Ayumi adalah gadis yatim piatu blasteran Jepang-Indonesia. Ayumi memiliki dua kakak laki-laki yang tidak beruntung dalam membangun mahligai rumah tangga. Kakaknya yang pertama bernama Tommy harus menjadi duda keren kehilangan istrinya yang seorang pramugari bernama Dena karena kecelakaan pesawat. Dari pernikahan mereka berdua, dikarunai anak perempuan bernama Hana. Sedangkan kakaknya yang nomor dua bernama Kenzi bercerai dengan istrinya karena kepergok selingkuh dengan rekan kerjanya.
Ayumi yang sejak usia 15 tahun tinggal bersama kedua kakaknya setelah orang tuanya meninggal karena covid berusaha mencarikan jodoh untuk kedua kakaknya. Agar dirinya bisa hidup bebas tanpa harus mengurus rumah tangga dan keponakannya yang masih berumur 4 tahun.
Disini lah cerita dimulai. Suka duka Ayumi mencarikan jodoh untuk kedua kakaknya mengalami banyak sekali rintangan. Bagaimana kisahnya yuk silahkan diikuti ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewica Dewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 Mantan Istri Kenzi Muncul Lagi
"Halo Kenzi..."
Kenzi yang baru saja berlatih futsal hanya tersenyum sinis melihat perempuan dengan memakai pakaian sexy menyapanya.
"Ada apa kamu datang menemui aku lagi Vin? Suamimu gak bisa menuhi kebutuhanmu? " sindir Kenzi sambil mengambil handuk didalam tas kecilnya yang digeletakan di atas kursi.
Teman-teman Kenzi yang melihat kedatangan mantan istri Kenzi hanya memperhatikan dari jarak jauh.
Sudah beberapa hari ini Vina mantan istri Kenzi mencarinya hingga datang kelapangan futsal yang menjadi tempat berlatih Kenzi dan teman-temannya.
Vina hanya tersenyum tipis, lalu melepas kacamata yang berkaca agak coklat dan duduk di kursi seraya memamerkan belahan dadanya kepada Kenzi.
Kenzi mengalihkan perhatiannya dan sibuk meminum air dari tumbler yang dia bawa dari rumah.
"Aku sudah berpisah dengan suamiku." tukas Vina.
"Trus gue harus bilang wow gitu ?! " sarkas Kenzi yang tidak tertarik dengan berita yang disampaikan Vina.
Vina tertegun lalu tersenyum kepada Kenzi. Memang apa yang dia harapkan respon dari Kenzi...prihatin...
Kenzi sudah mati rasa dengan Vina, dia sudah tidak perduli dengan kehidupan Vina.
"Aku tahu kamu masih sakit hati. Aku datang untuk minta maaf. " ujar Vina.
"Aku sudah memaafkan. Ada lagi yang perlu kamu sampaikan? " tanya Kenzi.
"Aku...?! "
"Oke, tidak ada, kamu boleh pergi dari sini." usir Kenzi yang tidak tertarik berbincang ria dengan Vina.
Kenzi kembali bergabung dengan teman-temannya dan hendak melanjutkan permainan futsalnya.
Vina kesal dan hanya menghentakkan kakinya karena kehadirannya tidak diinginkan oleh Kenzi.
"Mau apa dia bro? " tanya Sean sahabat Kenzi.
Kenzi mengedikkan bahunya, dia sudah tidak berhasrat untuk mengetahui keadaan Vina.
Mereka kemudian lanjut lagi bermain futsal bersama teman-temannya. Dan Vina memutuskan pergi meninggalkan lapangan futsal.
Dia ingin kembali dengan Kenzi, tapi tak semudah itu ferguso...
Kenzi masih ingat bagaimana Vina mendesah ketika indehoi dengan selingkuhannya diatas ranjang mereka berdua ketika dia sengaja pulang kerumah cepat karena ingin memberi kejutan kepada Vina.
Dengan mata kepalanya sendiri, Vina bercumbu mesra dengan selingkuhannya yang bernama Nathan. Emosi Kenzi tersulut lalu menghajar pria yang akhirnya mau menikahi Vina, dan sekarang berakhir dengan perceraian.
Kenzi sempat merasakan dibui beberapa hari di penjara karena istri sah pria selingkuhannya melaporkan dirinya ke polisi.
Untung om Burhan membantu Kenzi mengirimkan pengacaranya untuk membebaskan Kenzi. Dan berbalik melaporkan Nathan serta Vina atas tuduhan perzinahan.
Mungkin Vina amnesia menganggap perselingkuhannya bukan kesalahan yang fatal. Hingga dia berani menampakkan hidungnya dan ingin masuk kedalam kehidupan Kenzi lagi setelah sekian purnama mereka tidak pernah lagi berkomunikasi.
