Brielle dibuang keluarganya saat masih bayi dan ditemukan kembali setelah bertahun-tahun, namun diperlakukan sangat buruk. Hingga akhirnya dia menemukan sebuah rahasia besar dibalik alasan dia dibuang sejak bayi. Dia bahkan dibenci oleh orang tua dan saudara-saudaranya. Mereka lebih menyayangi anak angkat yang licik dan manipulatif.
Untuk meluapkan kebencian mereka, saudara laki-lakinya sengaja menyertakan Brielle dalam sebuah program televisi untuk menyingkirkannya. Dalam variety show yang disiarkan secara langsung, para tamu kehilangan kontak dengan tim program. Perla yang terkenal sebagai selebriti yang baik hati dan lemah lembut mencoba untuk mengisolasi Brielle Camelia.
Saat menghadapi pengganggu, Brielle menyerang semua orang tanpa pandang bulu. Ia melepaskan diri di dalam hutan, mengaum bak singa, mengguncang akar pohon yang merambat, merangkak, mencuri pisang dari monyet, memukuli setiap hewan yang ditemuinya. Namun dia tidak tahu bahwa hutan itu penuh dengan kamera tersembunyi. Segala sesuatu yang terjadi di hutan direkam oleh kamera dan disiarkan secara langsung.
Brielle membalas semua perlakuan buruk keluarganya dan bahkan menghancurkan mereka dengan cara yang luar biasa. Seorang pria tampan dan kaya, ternyata selalu mendukungnya di balik layar. Bagaimanakah kisah akhir Brielle? Rahasia apa yang ditemukannya? Akankah dia memiliki akhir yang indah dan menemukan cinta sejati setelah dendamnya terbalaskan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meta Janush, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31.
Wajah Perla memerah dan airmata mengalir membasahi pipinya. Dia menatap Jordan dengan tatapan mengiba, “Bang Jordan, mereka mengejekku. Berikan pelajaran pada mereka.”
Jordan hanya menatap Perla tanpa mengatakan apapun. Perla pun kembali berkata, “”Bang Jordan, kenapa kau diam saja? Kau sudah berjanji pada orangtua kita dan kedua saudara laki-lakimu bahwa kau akan menjagaku!” Semakin Perla memikirkan tentang semua yang dialaminya, dia semakin marah dan menangis keras.
Jordan bicara dengan suara pelan, “Perla berhentilah membuat masalah. Sejak awal kau yang bersalah. Kau berjanji akan meminta maaf pada Brielle. Tetapi kau tidak melakukannya dan kau bahkan mengancamnya lagi dan lagi........…..”
“Bang Jordan, kau juga mengira aku yang salah? Aku dipukuli habis-habisan olehnya. Sudah cukup aku menundukkan kepala dan mengakui kesalahanku. Kenapa kau memintaku melakukan hal lain? Apa kau masih menganggapku adikmu? Kalau aku tahu kau tidak akan melindungiku, aku tidak akan mengikutimu.”
"Aku hanya punya kamu disini yang peduli dan melindungiku. Aku juga sudah berusaha untuk bersabar dan bertahan. Tapi aku tidak terima jika Brielle jadi besar kepala kalau aku memohon pengampunannya." ujar Perla lagi.
"Aku memperlakukannya cukup baik. Tapi dia bahkan tidak peduli pada kita, dia tidak menganggap kita keluarganya. Sekarang kau pun membelanya dan menyalahkanku. Kau membuatku sedih sekali."
Mendengar perkataan Perla membuat wajah Jordan menggelap. Matanya menyiratkan ketidaksabaran menghadapi sikap adiknya itu. Biasanya jika Perla menangis, dia akan merasa sedih dan bersalah. Tapi dua hari belakangan ini, Perla membuat banyak masalah yang membuat Jordan kecewa.
Austin memandang Brielle lalu berkata, “Brielle, kami berbeda dari Perla. Kamu tulus meminta maaf padamu. Kami menyadari kesalahan kami dan berharap kau bisa memaafkan kami.”
Brielle menatap mereka dengan dingin, dia melihat ada sedikit penyesalan dimata mereka. Tetapi dia juga bisa melihat bahwa mereka memiliki niat lain. Mereka kelaparan dan tak punya pilihan lain kecuali datang mencarinya dan meminta maaf.
Jika mereka bisa mendapatkan makanan sendiri, meskipun mereka sadar telah berbuat salah, mereka tidak akan datang meminta maaf. Mereka terlalu gengsi untuk merendahkan diri dan meminta maaf pada Brielle.
Tapi, kali ini mereka tidak punya pilihan lain. Meskipun dengan berat hati, mereka terpaksa membuang ego jauh-jauh dan merendahkan diri untuk memohon pengampunan dari Brielle.
Brielle berkata dengan nada dingin, “Baguslah kalau kalian sadar telah berbuat salah dan meminta maaf. Itu membuktikan kalau kalian masih sadar diri.”
Semua orang merasa senang mendengar perkataan Brielle. Namun Brielle bicara lagi, “Tapi……kalian bisa meminta maaf. Namun aku memaafkan kalian atau itu itu adalah hak ku. Kalian mengakui kesalahan, bukan berarti aku harus memaafkan kalian.”
“Semua hal buruk yang kalian lakukan padaku, meskipun kalian meminta maaf tapi kalian tidak bisa memperbaiki sesuatu yang sudah rusak. Aku tidak menerima permintaan maaf kalian! Satu hal lagi, meskipun aku tidak licik dan sejahat Perla tapi aku adalah orang yang baik. Aku tidak akan membantu orang yang telah menyakitiku.”
