NovelToon NovelToon
Bayang Perang Di Ujung Senja

Bayang Perang Di Ujung Senja

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Perperangan
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Zylan Rahrezi

Kerajaan Avaris yang dipimpin oleh Raja Darius telah menjadi kekuatan besar di benua Estherya. Namun, ancaman datang dari Kekaisaran Zorath yang dipimpin oleh Kaisar Ignatius, seorang jenderal yang haus kekuasaan. Di tengah konflik ini, seorang prajurit muda bernama Kael, yang berasal dari desa terpencil, mendapati dirinya terjebak di antara intrik politik dan peperangan besar. Dengan bakat taktisnya yang luar biasa, Kael perlahan naik pangkat, tetapi ia harus menghadapi dilema moral: apakah kemenangan layak dicapai dengan cara apa pun?

Novel ini akan memuat konflik epik, strategi perang yang mendetail, dan dinamika karakter yang mendalam. Setiap bab akan menghadirkan pertempuran sengit, perencanaan taktis, serta perkembangan karakter yang realistis dan emosional.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zylan Rahrezi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pengungkapan Gelap

Bab 28: Pengungkapan Gelap

Kael dan timnya berdiri di depan altar besar yang misterius. Udara terasa semakin padat, dengan tekanan energi yang sangat kuat mengalir dari altar itu. Semuanya merasa seperti ada sesuatu yang mengawasi mereka, entitas yang tidak terlihat namun sangat nyata, bersembunyi dalam kegelapan ruangan itu. Kael melangkah maju, dan setiap langkahnya terasa semakin berat, seolah-olah ada tangan tak terlihat yang menahan mereka.

“Ini... apa yang sebenarnya kita hadapi di sini?” Aria bertanya, suaranya gemetar sedikit.

Kael tidak menjawab langsung. Sebaliknya, dia menatap altar itu dengan cermat. Di atasnya, terdapat simbol-simbol yang lebih kompleks dan berlapis, bercahaya samar. Namun yang paling menarik perhatian adalah sebuah batu besar yang tertanam di tengah-tengah altar, memancarkan cahaya biru redup yang seolah-olah hidup.

“Itu Batu Kekuatan,” kata Kael, lebih kepada dirinya sendiri daripada kepada timnya. “Batu itu adalah kunci untuk memahami seluruh dunia ini.”

“Batu Kekuatan?” Rian bertanya, melangkah lebih dekat. “Apa itu? Apa hubungannya dengan kita?”

“Batu itu bukan hanya simbol kekuatan,” jawab Kael. “Itu adalah sumber dari banyak kekuatan yang telah mengendalikan dunia kita selama ini. Tanpa Batu Kekuatan, dunia ini akan terbalik. Namun, dengan kekuatan yang terkandung di dalamnya, ada risiko besar. Batu ini bisa mengendalikan atau menghancurkan seluruh dunia.”

“Jadi, apa yang harus kita lakukan?” Aria bertanya, menatap Kael dengan cemas.

Kael menghela napas panjang, merenung sejenak. "Kita harus menghancurkannya. Batu ini terlalu kuat untuk dibiarkan ada. Kekuatan yang ada di dalamnya telah mengikat dunia ini dalam keseimbangan yang rapuh, dan semakin lama kita biarkan, semakin besar ancaman yang ditimbulkannya."

Namun, saat dia mendekati batu itu, sebuah suara yang dalam dan menggema terdengar, seakan-akan berasal dari seluruh ruangan.

“Jangan coba untuk menghancurkannya,” suara itu menggetarkan dinding-dinding ruangan, membuat setiap anggota tim terdiam sejenak. “Kamu yang tidak tahu apa-apa, Kael. Batu ini adalah penyeimbang dunia. Jika kamu menghancurkannya, maka kamu akan menghapuskan lebih dari sekadar dunia ini. Kamu akan menghapuskan eksistensi itu sendiri.”

Semua mata tertuju pada Kael, yang tampaknya terkejut namun tetap teguh. “Siapa yang berbicara?” Kael bertanya, suaranya penuh kewaspadaan.

