NovelToon NovelToon
Melelehkan Hati Si Pria Dingin

Melelehkan Hati Si Pria Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Persahabatan / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Moka Tora

Hari pertama di SMA menjadi langkah baru yang penuh semangat bagi Keisha, seorang siswi cerdas dan percaya diri. Dengan mudah ia menarik perhatian teman-teman barunya melalui prestasi akademik yang gemilang. Namun, kejutan terjadi ketika nilai sempurna yang ia raih ternyata juga dimiliki oleh Rama, seorang siswa pendiam yang lebih suka menyendiri di pojok kelas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moka Tora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 Jalan Menuju Kebahagiaan

Pagi itu, matahari bersinar cerah, memberikan kehangatan yang seolah menyelimuti hati Keisha. Hari itu terasa berbeda. Ada harapan baru yang mulai tumbuh dalam dirinya, seperti bunga yang mekar setelah musim dingin yang panjang. Hari-harinya yang dipenuhi dengan kebimbangan dan rasa sakit kini mulai berubah menjadi lembaran baru yang lebih cerah.

Di sekolah, suasana semakin sibuk dengan persiapan lomba debat nasional. Nama Keisha resmi diumumkan sebagai perwakilan sekolah. Teman-temannya menyambut kabar itu dengan antusias, memberi selamat, dan memberikan dukungan penuh. Nadya menjadi orang pertama yang memeluknya erat di depan kelas.

“Keisha, lo keren banget! Gue tahu lo pasti bisa,” ujar Nadya dengan mata berbinar-binar.

Keisha tersenyum, meski sedikit gugup. “Gue juga nggak nyangka, Nads. Tapi gue bakal berusaha sebaik mungkin.”

Pak Arif kemudian memanggil Keisha ke ruang guru untuk memberi arahan tentang persiapan lomba. Saat Keisha melangkah keluar dari kelas, ia bertemu Rama di lorong. Mereka saling bertukar pandang sebentar sebelum Rama memberikan senyum kecil.

“Selamat, Keisha. Lo layak dapet ini,” kata Rama dengan nada tulus.

“Terima kasih, Ram,” jawab Keisha. Hatinya terasa hangat mendengar ucapan itu. Meski hubungan mereka kini hanya sebatas teman, ia tetap merasa bersyukur atas dukungan Rama.

~

Persiapan lomba berlangsung intensif. Keisha harus mengikuti latihan tambahan bersama Pak Arif di ruang debat setiap sore. Di sana, ia bertemu dengan siswa-siswa dari sekolah lain yang juga menjadi bagian dari tim gabungan untuk lomba tingkat nasional. Salah satu di antaranya adalah seorang siswa bernama Arya, yang berasal dari sekolah lain di kota yang sama.

Arya adalah sosok yang ramah dan mudah bergaul. Ia selalu bisa mencairkan suasana dengan candaan-candaannya yang ringan. Keisha awalnya hanya berinteraksi seperlunya, tetapi lama-kelamaan, ia merasa nyaman dengan kehadiran Arya. Arya selalu punya cara untuk membuat Keisha merasa lebih percaya diri, terutama saat latihan debat yang menuntut energi dan konsentrasi tinggi.

Suatu sore, setelah latihan selesai, Arya menghampiri Keisha yang sedang duduk di tangga aula sambil memeriksa catatan debatnya.

“Keisha, lo serius banget, ya?” Arya tersenyum, membawa dua botol air mineral di tangannya. Ia menyerahkan salah satunya kepada Keisha.

Keisha tertawa kecil. “Ya gimana, lombanya kan tinggal beberapa minggu lagi. Gue nggak mau ngecewain sekolah.”

Arya duduk di sebelahnya. “Lo nggak perlu khawatir. Dari yang gue liat selama latihan, lo udah hebat banget. Gue yakin lo bakal bikin kita semua bangga.”

Keisha menatap Arya dengan senyum tipis. “Makasih, Arya. Lo juga hebat kok. Gue seneng bisa kerja bareng lo.”

Percakapan itu terasa ringan, tetapi perlahan membuat Keisha merasa bahwa ia mulai menemukan teman baru yang bisa membuatnya tersenyum lagi. Arya, dengan kepribadiannya yang ceria, membawa warna baru dalam hidup Keisha.

