Queen yang baru saja mengalami kecelakaan terbangun di tubuh seorang wanita bernama Shazia. Wanita yang membawa wanita lain ke dalam rumah tangganya sendiri dan menyebabkan hubungan nya dengan sang suami merenggang dan diambang perceraian.
"Dalam kamus ku, tidak ada tempat untuk wanita lain! Istri sah selalu jadi yang pertama!"
Mampukan Shazia mengembalikan cinta sang suami dan keselamatan rumah tangga nya?
Ikuti perjalanan Shazia mewujudkan keluarga kecilnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apakah ini Nyata?
Shazia terus melangkah pelan, menuju sang suami yang selalu digerayangi oleh ulat keket yang tidak mau pergi itu. Ekspresi percaya diri dan juga senyuman manis, Shazia melangkah melewati Rania yang terdiam melihat nya.
"Maaf, aku tidak lama kan?" Tanya Shazia, tapi Dominic tidak merespon, karena matanya masih menatap dirinya.
"Apa ada masalah dengan penampilan ku?" Tanya Shazia kembali.
"Kalau kau tidak suka, aku akan ganti...."
"Tidak perlu! Kita langsung berangkat. Ini sudah terlambat." Shazia tersenyum tipis mendengar nya. Dia tau meskipun Dominic tidak memuji dirinya, tapi dari respon nya Dominic terpesona melihatnya.
"Baiklah.... Kita berangkat!" Dengan cepat, Shazia langsung melingkarkan tangannya di lengan sang suami dan lengket seperti lem.
"Kenapa? Apa ada yang ketinggalan?" Tanya Shazia yang tidak peduli dengan ekspresi Rania tersenyum lebar melingkarkan tangannya di lengan kekar Dominic.
"Tidak ada." Ucap Dominic yang langsung melangkahkan kakinya mengikuti irama langkah Shazia. Rania mau tak mau mengikuti keduanya, dengan perasaan tidak senang tentunya, dan jangan lupa sumpah serapah yang diucapkan dalam hatinya serta tangannya yang gatal ingin memisahkan kedua orang itu.
"Aku bisa....." Shazia sedikit terpekik karena Dominic mengendong nya untuk masuk ke dalam mobil dan mendudukkan dirinya di kursi depan.
"Kita sudah terlambat kalau menunggu langkah pelan mu yang seperti pinguin itu." Ujar Dominic yang langsung duduk di kursi kemudi dan disusul Rania di belakang.
"Lain kali berikan aba-aba dulu. Jangan langsung menggendong ku." Shazia sengaja mengatakannya dengan sedikit keras agar telinga Rania semakin memanas mendengar nya.
"Sudah kak, kita jalan." Rania akhirnya berbicara untuk menutupi rasa panas di tubuhnya.
Perjalanan menuju kediaman utama memakan waktu satu jam. Untuk mengusir rasa hening, Shazia menyalakan musik dan bernyanyi dengan merdu. Dominic mencuri-curi pandang untuk itu, pandangannya menatap jalanan sesekali. Nyanyian Shazia mengingatkan nya akan perdebatan mereka sepanjang perjalanan.
'Pinggang ku rasanya sangat sakit untuk perjalanan ini! Apa tidak bisa setahun sekali saja? Entah apa yang diinginkan oleh eyang mu itu. Aku akan ada pemotretan besok pagi, aku harus dalam keadaan fit. Kalau pinggang ku sakit, itu aku berpengaruh pada kinerja ku dan hasil gambar nya.' gerutu Shazia.
'Hanya satu jam. Jika kau menyukainya maka akan terasa sebentar, cobalah....'
'Iya kak, jika kakak menyukainya maka akan terasa sebentar. Dan untuk pemotretan, apa kakak tidak bisa menunda nya?'
'Diamlah! Aku pusing mendengar mu bicara! Kau ku izinkan pergi untuk memegangi tas make up ku. Jangan bicara!'
'Kenapa kau memarahi nya?'
'Lalu? Apa aku harus merespon nya dengan senang? Siapa dia yang mengatur ku! Sudah untung aku bawa dia dari desa kecil itu!'
'Tidak apa kak, mungkin aku menganggu kak Shazia.'
'Shazia aku mohon, cobalah untuk berbicara lebih lembut. Kita akan bertemu eyang.'
'Aku tau! Tidak usah mendikte ku! Kau membuat ku kesal saja! Kalau kau ingin aku tetap ikut, maka fokus saja menyetir! Aku ada telpon....'
'Ya? Ah ya, tentu... Tentu saja aku punya waktu. Pemotretan di pantai? Ah, aku suka sekali. Kau atur saja, aku akan siap.' Dominic hanya bisa menghela napasnya, suara Shazia langsung lembut ketika berbicara dengan orang-orang di dunia modeling nya.
*****************
"Dominic... Lampu merah!" Ujar Shazia menyentuh lembut lengan Dominic. Sketsa Dominic menginjak rem dan tersadar hampir saja menerobos lampu merah.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Shazia, Dominic tidak bicara dan Shazia langsung memberikan air untuk Dominic.
"Ayo minum dulu. Minumlah.... Kau terlihat tidak baik, apa kau sakit?" Shazia tampak khawatir dengan memeriksa kening Dominic yang membuat jarak mereka begitu dekat. Apalagi dengan wajah Shazia yang berada dihadapannya, sangat dekat.
"Kau tidak panas...."
'Suara lembut ini, sentuhan lembut ini.... dan ekspresi khawatir itu.... Apa ini? Ini begitu jarang terjadi..... detak jantung ku....'
"Kau yakin baik?"
"Iya, aku tidak apa." Dominic langsung tancap gas setelah lampu hijau.
"Ada apa dengan kak Dominic?" Tanya Rania.
"Tidak ada, suamiku baik-baik saja."
"Tapi tadi rasanya...."
"Duduk dengan tenang Rania! Aku akan sedikit ngebut! Jadi duduk dengan tenang!" Rania mengurungkan niatnya dan langsung duduk memastikan sabuk pengaman.
'Aku harap dia tidak mendengar detak jantung ku.'
Bersambung......
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiah nya ya terimakasih banyak 🥰 🥰 🙏
makasih banyak🥰🥰🥰
sehat selalu💙💙💙