Mencari Ibu

“Siapa kalian berdua?” tanyanya dengan suara meninggi, namun terdengar jelas sangat gemetaran.

Yona dan Finn saling tatap. Merasa aneh dengan wanita itu. atau memang wanita itu mengetahui orang yang bernama Jendra.

“Siapa kalian?” bentaknya lagi. wajahnya masih pucat.

Madam Jolie masih belum bisa mengontrol emosinya. Dia menatap Yona penuh selidik, namun ia tidak mengenali perempuan itu. kemudian beralih menatap Finn. Seketika matanya terbelalak lebar saat melihat sorot tajam mata Finn yang begitu mirip dengan seseorang.

“Saya ingin bertemu dengan pria yang bernama Jendra. Menurut informasi, Madam Jolie ini mengenal pria itu,” jawab Yona.

“Siapa yang bilang? Aku tidak mengenalnya. Cepat pergi dari sini kalian berdua!” usirnya dengan tubuh gemetar.

“Tolong, beritahu saya di mana pria yang bernama Jendra itu sekarang tinggal?” ujar Yona dengan tatapan memohon.

“Sudah aku katakan, aku tidak mengenalnya. Cepat kalian pergi sekarang juga! penjaga!” ucap Madam Jolie, kemudian berteriak memanggil dua pengawal yang berjaga di depan pintu utama tadi.

“Kalau anda tidak mengenalnya, kenapa anda sangat ketakutan seperti itu setelah mendengar nama Jendra?” Finn berdiri mendekati wanita yang berprofesi sebagai mucikari itu.

“Jangan mendekat! Penjaga, cepat usir dua orang ini!” jawabnya kemudian berteriak lagi kala pengawalnya tak juga datang.

Beberapa saat kemudian dua pengawal bertubuh kekar yang tadi sempat mendapat ancaman dari Finn pun datang. Finn mengeluarkan pistolnya dan menodongkannya pada Madam Jolie. Sontak saja dua pengawal itu berdiri mematung.

Madam Jolie sangat ketakutan, karena rupanya Finn membawa senjata. Kedua pengawalnya juga tidak berani berbuat apa-apa. begitu juga dengan Yona, dia sangat terkejut saat melihat Finn mengeluarkan senjatanya. Sebenarnya siapa pria itu. dan apa pekerjaannya.

“Anda mau memberitahu atau tidak, di mana keberadaan pria yang bernama Jendra? Atau satu peluru ini yang akan menembus leher keriput anda?” ancam Finn tidak main-main.

“I..iya.. aku.. aku akan mengatakannya. Tapi tolong lepaskan senjata itu dulu!” ucap Madam Jolie dengan gugup.

“Tidak akan. Cepat katakan!”

Dengan tenggorokan tercekat, wanita itu akhirnya bicara. Meskipun aura ketakutannya masih terlihat jelas. Takut dengan senjata yang ditodongkan Finn, juga takut mendengar pria yang bernama Jendra. Padahal sudah belasan tahun ia tidak berhubungan dengan pria itu. tapi kenapa sekarang tiba-tiba ada yang mencarinya.

“Aku tidak tahu pasti di mana sekarang dia tinggal. Sekitar lima belas tahun yang lalu, pria itu pergi meninggalkan Indonesia. Yang aku dengar, dia pergi ke Amerika,” jawabnya dengan ketakutan.

“Dengan siapa Jendra pergi? Apakah anda tahu sesuatu tentang pria itu?” tanya Yona semakin penasaran.

“Aku tidak mengenalnya dengan baik. dia memang dulu sering datang ke sini. mungkin dia sekarang tinggal dengan istrinya,” jawabnya berbohong.

Finn melirik Yona untuk memastikan apakah puas dengan jawaban itu. sedangkan Yona juga tampak berpikir. Apakah pria itu pergi dengan ibunya. Apa hubungan antara Jendra dengan ibu Yona.

“Tolong beritahu saya sedikit saja informasi mengenai Jendra. Saya sedang mencari ibu saya yang sudah enam belas tahun pergi meninggalkan saya. apakah Jendra yang membawa ibu saya pergi?” tanya Yona memohon.

“Siapa nama ibumu?” tanya wanita itu.

“Danita. Apa anda juga mengenalnya?”

Madam Jolie tersenyum sinis mendengar nama wanita yang disebut sebagai ibu Yona. Rupanya gadis itu anak dari Danita. Wanita yang sudah membuat Jendra hampir memporak-porandakan tempat bisnisnya ini.

