NovelToon NovelToon
Ternyata Anak Sultan

Ternyata Anak Sultan

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor / Suami Tak Berguna
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Deanpanca

Sabila. seorang menantu yang acap kali menerima kekerasan dan penghinaan dari keluarga suaminya.
Selalu dihina miskin dan kampungan. mereka tidak tau, selama ini Sabila menutupi jati dirinya.

Hingga Sabila menjadi korban pelecehan karena adik iparnya, bahkan suaminya pun menyalahkannya karena tidak bisa menjaga diri. Hingga keluar kara talak dari mulut Hendra suami sabila.

yuk,, simak lanjutan ceritanya.
dukungan kalian adalah pemacu semangat author dalam berkarya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deanpanca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22.

Karena Ervan tidak jadi memarahi mereka.

...****************...

Markas Emerald

Setelah insiden Nico dan Reyhan ketahuan menguping, Ervan memutuskan untuk pulang. Bukan pulang ke kediamannya, tapi lebih tepatnya mengunjungi tawanan di Markas Emerald.

Emerald adalah nama kelompok yang bekerja di bidang Berlian. Tapi semuanya dikerjakan dibawah label mafia.

Ervan hanya pergi dengan Nico, Reyhan sendiri tidak dibiarkan terlibat dengan hal-hal yang berbau kriminal. Reyhan hanya tau markas Emerald sebagai tempat penyimpanan barang-barang penting perusahaan, dia tidak pernah tau ada ruang bawah tanah yang dijadikan penjara.

Para penjaga yang melihat kedatangan Ervan,memberi salam hormat padanya dengan menundukkan kepala. "Selamat malam, Tuan." Ucap mereka, tidak ada jawaban yang terdengar hanya aura dingin dan tatapan tajam yang terasa.

Nico yang mendampingi Ervan sejak tadi segera membawa Ervan ke tempat orang-orang yang menjebak Tuannya.

"Sebelah sini, Tuan! Mereka ada di sel khusus." Kata Nico sembari menunjuk ke sebelah kanan nya.

Saat mendengar kata Sel khusus, Ervan menyeringai jahat. Artinya orang-orang itu sudah merasakan siksaan sel sempit dengan kawat duri di setiap dinding dan lantainya, mereka tidak akan bisa duduk ataupun bersandar.

"Bawa mereka ke luar! Aku ingin melihat wajah menyedihkan mereka satu persatu." Ucap Ervan duduk di sebuah kursi di tengah ruangan.

Ervan melihat 3 wanita dan 2 pria yang di bawa ke hadapannya. Kedua pria dan dua wanita yang terlihat dewasa nampak tidak asing baginya.

Dua pria itu adalah orang yang ingin bekerjasama dengannya tapi ditolak, karena proposal mereka merugikan pihak Emerald bahkan salah satu wanita disana adalah istrinya.

Dari dua wanita lainnya, salah satunya adalah waitress yang menawarkan minuman padanya. Ervan dapat mengingat mereka semua. Satu wanita yang tersisa semakin membuat Ervan geram, tatapannya tajam penuh intimidasi.

Nico yang melihat segera berbisik pada Ervan. "Dia adik ipar, Nyonya!" Bisik Nico.

"Adik ipar! Bukan, dia mantan adik ipar." Dengan suara yang datar penuh penekanan.

Semua tersangka yang ada dihadapan Ervan merasakan ketakutan. "Ampuni saya, Tuan Ervan. Kita sudah lama saling kenal, hal ini terjadi karena saya khilaf." Ucap Pak Brama.

Ervan menyunggingkan senyuman jahat, kenapa baru sekarang dia meminta maaf? Tidak memikirkan sama sekali resiko yang akan ditanggung korbannya.

Ervan beranggapan seandainya mereka tidak ditangkap dan bisa bebas, mereka pasti tidak akan mengucapkan kata khilaf. Rasa takut mereka muncul saat ketahuan saja, kalau tidak mereka akan bersenang-senang diatas penderitaan orang lain.

