~ hadirmu membuka luka lama yang susah payah kulupakan. _azzalea jhonson.
~ berlarilah sejauh yang kau mau namun, ingat tidak ada tempatmu kembali selain kepelukanku. _Deanirta wiliam.
Bagaimana jadinya jika kenyamananmu terusik karena kehadiran seseorang dari masa lalu. Menghindar atau menyambut? Yuk ikuti kisah selengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilan sastia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 11
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
"bagaimana dengan kabar ibu maryam ya?, sudah seminggu berlalu padahal 3 hari yang lalu adalah jadwal check upnya" ucap azalea, ia tengah mengobrol dengan asistennya inah.
"iya dok. Mungkinkah beliau lupa?" tanya inah, ia terus berjalan berdampingan dengan azalea.
"entahlah, inah." jawab azalea ia membuka pintu ruangan kerjannya.
Deg!!!!!....
begitu pintu ruangan azalea terbuka, bukan hanya azalea yang kaget namun, juga dengan inah. Bagaimana tidak kaget saat mereka kembali seusai jadwal kunjungan para pasien pasca operasi, leon tengah duduk dengan anteng di kursi kerja azalea.
Inah mencoba untuk mengingat apakah hari ini ada jadwal lelaki itu untuk check up. Namun, tidak jadwal leon adalah minggu depan. Inah sudah cukup menghafal wajah leon karena sudah beberapa kali bertatap wajah, terlebih lagi ia curiga jika antara dokter azalea dan leon ada hubungan khusus.
"apa yang anda lakukan di ruangan saya?" tanya azalea dingin dengan wajah yang tidak bersahabat. Ia lelah, rasanya tenaganya sudah terkuras habis.
"menunggumu sayang" ucap leon tersenyum ramah kemudian ia beranjak mendekati azalea yang masih berdiri diambang pintu. Jangan tanyakan suster inah, ia tidak kaget sama sekali karena dari awal ia sudah menduganya.
"jangan sembarang berbicara tuan leon!" peringat azalea ia tidak ingin terlibat terlalu jauh.
"suster, bisa tolong tinggalkan kamu berdua?" tanya leon menatap kearah inah dengan tatapan dingin dan datarnya. Berbeda, jika lelaki itu sedang menatap azalea seakan dunianya semua terpusat di wajah wanitanya.
Inah, mengangguk lalu berbalik meninggalkan mereka. Jantungnya tidak akan aman jika ia masih berada disana, sungguh tatapan seorang leonardo sangat menyeramkan batin inah terus berjalan.
"jangan melewati batasmu!" ucap azalea dingin sungguh ia tidak ingin kembali terlibat dengan lelaki itu. Seandainya waktu bisa di putar azalea tidak ingin menangani leon saat itu. Ini adalah diluar kendalinya ia tidak menyangka jika kejadian hari itu akan membuat lelaki itu mengusik hidupnya.
"aku merindukanmu sayang" leon memeluk paksa tubuh mungil azalea, tidak lupa juga ia mendorong pintu agar tertutup rapat.
"5 menit aza" gumam leon dengan suara bergetar, saat azalea terus meronta ronta di dalam pelukan leon.
"tidak ada 5 menit, cepat lepasin. Dan pulanglah" ucap azalea kembali mendorong bahu leon dengan seluruh kekuatan yang ia punya. Ia sudah lelah dengan hidupnya sendiri, ia tidak ingin menambah masalah lagi dengan terus bertemu lelaki itu. Ia yakin cepat atau lambat jika ia terus bertemu dengan lelaki itu. Tidak menutup kemungkinan jika tidak akan menciptakan masalah baru di hidup azalea.
"mengapa kamu mengusirku?" tanya leon, ia meraih telapak tangan azalea untuk ia genggam sungguh kelemahan terbesarnya adalah wanita yang ada di hadapannya itu.
"mengertilah, tolong jangan menambah masalah lagi. saya ingin hidup tenang" ucap azalea membuka pintu.
"dan pergilah" azalea mempersilahkan lelaki itu pergi.
Namun, bukannya menurut leon malah menutup pintu dengan kasar lalu meraih tubuh mungil azalea. Ia mengangkatnya lalu mendudukannya di atas meja kerja azalea. Azalea yang kaget dengan sikap leon tidak mampu berkata kata. Nyali azalea menciut melihat tatapan tajam lelaki itu. Ia tidak pernah melihat tatapan seperti selama ia mengenal seorang leon di masalalu.
