NovelToon NovelToon
I Am A Perfect

I Am A Perfect

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Perjodohan / Romansa-Teen angst
Popularitas:707.3k
Nilai: 5
Nama Author: dewi wahyuningsih

Pemahaman yang salah mengenai seorang anak, pada akhirnya akan membuat hati anak terluka, dan memilih jalannya sendiri untuk bahagia.
Bahkan parahnya, seorang anak harus merasa jika rumah yang ia tinggali, lama kelamaan berubah menjadi neraka baginya.

Seorang gadis bernama Mirelia, hidup di keluarga yang semuanya adalah seorang pengusaha meski bukan pengusaha yang sukses. Ayahnya memiliki beberapa toko bangunan yang lumayan terkenal, juga selalu mendapatkan omset yang jauh dari cukup. Ibunya adalah penjual kue kering online yamg juga sudah banyak memiliki langganan, bahkan ada beberapa selebriti yang memesan kue darinya. Kakaknya juga seorang gadis yang cantik, juga sangat membantu perkembangan toko sang Ayah.

Mirelia? Gadis itu hanya mengisi peran sebagai anak yang manja. Bahagiakah? Tidak! Dia ingin melakukan banyak hal yang bisa membuat orang tuanya bangga, tapi sialnya dia selalu saja gagal dalam meraih usahanya.

Suatu ketika, seorang pria datang dengan tujuan untuk dijodohkan dengan Mirelia, tapi masalahnya adalah, sang kakak nampak jatuh hati tanpa bisa disadari Mirelia lebih cepat.

Akankah laki-laki itu mengubah hidup Mirelia? Ataukah dia akan menjadi pasangan kakaknya?

Lalu, bagaimana Mirelia menemukan kebahagiannya? Bagaimana Mirelia bisa menunjukkan sesuatu yang mampu membuat orang tak lagi menganggapnya manja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi wahyuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

When you go

Ibu Ana, Ayah Luan, juga Derel kini berlari mencari keberadaan Mire di sebuah bandara. Mereka terus berteriak memanggil nama Mire, berharap masih sempat bertemu dengannya. Masih tak menemukan Mire, mereka berlari ke tiga arah yang berbeda, hingga akhirnya Ibu Ana melihat Mire, dia ingin langsung menghampiri putrinya, tapi langkah kakinya terhenti saat Ibu Tini, atau Ibunya Lusi memeluk Mire, dan Mire juga nampak sangat dekat, bahkan terlihat seperti sudah terbiasa bermanja-manja dengannya. Tak sampai disitu saja, Ayahnya Lusi juga memeluk Mire, mengusap punggungnya, lalu kepala, dan mencium kepala Mire seolah Mire juga dekat dengannya.

" Dengar ya, kalian berdua harus selalu akur, tidak boleh bertengkar, dan saling membantu dan menguatkan. Kami disini akan mendoakan mu, dan menunggu kalian kembali dengan sukses yang sudah kalian raih. " Ucap kakaknya Lusi mengusap wajah Mire dan Lusi bersamaan dengan kedua tangannya. Mire dan Lusi mengangguk setuju, lalu tak lama Mire mencium pipi kakaknya Lusi, Ibu Tini, dan juga suaminya.

" Mire.... " Panggil Ibu Ana yang tak lagi berdaya karena rasa sakit melihat putrinya ternyata malah diperlakukan dengan begitu baik, dan dia juga terlihat sangat bahagia hingga sama sekali seperti tidak mengingat keluarganya lagi.

" Ayah, Ibu, kakak, kami berangkat dulu! " Ucap Mire dan Lusi bersamaan, Lalu mereka berdua melambaikan tangan sembari menjalankan kaki mereka.

" Mire... " Panggil Ibu Ana pelan, mungkin juga hanya dia yang bisa mendengar suara itu. Kakinya lemas, begitu juga dengan tubuhnya hingga tak kuasa menahan tubuhnya, lalu jatuh terduduk di lantai bersamaan dengan air matanya.

" Ibu? " Derel yang baru saja sampai terkejut melihat Ibunya terduduk sembari menangis tersedu-sedu.

" Ada apa Ibu? " Tanya Derel seraya memeluk Ibunya agar menjadi lebih tenang.

Masih tak bicara hingga waktu yang lumayan lama, tapi untunglah Derel masih setia menenangkan Ibunya.