"Apa sekarang kalian takut?" Tanya Ervan dan diangguki oleh semua orang disana, kecuali Risma. Sebenarnya dia tidak tahu, kenapa dirinya bisa dibawa ketempat menyeramkan ini.

Ervan tidak peduli pada Risma yang tidak memberi respon apapun. Sekarang Ervan hanya ingin Risma melihat, bagaimana dia menyiksa ke empat orang yang bersamanya. Risma pasti akan mengakui siapa yang sudah memintanya menjebak Sabila.

"Apa kalian menyesal?" Tetap anggukan yang diterima Ervan sebagai jawaban.

"Sepertinya lidah kalian harus dip*t*ng, supaya kalian tidak bisa bicara selamanya." Ancam Ervan.

"Ampun, Tuan Ervan! Kami diminta seseorang untuk menjebak anda." Kata Pak Brama, yang diangguki semuanya.

"Siapa?"

"Kami tidak tau! Awalnya dia mendatangi kami berdua, saat saya keluar dari kantor anda hari itu." Ervan teringat saat Pak Brama datang ke kantornya bersama Pak Hartono, yang berujung penolakan kerjasama oleh Ervan.

"Dia memberikan kami secarik kertas lalu pergi. Di kertas itu, dia meminta kami menunggunya di parkiran." Ucapnya lagi.

"Kalian bertemu dengannya di depan ruangan ku?" Ervan memastikan apa yang diucapkan Pak Brama tidak salah.

Pak Brama dan Pak Hartono mengangguk bersamaan.

Ervan melirik Nico sepintas, "Segera saya minta rekamannya, Tuan!" Ucap Nico cepat, takut kalau Tuannya marah karena kerjanya yang lamban.

"Kau, bekerja dibawah mereka!" Ervan menunjuk seorang wanita yang bertugas sebagai waitress.

"Tidak, Tuan. Minuman itu sudah tersedia di nampan, sebelumnya teman saya yang meminta untuk mengantarkan pada anda dan seorang wanita." Ujarnya berusaha menjelaskan dengan baik.

"Seorang wanita, Siapa?" Tanya Ervan penuh penekanan.

"Saya tidak tau. Tapi wanita itu berambut pirang, menggunakan dress putih. Dia duduk di meja sebelah anda saat itu."

"Nico! Cari tau siapa wanita itu." Perintah Ervan kemudian kembali menatap ke arah empat tersangkanya. "Sebelum dalang kasus ini ditemukan, kalian semua akan bermalam di tempat ini." Ucapnya.

"Tuan, tolong bebaskan kami." Teriak Pak Brama dan Istrinya. Pak Hartono hanya bisa pasrah.

"Tuan! Apa bisa anda mengantarkan ini untuk nenek saya?" Waitress itu menyerahkan sebuah amplop, yang sepertinya itu adalah gajinya.

"Saya baru saja terima gaji. Adik saya harus membayar uang sekolah, jadi tolong serahkan ini pada nenek saya." Pintanya.

Nico mengambil amplop tersebut dan mencatat alamatnya.

"Satukan mereka bertiga, bawa waitress itu ke sel yang berbeda." Ervan memberi perintah.

"Dan dia, bagaimana?" Tanya Nico.

"Aku akan mengurusnya." Sudut bibir Ervan terangkat, mengurus belum tentu berarti baik bisa saja sebaliknya.

Singkatnya, tinggal Ervan dan Risma di ruangan itu. Risma tidak berani bersuara, keringat dingin mengalir di dahinya. Teringat dengan ucapan Ervan, yang hendak memo**ng lidah mereka kalau tak berbicara.

Disini Risma bingung, apa yang harus dikatakan olehnya. Dia benar-benar tidak tau kesalahannya apa.

Ervan kembali menatapnya tajam, seolah belati hendak menghujam. Amarahnya kembali berkobar, tatkala mengingat bagaimana cara Risma meminta Sabila masuk ke kamar pribadi Ervan.