"Untung kamu gak ada anak dengan Vina. Jadi kalian berpisah gak perlu lagi berhubungan dengan dia." tukas Sean kepada Kenzi setelah pertandingan futsal berakhir.
Kenzi meneguk air minumnya dan membuat beberapa kaum hawa yang berada di sana klepek-klepek serasa melihat bintang iklan minuman kratingdaeng.
Sexy euy...
"Alhamdulillah." jawab Kenzi singkat.
"Kenapa dia muncul lagi? " sahut Andre.
"Minta maaf katanya. " jawab Kenzi singkat.
"Minta maaf...?! Geser kali otaknya dia, kejadian sudah bertahun-tahun baru sekarang minta maaf. " timpal Leon.
Kenzi diam saja tidak menimpali perkataan para sahabatnya.
"Aku pulang dulu. " tukas Kenzi sambil membereskan barangnya.
"Yo bro, gimana tawaranku, kamu mau gak? " tanya Leon.
"Soal?! " sahut Kenzi.
"Sepupuku, kamu mau gak aku kenalin sepupuku, janda anak satu, butuh pendamping hidup." jawab Leon.
Kenzi hanya tertawa kecil dan menggelengkan kepalanya.
"Gak dulu bro. Aku masih nyaman hidup sendiri. " tolak Kenzi yang sudah beranjak dari duduknya.
"Sampai kapan bro ? Kamu apa gak pingin punya anak seperti kita? " seru Leon.
Kenzi hanya melambaikan tangannya saja dan pergi meninggalkan teman-temannya menuju parkiran mobil.
Semua geleng-geleng kepala melihat perilaku Kenzi.
"Trauma betul dia sama perempuan. " tukas Sean.
"Jangan-jangan dia udah gak nafsu sama perempuan, ganti haluan. " sahut Andre.
"Lambe..." Sean mengumpat perkataan Andre dan melempar handuk kecilnya ke muka Andre yang terkekeh.
Kenzi berjalan menuju mobilnya dan hendak masuk kedalam mobilnya. Tiba-tiba Vina menyentuh pundak Kenzi.
Spontan Kenzi menoleh dan melihat Vina berdiri dihadapannya.
"Mau kamu apa sih Vin? Aku sudah memaafkan kamu kan? " ujar Kenzi kesal.
"Aku belum selesai berbicara sayang." tukasnya sambil mendekatkan dirinya lagi hingga jarak dirinya dan Kenzi hanya beberapa senti.
"Sayang?! Kamu amnesia, apa kamu perlu periksa ke dokter untuk mengingatkan bahwa kita sudah bercerai? " sarkas Kenzi.
"Dengerin aku dulu Kenzi, aku akui aku salah berselingkuh darimu, aku mengkhianatimu dan aku minta maaf. Aku sekarang sadar bahwa kamu lah orang yang sangat berarti dalam kehidupanku." tukas Vina.
Kenzi hanya mendengus kesal mendengar perkataan Shella lalu tertawa.
"Vina...Vina..." Kenzi sampai mengelus tengkuknya bingung mau jelasin apa lagi sama mantan istrinya.
Sikap Kenzi membuat Vina makin bergairah, dimata Vina, Kenzi tidak berubah, masih terlihat sexy.
"Kamu gak ingat bagaimana panasnya kita di ranjang? Pintu rumahku terbuka untuk kamu. " bisik Vina nakal.
"Sinting!" ujar Kenzi sambil mendorong tubuh Vina untuk menjauhi dirinya.
Dia langsung masuk kedalam mobilnya dan tidak memperdulikan Vina memanggilnya.
Kenzi menghidupkan mesin mobilnya dan pergi meninggalkan tempat futsal untuk pulang kerumah.
"Mama..." panggil seorang anak laki-laki berusia sekitar 4 tahun berlari mendekati Vina yang diikuti oleh seorang baby sitter.
"Iya sayang...sudah beli es krimnya? " Vina menoleh ke arah putranya bernama Kevin.
"Sudah mama, siapa yang mama panggil tadi? " tanya Kevin.
"Papa kamu." ingin rasanya Vina bilang begitu kepada putranya bahwa Kenzi adalah ayah kandungnya.
Tapi kata-kata itu hanya tercekat di tenggorokannya. Kevin tidak tahu bahwa ayah kandungnya adalah Kenzi, selama ini dia tahunya ayah kandungnya adalah Nathan. Karena Vina melakukan hubungan intim dengan Nathan dia sudah berbadan dua.
Karena Nathan tahu bahwa Kevin bukan anak kandungnya, dia menceraikan Vina. Dan Vina saat ini sangat membutuhkan Kenzi.
"Teman mama. Nanti kita main kerumahnya ya." tukas Vina sambil mengelus kepala putranya.
