NovelToon NovelToon
Jejak Tanpa Nama

Jejak Tanpa Nama

Status: sedang berlangsung
Genre:Mata-mata/Agen / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:227
Nilai: 5
Nama Author: Dyy93

Jejak Tanpa Nama mengisahkan perjalanan Arga, seorang detektif muda yang berpengalaman dalam menyelesaikan berbagai kasus kriminal, namun selalu merasa ada sesuatu yang hilang dalam hidupnya. Suatu malam, ia dipanggil untuk menyelidiki sebuah pembunuhan misterius di sebuah apartemen terpencil. Korban tidak memiliki identitas, dan satu-satunya petunjuk yang ditemukan adalah sebuah catatan yang berbunyi, "Jika kamu ingin tahu siapa yang membunuhku, ikuti jejak tanpa nama."

Petunjuk pertama ini membawa Arga pada serangkaian kejadian yang semakin aneh dan membingungkan. Saat ia menggali lebih dalam, ia menemukan sebuah foto yang tampaknya biasa, namun menyembunyikan banyak rahasia. Foto itu menunjukkan sebuah keluarga dengan salah satu wajah yang sengaja dihapus. Semakin Arga menyelidiki, semakin ia merasa bahwa kasus ini lebih dari sekadar pembunuhan biasa. Ada kekuatan besar yang bekerja di balik layar, menghalangi setiap langkahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dyy93, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masuk ke Sarang Serigala

Pintu logam itu berderit perlahan saat Arga mendorongnya, mengungkapkan sebuah lorong gelap yang tampak seperti bagian dari bunker tua. Aroma besi karat bercampur lembap memenuhi udara, dan hanya cahaya redup dari lampu darurat di dinding yang menerangi jalur sempit itu.

“Ini terlihat seperti lorong pemeliharaan,” bisik Alya, memeriksa dinding di sekitarnya. “Mungkin jalur ini digunakan untuk transportasi barang di masa lalu.”

Lina memeriksa peta digitalnya. “Benar. Menurut data yang aku dapatkan, lorong ini mengarah langsung ke sektor teknis markas Helios. Tapi kita harus berhati-hati, ada beberapa sensor keamanan di sepanjang jalan.”

Arga mengangguk. “Kita bergerak pelan dan pastikan tidak ada yang tertinggal. Ini mungkin satu-satunya kesempatan kita.”

---

Lorong itu membawa mereka semakin dalam ke dalam tanah, suhunya semakin dingin, dan suasananya semakin mencekam. Lina, yang berada di depan, berhenti tiba-tiba.

“Ada kamera di atas,” katanya, menunjuk ke sudut langit-langit.

Arga memeriksa kamera itu. “Bisa kau nonaktifkan?”

Lina mengangguk dan segera mengeluarkan perangkat hacking portabelnya. Dengan beberapa ketukan pada layar, kamera itu mati. Namun, raut wajahnya menunjukkan sesuatu yang mengkhawatirkan.

“Ini bukan kamera biasa,” katanya. “Sistem ini terhubung langsung dengan pusat keamanan markas. Jika kita mematikan terlalu banyak kamera, mereka akan menyadari ada sesuatu yang salah.”

“Berarti kita harus lebih cepat,” kata Damar. “Kita tidak punya waktu untuk bermain aman.”

---

Setelah berjalan beberapa ratus meter lagi, mereka tiba di sebuah ruang besar yang tampaknya digunakan untuk penyimpanan alat berat. Dindingnya dipenuhi dengan rak-rak logam yang penuh dengan peralatan, sementara di tengah ruangan terdapat sebuah panel kontrol besar.

“Ini dia,” kata Lina sambil menunjuk ke panel itu. “Kalau kita bisa mengakses panel ini, kita bisa menemukan lokasi pusat kontrol utama mereka.”

Alya dan Damar berjaga di pintu masuk ruangan, sementara Lina mulai bekerja dengan panel tersebut. Arga berdiri di sampingnya, mengawasi prosesnya dengan hati-hati.

Namun, belum lama Lina mulai bekerja, suara langkah kaki terdengar dari lorong. Alya segera memberi isyarat kepada yang lain.

“Mereka datang,” bisik Alya.

Arga langsung mengambil posisi di belakang salah satu rak, bersiap dengan senjatanya. Damar menyiapkan granat asap, berjaga-jaga jika mereka perlu kabur dengan cepat.