"Kau tau apa kesalahan mu? Kenapa kau bisa ada di tempat ini?" Tanyanya dingin.

Risma seolah dihimpit es beku, lidahnya keluh, tenggorokannya terasa kering sulit untuk berbicara.

"Apa kau bisu?" Bentak Ervan yang membuat Risma menitikkan air mata.

Dia menggeleng tanda tak tau apa kesalahannya. "Sa saya tidak tahu, Tuan!" Ucapnya gugup.

"Kau bersama siapa di club', malam itu? Siapa yang mengajak mu kesana?" Tanya Ervan.

Risma mengingat kembali malam saat di club. Dia memberikan kehormatannya pada seorang lelaki yang dia sukai. "Aku bersama teman kampus." Ucap Risma.

"Mereka mengajakku ke club. Aku tertarik karena saat itu, seorang yang ku sukai akan ikut serta." Risma meneteskan airmata saat berbicara, tersirat kesedihan yang dalam disana.

Ervan merasa iba, tapi dia harus mendapat jawaban. Dia juga tidak mungkin melunak, karena wanita yang dihadapannya kini adalah orang yang sudah menjerumuskan Sabila.

"Apa yang terjadi? Ceritakan semua, tidak ada yang harus kamu tutupi kalau kamu masih mau menghirup udara bebas." Kata Ervan.

Risma menghembuskan nafas kasar, mulai menceritakan semua kejadian yang dialami. Juga menceritakan tentang Sabila.

"Kau tidur dengan pria yang memberikan mu nomor kamar? Siapa dia?" Ervan penasaran siapa sosok yang sudah berani memberikan nomor kamarnya pada orang lain.

"Edward, Edward Sanjaya!

1
Dwi Supriningsih
duuuhh lg seru2 nya ceritanya kok berhenti sii
Taurus girls
1 iklan
DeanPanca
aku mau memberi bintang 5 pada karya ku sendiri. sebagai support untuk diriku yang bisa sampai ke tahap ini. selamat menikmati karya, yang dibuat dengan segenap hati.
Taurus girls
banguninya pke apa pak pake panci?😆
Taurus girls
1 iklan
DeanPanca: terimakasih kk
total 1 replies
Taurus girls
kmu yg mnyesal
Taurus girls
Revan datang. jadi nggk sbr baca next bab
Taurus girls
bagu Bila lawan saaja jngn tkut
Atik R@hma
si epan dtng😁😁
DeanPanca: /Smile//Chuckle/
total 1 replies
Taurus girls
novel ini bagus. sifat para pemerannya bikin greget. dan yang paling saya suka adalah tulisannya. tulisannya rapih cantik bagus dan enak di baca. tidak bikin bosan. cara penulisannya pertahankan ya thor kedepannya smoga makin bagus.
semangat
Taurus girls
jujur nih ya.
dari awal baca sampai di bab ini aku perhatikan tulisannya tuh selalu rapih dan nikmat di baca.
nggak bikin bosan.

pertahankan thor
DeanPanca: makasih ya kk atas dukungannya 🥰
total 1 replies
Taurus girls
1 iklan plus 1 mawar merah. cemungut author.
Taurus girls
dasar Bu Wati Riska Risma kalian semua sama saja.

Hendra juga
Taurus girls
benarkah? apa kata katamu bisa di percaya Risma.
Taurus girls
telat Hen telat. nggk ada gunanya kamu marah marah seperti itu.

kamunya aja yang nggak punya pendirian. cuma manut manuut aja.
DeanPanca: siap-siap menyesal
total 1 replies
Taurus girls
rasain tuh
Taurus girls
Shella nih ya. untung ketahuan klo nggk keenakan dia dapet uang banyak.
Taurus girls
1iklan lg buat kak othor
Taurus girls
Hendra puny pndirian dikit dong jgn nurut nurut aja.
Taurus girls
kamu nyebelin bngt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!