Kevin hanya tersenyum, lalu mereka bertiga berjalan menuju mobil dan hendak meninggalkan area lapangan futsal.
Sean, Andre dan Leon yang hendak pulang melihat kearah Vina dan Kevin.
"Anak kecil itu mirip sekali dengan Kenzi? Aku gak salah lihat kan? " ujar Sean kepada kedua temannya.
"Iya aku juga melihatnya. Mirip sekali wajahnya dengan Kenzi." sahut Leon yang masih belum bisa mengedipkan matanya hingga mobil Vina menjauh dari area futsal.
"Kalian memikirkan apa yang aku pikir? " tanya Andre.
Sean dan Leon mengalihkan antesinya kepada Andre. Mereka bertiga memiliki pemikiran yang sama.
"Jangan-jangan, Vina datang untuk memberi tahu Kenzi bahwa itu anaknya? " ujar Leon.
"Bisa jadi! " sahut Andre.
Lalu Andre dan Leon berbalik menatap wajah Sean.
"Apa?! " Sean paling malas jika kedua sahabatnya menatapnya dengan tatapan yang seolah-olah menyuruh dirinya mencari info.
"Kamu gak ingin cari informasi tentang bocah laki itu. Sebelum Kenzi tahu terlebih dahulu." tukas Andre.
Sekedar info, Vina yang influencer terkenal ada hubungan sodara dengan istri Sean walaupun berasal dari keluarga jauh. Nenek Vina adalah adik dari kakek istri Sean.
Istri Sean pun tidak akrab dengan Vina, hanya sekedar say hi saja jika mereka bertemu jika ada acara keluarga besar. Bahkan istri Sean gak pernah sekalipun kepo mencari info tentang kehidupan Vina setelah bercerai dengan Kenzi.
"Hhhh...istriku paling anti cari informasi tentang sodara jauhnya." tukas Sean.
"Ya masa dia gak tahu kalo Vina punya anak? " tanya Leon.
"Pasti tahu, tapi kita sama sekali gak pernah bertemu dengan Vina, bahkan waktu melahirkan pun, kita gak menjenguknya, karena melahirkan di Singapura." jawab Sean.
"Cari info Sean, siapa tahu anak kecil itu anak kandungnya Kenzi." tukas Andre.
"Sementara kita diam saja, gak perlu info ke Kenzi bahwa kita melihat anak Vina." ujar Leon.
Mereka bertiga menganggukkan kepalanya dan membubarkan diri pulang kerumah masing-masing.
Kenzi menyetir mobil dengan mood yang buruk. Dia tidak menyangka akan bertemu dengan Vina lagi.
"Sialan kamu Vina, kenapa muncul lagi? Kurang puas ganggu hidupku. " ucap Kenzi sambil tangannya memukul setir mobilnya.
"Cafe Jingga. "
Kenzi membaca papan nama cafe yang terpampang disebelah kiri, lalu dia memilih untuk mampir di cafe tersebut membeli kopi.
Kenzi memarkir mobilnya dan turun dari mobil lalu masuk kedalam cafe.
"Rame juga?! " gumamnya lalu ikut mengantri.
Ketika dia mengantri kedua netranya mengedar melihat sekeliling cafe dan matanya tertuju kepada seorang wanita berambut panjang yang dikuncir ekor kuda duduk dipojokan sambil sibuk dengan tabletnya.
"Seperti pernah lihat dia? Dimana ya? " gumam Kenzi dalam hati.
"Sore kak, mau pesan apa? " tiba giliran Kenzi memesan kopi dan disapa oleh mbak kasir.
White coffee aja satu, bungkus ya." ucap Kenzi lalu melihat kembali ke arah wanita tersebut.
"Baik kak, harganya 7 ribu." tukasnya.
Kenzi mengeluarkan uang 10 ribu dan memberikan kepada kasir.
"Ini kak kembaliannya, mohon ditunggu. Terima kasih sudah berkunjung di cafe Jingga." tukas mbak kasir dengan ramah dan sambil memberikan kembalian kepada Kenzi.
"Sama-sama." jawab Kenzi lalu dia bergeser ke kiri untuk mengambil white coffee nya.
Tak berapa lama, white coffee pesanannya selesai dan dia mengambil cup gelasnya dan hendak pulang kerumah.
Tapi dia urungkan dan kembali lagi masuk kedalam cafe dan menghampiri wanita tersebut.
"Maaf mengganggu sebentar. " ujar Kenzi yang membuat Rania mendongakkan kepalanya.
Rania berasa kejatuhan buah semangka yang manis rasanya, melihat pria tampan berdiri didepannya...wait...
"Ini kan...?! "
"Kita pernah ketemu sepertinya? " tukas Kenzi tersenyum.
"Heh...eh iya...bentar ketemu dimana ya? " Rania mendadak blank otaknya, dia ingat pernah bertemu Kenzi tapi lupa dimana.
