bagaimana rasanya jika kamu mengetahui perselingkuhan suami mu, bahkan seluruh keluarganya mengetahui perselingkuhan itu dan menyembunyikannya darimu?
"lihat saja,, aku akan membalas semua perlakuan kalian padaku, apa yang sekarang kalian miliki adalah milikku dan aku akan mengambilnya kembali"~
simak ceritanya dari outhor, ig: @adivahalwahasanah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amie.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
I'an coming new zealand.
"tenang aja tante, Andine hanya memberikan mereka pelajaran kok. Dengan begitu bukan hanya hukuman bagi pezinah secara hukum, tapi juga secara moral pun mereka akan merasakannya!" kata Andine dengan senyum kecil.
"baiklah, terserah kamu saja. Sebaiknya kita bersiap karna sebentar lagi kita harus kebandara, jangan lupa oleh-oleh yang sudah kita persiapkan untuk mami papi kamu Ndine" kata tante sulis membuat Andine menganggukan kepala.
"iyaa tante, Andine inget kok. Andine udah siapin semua nya di koper, kita tinggal berangkat aja. Andine mau ganti baju dulu sih" kata Andine.
"yasudah kalau begitu, bersiaplah. Biar ini di beresin sama bi imas" kata tante sulis, Andine pun menganggukan kepala dan berjalan ke arah dimana kamarnya berada.
Ia mulai bersiap, sebetulnya hatinya sangat takut untuk bertemu dengan kedua orang tuanya. Ia begitu merasa jantungnya berdebar dengan kencang saat ini, padahal pertemuannya dengan mami papinya masih nanti malam atau bahkan bisa besok pagi.
"hmm mudah-mudahan mami sama papi mau memaafkan aku!" gumamnya dengan senyuman kecil.
"Aku akan lakukan apa yang kamu mau, asal kamu bisa menjamin kami aman!" seseorang mengirimkan pesan ke ponsel Andine membuatnya tersenyum kecil.
"tenang saja, aku akan menjamin semuanya. Asal kalian bisa bermain bersih, aku yakin gak akan ketahuan. Percayalah!" balasnya dengan yakin.
"baiklah, demi kamu dan demi menumpas pelakor! hidup istri saaahh!!" balas sabahat Andine itu membuat Andine terkekeh kecil.
Andine pun tak lagi membalas, ia langsung bersiap karna begitu ia pergi lepas landas meninggalkan negara ini maka berita itu akan langsung disiarkan oleh sahabatnya.
"Maaf mas, kamu yang memulai. Aku hanya membalas apa yang kamu lakukan padaku!!" kata Andin dengan seringai kecil.
Setelah semua selesai dan di rasa cukup, Andine pun keluar dari kamar. Ia membawa satu buah koper besar dan tas branded yang ia selempangkan di badannya. Di ruang keluarga, tante sulis dan om darma sudah menunggu sambil memainkan ponsel mereka masing-masing. Tante sulis yang melihat Andine turun pun tersenyum.
"ck,, ck,, sebetulnya apa yang kurang dari kamu ya Ndine, sudah cantik, modis, kaya raya, tapi masih saja di selingkuhi. Mana selingkuhannya seorang ani-ani lagi, ck,, ck mata Rudi buta atau gimana sih!" kata tante sulis membuat om darma menoleh, sementara Andine hanya terkekeh.
"tante-tante kan ada arti yang bilang tuh, buat jadi pelakor emang ga perlu cantik, ga perlu kaya, cukup ga punya harga diri aja!" kata Andine, keduanya pun terkekeh bersama.
"sudah-sudah, jadi berangkat sekarang gak nih?" tanya om darma.
"jadi lah om, masa gak jadi sih" kata Andine dengan senyuman.
"makanyaa,, sudahlah ayok berangkat, ngapain sih masih ngomongin orang itu. Moveon dong moveon,, kelihatan sekali belum moveonnya!!" kata om darma membuat Andine mengerucutkan bibir.
Om darma pun berjalan mendahuli kedua wanita itu, dengan santai melenggang keluar dari ruangan itu semakin membuat Andine mengerucutkan bibir.
"sudah-sudah jangan dengarkan om kamu, jangan sampai kamu bete dan penerbangan kita jadi gak seru nanti!" kata tante sulis.
Andine pun menganggukan kepala dengan sedikit senyum, keduanya pun menyusul om darma sambil mendorong koper masing-masing.
"apa kamu sudah mengatur semuanya sesuai rencana ndine?" tanya om darma ketika mereka sudah berada didalam mobil menuju bandara.
"sudah om, teman Andine sudah setuju. Begitu Andine lepas landas, berita itu akan muncul. Tinggal bagian om aja untuk membuat berita itu tetap stay" kata Andine dengan serengai kecil.
"bagus, meskipun melanggar Uud IT tapi iti adalah pelajaran kecil untuk mereka!" kata om darma membuat Andine menganggukan kepala.
"tapi pa,,, gimana kalau suami dari wanita itu menuntut nantinya?" tanya tante sulis.
"haha gak akan mah, lelaki itu gak akan berbuat hal yang akan merugikan dirinya sendiri. Bukannya kalau dia mau membantu perempuan itu maka dia akan diketahui istrinya, bukannya selama ini dia menutupi perselingkuhannya dengan perempuan itu dari istrinya?!" kata om darma membuat tante sulis mengerti.
