NovelToon NovelToon
Pernikahan Tak Terduga

Pernikahan Tak Terduga

Status: tamat
Genre:Tamat / Aliansi Pernikahan / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa
Popularitas:28.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Desy Puspita

Niat hati memberikan pertolongan, Sean Andreatama justru terjebak dalam fitnah yang membuatnya terpaksa menikahi seorang wanita yang sama sekali tidak dia sentuh.

Zalina Dhiyaulhaq, seorang putri pemilik pesantren di kota Bandung terpaksa menelan pahit kala takdir justru mempertemukannya dengan Sean, pria yang membuat Zalina dianggap hina.

Mampukah mereka menjalaninya? Mantan pendosa dengan masa lalu berlumur darah dan minim Agama harus menjadi imam untuk seorang wanita lemah lembut yang menganggap dunia sebagai fatamorgana.

"Jangan berharap lebih ... aku bahkan tidak hapal niat wudhu, bagaimana bisa menjadi imam untukmu." - Sean Andreatama

ig : desh_puspita27

---

Plagiat dan pencotek jauh-jauh!! Ingat Azab, terutama penulis gamau mikir dan kreator YouTube yang gamodal (Maling naskah, dikasih suara lalu up seolah ini karyanya)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 21 - Pesona Sean

Pertikaian antara Sean dan Abrizam sampai juga ke telinga kiyai Husain. Selepas Isya, keduanya dipertemukan untuk menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya. Tidak hanya berdua, tapi di sana juga lengkap ke-empat anak kiyai Husain serta menantunya.

Sean tidak pernah begini, sekalipun dahulu dia bertengkar bersama Zean biasanya Mikhail hanya menatap tajam dan mereka akan damai kembali. Kini, Sean dipertemukan dengan keluarga yang seserius itu menghadapi masalah.

"Sudah Abi katakan ... Abrizam terutama, bisakah bersikap dewasa? Kau harusnya menjadi kacamata untuk adik iparmu, bukan sebaliknya."

Sejak tadi Sean begitu santai lantaran percaya di mata siapapun Abrizam yang salah. Tidak sia-sia dia mengalah hingga menyisakan sakit di tubuhnya. Sementara Abrizam justru sebaliknya, susah payah dia menjelaskan bahwa memang Sean yang cari perkara dan memancing emosi, tapi sama sekali tidak ada yang percaya.

"Abi!! Memang dia yang sal_"

"Abrizam jaga bicaramu!! Pantas kau membentak Abi begitu?"

Agam yang sejak tadi diam memerhatikan mereka kini angkat bicara. Suasana kembali menjadi tegang kala wakil kiyai Husain itu sudah bicara. Tanpa mereka ketahui jika Sean berseru yes melihat kekacauan ini. Entah berdosa atau tidak, yang jelas Sean suka menabur benih keributan.

"Sekali lagi Abi tegaskan, kalian sudah sama-sama dewasa. Jadi berhenti bersikap seperti anak kecil, paham?"

"Paham, Abi."

Sean menjawab dengan suara lembut seraya menunduk di hadapan mertuanya. Sikap manisnya memang menyejukkan mata, Abrizam semakin muak dan merasa Sean tengah merebut hati orang tuanya.

Hal itu semakin jelas kala Sean menarik sudut bibirnya tipis kemudian menatap ke arah Abrizam. Tatapan penuh ejekan yang membuat Abrizam kembali naik darah, lebih menyebalkan lagi Sean sengaja menjulurkan lidah hingga membuatnya hendak mendaratkan pukulan di wajah Sean.

"Astaghfirullah, Abrizam!!

Hanya Abrizam yang melihat kelakuan Sean. Jelas saja perbuatannya semakin salah di mata kiyai Husain. Dada pria itu naik turun, napasnya bahkan terasa panas dan saat ini tengah merasa benar-benar dipermainkan Sean.

"Dia mengejekku, Abi!!"

"Sudah Abi katakan jangan seperti anak kecil!! Tingkahmu tidak lebih dewasa dari anak TK!! Paham?"

Penderitaan Abrizam adalah pencapaian Sean. Dia bersikap sedatar mungkin dan berhasil membuat semua yang ada di sana tertipu, padahal memang nyata malam ini dia yang cari perkara.

Agam tidak ingin keduanya semakin memanas, hingga dia berpikir lebih baik bubar saja. Namun, bukan berarti mereka benar-benar pulang karena memang masih banyak yang perlu Agam bahas bersama kiyai Husain terkait pesantren, sudah tentu Abrizam juga harus tetap ada di sana.

"Zalina ... ayo ke kamar, Mas ngantuk."

Sean yang merasa dirinya memang tidak berguna sekalipun ikut bergabung di ruang tamu kini mengikuti istrinya ke dapur. Malam belum terlalu larut, belum waktunya untuk tidur, tapi Sean gusar sendiri.