"tidak akan ada masalah aza, sayang. Jika pun itu ada aku tidak akan membiarkannya sayang" ucap leon mengelus pipi mulus azalea, sungguh demi apa pun ia akan lakukan agar tetap bersama wanitanya. Cukup sudah 5 tahun ia menahan diri, tidak akan ada lagi.
"enggak leon ini salah" ucap azalea dengan suara tercekat ia terus menatap mat leon.
"apanya yang salah? Hm? Kamu pacarku , milikku. Tidak akan ada yang bisa merubah itu" ucap leon, bohong jika hati azalea tidak menghangat. bahkan, jantung azalea sudah ketar ketir saat ini ia yakin jika leon dapat mendengar debaran jantungnya. Namun, untuk apa? Untuk apa lelaki itu menebar rayuan. Azalea bukan gadis kemarin sore yang sekali dirayu langsung baper meski pun sedikit sih. Siapa juga yang tidak baper jika bertemu dengan lelaki yang masih 100% pemilik hatinya di gombal lagi.
"stop leon, hubungan kita sudah lama berakhir. Jalanilah hidupmu bersama pilihanmu, tolong jangan menyeretku lagi" mohon azalea, ia tidak ingin terlibat lagi. Terlebih lagi menjadi perusak rumah tangga orang lain.
"pilihanku adalah kamu aza" ucap leon, azalea membuang pandangannya kesembarang arah. Ia menghindari tatapan leon ia takut jika nanti ia akan kembali luluh.
drrtttt.... Drttttt... Drttttt...
Ponsel di saku celana leon bergetar membuat azalea menghela nafas lega. Leon melirik ke arah wanitanya sebelum ia meraih ponselnya dan melihat nama sean yang tertera disana sebagai pemanggil.
"ya" jawab leon ketika panggilannya tersambung.
"tuan sudah setengah jam berlalu, dan mereka masih menunggu" ucap sean diseberang sana. Jika saja leon bukan atasannya, ingin rasanya sean memakinya yang selalu seenaknya. Padahal pria itu tahu jika ia memiliki jadwal meeting satu jam yang lalu dengan kliennya yang dari dubay.
"5 menit" ucap leon kemudian ia mematikan sambungan teleponnya.
"dasar bos, bang*e.!! Sial!" sean terus mengumpati leon.
"aku akan kembali" ucap leon mengecup kening azalea lalu pergi meninggalkan azalea dengan tergesa gesa. Ia tengah mengejar waktu bisa berabe urusannya jika kliennya itu pulang.
Azalea turun dari mejanya lalu duduk dikursi kerjanya. Ia memijit kepalanya yang terasa mau pecah. Ia memaki dirinya sendiri mengapa terlalu lemah jika di hadapan leon. Mengapa ia tidak bisa berkutik ia terus merutuki dirinya sendiri. Mengapa bisa ia menjadi pengecut seperti ini. kemana sikap tegasnya selama ini, kemana sikap arogannya mengapa ia begitu lemah jika berhadapan pria itu.
"tidak aza, jadilah perempuan mahal" azalea menghela nafas lelahnya. mengapa hidupnya begitu rumit? Jika dipandangan orang lain hidup azalea adalah impian wanita lain. Menjadi wanita mandiri, memiliki keluarga yang harmonis, kaya, dan memiliki fisik yang menghampiri sempurna. Namun, nyatanya azalea nyaris gila menghadapi tekanan hidupnya sendiri.
"dokter, makan siang dikantin yuk" ajak suster inah, yang entah kapan sudah berada di dalam ruangan.
"eh, inah? sejak kapan kamu masuk?" tanya azalea ia mendongak dan melihat inah yang tengah berdiri di depan mejanya.
"baru dok." jawab inah.
"oh, saya lagi bad mood inah. Saya menitip saja yah!?" ucap azalea.
"boleh dokter" jawab inah.
"roti sama kopi late saja." inah mengaguk lalu pamit pergi.
Setelah inah pergi ruangan kembali sepi, azalea bangkit ia berjalan menuju ranjang pasiennya kemudian ia membaringkan tubuhnya disana. Lelah, tubuh dan fisiknya sangat lelah. Belum lagi ia mendapat laporan dari orang suruhannya jika sabrina sedang mogok makan.
sabrina, oh iya azalea lupa jika ia memiliki sabrina sekarang. Mungkin nanti malam ia akan mengunjungi sahabat lamanya itu.