Sekelompok pasukan Helios muncul di pintu, lengkap dengan senjata otomatis. Mereka tampaknya sedang berpatroli, tetapi langkah mereka melambat saat melihat pintu ruangan penyimpanan terbuka.

“Periksa ke dalam,” perintah salah satu dari mereka.

Ketegangan meningkat. Arga memberi isyarat kepada Alya untuk menunggu sampai pasukan itu masuk lebih jauh ke dalam ruangan. Ketika mereka cukup dekat, Arga melompat keluar dari persembunyiannya dan menembak dua musuh dengan cepat.

“Sekarang!” teriaknya.

Alya dan Damar ikut keluar dari tempat persembunyian, menyerang pasukan Helios yang tersisa. Suara tembakan bergema di seluruh ruangan, tetapi tim Arga berhasil menghabisi semua musuh sebelum ada yang sempat melaporkan keberadaan mereka.

“Cepat, Lina, kita tidak punya banyak waktu!” kata Arga sambil membantu Alya memeriksa senjata musuh untuk amunisi tambahan.

“Sudah hampir selesai!” jawab Lina sambil mengetik cepat di panel kontrol. Setelah beberapa detik, layar panel menunjukkan peta markas Helios dengan jelas.

“Aku menemukan lokasi pusat kontrol utama mereka,” katanya. “Tapi ada masalah.”

“Apa?” tanya Damar.

“Pusat kontrol itu ada di sektor yang paling terlindungi,” jawab Lina. “Mereka memiliki sistem keamanan tingkat tinggi dan beberapa lapisan pertahanan otomatis. Kita harus melewati banyak rintangan untuk sampai ke sana.”

Arga mengepalkan tangannya. “Kita tidak punya pilihan lain. Kalau kita bisa menghancurkan pusat kontrol itu, kita bisa melumpuhkan operasi mereka secara keseluruhan.”

Alya mengangguk setuju. “Kita sudah sejauh ini. Tidak ada jalan untuk mundur.”

---

Mereka melanjutkan perjalanan dengan lebih hati-hati, mengikuti peta yang Lina unduh dari panel kontrol. Jalur yang mereka lalui semakin rumit, dengan banyak pintu otomatis dan lorong bercabang.

Di salah satu persimpangan, mereka menemukan sebuah ruang kecil yang dipenuhi monitor dan konsol komputer. Damar segera memeriksa salah satu konsol dan menemukan bahwa ruangan itu digunakan untuk mengawasi seluruh markas.

“Ini bisa membantu kita,” katanya. “Dengan konsol ini, kita bisa melihat jalur mana yang paling aman untuk dilewati.”

Namun, sebelum Damar sempat menggunakan konsol itu, alarm tiba-tiba berbunyi.

“Mereka tahu kita di sini!” teriak Lina.

Lampu merah darurat mulai berkedip, dan suara langkah kaki pasukan Helios terdengar mendekat dari berbagai arah.

“Kita tidak punya waktu lagi!” kata Arga. “Damar, ambil apa pun yang bisa kau dapatkan dari konsol itu dan kita harus pergi sekarang!”

Damar dengan cepat memasukkan data ke dalam perangkatnya, lalu berlari keluar bersama yang lain.

---

Ketegangan meningkat saat mereka berlari melewati lorong-lorong sempit, dengan suara alarm dan langkah kaki musuh yang terus mendekat. Ketika mereka hampir sampai di pintu menuju sektor utama, sebuah unit drone tempur muncul dan mulai menembaki mereka.

“Lina, matikan drone itu!” teriak Arga sambil mencoba menembak balik.

Lina segera mengakses sistem drone melalui perangkatnya, sementara yang lain mencoba menahan serangan. Setelah beberapa detik yang terasa seperti selamanya, drone itu akhirnya terjatuh dan berhenti berfungsi.

“Kita berhasil!” kata Lina dengan napas terengah-engah.

“Tapi mereka pasti sudah menyiapkan lebih banyak pasukan di depan,” kata Alya. “Kita harus bersiap.”

Arga menatap pintu besar di depan mereka. Di balik pintu itu, mereka tahu bahwa tantangan terbesar menunggu. Namun, dengan keberanian dan tekad yang kuat, mereka melangkah maju, siap menghadapi apa pun yang akan mereka temui.

---

1
La Otaku Llorona <33
Tungguin lama-lama juga bikin kangen 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!