Raja Devanda, dia anak yatim piatu yang dibesarkan oleh kakaknya sejak kecil.
Dia yang berstatus mahasiswa menjadi preman di kampus milik sang Ayah.
Namun siapa sangka, saat pertemuannya dengan mahasiswi baru yang bernama Eka Laila Naja, Raja tiba-tiba ingin berubah menjadi pria yang lebih baik.
Saat baru saja menjalin kasih dengan Laila, Raja dihajar habis-habisan oleh geng musuhnya yang membuat otaknya retak dan menjadi hilang akal sehatnya, sedangkan Ayah Laila yang berstatus sebagai Ustadz ternama, tak menyetujui hubungan keduanya. Kemudian Laila di jodohkan oleh sang Ayah dengan seorang pria yang menjadi pengajar di Pesantren.
Lalu bagaimana dengan cinta Laila dan Raja ?
Apakah Laila akan menerima perjodohan sang Ayah ?
Atau justru tetap menunggu Raja pulih dari sakit jiwa nya ?
Kita simak yuk ceritanya di karya Novel => Cinta Sejati
By : Miss Ra
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Tiga hari sudah setelah pertemuan Laila dengan Raja. Laila kini duduk termenung di atas kasurnya menatap ke arah luar dari jendela kamarnya. Angin yang meniup kencang membuat korden itu melambai-lambai terbawa angin.
Raja yang sedang berjuang melawan sakit mentalnya, merasakan kegelisahan didalam hatinya. Dia yang sudah setengah pulih terus memikirkan Laila. Dia merasa ingin secepatnya bertemu dengan kekasih hatinya itu.
Namun, Dirumah Laila semuanya sedang berkumpul dan sangat ramai, karena hari ini keluarga Abah Faris akan kedatangan keluarga Firhan untuk melamar nya.
"Assalamualaikum..." ucap salam seorang Pria paruh baya tiada lagi dia adalah Bapak dari Firhan.
"Waalaikumsalam... Mari-mari silahkan masuk. Mari semuanya silahkan duduk.." sambut Abah Faris dengan senyuman lebar merasa bahagia akhirnya anak perempuan bungsunya akan menikah besok pagi.
Sedangkan Kakak Laila yang bernama Naila, tak juga melihat Laila keluar dari kamarnya. Sejak dirinya dipaksa menikah dengan Firhan, dia selalu mengurung diri dikamar. Bahkan selera makannya pun tak ada.
Naila yang terus ditanya para tamu diluar tentang Laila pun akhirnya bangkit melangkah menghampiri Laila dikamarnya. Kamar yang tak dikunci membuat Naila bisa keluar masuk sesuai kepentingannya.
"Laila..."
Laila yang mendengar Naila memanggilnya dengan lembut, hanya menoleh sekilas dan kembali menatap diluar jendela. Tak ada senyuman lagi diwajahnya. Rasanya hidupnya saat ini sudah tak ada artinya bagi Laila jika tanpa Raja disampingnya.
Naila duduk ditepi kasur, dan mengusap punggung Laila dengan lembut. Naila yang menikah dengan suaminya karena cinta, melihat Laila merasa begitu kasihan karena takdirnya tak seperti dirinya.
"La.. Keluarga Firhan ingin bertemu denganmu." ucap Naila dengan penuh kelembutan.
"Untuk apa mereka ingin bertemu denganku ? Sudah ada Abah yang menemuinya." ketus Laila menjawab ucapan Naila tanpa menatapnya.
"Astagfirullah La, jangan begini. Kasihan Abah. Bisa malu nanti jika kau bersikap seperti ini." kata Naila berusaha memberi pengertian pada Laila.
"Udahlah Kak, aku kan nggak minta dinikahin sama dia. Abah yang minta ini semua kan ? Jadi biar Abah saja sana yang nemuin." balas Laila masih dengan nada ketusnya.
"Laila !! Apa maksud kamu ! Jangan bersikap kurang ajar sama Abah ! Dia orangtua mu Laila !" Naila yang mendengar jawaban Laila sedikit hilang kesabaran. "Dengar ! Kalau kamu tidak mau menemui keluarga calon suamimu, maka aku pastikan kau akan menyesal !"
Setelah mengucapkan itu Naila melangkah keluar kamar dengan perasaan emosinya. Laila memang sedikit keras kepala dibanding dengan Naila yang penurut. Jika melihat Laila seperti itu, sudah dipastikan Naila tidak suka.
"Kalian lah yang akan menyesal karena telah memaksaku untuk menikah dengan pria bodoh itu !" batin Laila dan tak kuasa menahan air matanya.
*
Sedangkan dirumah sakit jiwa, Raja masih saja gelisah. Entah perasaan apa yang dia rasakan. Dia modar mandir dikamarnya bahkan sesekali memakan kue yang Laila beri waktu itu.
"Lailaa..."