“Aku tidak mengenalnya. Kemungkinan Jendra pergi membawa wanita yang kamu cari itu. entah masih hidup atau tidak. Yang aku tahu, Jendra adalah pria kejam tak berperikemanusiaan. Bisa saja Jendra sudah menyiksa wanita yang kamu cari itu dan, ya kemungkinan sudah meninggal,” jawab Madam Jolie mengarang cerita.

“Apa yang anda katakan itu bisa dipercaya?” tanya Yona terkejut.

“Kamu tadi bilang tidak mengenal Jendra, tapi kenapa sekarang pintar sekali mengarang cerita, hah? Katakan yang jujur!” Finn ikut bicara. Bahkan pistolnya kini sudah menempel di leher wanita itu.

“Ma..aaf.. ak..aku tadi memang berbohong. Tapi, yang aku katakan baru saja benar adanya. Jendra juga pernah memporak-porandakan tempat bisnisku ini. kalau tidak percaya, tanya saja pada orang yang sudah lama bekerja di sini,” jawabnya ketakutan.

Finn menurunkan senjatanya. Ia segera mengajak Yona pergi meninggalkan tempat itu. sudah cukup informasi yang dia dapat mengenai Jendra dari wanita itu. tapi bagi Yona, ia merasa belum puas.

“Jendra adalah seorang mafia kejam!” teriak Madam Jolie saat Yona dan Finn sampai di ambang pintu.

**

Kini Yona dan Finn sudah berada di dalam mobil. Yona tampak menutup wajah dengan kedua telapak tangannya. ada rasa sedih yang menjalar di hatinya. Apa benar yang dikatakan Madam Jolie tentang ibunya. Apa benar ibunya sudah meninggal di tangan pria yang bernama Jendra?

Finn tidak dapat berbuat apa-apa. dia memberi waktu pada Yona untuk merenung. Dia tidak mau ikut campur terlalu jauh dengan masalah pribadi Yona. Meskipun dalam hatinya juga ikut sakit melihat kesedihan gadis itu. nasibnya hampir sama dengan Yona, yang tidak memiliki ibu. justru kisah Finn yang sangat menyedihkan.

“Minumlah dulu!” ujar Finn memberikan air mineral pada Yona.

Yona menerimnya. Finn pun mulai melajukan mobilnya meninggalkan kawasan prostitusi itu. dia akan membawa Yona pulang ke rumah. ini sudah malam, lebih baik Yona istirahat dulu untuk menenangkan pikirannya.

Selama dalam perjalanan, naik Yona maupun Finn tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Yona masih berperang dengan pikirannya. Informasi yang dia dapat tadi mengatakan kalau Jendra tinggal di Amerika. Sangat jauh sekali. apakah ia akan pergi ke sana hanya untuk memastikan kalau ibunya masih hidup dan tinggal bersama pria itu.

Beberapa saat kemudian mobil yang dikemudikan Finn sudah tiba di rumah. keduanya keluar dan masuk ke dalam rumah. Yona yang sangat lelah dengan kenyataan yang ia dapat, ia langsung memeluk Finn begitu sampai di dalam.

Finn terkejut saat tiba-tiba Yona memeluknya. Kemudian disusul suara isak tangis gadis itu. tangisan yang sangat menyedihkan. Tangisan kerinduan seorang anak pada ibunya yang sudah lama terpisah.

“Tenanglah! Aku yakin kamu pasti akan menemukan ibumu. Dan yakin ibu kamu pasti baik-baik saja,” Finn berusaha menenangkan Yona. Tangannya terulur mengusap lembut kepala gadis itu.

Ada gelenyar aneh yang Finn rasakan saat Yona semakin mengeratkan pelukannya. Pelukan ini bukan sekadar pelukan karena rasa kasihan. Dalam diri Finn seperti ada sesuatu yang bergejolak yang mengatakan kalau ia harus selalu melindungi Yona.

“Apa aku tidak bisa lagi bertemu dengan ibuku?” tangis Yona terdengar semakin pilu.

“Apa ibuku sudah meninggal?” lanjutnya dengan isakan lirih.

Finn mengurai pelukannya dengan perlahan. Menatap lekat wajah Yona yang basah dengan air mata. Mengusapnya pelan, meskipun air matanya masih terus keluar.

“Aku janji akan menemanimu mencari ibumu, Yona.” Finn berkata dengan sungguh-sungguh. Tanpa sadar, wajahnya mendekat lalu mengecup kening Yona.

.

.

.

*Happy Reading!!