Diki Arya Wijaya harus menelan pil pahit saat matanya melihat istrinya masuk ke dalam kamar hotel bersama laki laki lain yang ia tak kenal, dan betapa terkejutnya dia saat mengetahui apa yang di lakukan istrinya dengan laki laki itu di dalam sana membuat ia ingin membunuh keduanya saat itu juga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jero rina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
"Kalo itu sudah menjadi keputusan kamu, kami terima, papa dan mama tidak akan marah atau pun kecewa karna kamu tidak bisa mempertahankan pernikahan kamu, karna papa pun tidak akan membiarkan perempuan yang sudah menginjak harga diri anak papa menjadi menantu keluarga ini lagi." ucap papa Juna tegas.
"Iya dan mama sangat mendukung kamu menceraikannya, bahkan jika kamu tidak ingin menceraikannya mama sendiri yang akan mengurus perceraian kalian karna mama tidak ingin punya menantu ****** seperti dia." ucap mama Nadin marah.
"Bagus... Gue dukung keputusan Lo. dan oh ya ada bukti juga agar mempermudah perceraian Lo dari penyelidikan Rey dan Tomi karna mungkin hakim akan meragukan anak yang dia kandung itu anak selingkuhannya sedangkan Lo suaminya maka dari itu bukti yang akan di kasih Rey bisa sangat mempermulus jalan Lo." ucap Dika menimpali.
"Bukti apa nak?" tanya mama Nadin.
"Bukti tentang mengapa ia belum bisa hamil selama ini dan apa motifnya." jawab Dika yang membuat Diki kaget.
"Maksud Lo kak dia sengaja gak mau hamil anak gue?" tanya Diki memastikan.
"Bisa jadi." jawab Dika ambigu.
Tak berapa lama datang lah Rey dan Tomi ke rumah utama karna permintaan Dika tadi saat makan malam tadi lebih tepatnya setelah mendengar Diki meminta berkumpul di ruang keluarga tanpa anak anaknya boleh ikut dan ia yakin Diki akan menyampaikan keinginannya untuk pisah kena Dika sudah tau apa yang Diki dengan waktu di restoran waktu itu lewat anak buahnya yang ia suruh mengawasi Clarisa dimana pun.
"Malam mah pah." sapa Rey dan Tomi berbarengan pada mama dan papa Juna yang sudah di anggap sebagai orang tuanya sendiri.
"Malam sayang, sudah pada makan malam belum? kalo belum biar mama siapkan dulu." tanya mama Nadin yang memperlakukan Rey dan Tomi sama seperti anaknya sendiri.
"Sudah mah, kami sudah makan tadi sebelum kesini." sahut Rey dan benarkan Tomi.
"Duduk Rey Tom." pinta papa Juna pada keduanya. Dan keduanya pun duduk di hadapan papa Juna yang di duduki Dika dan Kiara.
"Bukti apa yang Lo bawa dari penyidikan lo kak?" tanya penasaran.
"Sabar brow..." ucap Rey santai dan meminum minuman Diki tanpa peduli tatapan Diki yang kesal karna minumannya di minum Rey tanpa permisi.
"Minuman gue itu." pekik Diki kesal.
"Minta dikit pelit amat Lo! lagian juga udah dapat Lo minum kan." jawab Rey cuek.
"Belum dapat gue minum Bambang...!" kesal Diki dan melempar bantal sofa ke arah Rey.
"Oh belum dapat di minum ya? yah kasihan padahal ini teh enak banget Lo, pasti buatan Kiara kan?" ucap Rey sengaja memanas manasi Diki agar tidak tegang dan sedikit mengalihkan perhatiannya karna bukti yang ia dapatkan cukup membuat Diki syok berat tentang Clarisa yang sengaja tidak mau hamil anak Diki dan juga bukti bukti yang lainnya yang pastinya bukan cuma Diki yang akan syok dan marah.
"Sudah sudah, mba buatkan lagi ya yang baru, gak usah di rebutin lagi teh itu." ucap Kiara menenangkan Diki.
"Kamu memang yang terbaik Kiara, dan sekalian buatkan juga aku lagi kurang kalo cuma satu cangkir." ucap Rey tanpa sungkan.
"Iya kak Rey, Tomi juga mau dua gelas kan siapa tau kurang satu gelas kaya kak rey?" tanya Kiara pada Tomi.
"Kalo saya cukup satu gelas saja mba, saya gak begitu haus kok mba." jawab Tomi dan setelah itu Kiara pun pergi ke dapur untum membuatkan minuman buat ketiga laki laki itu.
.
.
Bersambung....
Mak othor tunggu ya kunjungan nya..