"Kamu yang ban motornya bocor itu kan? " ucap Kenzi lalu tanpa disuruh duduk didepan Rania.
Jantung Rania berdegup kencang...
"Busyet ini cowok biarpun kondisi kusut masih tetap terlihat ganteng euy. " Rania nge bathin.
"Iya betul. " jawab Rania baru dia ingat.
Jodoh kah ini...
"Gak nyangka ketemu kamu kembali disini? " tukas Kenzi tersenyum.
Melelehlah hati Rania, ya Allah nikmat Tuhan manakah yang kamu dustai...
"Iya gak nyangka...mas nya ngapain ke sini? " tanya Rania yang basa basi receh. Padahal dia tahu Kenzi membawa cup berisi kopi. Jelas pesan kopi lah disini masa pesan es teler.
"Ehm pastinya beli kopi. Kamu sendiri disini? " tanya Kenzi.
"Iya sendiri. Lagi pingin keluar aja jajan kopi dan camilan di cafe." jawab Rania yang berhasil menguasai diri bisa menjawab pertanyaan Kenzi dengan lempeng kayak jalan tol.
Kenzi membulatkan mulutnya membentuk huruf O.
"Gimana ban motornya? Sehat? " tanya Kenzi yang pertanyaannya pun diluar nulur.
Rania tertawa kecil memperlihatkan deretan giginya yang putih. Dan Kenzi pun senang memperhatikan wajah Rania yang cantik.
"Sehat mas, ganti ban dalam sekalian. Ternyata sudah banyak tambalan jadi ganti baru." jawab Rania.
"Oya kita belum kenalan. Nama saya Kenzi. "
"Rania panggil saja Nia."
Mereka berdua tersenyum dan mikir mau ngobrol apa lagi.
"Mas..."
"Nia..."
Tak sengaja mereka bersamaan mengucapkan satu kata.
"Kamu dulu deh. "
"Mas aja dulu. "
"Kamu dulu aja. "
Kenzi memaksa untuk Rania berbicara terlebih dahulu.
"Baiklah... " Rania mengalah.
"Mau ngomong apa? " tanya Kenzi.
"Mas Kenzi saya ucapkan terima kasih udah bantu saya kemarin." tukas Rania.
"Ooo...kamu kan sudah ngucapin terima kasih. Gak perlu lagi ngucapin. " jawab Kenzi tersenyum.
"Ya gak pa pa kan ngucapin lagi. Saya juga gak enak, mas Kenzi bayarin sopir pick up dan tukang tambal bannya. Saya ganti ya mas? " tukas Rania sambil mengambil dompetnya dari tasnya.
"Gak perlu Nia, aku ikhlas bantu kamu, lagipula aku sudah bikin baju kamu kecipratan genangan air hujan. " tukas Kenzi tersenyum kembali.
"Ya gak sebanding sama uang yang dikeluarin mas buat sewa pick up dan bayar tukang tambal ban." ujar Rania yang gak enak hati sama Kenzi.
"Kamu gantinya kasih nomor ponselmu aja lah. Gimana?" tanya Kenzi.
"Buat apa mas? " tanya Rania mendadak lemot lagi otaknya.
"Buat pesan kopi...?! ya buat ajak kamu ketemuan lagi kapan-kapan. Boleh kan? " ujar Kenzi.
Rania tertawa lalu mengiyakan permintaan Kenzi.
"Boleh mas." jawab Rania.
"Gak ada yang marah kan kalo aku ajak kamu ketemuan lagi? " tanya Kenzi.
Rania menggelengkan kepalanya dan tersenyum.
"Oke mana nomor ponselmu? " tanya Kenzi.
Rania menyebut nomor ponselnya dan mereka saling bertukar nomor ponsel.
"Baiklah Nia, kapan-kapan kita bertemu lagi. Saya mau pulang dulu. Thanks ya. " ucap Kenzi tersenyum.
"Sama-sama mas. " jawab Rania yang berusaha senyum dengan tenang padahal hatinya bersorak-sorak kegirangan.
Setelah kepergian Kenzi dari cafe Jingga dan Rania masih memperhatikan Kenzi hingga masuk mobil dan meninggalkan area parkir.
Rania langsung bernafas lega dan tangannya gemetaran.
Dia menangkup kan kedua tangannya di pipinya.
"Dingin tanganku... "
Rania tidak sedang mimpi, dia diajak berkenalan dengan laki-laki yang menolongnya walaupun harus pake insiden kecipratan genangan air hujan.
"Andieeennn...bestiemu ketemu lagi sama cowok idamannya." Pekik Rania dalam hati.
Lalu dia tidak sabar menghubungi bestienya bahwa dia kejatuhan buah semangka alias rejeki.