Kenzo Abriano sang mafia datang kenegara X untuk bertemu ibunya, ia tidak menyangka hari pertama kedatangan dia dituduh melakukan pembunuh, untuk membersihkan namanya ia harus berkerja sama dengan polisi, bagaimana ia akan menghadapinya saat orang terdekat dan tersayang menjadi terancam karena keterlibatannya mengungkap kematian saudaranya yang tidak memiliki kejelasan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Loka Jiwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 Mulai bekerja
Kenzo duduk diruang tamu, ia melihat alamat surat dan tulisan Kenza dari kontak yang ditinggalkan, Khayra yang keluar kamar melihat Kenzo sedang memperhatikan barang berserakan didepannya, ia menghampiri Kenzo.
" Kak." Khayra lalu duduk disamping Kenzo, Yura duduk didepannya, melihat majikannya.
" Ini semua adalah peninggalan Kenza, tetapi Kakak sama sekali tidak mengerti." Khayra melihat dan membacanya, ia juga tidak mengerti karena Kenza tidak pernah membicarakan pekerjaan padanya. Anggraini menyiapkan makanan dimeja makan, ia melihat kedua anaknya ngobrol, Anggraini bersyukur bahwa Khayra sama sekali tidak terguncang dengan peristiwa yang hampir merenggut nyawanya.
" Sewaktu kakak kedesa kemarin, Kenza mencari tau tentang keluarga 20 tahun yang lalu, janda anak 2 bernama Tiara." kata Kenzo, Anggraini mendengar pembicaraan mereka.
" Tiara?" Sambung Anggraini, Kenzo dan Khayra langsung menoleh pada ibunya.
" Mama kenal?" tanya Kenzo.
" Tiara yang meninggal gantung diri meninggalkan kedua anaknya?" Kenzo langsung mengangguk.
" Bagaimana mama tau?" Anggraini menghela nafas berat lalu berjalan menghampiri kedua anaknya.
" Dia istri pamanmu."
" Hah?" Kenzo dan Khayra serempak terkejut tidak percaya bahwa keluarga mereka memiliki sisilah seperti itu.
" Paman Arthur?" tanya Khayra hampir tidak percaya.
" Paman Arthur Abriano, bagaimana mungkin, dia orang yang lemah lembut dan penyayang? Bagaimana bisa ia menelantarkan istri dan anaknya?"
" Kalau kamu ingin tau lebih detailnya, kau temui dia, mama hanya pernah mendengar dari papamu bahwa Tiara adalah istri pertama yang dibuang karena ia mencintai istri keduanya, penyebabnya mama tidak tau."
" Aku tidak menyangka kalau paman laki-laki brengsek." kata Khayra.
" Makan dulu." Anggraini berdiri menuju meja makan yang sudah ia siapkan, Kenzo, Khayra dan Yura mengikuti dari belakang untuk makan bersama.
" Tuan muda, tuan besar sudah berpesan jika tuan muda tidak mengurus perusahaan yang ada disini maka anda disuruh kembali ke Italia." kata Yura hati-hati, akhirnya Yura berani mengatakanya saat tenang. Kenzo mendengus kesal, perjanjian agar ia bisa pulang adalah mengurus perusahaan disini membantu pamannya, sudah 3 bulan ia disini tetapi sama sekali tidak pernah menginjakkan kaki perusahaan.
" Itu bagus, sekalian kau bisa menyapa pamanmu untuk menanyakan masa lalunya." Kenzo berfikir sebentar, ia sebenarnya tidak mau mengurus perusahaan sebelum kasus Kenza selesai tetapi ayahnya karena kasus Khayra membuatnya berubah fikiran. orang tua hanya ingin anaknya hidup dengan baik, tidak ingin anaknya mengalami musibah, jadi tidak heran jika permintaan itu ia ungkit setelah mendengar apa yang terjadi, Kenzo pun yakin bahwa apapun yang terjadi disini akan tetap sampai pada ayahnya. Kata orang dinding punya telinga, ayahnya punya banyak mata-mata.
