📣Mungkin kalian akan mengalami keram perut, bengek, diabetes, dan gangguan Bucin akun lainnya....
---Niat lari dari perjodohan, justru terjebak dalam Penthouse milik calon tunangan.
Queen masuk menjadi PRT tunangannya setelah lari dari rumah orangtuanya dengan alasan tak mau dijodohkan.
Sama-sama tak mengenal, Queen dan Dhyrga Miller tinggal di atap yang sama... Yok intip keseruan mereka yang bakal bikin kamu senyum-senyum sendiri.(Musim pertama)
---Raja tumbuh menjadi makhluk yang tampan, ia pandai meretas, lompat kelas, bahkan menduduki kursi Presdir di usia muda. Terlebih, ia memiliki tunangan super cantik bernama Kimmy Zoya.
Namun, hidup tak semulus wajah cantik kekasihnya, ia harus menghadapi bagaimana lika-likunya hubungan mereka.(Musim ke dua)
Yok, baca selengkapnya di sini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
J o o n
Setelah tak mendapat kabar baik dari anak buahnya, Raka sendiri ingin turun ke jalanan tapi kemudian Joon adik angkat Queen yang mengambil alih mencari kakak arogannya.
"Biar Joon saja Daddy. Joon tahu keberadaan Noona sekarang."
"Kamu hati-hati Sayang." Ucapan Raka dan Krystal sang orang tua merestui kala Joon keluar dari istananya.
Dari semalam ponsel milik Queen tak bisa di jangkau, kemudian pagi tadi Joon mendapati pemberitahuan bahwa ternyata ponsel Queen berada di hotel Ex-honey.
Segera Joon berangkat menuju hotel tersebut dan kamar 555 yang dia datangi setelah itu. Joon memang lebih sering berlibur ke Indonesia karena sampai saat ini hidup bersama dengan keluarga angkatnya lebih membuat Joon betah.
Kekuasaan yang Raka berikan menjadikan Joon lebih leluasa menggeledah hotel bintang lima sekalipun.
Dengusan kesal mengiringi setiap langkah kaki Joon, dingin raut wajah yang tampan rupawan itu semakin tersiar begitu mencekam.
Pakaian kasual serba putih Joon sandang, ada beberapa bodyguard di belakang tubuh tingginya.
Usia Joon masih 17 tahun, kelahirannya hanya selisih tiga bulan saja dengan kelahiran Queen.
Queen dan Joon satu persusuan maka menurut keyakinan yang ada mereka tidak di perbolehkan menikah apa pun alasannya.
Kendati masih 17 tahun. Pemuda tampan itu sudah setinggi Hyun Ki ayahnya yang masih menjabat sebagai presiden direktur di JM company kota Seoul Korea.
Joon menghentikan langkah tepat di depan pintu, ia menoleh pada empat anak buah suruhan Raka. "Buka pintunya." Titahnya pelan.
"Baik Tuan."
Joon menatap pintu berwarna putih itu, ia melangkah masuk setelah pengawal membukanya dengan kartu serba guna.
Keluarga Krystal si ibu genius dan pemilik putra putra tampan nan genius pula, tentu berhasil menemukan sesuatu yang dapat mempermudah segala urusan di masa mendatang.
Mata terbelalak gadis cantik telah menuju padanya kini. "Joon!" Ia berdiri di sisi ranjang dengan gaun dan kondisi yang sudah acak-acakan.
"Nuna." Joon melangkah memeluk tubuh kecil sang kakak cemas. Sebutan Joon kepada Queen memang 'Noona' layaknya sapaan teruntuk saudara perempuan di Korea.
Bukanya tenang saat mendapat pelukan adiknya. Tubuh gadis itu bergetar hebat, Joon mampu merasakan ketakutan yang tiada pernah dia dapati sebelumnya.
"Bodoh, kenapa Nuna kabur begini hah? Nuna kan bisa menolak baik-baik kalo memang nggak mau di jodoh kan. Eomma Krys sama Daddy Raka pasti bisa paham." Ketus Joon.
Tak ada jawaban apa pun, gadis itu hanya gemetar bahkan terus gemetar. Keringat dingin mengucur deras seolah tak peduli dengan keberadaan AC. Sesekali gadis itu melirik ke arah lain, di mana gadis berwajah sama dengan dirinya bersembunyi.
Tak ayal, gadis yang Joon peluk bukanlah Queen, melainkan Murni. Queen menenggelamkan tubuh kecilnya di balik gorden hitam.
Rencana mereka sudah bulat, yaitu bertukar identitas. Queen menjadi Murni, dan Murni menjadi Queen.
Queen tahu betul nomor ponsel miliknya akan bisa terdeteksi oleh keluarganya saat di aktifkan. Jadi, ia sengaja mengaktifkannya pagi setelah deal mereka sepakat untuk bertukar identitas.