" Derel? Ibu? Ada apa? " Ayah buru-buru dia mendekat, lalu membenahi posisi sang istri agar berdiri, dan dia memegangi agar tak jatuh duduk lagi di lantai.

" Apa yang terjadi, Derel? Apa kalian sudah bertemu Mire? " Tanya Ayah Luan.

" Belum, tapi aku tidak tahu dengan Ibu. Saat aku datang Ibu sudah duduk di lantai sembari menangis. " Ujar Derel lalu mengusap lagi punggung Ibunya yang masih belum hilang wajah syok dan sedihnya.

" Pak Luan, Ibu Ana? Kalian apa kabar? " Sapa Ayahnya Lusi dan keluarganya yang tak sengaja melintas.

Bukannya menjawab sapaan itu dengan ramah, Ayah Luan justru mendelik marah seolah keluarga Lusi memilki kesalahan besar padanya.

" Ibu Ana, baik-baik saja? " Ibu Tini mencoba mendekat karena merasa kasihan, tapi dengan sinis Ayah Luan mengucapkan kata-kata yang membuat Ibu Tini tak mau lagi melangkahkan kaki lebih dekat.

" Kalau bukan didikan dari seorang kriminal, putri kalian pasti tidak akan mempengaruhi putriku untuk membantah. "

Ibu Tini mengeryit menatap bola mata Ayah Luan yang nampak jelas sekali menunjukkan dendam dan kemarahan yang amat luar biasa.

" Kata-katamu barusan sungguh tidak berperasaan, Luan. " Ucap Ibu Tini yang terlihat tidak takut, malah dia juga terlihat terpancing emosi nya.

" Kau lihat sendiri buktinya kan? Karena berteman dengan putri kalian, dia terus menentang ku, dan pada akhirnya dia meninggalkan kami semua! "

Ayahnya Lusi diam, bukannya tidak marah, tapi melayani kemarahan Ayah Luan sama saja membuktikan bahwa ucapannya benar.

" Ibu, kita pulang saja ya? " Ajak Ayahnya Lusi seraya meraih tangan Ibu Tini untuk dia bawa pulang.

" Tunggu, yah! " Ibu Tini menatap bola mata Ayah Luan tidak kalah tatapan marahnya.

" Mire pergi memang karena semangat yang diberikan oleh putriku, disaat dia ingin sekali membuktikan kepada keluarganya bahwa dia bisa membanggakan, kalian justru menjatuhkannya, mematahkan sayapnya yang baru saja akan mengembang, perlahan-lahan mencoba menghapus senyum indah putri kalian, dan memaksanya hidup di kurungan hampa tanpa kalian perduli, dia, Mirelia putri kalian. Dia anak yang baik, polos, ceria, manja, pengertian, dia tahu bagiamana membuat dirinya bahagia dan membuat orang lain bahagia. Kalian ingin membuatnya hidup tapi terasa mati huh?! Kalian lupa kalau Mire itu punya hati?! Kalian ini orag tuanya, tugas kalian membahagiakan anak, menyemangati, bukan memaksanya untuk memuaskan keinginan kalian yang egois itu. "

" Ibu, berhentilah bicara, ayo kita pulang. " Ayahnya Lusi menarik paksa tangan istrinya untuk menjauh dari keluarga Luan agar tak semakin membuat ribut, dan orang-orang berhenti memperhatikannya. Sekarang tinggallah kakaknya Lusi disana.

" Mire menderita beberapa bulan terakhir ini, meskipun dia tidak menceritakan apapun pada kami, tapi kami bisa melihat dia sering melamun, dan menangis diam-diam. Aku mengatakan ini bukan untuk menyalahkan kalian, hanya saja Mire seolah sangat tersiksa hingga kadang tidak fokus saat di ajak bicara. Ibu, dan bapak Luan, saya berdoa agar semuanya akan baik-baik saja, dan semoga Lusi juga Mire kembali dengan sehat, dengan ilmu yang lebih banyak, dan sukses di masa depan. " Kakaknya Lusi tersenyum, lalu berjalan pergi.

Sekembalinya dari bandara, Ibu Ana terdiam sama sekali tak mengeluarkan satu kata pun lewat bibirnya. Dia mengingat kembali senyum indah Mire saat berpamitan dengan keluarga Lusi, saling memeluk dan manja seperti Mire sebelumnya.