" Anda terus mengabaikan pesan tuan besar, karena itu tuan besar mengirim pesan padaku." kata Yura pelan, Kenzo mengangguk, ia dapat mendengar Yura walaupun berbicara pelan.
Selesai makan Khayra menemui Kenzo lalu duduk disampingnya, menatap wajah Kenzo dengan intens, Kenzo menghela nafas. " Bukankah kamu sudah tau kakak pernah mengirim surat lamaran di perusahaan properti sewaktu kita ditaman, bukan salah kakak tidak dipanggil, kakak sudah mengirim surat lamaran di perusahaan paman, tapi tidak ada panggilan ya gimana lagi." Khayra langsung tertawa.
" Papa ada nelpon Khayra, katanya wajib kakak datang bantuin paman."
" Katakan, apa yang papa janjikan sama kamu?" tidak pernah Khayra memaksa seperti ini kecuali ada sesuatu di baliknya.
" Akhir semester nanti aku mau ke Italia ketemu papa, kasian papa pusing mikirin kakak sekalian aja aku bantuin."
" Dasar." Kenzo menoel kepala Khayra, gadis itu hanya cengengesan. Setelah mengobrol sebentar Khayra masuk kamar.
Kenzo duduk terdiam, dia sepertinya memang harus pergi menemui pamannya, tetapi untuk mengetahui masa lalunya ada harga yang harus dibayar. Ia menghela nafas berat, Yura melihat majikannya berfikir sangat keras. Ia tidak pernah melihat tuannya seperti ini bahkan ketika ia menaklukkan pasar gelap mafia.
Keesokan harinya Kenzo dan Yura pergi ke perusahaan AS grup, Kenzo menemui resepsionis dan mengatakan ingin bertemu tuan Arthur, saat ini tuan Arthur sedang rapat jadi Kenzo disuruh menunggu. Banyak karyawan yang berlalu lalang melihat mereka berdua menunggu diruang tunggu.
banyak dari mereka cekikikan tertawa saat melihat mereka, ada yang menyapa melambai, kiss by, dan segala macam menggoda, Kenzo membalas mereka apa yang mereka lakukan, Yura yang melihat tuannya seperti itu menggelengkan kepala, ia tidak tau bahwa tuannya begitu genit dan sambil berfikir apa yang akan dilakukan Adriana jika melihat ini, apakah dia akan mematahkan kaki Kenzo atau menghajarnya sampai tidak bisa bangun dari tempat tidur.
Sudah 3 jam mereka menunggu tetapi tidak ada kabar sama sekali, Kenzo menahan kesal, ia tidak pernah menunggu orang lain selama ini, biasanya orang lainlah yang menunggu dirinya. Kenzo jadi menemui resepsionis itu lagi dan bertanya apakah sudah selesai resepsionis mengatakan belum membuat Kenzo kesal.
" Rapat apa sampai 3 jam lebih, apa yang dibahas oleh Arthur gila itu sampai 3 jam." kata Kenzo marah, kesabaran sudah hilang. Resepsionis itu terkejut melihat Kenzo berbicara seperti itu.
" Tuan, jaga bicara anda, dia adalah direktur perusahaan." kata wanita itu.
" Aku ingin bertemu dia sekarang, katakan Kenzo datang, atau jangan-jangan kau tidak mengabari dia sama sekali dari tadi." Tuduh Kenzo. Wanita itu dengan sabar menjelaskan bahwa ia memiliki Klain penting sehingga tidak bisa diganggu, jadi ia akan mengabarinya setelah rapat, mendengar itu Kenzo langsung memukul meja resepsionis.
Semua orang terkejut melihat Kenzo memukul meja resepsionis, resepsionis itu terkejut lalu menelpon satpam untuk mengusir mereka, melihat mereka bertingkah seperti itu Kenzo semakin kesal.