Sebelumnya, Murni di ajari memakai contact lens berwarna biru yang sangat mirip dengan iris asli milik Queen. Sementara Queen memakai contact lens seperti kepunyaan Murni agar mereka lebih identik lagi.
Bahkan kulit mereka yang berbeda warna pun menjadi identik setelah Queen memakai body losion sedikit gelap dan Murni lebih cerah.
Beruntung, Queen yang berakal cerdas ia bisa menemukan perlengkapan penyamaran sebelum pagi menjelang.
Di bantu oleh beberapa petugas service area hotel ini Queen berbelanja online agar malam tadi keberadaannya tidak terdeteksi.
Joon melerai pelukan, ia tatap seksama wajah gadis cantik yang ia anggap sebagai Noona nya. "Sekarang kita pulang. Biar Joon yang bantu bilang sama Daddy supaya membatalkan perjodohan konyol ini." Ajaknya dan di jawab dengan anggukan kepala gadis itu.
Pelan-pelan Joon menuntun sang Noona keluar dari kamar hotel tersebut, membawa gadis itu pulang disertai dengan beberapa antek-antek Raka.
Sementara Queen mengembuskan napas lega saat Joon keluar membawa Murni. Ini hari pertamanya masuk ke posisi Murni.
Mulai hari ini Murni akan mendapatkan kenyamanan sebagai seorang putri sedang dirinya akan memberantas pembullyan yang Murni dapati.
Sejatinya, mereka sudah saling sepakat, Queen ingin berlari dari perjodohan sementara Murni lelah dengan kehidupan kalangan bawah yang serba di sepelekan.
...❇️❇️❇️❇️❇️...
Di luar Joon dan Murni menggunakan lift untuk sampai ke lantai lobby. Di depan bangunan sana mobil keluaran terbaru sudah menunggu Joon dan Queen.
"Silahkan Tuan muda dan Nona."
Joon mempersilahkan Murni masuk terlebih dahulu sebelum ia menyusul duduk di sisinya. Semua orang pun menyusul masuk ke dalam mobil masing-masing termasuk sang sopir.
Terdengar napas yang di hela berkali-kali oleh Murni yang gugup. Gadis itu tidak seberani Queen yang ekstrovert, gadis itu sangat cupu, penakut dan introvert.
"Kenapa aku mau bertukar identitas? Sungguh, aku takut ketahuan karena aku tidak pandai berakting seperti Queen." Murni mengeluarkan unek-unek dalam batinnya.
Setelah menitahkan pak sopir untuk jalan. Joon mengambil ponsel miliknya, kemudian mengudarakan panggilan telepon pada ayah angkatnya.
📞 "Joon." Suara bernada harapan terdengar dari seberang sana.
"Daddy tenang saja. Nuna sudah aman bersama Joon." Kata pemuda itu.
Sementara gadis di sisinya masih hanya diam saja. Genggaman tangan yang seharusnya menguatkan justru semakin membuat gadis itu gemetar.
Terang saja gemetar, Murni bahkan belum pernah berdekatan dengan seorang pemuda. Tapi saat ini, Joon yang ketampanannya paripurna menggenggam tangannya dengan hangat.
"Kayaknya Nuna tertekan deh, dia sakit, tubuhnya gemetar Daddy, mungkin saking takutnya di jodoh kan sama Om Om." Joon mengadu pada ayah angkatnya sembari memeriksa kondisi dahi sang kakak yang baik-baik saja.
"A-aku baik-baik saja." Kata yang terdengar aneh terucap dari mulut gadis itu. Joon tergelak renyah. Aku? Bukan kah Queen terbiasa dengan Gue? Betapa sopan sekali gadis itu.
"Lihatlah Daddy, saking terguncangnya, dia bahkan menyebut dirinya aku." Kelakar Joon kembali yang di jawab dengan suara gelak tawa dari seberang sana.
Sejak kapan Queen ketakutan, Queen yang pemberani apakah harus mengalami gemetar?
Ini seharusnya menjadi hal yang Joon curigai tapi sepertinya Joon tidak memiliki pandangan itu.
📞 "Sekarang bawa Nuna mu pulang. Sementara hibur dulu Nuna. Tapi ingat, Joon nggak boleh membantu Nuna menolak lamaran Dhyrga."
"Kalo itu Joon nggak janji." Joon menutup panggilan telepon setelah Raka mewanti-wanti. Sejatinya, bukan hanya Queen yang keberatan dengan perjodohan ini, tapi Joon juga.
Pemuda itu menoleh pada gadis di sisinya. Di lihat dari sudut apa pun sepertinya Queen sangat tertekan. "Kita sarapan dulu yah, Nuna belum sarapan kan?" Tawar nya.
Murni mengangguk. "I-iya."