Tangannya gemetar, air matanya luruh tak tertahankan. Ibu Ana kini menatap kedua tangannya yang dulu sering ia gunakan untuk mengelus kepada Mire, menepuk punggungnya saat malam Mire datang dengan alasan mimpi buruk, dan tidur di tengah-tengah orang tuanya dengan tubuh gemetaran. Sekarang dia mulai berpikir, saat Mire mimpi buruk tapi dilarang datang ke kamar orang tuanya, bagaimana Mire menenangkan dirinya? Apakah menangis sendirian di dalam kamar? Apakah dia akan tidur di bawah meja seperti yang Derel pernah ceritakan?

" Mire.... "

Entah akan sejuta kali memanggil nama itu, tapi sayangnya si pemilik nama tidak akan muncul hingga waktu yang lumayan lama. Belum jelas kapan Mire kembali, tapi hatinya terus berharap bahwa sesegera mungkin Mire akan datang padanya, dan dia janji tidak akan sekalipun meminta Mire untuk mengikuti apa keinginan Ayahnya.

Ayah Luan dan Derel juga merasakan hal yang sama. Mereka mengingat setiap kata yang keluar dari Ibu Tini, jiga kakaknya Lusi. Tida tahu apa pentingnya Mire bagi keluarga Lusi, mungkin saja mereka sengaja membujuk Mire agar Lusi memiliki teman disana, batin keduanya setelah lelah memikirkan hal itu.

***

Drago mengeryit terus menatap ponselnya yang masih belum mendapatkan pesan dari Mire. Aneh, padahal setiap pagi Mire akan mengirimnya pesan, Selamat pagi? Apakah dia lupa? Batin Drago.

Tak ingin memikirkan hal itu, Drago dengan segera memakai setelah baju rapih untuk melihat restauran yang akan mulai digunakan Minggu depan.

Bersambung

1
Neng Alifa
jadi versi terbaik dirimu sndiri
Neng Alifa
anak saya 3 . saya membebasan cita" mereka mau jdi apa asalkn bnr dan sebagai ortu saya hanya mengarahkan saja.
Jopiterreincaley
Luar biasa
tutiana
luar biasa
Novi Ananta
Luar biasa
Indah Lestari
novelnya keren bangetttss,,, bahasa yang di gunakan juga mudah dipahami, tidak bertele-tele, jalan ceritanya juga bagus. bikin mewek, bikin senyum, bikin nangis juga... love u thorrrr.
martina melati
kalo anak gk terjerumus dg hal2 negatif hargai donk, ayah... ktimbang anak main hp terus kerjaanny (gaming) iy kalo coding...
martina melati
astaga ... koq ada y ayah spt gitu... gk murah lho beli kuas ato cat air, cat arkelic buat melukis... cryoon,spidol jg mahal aplg kanvas...
martina melati: saya dulu jg hobi melukis, ikut lomba jg tp gk pernah menang... sampe semifinal gugur... banyak yg lebih unggul mlukis/Joyful/
total 1 replies
martina melati
iy enak ice cream... nih baca novel sambil jilat ice cream /Drool/
Rochma Wati
Luar biasa
martina melati
iy s7 thor.... kadang bakat anak berbeda dg sodarany...
martina melati
iy betul...
Khairul Azam
ini bapak sama derel ini sama sama gendeng nya, klo dia takut mere seperti ibunya itu bukan salah mereka tp krn salah pak luan sama ibu ana
Khairul Azam
nangis aku 🤭
Putri Windasari
utk k2 kali nya aq baca inj..
udh tau jln ceritanya,tapi tetep aja meweek,,sumpaah banjir air mata gue thor..aq tau gimna sakit ny mire,krn aq jg merasakan apa yg dia rasakan 😭
Paulina Marlin
aduh air mata ku
Paulina Marlin
novel mu bikin aku nangis .nyata dengan kehidupan sehari hsri
Uba Muhammad Al-varo
sungguh sangat menyakitkan banget Mire 😭🤧😭🤧😭🤧
Uba Muhammad Al-varo
kakak Author, ceritanya Mire sungguh sangat ironis dan menyedihkan,Mire,,,,,, 😭🤧😭🤧😭🤧
Uba Muhammad Al-varo
ya Tuhan,,,,,Mere😭🤧😭🤧😭🤧
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!