Riri, gadis polos nan baik hati, selalu mendapatkan penderitaan dari orang-orang di sekitarnya. Kehangatan keluarganya sirna, orang tua yang tak peduli, dan perlakuan buruk dari lingkungan membuat kepercayaan dirinya runtuh. Di tengah kebaikannya yang tak pernah lekang, Riri harus berjuang melawan luka batin yang mendalam, merangkak dari kehancuran yang disebabkan oleh mereka yang seharusnya melindunginya. Akankah Riri mampu bangkit dari keterpurukan dan menemukan kembali harapannya? Atau akankah ia selamanya terjebak dalam kegelapan yang menyelimuti hidupnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Little Fox_wdyrskwt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
༺ ༻ BAB 17 ༺ ༻
...✧༺♥༻✧...
...Iskandar...
...✧༺♥༻✧...
Suasana baru saja menenangkan setelah adik kelas tersebut sadar dari kerasukannya, tiba-tiba RiRi pingsan. Tubuhnya lemas dan jatuh ke lantai. Semua orang terkejut dan bergegas membantu RiRi.
RiRi dibawa ke kamar dan dibaringkan di tempat tidur. Iskandar dan Riri Putri ikut menemani RiRi. Mereka menunggu RiRi sadar. Namun, RiRi masih belum sadar juga. Mereka khawatir terjadi sesuatu pada RiRi.
Di alam sadarnya, RiRi melihat sesuatu yang aneh. Ia melihat seorang wanita berpakaian seperti noni-noni Belanda tua. Wanita itu tampak sangat marah. Ia menunjuk-nunjuk RiRi dan berteriak keras. Ruangan di sekitar RiRi berubah menjadi kotor dan penuh sampah.
Wanita dalam pikiran RiRi Berteriak keras. "Kotor! Semuanya kotor! Bersihkan ini! Bersihkan semuanya!"
RiRi merasa sangat takut. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Ia hanya bisa menangis dan memohon kepada wanita tersebut untuk memberinya kesempatan. Ia tidak mengerti apa yang terjadi.
Di alam bawah sadarnya, sosok noni Belanda itu semakin dekat. Wajahnya yang penuh amarah semakin jelas terlihat. Tangannya yang keriput terulur, hampir mencekik leher RiRi.
RiRi merasakan sesak nafas dan ketakutan yang luar biasa.Tiba-tiba, RiRi tersentak. Ia tersadar dari pingsannya. Pandangannya masih sedikit kabur.
Ia merasakan sakit kepala yang hebat. Ia melihat Iskandar sedang duduk di sampingnya, mengusap-usap sesuatu di tangannya. Terlihat seperti minyak kayu putih.
Iskandar tampak tenang dan perhatian. Ia menatap RiRi dengan tatapan yang lembut dan penuh kasih sayang. Ia menawarkan minuman kepada RiRi. RiRi menerima minuman tersebut dan meminumnya perlahan-lahan. Ia merasa sedikit lebih tenang setelah minum.
RiRi masih merasa trauma dengan pengalaman di alam bawah sadarnya. Ia menceritakan pengalamannya kepada Iskandar dan Riri Putri. Mereka terkejut dan khawatir dengan keadaan RiRi. Mereka bertanya-tanya apa yang menyebabkan RiRi pingsan dan melihat sosok noni-noni Belanda tersebut.
RiRi, setelah menceritakan pengalamannya kepada Iskandar dan Riri Putri, tiba-tiba menyadari sesuatu. Ia mengingat kembali penglihatan di alam bawah sadarnya: ruangan yang kotor dan penuh sampah. Ia menatap Iskandar dengan tatapan serius.
RiRi "Kak… sepertinya ada beberapa kamar yang kotor. Mungkin ada yang buang sampah sembarangan."
Iskandar sedikit terkejut mendengar ucapan RiRi. Ia melihat wajah RiRi yang masih pucat dan tampak lelah.
Iskandar "Kau tak apa-apa?"
"Kotor?" dengan nada bingung.
Iskandar sedikit khawatir dengan keadaan RiRi. Ia menawarkan bantuan kepada RiRi. Ia juga bertanya-tanya apa yang dimaksud RiRi dengan kotor.
Pada saat yang sama, Pak Ali, yang mendengar percakapan mereka, langsung bereaksi. Ia mengerti bahwa apa yang dilihat RiRi mungkin ada hubungannya dengan kejadian sebelumnya.
Pak Ali Berteriak. "Cepat! Bersihkan semua kamar! Pastikan tidak ada sampah yang berserakan!"
Pak Ali bergegas menyuruh para siswa lain untuk membersihkan kamar-kamar mereka. Ia mengerahkan semua siswa untuk bekerja sama membersihkan area perkemahan.
Suasana menjadi sibuk dan sedikit menegangkan. Semua orang berharap bahwa dengan membersihkan kamar, peristiwa aneh seperti kerasukan dan pingsan tidak akan terjadi lagi.
Para siswa bergegas membersihkan kamar masing-masing. Mereka menyapu lantai, membuang sampah, dan merapikan barang-barang yang berserakan. Suasana menjadi ramai dan sedikit tegang. Semua orang berharap bahwa dengan membersihkan kamar, peristiwa aneh yang terjadi sebelumnya tidak akan terulang lagi.
Saat membersihkan kamarnya, RiRi menemukan sebuah buku tua di balik lemari. Buku itu tampak usang dan penuh debu. Sampulnya sudah rusak dan beberapa halamannya terlepas.
Ia penasaran dan membuka buku tersebut. Buku itu berisi tulisan tangan dalam bahasa Belanda kuno. Ia tidak mengerti apa yang tertulis di buku tersebut.