" Kalau aku keluar dari tempat ini, pekerjaanmu akan dipertaruhkan." katanya, Dua satpam sudah berlari kearah mereka menemui resepsionis.
" Pak direktur tidak berpesan apapun kalau dia memiliki tamu penting, anda tidak memiliki janji temu dengan pak direktur jadi anda harus menunggu, tetapi jika anda membuat kekacauan ditempat ini saya terpaksa mengeluarkan anda." kata wanita itu menahan marah. Wanita itu masih menahan satpam agar tidak menyeret Kenzo keluar.
Kenzo menghela nafas berat, lalu mengeluarkan ponsel, ia kehilangan nomor kontak pamannya jadi ia tidak bisa menghubungi pamannya. Kenzo menelpon ayahnya. panggilan terhubung.
" Aku kehilangan nomor paman pa." katanya
" Akhirnya kau mau juga menelpon papa, sudah berapa lama kau mengabaikan pesan papa?" teriak Harry diseberang telepon, Kenzo segera menjauhkan telinganya dari ponsel.
" Kenzo sibuk."
" Anak durhaka."
" Kirim nomor paman..." Kenzo melihat sekelompok orang baru saja keluar lift, ia langsung memutuskan panggilan dan segera menghampiri orang yang baru saja keluar. Kenzo menunggu orang itu mengantar Klain barulah ia menemuinya. Seorang wanita dan pria yang berusia sekitar 25 yang tersenyum ramah, setelah melihat Kenzo datang mereka sedikit bingung.
" Apa rapatnya sudah selesai?" tanya Kenzo, kedua orang itu secara refleks mengangguk.
" Akhirnya...bawa aku menemui tuan Arthur." kata Kenzo.
" Hah? Apa anda memiliki janji temu dengan Pak direktur?" tanya pria itu, Kenzo sekarang benar-benar kesal.
" Jika tidak ada kami tidak bisa mengantar anda." kata wanita itu. Gigi Kenzo gemeretuk menahan marah, dia tidak menyangka akan sesulit ini. Kedua orang itu langsung pergi.
" Kesabaranku sudah habis." kata Kenzo menahan diri untuk tidak berteriak.
" Sabar tuan muda." kata Yura dengan wajah datar, Kenzo melihat Yura dengan wajah datar seperti mengejek dirinya, ia menatap tajam pada Yura. Berkali-kali ia menarik nafas lalu menghembuskan seperti orang berolahraga pernapasan. Notif masuk, Kenzo segera mengecek, ayahnya mengirim nomor pamannya. Kenzo langsung menghubungi nomor itu.
" Halo." kata suara diseberang telepon.
" Hei...apa kau presiden? Sulit sekali untuk bertemu." teriak Kenzo marah, semua karyawan yang ada disana memperhatikan Kenzo yang berteriak marah, mereka tidak tau siapa yang sedang Kenzo telpon.
" Kenzo? kapan kau datang?"
" Aku ada dibawah, 5 menit jika tidak muncul aku akan pulang." kata Kenzo lalu memutuskan panggilan. Ia sangat kesal lalu duduk diruang tunggu.
Tak lama Arthur segera berlari bergegas menemui Kenzo, dengan wajah kesal ia melihat pamannya. Perusahaan yang ada disini adalah milik Kenzo sebagai pewaris, pamannya adalah orang pemegang sementara sampai Kenzo mendudukinya.
" Kenapa tidak bilang kau di sini?" kata Arthur, ia tau bahwa Kenzo sedang kesal.
" Paman tau berapa lama aku menunggu, hampir 4 jam aku disini, dan aku hampir diusir." kata Kenzo, semua orang tercengang bagaimana direktur mereka menghargai orang yang mereka abaikan, ia bahkan turun sendiri menemui orang ini.
" Kau ingin melampiaskan kemarahan disini untuk ditonton semua orang atau ke ruanganku dulu." Kenzo menghela nafas, lalu mengikuti Arthur naik keatas gedung 20 lantai ini.