“Ini aku, entitas yang telah ada sejak awal zaman,” suara itu kembali terdengar, lebih kuat kali ini, bergema di setiap sudut ruangan. “Aku adalah penjaga Batu Kekuatan. Aku menjaga keseimbangan yang telah ada selama ribuan tahun. Tanpa aku, dunia ini akan terjerumus dalam kehancuran.”

Kael menatap ke arah batu itu, dan kali ini, dia bisa melihat bayangan samar di dalamnya. Seperti sesosok makhluk yang tersembunyi di baliknya, menunggu untuk berbicara lebih jauh.

“Keseimbangan yang kamu sebutkan itu…” Kael mulai berbicara, menahan gejolak amarah yang muncul dalam dirinya. “Keseimbangan yang kamu jaga telah menyebabkan penderitaan. Dunia ini dikuasai oleh kekuatan yang tidak adil, yang menindas mereka yang lemah. Apa yang kamu sebut keseimbangan adalah ketidakadilan bagi banyak orang.”

“Penderitaan?” suara itu tertawa, seolah tidak terpengaruh dengan kata-kata Kael. “Keseimbangan bukanlah tentang kebahagiaan, Kael. Itu tentang menjaga dunia tetap ada. Tanpa pengorbanan, dunia ini akan hancur. Semua yang ada di sini adalah bagian dari takdir yang lebih besar.”

Aria menatap Kael dengan cemas, “Kael… kita tidak bisa membiarkan ini terus berlanjut. Kekuatan yang ada dalam Batu Kekuatan harus dihentikan.”

Kael mengangguk, menggenggam pedangnya lebih erat. “Kita tidak punya pilihan. Kita harus menghancurkannya, meskipun itu berarti mengubah segalanya.”

Namun, sebelum Kael bisa melangkah lebih jauh, bayangan yang samar di dalam batu itu semakin jelas. Sebuah bentuk besar mulai muncul, tubuhnya bercahaya dengan aura gelap yang sangat kuat. Itu adalah makhluk besar dengan tanduk melengkung dan mata yang bersinar merah, yang tampaknya berasal dari kegelapan itu sendiri.

“Apa yang kamu coba lakukan, Kael?” makhluk itu berbicara, dan suaranya penuh dengan kekuatan. “Kamu tidak tahu apa yang sedang kamu lawan. Batu Kekuatan bukanlah benda biasa. Itu adalah jiwa dari dunia ini. Tanpa Batu Kekuatan, tidak akan ada kehidupan di dunia ini. Kamu ingin menghancurkan kehidupan itu?”

Kael merasa hatinya berdebar kencang. Kekuatan yang ada di hadapannya jauh lebih besar dari apa yang bisa dia bayangkan. Namun, dia tahu apa yang harus dia lakukan. Dunia ini, dengan semua penderitaan dan ketidakadilan yang ada, tidak bisa dibiarkan terus berlanjut seperti ini.

“Batu ini harus dihancurkan,” Kael berkata tegas, matanya menyala dengan keyakinan. “Tidak ada alasan untuk mempertahankan keseimbangan ini jika itu hanya menyebabkan penderitaan bagi yang lemah.”

Dengan kata-kata itu, Kael mengangkat pedangnya tinggi-tinggi, bersiap untuk menghancurkan Batu Kekuatan. Namun, makhluk yang ada di dalam batu itu tertawa keras, seolah-olah menyambut perlawanan Kael.

“Jika kamu menghancurkannya, Kael, kamu akan tahu konsekuensinya. Semua yang ada di dunia ini akan berubah, dan kamu akan merasakan kehancuran yang jauh lebih besar daripada yang bisa kamu bayangkan.”

Kael tidak mundur. Dengan kekuatan yang ada dalam dirinya, dia mengayunkan pedangnya dengan penuh tekad. Batu Kekuatan itu harus dihancurkan, tidak peduli apa pun yang terjadi. Dunia harus bebas dari belenggu kekuatan yang menindas ini.

Namun, saat pedang Kael menyentuh batu itu, sesuatu yang tidak terduga terjadi.

1
Roni Sakroni
mantap bagus critanya
Roni Sakroni
dmn ibunya kael...??
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!