My Psycho Man

" Sudah terkirim".

Pria berkumis tipis itu tampak tersenyum puas, setelah mengirim beberapa file berupa gambar pada alamat e-mail seseorang yang didapatkannya melalui suatu jurnal yang belum lama ini ia baca.

' Hehe, aku tidak sabar menunggu kabar baik, yaitu kabar berakhirnya hubungan mereka' batin Andra merasa menang.

...----------------...

Sementara itu Yerkhan yang sedang berada di bandara untuk kembali ke Almaty, tengah berbincang dengan seseorang melalui panggilan video, sembari menunggu pemberitahuan keberangkatannya.

" Zhanim, kau semakin cantik" ujar Yerkhan menggoda wanita cantik dalam ponselnya

" Sudah jangan katakan lagi, kau membuatku malu" ujar Erina tersipu

" Aku membelikan mu sesuatu, tebaklah" balas Yerkhan menyunggingkan senyum

" Apa itu coklat? Yoghurt? atau bunga?" Erina mulai menebak dengan antusias

" Hehe tebakan mu salah semua" ujar Yerkhan terkekeh

" Cepat katakan, jangan membuatku penasaran!" tegas Erina dengan wajah yang cemberut

" Itu.. rahasia, hahaha" Yerkhan mulai tertawa tanpa memperdulikan orang sekitar yang melihat tingkahnya.

Ditengah gurauannya dengan sang kekasih, terdengar suara pemberitahuan jika gerbang pesawat yang akan ditumpanginya telah dibuka. Karena tidak ingin berlama-lama, pria tampan tersebut pun segera menuju tempat pengecekan boarding pass.

Panggilan video pun terpaksa ia sudahi dikarenakan peraturan yang tidak memperbolehkan menyalakan ponsel ketika akan mengudara. Namun sebelumnya, terlihat sebuah notifikasi e-mail yang muncul di beranda ponsel milik pria tampan tersebut.

Ia mengira, itu dari sang bibi yang mengirimkan beberapa file penting mengenai pekerjaan. Namun setelah diteliti, tak ada nama yang tertera pada pengirimnya alias anonim.

Merasa penasaran, pria tampan itu pun segera membuka file yang dikirim oleh anonim tersebut. Tampak beberapa gambar yang memperlihatkan seorang wanita cantik berpakaian seperti pelayan , tengah tersenyum kepada seorang pria yang sedang memegang tangannya.

Tak hanya itu, di gambar yang lain pun terlihat jika si wanita selalu tersenyum kearah pria yang begitu familiar dimata pria tampan tersebut.

Seketika rahangnya mengeras dengan suara gertakan gigi yang saling bergesekan karena tertekan dengan keras.

...----------------...

Sementara itu di tempat tinggalnya, Erina tampak sibuk memasak sembari menunggu kedatangan sang kekasih yang kemungkinan akan sampai dalam waktu beberapa jam lagi.

Suasana hati wanita cantik tersebut sedang dalam keadaan yang cukup baik, mengingat jika Yerkhan telah membelikan sesuatu untuknya. Entah apa yang akan diberikan oleh sang kekasih, tentu saja hal itu sangat membuatnya penasaran.

Hingga beberapa jam lamanya ia memasak, beberapa macam menu hidangan sederhana pun telah siap disajikan. Ayam saus mentega dan macaroni schotel kesukaan kekasihnya pun sudah tertata rapih di atas meja ruang tamu.

" Oh sudah jam segini, harusnya sebentar lagi akan sampai" gumam Erina sembari melihat jam di ponselnya.

Tidak ingin menyia-nyiakan waktu, wanita cantik tersebut segera mencuci peralatan masak yang terlihat berantakan di wastafel. Hal itu ia lakukan sembari menunggu kekasihnya yang tak lama lagi akan segera tiba.

...----------------...

Ditempat lain, masih disekitaran kota Almaty, tampak Andra yang sedang bersantai di sebuah bar terdekat, sembari menikmati sebatang rokok yang sudah kesekian kali ia hisap.

Asap rokok yang ia hembuskan secara perlahan, pertanda jika pria asal Jakarta tersebut tengah merasa puas. Ia merasa jika rencananya untuk menghancurkan hubungan Erina dengan kekasih barunya itu akan segera berhasil.

