NovelToon NovelToon
Ketika Takdir Kembali Memilih

Ketika Takdir Kembali Memilih

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahkontrak / Nikahmuda / Single Mom / Wanita Karir
Popularitas:6.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: Rosee_

Novel Ketiga

Berdasarkan survei, sedia tisu sebelum membaca😌

--------
Mencintai, lalu melepaskan. Terkadang cinta itu menyakiti, namun membawa kebahagiaan lain di satu sisi. Takdir membawa Diandra Selena melalui semuanya. Merelakan, kemudian meninggalkan.

Namun, senyum menyakitkan selalu berusaha disembunyikan ketika gadis kecil yang menjadi kekuatannya bertahan bertanya," Mama ... apa papa mencintaiku?"

"Tentu saja, tapi papa sudah bahagia."

Diandra terpaksa membawa kedua anaknya demi kebahagiaan lainnya, memisahkan mereka dari sosok papa yang bahkan tidak mengetahui keberadaan mereka.

Ketika keegoisan dan ego ikut andil di dalamnya, melibatkan kedua makhluk kecil tak berdosa. Mampukah takdir memilih kembali dan menyatukan apa yang telah terpisah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosee_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kesempatan Tidak Datang Dua Kali

Roby di luar ruangan memijat kepalanya pusing. Ia menoleh kebelakang dimana Nico sedang memimpin rapat. Ia keluar saat pelayan yang ditugaskan menemani Dian menelpon.

"Tuan, Nona tidak ada di kamarnya. Kami juga mencari di sekeliling mansion tapi tidak ada."

"Periksa cctv!"

Jika Nico tahu Dian tidak ada. Bukan hanya ia, tapi semua orang akan terkena dampak kemarahannya.

"I– itu, Tuan Rob. Nona Dian keluar lewat jendela."

"APA?!" Kamar Nico berada di lantai dua yang ketinggiannya tidaklah rendah. Itu mansion, bukan rumah kayu bertingkat! Sebenarnya Dian terbuat dari apa!

"Nona juga memanjat pagar halaman samping, Tuan."

Habis sudah!

-

-

-

"Mamaa!" Lily berteriak gembira melihat kedatangan Dian. Gadis itu berlari hingga melompat ke gendongan ibunya.

"Mama!" Emi dan Rico juga muncul kemudian. Mereka berlari memeluk Dian.

"Sudah makan?" tanya Dian lembut, menuntun ketiganya masuk. Mereka menggeleng. "Kami ingin makan bersama Mama. Mama bilang akan pulang, jadi kami menunggu." Lily bicara dengan cengiran khasnya.

"Nakal! Lain kali jangan menunggu. Bagaimana jika Mama berhalangan?"

"Tidak akan. Mama tidak pernah ingkar janji," bantah Emi.

Huh, untungnya ia bisa kabur dari tempat itu atau anak-anak akan kecewa.

Dian langsung membawa mereka ke ruang makan. Disana sudah ada Vira yang baru selesai menata sarapan.

"Duduklah, Dian. Anak-anak tidak mau makan tanpa dirimu."

"Tanpa kau suruh aku juga akan duduk," jawabnya ketus, membuat Vira langsung melotot memberi peringatan. Ayolah! Jaga sikap sedikit di depan anak-anak!

Lily terkikik. "Tante seperti tidak kenal mama saja. Jadilah dirimu sendiri." Lily mengulang perkataan ibunya.

"Ck! Ibu dan anak sama saja."

Kelimanya makan dengan tenang. Bella melarang siapapun bicara saat makan, jadi tidak ada pembicaraan apapun yang terjadi. Hingga ketenangan itu terganggu dengan ponsel Dian yang berbunyi terus-menerus tanpa dihiraukan oleh sang empu.

Mereka semua saling melirik. Pasti orang itu tidak penting sehingga Dian tidak peduli dan membiarkan.

"Lanjutkan makan," perintah Dian datar. Sontak mereka langsung melanjutkan dengan cepat. "Pelan-pelan!" tegur Dian lagi.

Uhuk uhuk!

Dian dengan cepat meletakkan sendoknya dan menyeduh air, lalu memberikannya pada Rico yang tersedak. Bocah kecil ini pasti belum terbiasa dengan suasana tegang yang Dian ciptakan.

Vira dengan kesal menendang kaki Dian di bawah meja dan dibalas pelototan oleh Dian. Vira tidak dapat mempercayai jika Dian adalah seorang ibu. Dari sejak hamil hingga sekarang sikapnya tidak berubah. Tapi mau tidak mau Vira akui jika wanita itu berhasil mendidik dan membesarkan anaknya dengan baik.

"Maafkan Rico, Ma. Rico tidak sengaja." Tangan bocah itu bergetar. Ia tak berani menatap Dian. Hal itu membuat mereka semua mengerjit bingung.

