seorang gadis remaja yang lemah lembut, di pertemukan dengan seorang pria yang sangat kejam dan sangat kasar.
siapa sangka gadis ini bisa mengubah segalanya.
dan kenapa bisa...?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla Mustari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 mengambil foto ibu dela
Dela terbangun dari tidurnya. "kenapa aku di sini, kan tadi. Apakah.
Oh tidak."
Dela menutup mukanya dengan tangannya. "Tapi ke mana dia. Kebiasaan sekali dia tiba-tiba menghilang."
Dela melanjutkan kan lagi tidurnya, namun Dela tidak bisa tidur. "kalau udah jam segini kok tidak bisa tidur yah."
...****************...
Pagi-pagi sekali Dela ke dapur untuk menemui bibi. "Bibi lagi masak apa."
"Eh nak Dela... Ini buat sarapan, kok pagi-pagi begini nak nela ke sini dan kayaknya nak Dela ngantuk sekali."
"Iya Bi.. Dela tidak bisa tidur tadi malam. Jadi gini deh ngantuk. Bi ada kopi.?"
"Iya ada, nak Dela mau minum kopi biar bibi yang buatkan."
"Biar Dela aja buat sendiri Bi."
"Baiklah nak, ini kopinya." Sambil memberikan kopi pada Dela.
Dela mengambil kopi yang berikan oleh bibi. Lalu membuatnya sendiri. "Nak Dela sarapan dulu. Nasi gorengnya sudah siap bibi taruh di meja yah nak."
"Iya Bi. Dela buat kopi dulu baru sarapan."
"Baiklah nak."
Setelah membuat kopi Dela mengajak bibi untuk sarapan bersama. Setelah mereka selesai sarapan, tiba-tiba Alvin datang.
"Tuan Alvin mau sarapan juga, biar bibi siapkan.."
"Tidak perlu Bi." Lalu Alvin mengambil gelas yang berisi kopi itu dan meminumnya.
"kenapa om meminum kopi itu kan itu punya Dela.
"Oh ini ambil." Sambil memberikan gelas itu ke pada Dela.
Dela mengambil gelas itu dan meletakkan di meja. Dan Dela berdiri untuk meninggalkan ruangan itu. Tapi Alvin menarik tangan Dela, untuk Dela tidak terjatuh. "mau ke mana."
"Mau ke kamar lah om,mau siap-siap dulu baru berangkat ke sekolah."
Alvin lepas tangan Dela dan membiarkan Dela pergi. Setelah Dela pergi Alvin menghabiskan kopi tadi yang masih ada sisanya sedikit.
...****************...
Sepulang sekolah Dela ke rumah ayahnya, karena ingin mengambil barang Dela yang belum sempat di bawa.
"pengantin baru. Baru nongol." Kata Dita.
Dela berjalan masuk tanpa mempedulikan Dita yang mengejeknya. Dita langsung berdiri dan mendekati Dela yang jalan masuk.
"Berhenti kamu. Ini bukan rumah mu lagi jadi kamu tidak hak lagi untuk datang ke sini."
"Oh iya. aku tidak peduli dan aku hanya ingin mengambil barang-barang ku di kamar jadi tolong lepaskan tanganmu.
"Berani sekali kamu."
Dela mendorong lengan Dita dan tersenyum berjalan menuju ke kamarnya dulu. Dita berteriak memanggil ibunya..
Setelah tiba di kamar Dela dan membuka pintu kamar dan masuk ke kamar dan menutup pintu dan menguncinya. Dela mengambil kalbuku diarenya dan foto ibunya. Dela memandangi foto ibunya, tidak terasa air mata Dela menetes sampai jatuh ke foto yang di pegang Dela.
Dela mengusap mukanya dan memasukkan buku diare dan foto ibunya ke dalam tas. Setelah itu Dela keluar kamar. Ternyata dela sudah di tunggu oleh ibu dan kakak tirinya.
"Wah wah kamu mau apa lagi ke sini ini bukan lagi rumahmu."
"Emangnya kenapa kalau Dela ke sini, ini rumahnya ayahku jadi aku masih berhak kalau datang ke sini."
"Kurang ajar kamu Dela berani kamu lawan ibu."
"Benar itu ibu Dela sudah berani lawan kita dan bahkan tadi dia mendorong."