Sejak tadi dia sudah menyibukkan diri bersama Bayu dan juga anaknya. Sayangnya, hal itu hanya bertahan beberapa saat, karena setelah itu Bayu harus menidurkan buah hatinya di kamar.

"Sebentar ya, Mas. Aku siapin air hangat dulu."

"Buat apa? Aku tidak mau minum kopi malam ini," ucap Sean sengaja menguap lebar-lebar di hadapan sang istri.

"Buat umi, perutnya sakit."

"Oh, kirain."

Hanya ada mereka berdua di dapur, untuk itu Sean bahkan berani memeluk Zalina tanpa permisi. Tindakannya jelas membuat sang istri bingung sendiri, dia terkejut dan khawatir tertangkap basah oleh saudaranya yang lain.

"Mas ...."

"Apa?"

Sean mengerti istrinya risih, tapi tetap saja dia meneruskan keinginannya. Zalina belum terbiasa, apalagi Sean melakukan ini baru pertama kali. Kemarin-kemarin dia tidak berani memeluk Zalina tiba-tiba.

"Kita hanya berdua, apa salahnya."

Ya memang, tapi tempatnya tidak memungkinkan untuk melakukan hal semanis ini. Sesaat Zalina berpikir, apa mungkin ini yang Sean katakan bisa bebas hendak dimana saja andai nanti punya rumah sendiri? Entahlah, kemungkinan besar memang ini.

"Na ... biskuit yang kemarin mana?"

Suara itu spontan membuat Sean melepaskan pelukannya. Pria itu berdecak sebal seraya menoleh ke belakang, sungguh wajahnya tampak kusut seketika.

"Biskuit? Yang mana, Mba?"

"Yang kecil-kecil itu loh, masih ada, 'kan?"

"Bentar ya, sepertinya di lemari belakang masih ada."

Sean memutar bola matanya malas, memang dasar kakak ipar merepotkan. Datang-datang menghancurkan momen dan kini justru membuat istrinya harus mencari apa yang dia mau.

Anehnya, wanita itu tidak mengikuti kemana Zalina pergi melainkan menghampiri kompor dan tentu membuatnya berdekatan dengan Sean. Sesekali dia mencuri pandang adik iparnya, sejak kemarin Ayunda tidak puas melihat wajah pengganti Irham, kini dia bisa menatap dengan jelas betapa tampannya Sean.

"Malah lebih tampan ternyata."

Sadar jika dirinya diperhatikan, Sean cepat-cepat menjauh dari sana dan memilih menunggu Zalina di kamar. Naluri Sean sebagai laki-laki tidak pernah salah, Sean bahkan lebih mudah membaca tatapan wanita dibandingkan buku pelajaran.

"Dasar gila, suami istri sama iyanya."

.

.

- To Be Continue -

1
Divani Ani
Luar biasa
Nursani
/Rose//Rose//Rose/
Yus Warkop
🤣🤣🤣🤣🤣 aku ingin baca cerita zavia sama aga lupa judul nya mbak des bolehkan baca ulang , yg mak ppanya juga mau kubaca ulang masih penasaran ketika ppa mikali ditodong sama kak evan 🤣🤣🤣
Yus Warkop
😅😅😅😅😅😅
Yus Warkop
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Yus Warkop
😂😂😂😂😂😂
Yus Warkop
wah seruuuu kalo ngumpul sama adik"nya sean apalagi kkaknya diajdk juga 🤣🤣
Yus Warkop
🤪
Yus Warkop
dasar sinting
Yus Warkop
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Yus Warkop
cinta pertama sean
Yus Warkop
waalaikum sallam 2 blan lagi puasa , inget waktu baca pertama selalu baca abis pulang sholat taraweh
Yus Warkop: iya kan sekarang sean udah punya mantu dan cucu dari khuzalifah🤭
Desy Puspita: Udah lama banget ya🥺🥺❣️
total 2 replies
Yus Warkop
tahunya kesianhan gak sempet saut 🤣🤣🤣
Yus Warkop
duh ppa ganggu dja🤣🤣🤣🤣
Yus Warkop
🤣🤣🤣🤣🤣
Yus Warkop
🤣🤣🤣🤣🤣🤣kasian juga sean
Hope
tenang aja umi menantu mu Sean tu kaya raya jd ga usah khawatir beli pabrik yg memproduksi panci aja bisa tinggal ngomong ja/Chuckle/
Anugrah Sanjaya
Luar biasa
Hope
what bakul tahu /Shy/ sekalian aja bakul tempe kn saudaranya /Grin/
Nana Colen
bagus saling terus seperti itu hahahaha tahu rasa kamu sean
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!