Mengingat jika usahanya untuk kembali mendapatkan hati Erina ternyata tidak semudah yang ia pikir. Namun atas bantuan dari seseorang yang dibayarnya, membuat pria berkumis tipis itu sangat percaya diri jika rencananya kali ini akan membuahkan hasil yang bagus.

Benar, ialah orang yang mengirim file berupa potret dirinya bersama Erina, ketika di Kafe tempo hari. Melalui bantuan seseorang, beberapa potret dengan angle yang bagus tentu mudah ia dapatkan.

Terlebih setelah mengetahui identitas asli mengenai pria yang saat ini menjalin hubungan dengan sang mantan kekasih -Yerkhan, yang akhir-akhir ini ia selidiki dengan susah payah, tentu semakin mudah untuk membuat celah diantara keduanya.

Setelah menghabiskan beberapa batang rokok, serta minum segelas wine kualitas terbaik, Andra pun keluar dari bar tersebut, hendak menuju tempat tinggal Erina. Pria berkumis tipis itu sempat mengikuti mantan kekasihnya ketika pulang bekerja, hingga hapal dengan rute jalan yang biasa dilewati mantan kekasihnya tersebut.

Namun, ketika sedang asyik berjalan ditengah jalanan trotoar yang dingin, tiba-tiba datang sebuah mobil mewah berwarna hitam di tepian jalan yang tak jauh dari posisinya berdiri.

Tampak seorang pria mengenakan coat berwarna mocca keluar dari pintu mobil. Raut wajahnya sangat tenang, namun terkesan dingin. Dengan santai pria tersebut berjalan menghampiri Andra yang terdiam menatapnya.

" Kita perlu bicara" ujar Yerkhan melemparkan sekotak rokok kepada andra, kemudian memberi kode untuk segera mengikutinya.

Penasaran dengan apa yang akan pria tersebut katakan, membuat Andra yang tanpa merasa waspada sedikitpun, mengikuti langkah pria yang merupakan kekasih Erina tersebut.

Hingga langkah keduanya pun terhenti di sebuah gang yang cukup sepi, hanya ada beberapa tempat sampah yang tertimbun salju. Dengan santainya Yerkhan mulai duduk di sebuah anak tangga yang menempel pada salah satu bangunan dalam gang tersebut.

Tanpa menghiraukan reaksi Andra, pria tampan tersebut mulai menyalakan sebatang rokok, kemudian menyesapnya secara perlahan. Andra yang keheranan melihat tingkah pria tersebut pun mulai ikut membuka sekotak rokok yang diberikan Yerkhan sebelumnya.

' Apa-apaan dia?! jauh-jauh kemari hanya minta ditemani merokok?! dasar aneh!' batin Andra merutuki pria tersebut.

Sejenak mereka hanya terdiam, menikmati masing-masing rokok yang mereka sesap. Hingga Yerkhan membuang rokok yang baru beberapa kali dihisapnya ke tanah jalanan yang dingin. Api pada ujung rokok tersebut tampak meredup karena suhu udara yang dingin.

" Kau yang mengirimnya?"

Pertanyaan Yerkhan yang tiba-tiba, membuat pria berkumis tipis itu menghembuskan asap rokoknya.

" Oh, kau sudah tau rupanya? bagaimana menurutmu? apa kami terlihat serasi?" tanya Andra dengan nada mengejek.

Yerkhan hanya terdiam menatap tajam lawan bicaranya. Menahan rasa amarah yang mulai membuncah.

" Lebih baik menyerah saja, karena sebenarnya Erina masih mencintaiku" Andra kembali berujar dengan nada yang menekan, terkesan menggertak

" Mengenai urusan waktu itu -urusan di toilet teater, aku akan menyelesaikannya disini" ujar Yerkhan mulai mendekati pria berkumis tipis tersebut

" Memang apa yang akan kau lakukan? kau ingin bertarung denganku? hha?! atau kau ingin membunuhku?! "

Perkataan Andra kali ini, membuat pria tampan tersebut terdiam sejenak. Pikirannya tampak berputar dengan napas yang mulai memburu.

Ia teringat pada sosok seorang pria yang sangat dibencinya.

" Mengapa hanya diam? majulah jika ingin bertarung!"

Mendengar suara Andra yang terus menerus menantangnya, sekilas pandangan Yerkhan tampak samar. Wajah Andra yang semula dikenalnya, perlahan berubah menjadi sosok pria yang sudah menghancurkan kehidupannya.

" Kau masih hidup rupanya".