Nina Mahesa permpuan Solehah terpaksa menikah dengan laki-laki bernama Aldi Kurniawan.
laki-laki yang tampan kaya namun jauh dari agama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sumi hulwah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 Niat yang ikhlas
Ningsih minta data diri aku, untuk apa? Monolog Nina
Ia pun menyiapkan selembar kertas dan pena nya di atas meja.
Hari ini Vika sedang keluar, menghabiskan waktu paginya untuk joging bersama teman-teman di area taman komplek, sementara Bu Tuti yang bertugas di dapur pagi ini, menuju pasar tradisional untuk membeli kebutuhan dapur, dan gadis desa itu memilih membuat data diri yang di minta oleh sahabat baiknya, sebelumnya saling berbalas chat WA
Data diri itu yang minta ustadzah Alya
Jadi buruan bikin, biar cepat dapat
Jodoh hehe...
Ya tenang saja, ini aku mau bikin!
Kriteria calon suami nya jangan yang super banget yah mbok nggak ada, kasihan ustadzah Alya nya!
Nggak usah bawel deh...
Ini tuh nasehat, buat sahabat seperjuangan ku, biar cepat nikah hehe...
Nggak lucu, udah jangan gangguin!!!
Jangan galak-galak nona Solehah...
Nina menyudahi berbalas pesan dengan ningsih, kini fokusnya tertuju pada lembaran kertas yang sudah tertulis biodata dirinya
Dari nama, tempat tanggal lahir bahkan sampai visi dan misi saat sudah berkeluarga kelak.
" Huff, mungkinkah ini bertanda Aku akan segera menikah?" Gumam Nina lirih
Ia pun me moto data diri itu kemudian di kirim langsung ke nomer ustadzah Alya, karena bersifat pribadi dan beliau selaku penanggung jawabnya.
Sepasang mata memperhatikan Nina dari jauh, melalui cctv, yah siap lagi kalau bukan Aldi, laki-laki ini setiap kali ada waktu senggang pasti melihat aktifitas Nina dari kejauhan
Bisa di bilang pengecut ga sih ni orang?
Setelah menyadari ada rasa dalam hatinya untuk si gadis desa, ia jarang sekali pulang ke rumah, bisa di hitung pertemuannya hanya tiga kali sampai saat ini.
Pengecut sih nggak, ia lebih memilih menjaga.
Ok kita lanjut lagi
Setelah mengetahui info sedikit demi sedikit sosok Nina, Aldi menjadi laki-laki yang super kepo ia selalu mengorek info dari pak Aji mau pun Bu Tuti seputar gadis itu.
Seperti yang sudah di lihat oleh nya tadi Aldi langsung berfikir keras mengenai kemungkinan Nina sebentar lagi akan melakukan ta'aruf dengan seseorang
Apa yang harus aku lakukan, Nina tidak boleh dengan orang lain, aku harus bergerak cepat sebelum ada yang mendahului!
Tanpa berfikir lagi, Aldi langsung menghubungi asisten pribadi nya untuk melakukan sesuatu.
Aku yakin dengan begini Nina tidak akan menolak aku!
Laki-laki itu tersenyum penuh arti sebelum akhirnya memilih untuk pergi.
*****
Vika sedang berdiri di depan cermin, di temani Nina yang turut berdiri di sampingnya, ia sedang mencoba menggunakan kerudung pasmina warna biru laut, yang di belinya kemarin sore
Nampak begitu anggun saat di padukan dengan gamis biru dongker yang ia kenakan
" Masyaallah!" Nina tidak berkedip melihat penampilan Vika, ia terlihat cantik dan anggun
" Kenapa kak, ada yang salah, dengan penampilan Vika?" Gadis itu mengarahkan wajahnya Kembali di depan cermin
" Engga sayang, kakak hanya terpesona melihat kecantikan mu dengan balutan jilbab di kepala mu!"
" Kakak bisa aja!" Vika menutupi wajahnya karena malu
" Benar loh, nggak tipu-tipu!"Nina kembali mencoba memberi keyakinan pada gadis remaja itu, agar belajar menutup aurat, tentunya dengan berharap Allah membukakan pintu hati Vika dalam menerima kebaikan.
" Sebenarnya aku masih malu, kalau berpenampilan seperti ini, takut di katakan sok suci, dan tentunya teman-teman akan menjauh!" Ucap Vika dengan sedih
Nina menghela nafas panjang
Tangannya mengelus kepala Vika dengan lembut
" Solehah, yang namanya hijrah memang selalu ada ujiannya, tapi yakinlah kenikmatan itu akan kita rasakan di dalam ujian, tentunya di barengi dengan niat yang ikhlas, dan sabar di dalamnya.
Kakak dulu juga begitu!"
Drrd...drrd...drrd....
Getar ponsel milik Nina membuat si pemiliknya mengerutkan dahi saat mendapati nama Ningsih menghiasi layar, ia pun dengan bersegera pamit ke Vika untuk mengangkat telpon
" Assalamu'alaikum!" Sapa Ningsih dari sebrang sana
" Wa'alaikumussalam...
Ada apa mba tumben telpon?" Nina bertanya dengan penasaran tinggi, hatinya pun mendadak berdebar tak menentu
" Hai, ada laki-laki yang mau ta'aruf sama kamu!" Tanpa basa-basi Ningsih menjawab pertanyaan Nina
" Hah, secepat itu mba, perasaan aku baru ngasih biodatanya kemarin!"
" sudah di coba aja, kata ustadzah Alya dari pihak si Ikhwan mau nya ketemu langsung, tidak perlu dengan tukar biodata
Jadi besok kamu usahakan untuk pulang yah, acaranya besok ba'da asar di tempat ustadzah Alya!"
Tut...
Belum sempat bertanya, panggilan di putus sepihak oleh Ningsih.
" Astaghfirullah, kok malah secepat ini sih!" gumam Nina lirih
Gadis itu mencoba merilekskan tubuh yang tadi sempat menegang, setelah di rasa enak, ia kembali menemui Vika.
" Ada apa kak?" Tanya Vika melihat Nina yang seolah sedang memikirkan sesuatu
" Oh, ng- nggak ada apa-apa!" Nina menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba terasa gatal, ia terdiam sesaat.
Sebenarnya Vika merasa aneh dengan gelagat Nina yang seolah sedang menyembunyikan sesuatu, tapi ia juga tidak mau ikut campur mengenai urusan pribadi gadis desa yang sudah ia anggap sebagai kakak nya sendiri.
"Mmm..., Vik besok kakak mu ada rencana untuk pulang nggak?"
" Kenapa memangnya kak?" Vika mengalihkan pandangannya pada permpuan yang sedang duduk di sampingnya
" Besok kakak di suruh pulang ke rumah, ada acara di sana!" Nina turut memandang Vika, reaksi gadis itu seketika murung mendengar apa yang Nina ucapkan barusan
" Pulangnya tidak menunggu kak Aldi?"
" Nggak bisa, besok ada acara penting di rumah, karena ngga ada kakak mu, aku izin sama kamu aja yah?" Nina mengatupkan tangannya seraya memohon
" Aku kesepian dong?"
" Maaf banget yah...!"
Sebenarnya aku sangat penasaran dengan Sikap mu kak, tapi ya sudah lah!
Vika hanya menjawab dengan anggukan
Bersambung
Jangan lupa like dan komentar nya yah temen-temen!