~

Di rumah, Keisha semakin sibuk dengan persiapan lomba. Ia sering begadang untuk membaca materi debat dan memperdalam argumen-argumen yang akan ia gunakan. Ibunya, yang selalu mendukungnya, sering membawakan teh hangat ke kamarnya.

“Keisha, jangan lupa istirahat, ya,” kata ibunya dengan lembut.

Keisha menatap ibunya dengan penuh rasa terima kasih. “Iya, Bu. Makasih, ya. Aku janji bakal jaga kesehatan.”

Keisha merasa bersyukur memiliki ibu yang selalu ada untuknya, bahkan di saat-saat tersulit. Dukungan dari keluarganya menjadi sumber kekuatan yang membuatnya mampu bertahan dan terus maju.

~

Hari perlombaan akhirnya tiba. Aula besar tempat lomba berlangsung dipenuhi oleh peserta dari berbagai sekolah. Keisha merasa gugup, tetapi ia berusaha menyembunyikannya dengan senyum percaya diri. Nadya, Rama, dan beberapa teman dari sekolahnya datang untuk memberikan dukungan langsung. Bahkan Davin, yang selama ini menjaga jarak, terlihat hadir di barisan penonton.

Keisha menarik napas dalam-dalam sebelum naik ke atas panggung bersama timnya. Ia tahu bahwa ini adalah momen penting dalam hidupnya, dan ia tidak ingin menyia-nyiakannya.

Lomba berlangsung sengit. Argumen-argumen dari setiap tim saling bertabrakan, tetapi Keisha tetap fokus dan memberikan yang terbaik. Ia menggunakan semua pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya untuk menyampaikan pendapat dengan tegas dan jelas.

Ketika lomba berakhir, para juri mengumumkan hasilnya. Tim Keisha berhasil meraih juara pertama. Sorak-sorai memenuhi aula, dan Keisha merasa seperti berada di puncak dunia.

Nadya berlari ke arahnya dan memeluknya erat. “Gue tau lo pasti bisa, Kei! Lo emang luar biasa!”

Rama dan Davin juga mendekat untuk memberikan ucapan selamat. Meski hubungan mereka tidak lagi seperti dulu, Keisha merasa bahwa dukungan mereka tetap berarti. Arya, yang juga bagian dari tim, tersenyum lebar sambil mengangkat tangan untuk tos dengan Keisha.

“Kita berhasil, Keisha!” serunya.

Keisha tersenyum, merasakan kebahagiaan yang sulit dijelaskan. Semua kerja kerasnya akhirnya terbayar, dan ia merasa bahwa ini adalah awal dari perjalanan yang lebih besar.

~

Malam itu, setelah kembali ke rumah, Keisha duduk di balkon kamarnya sambil memandangi langit malam. Ia merenungkan semua yang telah terjadi dalam hidupnya selama beberapa bulan terakhir. Perjalanan panjang yang penuh liku-liku akhirnya membawanya ke titik ini, di mana ia merasa lebih kuat dan lebih dewasa.

Keisha membuka buku catatannya dan menuliskan sebuah pesan untuk dirinya sendiri:

“Kebahagiaan tidak selalu datang dari orang lain. Kadang, kita harus menciptakannya sendiri, dengan menerima siapa diri kita dan apa yang telah kita lalui.”

Keisha menutup bukunya dengan senyuman. Ia tahu bahwa hidup masih panjang, dan tantangan lain pasti akan datang. Namun, ia juga tahu bahwa ia sudah lebih siap untuk menghadapi apa pun yang ada di depannya.

~

Hari-hari berikutnya, Keisha menjalani hidupnya dengan semangat baru. Ia semakin fokus pada sekolah dan kegiatan yang ia sukai. Arya sering mengajaknya berdiskusi tentang topik-topik debat atau sekadar berbicara tentang kehidupan. Hubungan mereka perlahan berkembang, tetapi Keisha tidak terburu-buru untuk melabelinya sebagai sesuatu yang lebih.

Rama dan Davin juga tetap hadir dalam hidupnya, meskipun dengan cara yang berbeda. Mereka kini menjadi teman yang mendukung, tanpa beban perasaan yang dulu membelenggu.

Keisha merasa bahwa akhirnya ia menemukan jalan menuju kebahagiaan—jalan yang ia ciptakan sendiri dengan keberanian dan tekadnya. Hidup mungkin tidak pernah sempurna, tetapi bagi Keisha, itu sudah cukup.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!