~ Dinar tak menyangka jika di usianya yang baru tujuh belas tahun harus di hadapkan dengan masalah rumit hidupnya. Masalah yang membuatnya masuk ke dalam sebuah keluarga berkuasa, dan menikahi pria arogan yang usianya jauh lebih dewasa darinya. Akankah dia bertahan? Atau menyerah pada takdirnya?
~ Baratha terpaksa menuruti permintaan sang kakek untuk menikahi gadis belia yang pernah menghabiskan satu malam bersama adiknya. Kebenciannya bertambah ketika mengetahui jika gadis itu adalah penyebab adik laki lakinya meregang nyawa. Akankah sang waktu akan merubah segalanya? Ataukah kebenciannya akan terus menguasai hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindra Ifana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8
"Ya ini tentang anak Krisna, maksudku aku belum tahu pasti apakah anak itu ada atau tidak. Malam itu Krisna makan malam bersama kekasihnya bernama Anindita, tapi salah satu penjaga kira curiga dengan gerak gerik gadis itu. Ditambah dengan tingkah adikmu yang mulai aneh..."
"Jangan bertele tele..."
Malik menghela nafasnya, ia seperti sedang melihat dirinya sendiri dalam diri cucu pertamanya itu. Dia dan Baratha bukanlah pria penyabar.
"Krisna diberi obat lucnut dengan dosis berlebih, kau bisa menebak apa dan bagaimana kelanjutannya. Penjaga membawa pergi adikmu ke hotel karena Krisna sangat tersiksa, dan mereka melakukan segala cara agar adikmu bisa bebas penderitaannya."
"Mereka membawa seorang wanita ke ranjang Krisna," ujar Bara langsung mengerti alur yang dibicarakan oleh Malik.
"Bukan membawa, tapi...."
"Kalian membayar wanita itu bukan?"
"Atas ijinku penjaga meletakkan uang sebesar seratus ratus juta di meja kamar hotel. Dan kami yakin gadis itu sudah mengambilnya karena malam itu petugas hotel melaporkan jika tak ada apapun yang tertinggal di kamar setelah wanita itu pergi," ujar Malik dengan menghela nafasnya.
"Bagaimana dengan cctv-nya?"
"Penjaga meminta pihak hotel mematikan semua cctv di seluruh lantai dimana adikmu menginap. Karena itu sudah menjadi prosedurnya," sahut Malik. Tak mungkin mereka mengambil resiko jika ada orang tak bertanggung jawab menggunakan rekaman cctv untuk menjatuhkan keluarga Wirabumi.
"Dan sekarang anda memintaku untuk menikahi jalang itu karena anda takut di dalam rahimnya tertanam benih Krisna?" tanya Bara dengan nada sinis, bisa bisanya pria parubaya di depannya berpikir seperti itu. Bagaimana bisa Malik memintanya menikahi seorang jalang hanya untuk kepentingan pribadinya.
"Lepas dari wanita itu baik atau tidak, tapi aku tak bisa membiarkan darah Wirabumi ada di luar sana terlunta lunta...."
"Bagaimana denganku Tuan Malik Wirabumi? Dulu kau bahkan tak pernah mau tahu tentang aku ataupun ibuku. Kenapa sekarang kau harus mempedulikan jalang itu dan calon anaknya? Bukankah yang kau cari hanya darah biru?" seru Bara dengan wajah sepenuhnya memerah.
Dunia hanya tahu jika menantu Wirabumi adalah Wening Kusumanegara, putri seorang konglomerat yang masih berdarah biru. Dan ibunya hanyalah seonggok kotoran yang ditutupi keberadaannya.
"Aku menyesal telah berbuat bodoh, tapi aku tak pernah menolakmu ataupun ibumu. Berkali kali aku meminta ibumu datang ke lndonesia, tapi dia menolak! Aku ingin kita berkumpul sebagai keluarga."
Bara tertawa terbahak mendengar kata kata yang malah seperti sebuah lelucon untuknya itu.
"Tak ada seorang pun wanita rela di madu Tuan Malik, kau ingin ibuku datang untuk melihat betapa bahagianya pernikahan putramu dan istri keduanya? Atau kau sengaja mengundang aku dan ibuku agar lebih mudah menyingkirkan kami?"
"Aku tidak peduli kau akan percaya atau tidak, tapi aku tidak pernah menolak kalian. Whisnu selalu bercerita tentang kau dan ibumu. Selama tujuh belas tahun dia tersiksa karena ada di posisi yang sangat sulit. Whisnu tak mau menyakiti ibumu...tapi dia juga tak bisa meninggalkan Wening dan Krisna," ujar Malik.
Berkali kali ia membujuk Whisnu agar mau membawa Amy Maven dan anaknya ke lndonesia. Dia ingin mengakui keberadaan istri pertama putranya, sekaligus mengumumkan pada dunia jika Baratha adalah pewaris pertama keluarganya.
"Anda terlalu serakah, dan Tuhan menghukum anda dengan caranya sendiri."
"BARATHA WIRABUMI! Akkhhh...."
Anom yang tadinya mengawasi dari jauh spontan berlari ketika mendengar teriakan dan melihat raut kesakitan tuan besarnya. Dia sengaja berjaga dari kejauhan karena yakin pembicaraan dua pria Wirabumi beda generasi itu akan sangat menguras emosi.
"Panggil Dokter, cepat!!"
tidak pernah membuat tokoh wanitanya walaupun susah tp lemah malahan tegas dan berwibawa... 👍👍👍👍
💪💪