . Tapi ia tetap berhati-hati dengan Cara berjalan mundur menuju kamar mandi.
" Lo, ngapain jalan mundur? "
Zahra tidak menjawab , dia hanya menggelengkan kepala dengan wajah tegang.
" Kak, bisa ga, lo jangan liat gue dulu, maksudnya, liat ke arah lain dulu".
Malik yang paham pun mengangguk, dia mengalihkan pandangannya ke atas dan zahra pun segera terbirit-birit menuju kamar mandi.
Di kamar mandi dia menggerutu kesal karena tiba-tiba datang bulan ketika sedang tidur .
" Ish, gimana ini kalau malah tembus" Zahra mencoba meliat kebelakang celananya dan seketika matanya melebar sempurna lalu menjerit keras membuat malik yang baru mengambil sejadah di lemari terkesiap kaget. Pria itu sudah wudhu di kamar mandi yang lain.
" Aduh, ko tembus segala sih, ah pasti ka malik liat tadi, makannya bangunin gue sekarang. Gimana ini, malu banget! "
Zahra membuka pintu perlahan lalu mengintip dan ia melihat malik yang tengah memakai sarung.
" Kak malik"panggilnya
Malik menoleh.
"Tolong dong tas gue, kak.yang itu".zahra menunjukan tas di atas nakas.
Malik yang mengerti pun mengambil tas gadis itu dan memberikannya.
" Makasih, kak. "
Ketika ia hendak menutup pintu, ia teringat sesuatu.
" Kak, lo sholat sendiri aja ya, gue lagi engga sholat"
" Oh, oke. Gue ngerti" Sahut malik pura-pura tidak tahu. Pria itu pun sholat sendirian dan zahra memilih untuk mandi walaupun masih subuh.
Ketika zahra keluar dari kamar mandi dengan mengeringkan rambutnnya menggunakan handuk kecil, ia mendengar suara malik yang sedang mengaji. Lantunan al-qur'an Yang di bacanya sangat merdu, enak sekali di dengar oleh telinganya.
Zahra sampai duduk di kursi meja belajar di belakang malik, mendengarkan malik ngaji sambil mengeringkan rambutnya.
Jam enam mereka sudah siap untuk pergi ke kampus dan ke sekolah. Mereka tengah sarapan bersama, sedari tadi Zahra hanya diam seraya menunduk sebab malu karena merasa malik tahu kalau dirinya datang bulan dan tembus ke celana.
Malik menyimpan sebuah dompet kecil warna pink di meja, Zahra seketika menoleh.
"Isinya uang lima ribuan, ada dua puluh lembar kalau engga salah".
Mata zahra seketika melebar sempurna menatap malik.
" Uang jajan gue recehan sekarang, kak? "
" Bukan, bukan buat lo"
" Terus? "
" Kadang kalau di luar suka ketemu pengemis, kan? Uang itu buat lo kalau ketemu pengemis atau pengamen, kasih mereka uang dari sini".malik menepuk-nepuk dompet tersebut.
"Oh, uang sedekah? "
Malik mengangguk
Kok, lo sampe ingat ke sana sih, kak?. "
" Zahra, hidup harus seimbang, kita harus nyari pahala juga, walaupun sedekah engga seberapa, tapi itungan pahalanya kan kita juga engga tau, siapa tau Allah swt kasih pahala yang besar walaupun nominal sedekah nya kecil. Yang penting kita ikhlas ngasihnya. "
Zahra terpesona dengan sikap malik. Lama-lama zahra takut malah ia yang suka duluan kepada suaminya itu.