Dian mengabaikan. "Maafkan Mama, Rico. Mama tidak marah, kok. Jadi Rico tidak perlu takut." Membersihkan sekitaran mulut Rico dengan tisu. Usia anak ini memang lebih muda dari Lily dan Emi, tapi sangat pendiam sekali. Seperti menjaga jarak dengan orang.

"Mama Melly sering memukul Rico jika tidak sengaja mengganggu. Rico sudah menganggu Mama Dian saat tersedak." Tangan Dian menggantung di udara, begitupun Emi, Lily dan Vira yang menatapnya iba.

Dian mengepalkan satu tangannya di bawah meja. Keterlaluan! Bagaimana bisa Melly berbuat kasar pada anak kecil karena masalah sepele, belum lagi anaknya sendiri! Ia jadi mengingat kehidupan lamanya. Nasih mereka sepertinya hampir sama. Untungnya Dian menemukan Rico lebih dulu sehingga tak perlu memiliki banyak kenangan pahit.

"Shtt ... tenang saja. Mama tidak akan memukul Rico. Rico kan anak Mama. Lihat saja jika ada yang mengganggu Rico lagi, Mama akan beri dia pelajarannya." Dian menunjukkan kepalan tangannya.

"Lily juga akan melindungimu. Kak Emi juga, iya kan?" ujar Lily, Emi mengangguk.

"Tante juga akan melindungi Rico." Vira ikut menyahuti.

"Lihat? Kita kan keluarga dan keluarga harus saling menjaga dan menyayangi," ucap Dian lembut, mengelus kepala Rico.

"Sungguh?"

"Sungguh dan janji!" sahut mereka bersamaan.

***

"Bekasnya tidak sedikit. Melly sepertinya sangat kasar." Vira menunjukkan bekas-bekas luka kecil di tubuh Rico yang tertidur.

"Dia ibuku versi kedua. Tidak punya hati demi tujuannya." Mata Dian dipenuhi kabut kebencian dengan tangannya menyentuh pelan bekas luka Rico.

"Bekasnya akan hilang setelah diberi obat rutin." Vira tak banyak berkomentar.

"Bekasnya bisa hilang setelah di obati, tapi luka dihati apa juga punya obat? Kita bisa memaafkan, tapi tidak bisa melupakan. Rico akan terus mengingatnya dan kebencian itu akan membekas sampai dia dewasa."

"Yang terpenting sekarang ada orang yang bersedia menyayanginya," ucap Vira.

Keduanya terdiam masih dengan pandangan menatap Rico. Tidak ada pembicaraan selanjutnya hingga suara dering ponsel kembali terdengar. Kali ini Vira merampas paksa ponsel di tangan Dian.

"Nico?" Vira menatap Dian bertanya. Dokter muda itu akhirnya membawa Dian keluar agar tidak menganggu Rico.

"Kalian sudah bertemu?"

"Dia yang menemukanku." Mengambil kembali ponselnya.

"Jangan bilang semalam–" ucap Vira menggantung.

"Iya," jawab Dian langsung.

Vira semakin yakin takdir mulai berjalan lagi. Tokoh utama sudah bertemu, tinggal menunggu keduanya disatukan. Ia tak akan memihak siapapun, biarkan takdir berjalan apa adanya.

"Bijaklah kali ini, Dian. Kesempatan tidak datang dua kali."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

KTKM nya di off untuk sementara ya Say☺️ Si othor nya masih ngerjain Novel That Bastard Is My Destiny dulu biar Up tidak terganggu.

Harap bersabar ya para hadirin dari berbagai kalangan🤪 Ke novel sebelah dulu yuk sambil nunggu.

1
Liz Ayu
memang benar jika dari kecil diajarkan berfikiran terbuka dan menerima apa adanya nantinya akan jadi orang yang bijaksana
Roka Ayah
semoga sukses
Firma
keren.....
Nismawati
Luar biasa
CikCintania
nikmati saja penyesalan mu Nico🤭🤭
sang penikmat
Luar biasa
Pur Wanti
karya mu bagus tetap semangat aku suka
Kusii Yaati
benar Thor ini kan dunia novel di mana semua terserah author mau nulis apa!yg penting masih bisa di pahami ceritanya, yg penting hati author seneng dan bebas berkarya 😊
Arkha Juna
Cerita terlalu berbelit" terlalu banyak drama
Arkha Juna
aku lompat aja part y
Nanik Lestyawati
keren
Arfanacaina_w
cerita kakak selaku bagus
pipi gemoy
👍🏼👏🏼🙏🏼☕
pipi gemoy
mampir Thor
Mr.VANO
bagus cerita novelmu thor
Mr.VANO
ini cerita awal petaka terjadi
Mr.VANO
baru bab pertama sdh menarik
Mazree Gati
tak membaca flasback
Inyhhlstryyy
Ngapain Bella ada di sini? nanti di cariin sama Alex loh pulang Belle pulang/Curse//Curse/
Inyhhlstryyy
Kalau boleh tau umur Nico brp Thor?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!