RiRi memanggil Iskandar dan Riri Putri untuk melihat buku tersebut. Mereka sama-sama penasaran dengan isi buku tersebut. Mereka mencoba untuk menerjemahkan tulisan tersebut.
Namun, mereka kesulitan untuk memahami tulisan tersebut. Mereka bertanya-tanya siapa pemilik buku tersebut dan apa hubungannya dengan peristiwa-peristiwa aneh yang terjadi.
...✧༺♥༻✧...
Sementara itu, di kamar lain, siswa lain juga menemukan beberapa benda yang aneh. Ada yang menemukan foto tua, ada yang menemukan perhiasan kuno, dan ada juga yang menemukan sebuah kalung dengan liontin berbentuk salib. Semua benda tersebut tampak sangat tua dan misterius.
RiRi, merasa takut akan terjadi masalah lagi jika buku tua itu diteliti lebih lanjut, memutuskan untuk menyimpannya kembali dan mengabaikannya untuk sementara waktu. Hari sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.
Saatnya api unggun. RiRi bersama teman-temannya berjalan menuju tempat api unggun. Suasana sangat meriah dan gembira. Namun, tiba-tiba tangan RiRi ditarik oleh Iskandar.
Iskandar membawa RiRi ke tempat yang agak sepi, jauh dari keramaian api unggun. Ia menatap RiRi dengan tatapan yang serius dan sedikit khawatir.
Iskandar "RiRi… Apakah kamu bisa melihat hal-hal itu?"
RiRi terkejut dengan pertanyaan Iskandar. Ia gugup dan sedikit takut. Ia mencoba untuk menyembunyikan perasaannya.
RiRi "Eh… e… hmm… tidak kok."
Dalam hati, RiRi bergumam dengan gelisah, “Semoga Kak Iskandar tidak menyadari. Semoga dia tidak tahu.”
Ia berharap Iskandar tidak mengetahui tentang penglihatannya di alam bawah sadar dan penemuan buku tua tersebut. Ia takut Iskandar akan khawatir padanya.
Iskandar menatap RiRi dengan tajam. Ia tidak percaya dengan jawaban RiRi. Ia merasakan ada sesuatu yang disembunyikan RiRi.
Iskandar" Kau bohong, kan? Pasti kau bisa melihat hal-hal gaib seperti itu, atau kau bisa merasakannya."
RiRi semakin gugup. Ia tidak bisa lagi menyembunyikan kebenarannya. Ia menghela nafas panjang dan mengakui kemampuannya.
RiRi "Iya… tapi nggak terlalu sering. Itu kadang-kadang saja."
RiRi menjelaskan kemampuannya kepada Iskandar. Ia menceritakan pengalamannya melihat sosok noni-noni Belanda dan penemuan buku tua tersebut. Ia juga menceritakan perasaannya yang takut dan khawatir.
Iskandar mendengar penjelasan RiRi dengan seksama. Ia tampak sedikit terkejut dan khawatir dengan keadaan RiRi.
Iskandar mendengarkan cerita RiRi dengan seksama. Ia tidak menyangka RiRi memiliki kemampuan seperti itu. Ia merasa sedikit terkejut, tetapi juga kagum. Ia tidak pernah berpikir bahwa ia akan bertemu seseorang yang memiliki kemampuan seperti RiRi.
Iskandar "Aku… aku tidak menyangka. Aku… aku…"
Iskandar tampak sedikit kesulitan mengungkapkan perasaannya. Ia merasa khawatir dengan RiRi, tetapi juga tertarik dengan kemampuannya. Ia ingin membantu RiRi, tetapi ia juga tidak tahu harus berbuat apa.
Iskandar menawarkan bantuannya kepada RiRi. Ia berjanji akan menemani RiRi dan membantunya untuk mengatasi kemampuannya. Ia juga berjanji akan menjaga rahasia RiRi.
RiRi merasa lega dan tenang setelah berbicara dengan Iskandar. Ia merasa bahwa ia tidak sendiri dalam mengatasi masalahnya.
Mereka kembali menuju tempat api unggun. Suasana hati RiRi sudah lebih baik. Ia merasa lebih tenang dan nyaman berada di samping Iskandar. Mereka bergabung dengan teman-teman lainnya dan menikmati suasana api unggun.
Namun, di balik suasana gembira tersebut, misteri di balik kejadian-kejadian aneh di villa tersebut masih belum terpecahkan.
RiRi dan Iskandar bergabung kembali dengan teman-temannya di sekitar api unggun. Suasana hangat dan akrab menyelimuti mereka. Cerita dan canda tawa memenuhi malam itu.
Namun, di tengah keceriaan itu, RiRi masih merasa sedikit was-was. Ia masih memikirkan buku tua yang ditemukannya dan sosok noni Belanda yang menyeramkan di alam bawah sadarnya.
Tiba-tiba, api unggun mulai bergolak dengan tidak terkendali. Api membesar dan memuntahkan percikan-percikan yang cukup besar. Beberapa orang berteriak kaget. Suasana yang tadinya riang gembira berubah menjadi panik dan mencekam.
RiRi merasakan sesuatu yang aneh. Ia merasakan suasana yang sangat dingin dan mengerikan. Ia melihat bayangan-bayangan aneh berkelebat di sekitar api unggun. Ia merasa bahwa ada sesuatu yang buruk akan terjadi.
Iskandar memperhatikan RiRi yang tampak ketakutan. Ia memegang tangan RiRi untuk memberikan rasa tenang. Ia mencoba untuk menenangkan RiRi dan menyatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Namun, Iskandar juga merasakan sesuatu yang aneh. Ia merasakan suasana yang sangat menegangkan dan mengancam.
...✧༺♥༻✧...
...Bersambung...