Ibu Dita mendekati Dela lalu mendorong Dela. Dela jatuh dan kepalanya terbentur di meja hias. Dela merasakan sakit dan pusing di kepalanya akibat terbentur.
Dela berdiri dan memegang kepalanya yang sakit dan pusing itu. Dela tidak mengatakan apa-apa lagi dan berjalan keluar tapi di hadang oleh Dita lagi.
"Mau ke mana kamu, urusan kita belum selesai."
"lepasin aku.Aku mau pergi."
"Enak saja mau pergi aja begitu."
Dita tiba-tiba menampar Dela. "rasakan itu."
Dela hanya menangis dan tidak bisa melawan.
...****************...
Di tempat lain alvin melacak lokasi di hp Dela. "kenapa dia ke sana." Untung alvin memasang GPS di hp Dela, jadi dia tahu di mana posisi Dela Sekarang. Alvin langsung saja menuju rumah ayah Dela.
Tidak butuh waktu lama Alvin sudah tiba di kediaman ayah Dela. Alvin bergegas turun dari mobil dan langsung masuk ke rumah. Alvin melihat Dela di siksa ibu dan kakaknya, Alvin berteriak ke dua orang itu menghentikan aksinya.
"Hentikan, apa yang kalian lakukan." sambil melangkah masuk dan mendekati Dela yang menangis. "Kenapa tidak ada yang menjawab, kenapa kalian diam."
Ibu Dita langsung menjawab "kami hanya membalas apa yang di lakukan Dela kepada kami." Sebelum Alvin mengatakan sesuatu. Dela tiba-tiba pingsan untung saja tubuh Dela tidak jatuh ke lantai dan Alvin dengan sigap menahan tubuh Dela. "Urusan kita belum selesai." Alvin menggendong dela keluar dari rumah itu.
Alvin melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi untuk menuju rumah sakit terdekat. Tidak butuh waktu lama Alvin sudah tiba di rumah sakit tersebut. Alvin menggendong dela masuk keruangan pemeriksaan untuk di periksa. Setelah di bawa masuk oleh perawat. Alvin menunggu di depan ruangan tersebut.
Beberapa menit kemudian dokter keluar dari ruangan untuk memberitahukan kondisi Dela kepada Alvin. Setelah itu Alvin langsung saja masuk ke ruangan di mana Dela berada.
Dela sudah sadar dari pingsan nya dan memegang kepalanya yang masih pusing akibat terbentur tadi." di mana aku." sambil melihat di sekelilingnya.
"bisa tidak sehari saja tidak buat masalah, aku sudah katakan pada mu langsung pulang ke rumah. Kenapa malah ke sana.?"
"maafin Dela om. Dela hanya mau mengambil barang Dela saja."
"kenapa kau tidak mau mendengarkan ku. Emangnya keluarga mu itu baik pada mu, andaikan aku tidak cepat tadi mungkin kamu sudah."
"maafin aku om. Aku janji tidak akan mengulangi nya lagi." Alvin hanya menarik napas dan keluar dari ruangan itu. setelah Alvin di luar, alvin menelepon Andre untuk mengganti kan dirinya di rapat nanti.
Setelah itu Alvin masuk lagi ke ruangan di mana Dela di rawat. Alvin hanya diam saja sambil duduk di kursi tersebut. Di dalam ruangan itu tidak ada yang memulai pembicaraan.
...****************...
Di lain tempat ibu dan anak itu merasa takut sekali karena di ancam oleh Alvin. "Ibu bagaimana ini kalau dia memberitahu ayah tentang kejadian tadi."
"Ibu juga pusing Dita pikir ini. Kok kita tidak tahu kalau dia ada di sini tadi."
"Apakah yang datang tadi itu suaminya Dela."
"Ibu juga tidak Dita. Ibu pusing jangan sampai ayah Dela tahu semua kelakuan kita kepada Dela."
"Iya ibu. Bisa-bisa kita di usir dari sini Bu, aku tidak mau itu terjadi Bu.."
"Siapa yang di usir.?" kata ayah Dela
"Eh ayah udah pulang, itu loh Yah teman Dita katanya di usir dari rumah."
"oow."
"Ayah pasti Cape. Biar Dita ambilkan air minum."
"Terimakasih ya nak."