"kenapa saya gak kepikiran kesana yaaa" kata tante sulis.
"tentu saja! Lagi pula mah, kasus itu kasus lumayan besar. Pejabat seperti dia gak akan mungkin mau ikut terlibat, kecuali memberikan pelajaran untuk istri siri dan lelaki breng*ek itu!" kata om darma yang juga di angguki Andine.
"bener apa yang om darma bilang tan, lagian setelah Andine pikir-pikir berita ini akan jadi bumerang untuk Mas Rudi. Dengan begitu putusan pengadilan akan lebih cepat karna bukti sudah mencuat ke publik!" kata Andine.
"nah itu lah tujuan aku mah, apalagi saat ini Andine memberikan aku kuasa dan ia tidak datang dalam persidangan. Kasus itu bisa di jadikan Alibi nanti, jadi dengan gitu Rudi juga gak akan bisa mengeles lagi" kata om darma. Akhirnya tante sulis pun menganggukan kepala setelah mendengar penjelasan dari keduanya, mereka pun sampai di depan banda internasional. Om darma turun dan mengantar kedua nya sampai tempat terakhir.
"hati-hati dan selalu kabari papa" kata om darma pada tante sulis.
"iyaa iyaaa seperti anak-anak aja papa ini!" kata tante sulis mengerucutkan bibir.
"Andije, salam untuk mami dan papi kamu!" kata om darma membuat Andine terseyum dan menganggukan kepala.
"iyaaa om, Andine pamit yaa" kata Andine sambil menyalami tangan om darma.
"iyaaa,, hati-hati, om titip tante mu" kata om darma kembali membuat tante sulis mengerucutkan bibir, sementara Andine tersenyum.
" iyaa om" jawab Andine.
Keduanya pun masuk meninggalkan om darma yang masih menatap punggung keduanya.
Di rumah Rudi.
setelah menjual perhiasan milik ibunya, Rudi pun mencari seorang pengacara untuk menangani kasusnya. Ia tak tau jika akan ada masalah besar yang menunggu nya didepan mata.
"pokoknya kamu harus mencari pengacara yang handal Rud, uang yang ibu kasih pasti cukup untuk membayar nya" kata Bu Murni yang langsung di angguki oleh Niken.
"bener kata ibu Mas, palingan cuma habis sepuluh jutaan mas!" kata niken.
"masa iya ken?" tanya Rudi.
"iyaa Mas, itu kan jasa pengacara nya aja. Sementara semua gugatan kan pasti Mbak Andine yang sudah bayar di awal!" kata Niken membuat Rudi menganggukan kepala.
"iyaa sih, tapi Rudi belum dapat juga nih. Padahal Rudi udah cari bahkan udah nanya sama temen Rudi siapa pengacara handal yang bisa nangani kasus perceraian Rudi ini, tapi bu, ken. Ternyata pengacara Andine itu rekomendasi mereka!" kata Rudi membuat kedua perempuan itu saling pandang.
"kalau gitu, kamu ambil aja pengacara Andine itu mas. Kamu kasih dia bayaran dua kali lipat dari yang Andine bayarkan, gimana?" kata Niken memberikan solusi.
"Mana bisa begitu ken, mana mau juga pengacara itu pindah untuk ganti haluan. Ada ada aja ide kamu!" kata Rudi membuat niken menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"hehe kali aja gitu Mas, namanya juga manusia kan. Kalau di kasih uang lebih pasti akan pindah haluan, siapa si yang nolak uang!!" kata niken yang juga di benarkan bu Murni.
"Bener juga apa kata adik kamu Rud, kenapa gak kamu coba aja dulu?" kata Bu Murni membuat Rudi terdiam.
"tapi,,,,,,"
"udah deh Mas, percaya sama Niken. Kamu dp aja sepuluh juta, kamu janjikan tiga puluh juta kalau berhasil mendapatkan harta gono-gini itu. Niken yakin kita pasti akan berhasil" kata Niken memberikan semangat pada Rudi.
"nah betul tuh Rud, cerdas adik kamu!!" kata Bu Murni membuat Rudi berdecak.
"ck,, bukan itu masalahnya bu, mungkin kalau orang lain iya bisa kita gunakan uang. Tapi kalau orang ini, sepertinya susah!" kata Rudi membuat dahi kedua perempuan itu menyerit heran.
"susah gimana maksud kamu?" tanya bu Murni.
"sepertinya hubungan Andine dengan pengacara itu bukan hanya klien dan pengcaranya, tapi lebih bu, ken!!" kata Rudi membuat mata keduanya membolaa.
"Maksud kamu, Andine ada main dengan lelaki itu. Begitu Rud?" tanya bu Murni.
"yaa ngga begitu juga sih bu, cuma kaya nya mereka deket aja. Kaya ada hubungan keluarga gitu, soalnya lelaki itu sepertinya mendampingi Andine bersama istrinya!" kata Rudi membuat keduanya terdiam. Mereka pun sibuk dengan pikiran mereka masing-nasing, bagaimana caranya mengambil sebagian harta Andine.