“Kalian punya dua tangan dan dua kaki, kan? Kalian punya akal untuk berpikir mencari cara mendapatkan makanan. Carilah makanan kalian sendiri. Semua hewan yang dilepaskan tim acara sudah terluka dan hewan-hewan itu tidak bisa berlari cepat. Mudah bagi kalian menangkapnya.”
“Perlu kalian ketahui, semua hewan itu sama. Ketika mereka berada ditempat lain maka mereka akan mencari tempat untuk bersembunyi.” setelah mengatakan itu Brielle berbalik dan berjalan masuk kedalam hutan.
Quinsha ingin mengikuti Brielle namun Brielle berjalan terlalu cepat sehingga sulit baginya untuk mengikuti. Dia hanya bisa melihat Brielle yang bergelantungan di akar pohon dan melompat semakin jauh. Quinsha kesulitan mengikutinya dan berhenti mengejar.
“Hahahahaha…..kalian lihat kan? Dia bahkan tidak peduli! Dia ingin kita semua mati disini, dasar orang bodoh! Kalian menundukkan kepala dan memohon padanya tapi dia tidak memaafkan kalian. Apa kalian tidak merasa malu?” Perla mengejek sambil membusungkan dada merasa bangga.
Austin dan Jackson tidak mempedulikannya. Mereka saling menatap lalu berjalan memasuki hutan. Mereka tidak lupa memanggil Quinsha untuk pergi bersama. Jordan merasa khawatir meninggalkan Perla sendiri, dia tidak punya pilihan selain tetap disana menemaninya.
“Perla, kenapa sekarang kau berubah? Kau bukan Perla yang kukenal dulu. Aku seolah tidak mengenalimu lagi. Kau dulu tidak begini…..” ucap Jordan.
Tubuh Perla menegang dengan ekspresi wajah terkejut. Namun dengan cepat dia kembali berakting dengan suara lembut berkata, “Aku menderita disini. Gigiku patah, wajahku bengkak seperti babi. Sekujur tubuhku gatal digigit serangga. Kulitku rusak, tidak ada makanan dan aku kelaparan.”
Jordan terdiam dan memeluk Perla. “Maafkan aku. Semua salahku yang tak mampu melindungimu dan membuatmu menderita.” Jordan sadar kalau orang yang sedang kelaparan pasti sikapnya berubah. Perla tidak hanya kelaparan, tapi dia menderita selama syuting jadi wajar jika sikapnya berubah.
Jordan berpikir ketika mereka kembali ke kota nanti, pasti Perla akan bersikap seperti dulu lagi. Perla memasang ekspresi tertekan dan berkata, “Kalau Brielle menolak membantu kita, apa yang kita lakukan? Apa kita akan kelaparan lagi? Aku lapar sekali, aku tidak sanggup lagi berjalan….”
Jordan menggertakan rahangnya dan berkata, “Kita cari makanan, meskipun kita tidak bisa menangkap seekor hewanpun, kita masih bisa mencari telur. Setidaknya kita bisa bertahan sementara waktu.”
Perla pun terpaksa mengikuti Jordan. Tapi didalam hatinya dia terus-menerus mengumpat. Seandainya Jordan memiliki kemampuan seperti Brielle, maka dia tidak akan kelaparan. Sial, Jordan bahkan tidak lebih baik dari seorang perempuan.
“Ckckckckc Perla pandai sekali membuat alasan. Jordan memang bodoh, dia percaya apapun yang dikatakan Perla. Kasihan sekali dia!”
“Untung saja Brielle tidak memaafkan mereka. Orang seperti itu tidak pantas dimaafkan!”
“Brielle masih berbaik hati, mengingatkan mereka dimana hewan-hewan itu bersembunyi. Kalau mereka pintar, pasti mudah menemukannya. Brielle sudah beberapa kali menangkap ayam dan kelinci. Tapi peserta lain tidak bisa menangkap satu hewanpun. Bodoh sekali mereka!”
“Tampilkan Brielle! Kami tidak mau melihat peserta lain, merusak suasana hati saja! Lebih baik melihat Brielle yang cantik dibandingkan Perla.”
“Aoooooo Brielle hebat sekali. Dia mengejar gerombolan monyet lagi. Apa monyet-monyet itu membuat masalah lagi ya?”
“Tak kusangka monyet-monyet itu pendendam sekali. Mereka bahkan belajar cara menyerang Brielle diam-diam. Wow menonton acara ini aku jadi banyak belajar…..”
"Aku salut pada Brielle, meskipun dia dikeroyok gerombolan monyet tapi dia bisa mengalahkan mereka semua. Keterampilan bela dirinya luar biasa!"
"Brielle, apakah kau menerima murid? Aku akan membayar mahal! Kau harus mengajariku ilmu bela diri!"
"Kuharap Brielle semakin terkenal dan sukses. Hah, aku pengen lihat wajah keluarga Galasti andai mereka tahu setelah acara ini selesai Brielle semakin terkenal."
"Menurutku, Brielle punya masa depan gemilang. Wajahnya cantik, tubuh sempuran dan keterampilan bela dirinya hebat. Dengan semua kemampuannya itu, dia bisa mendapatkan pekerjaan apapun dengan bayaran tinggi."
"Perla tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan Brielle. Setelah menontong acara ini, kok aku menyadari kalau Perla itu bodoh dan arogan. Apa kalian juga berpikir begitu?"
apa su tdk ad klanjutanya🤔🤔🤔