Hanya kata itu yang bisa Raja ucapkan jika mengingat Laila. Ingatannya masih saja tentang Laila. Bahkan kakak nya yang merawat dia sebagai keluarganya tidak dia ingat sama sekali.
Hanya perjalanan bersama Laila yang terus terngiang di pikirannya. Bahkan Raja juga sesekali mendengar suara Laila memanggil namanya namun tak melihat sosok Laila.
Hal itu membuat Raja tersiksa selama dua minggu ini. Raja juga sempat melihat bayangan Laila jika Suster datang memeriksanya. Bahkan Raja dengan segera memeluk Suster itu tak mau melepasnya karena bayangan Laila yang ada di dalam diri Suster.
*
Malam harinya, Raja yang sedang tidur pulas terbangun di jam empat pagi. Rumah sakit masih terasa sepi. Dia ingin sekali memaksa keluar, tapi dia tidak tahu bagaimana caranya.
Raja yang kepalanya sedikit sakit akhirnya mendobrak pintu agar semua Dokter yang menangani nya datang karena teriakannya. Ternyata semakin lama rasa sakit dikepalanya semakin nyeri.
"Buka pintunyaaa... Aku mau Lailaaa..."
Brak..Brak..Brakk..
Raja berteriak histeris memanggil nama Laila. Hal itu membuat Petugas dan yang lain bergegas menuju ruangan Raja. Dokter Arman yang sedang bertugas untuk operasi pasien yang lain tidak bisa di ganggu.
Sedangkan Dokter Robert sudah kembali ke Negaranya karena tugasnya sudah selesai hanya tinggal memulihkan kondisi Raja saja. Para Suster pria dan wanita berlarian menuju ruangan Raja.
Setelah pintu terbuka, Raja mendongak kan kepalanya menatap pintu bergegas berdiri dan menghajar para Suster pria lalu mendorongnya agar Suster wanita ikut terjatuh. Suster yang hanya ada tiga orang itu tak sanggup melawan Raja yang jago bela diri.
"Hey !! Tungguuu !! Kau tidak boleh keluaaar !"
Para Suster dan penjaga yang meringis kesakitan karena perut dan kepalanya di hajar oleh Raja berusaha mengejar Raja yang terus berlari menuju gerbang karena ingin melarikan diri mencari Laila.
Raja yang tadi sempat berteriak histeris seakan merasakan sakit adalah bagian dari rencananya agar bisa keluar dari rumah sakit. Hatinya merasa ingin bertemu dengan Laila hari ini juga.
Batin keduanya sudah menyatu, jika satu sama lain ada yang merasa gelisah pasti salah satunya juga akan merasakan kegelisahan itu. Raja lalu menaiki pagar dan turun dengan melompat.
Sedangkan petugas satpam penjaga gerbang masih tidur tak bisa menghalangi Raja. Seakan kepergiannya dipermudah oleh Tuhan untuk Raja agar bisa bertemu Laila. Dan para petugas masih terus berlarian mengejar Raja yang sudah melompati gerbang.
"Paaak ! Buka gerbang nyaaa ! Ada pasien kabuuur !"
Petugas yang sedang tidur terperanjat kaget karena mendengar teriakan yang memanggil nya dari luar pos satpam. Dia masih sedikit linglung lupa menaruh kuncinya dimana.
"Iyaa siaaap...!" sahut petugas Satpam yang menyahut teriakan dari luar dan langsung mencarinya. "Aduuuhh kuncinya dimana sih !" gerutu petugas satpam lagi.
Sedangkan para Suster dan petugas yang lain tak juga melihat satpam keluar membawa kunci pun kembali berteriak.
"Paakk...! Ayo cepat buka gerbangnyaaa !"
"Iya tunggu sebentar ! Saya lagi cari kuncinya !" teriak satpam itu terus mencari di laci, di gantungan dan ditempat yang lain juga tidak menemukan.
Akhirnya dia memutuskan untuk keluar dan memberitahu bahwa kuncinya telah hilang. Saat berada didepan petugas suster Pria, satpam itu lalu bicara.
"Maaf kuncinya hilang, sudah saya cari kemana-mana tidak ada.." sahut satpam itu dan berhasil mendapat tonyoran dari petugas yang lain.
"Ini apa ! Kunci dibawa sama kamu malah bilang hilang ! Lelet banget jadi orang !"
Ternyata kunci gerbang dia bawa mondar mandir di gantung di celananya, tanpa sadar dia melupakan itu. Itulah akibatnya jika bangun tidur sudah dibuat terkejut bukan main.
...----------------...
Lalu bagaimana dengan Raja ? Apa dia akan tertangkap dan dikembalikan kerumah sakit ? Atau terbebas dan bisa bertemu dengan Laila dipernikahannya ?
Kita akan melihatnya besok. Ditunggu Up selanjutnya yaa..
See You..
...----------------...
Bersambung...